Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

Malam Rabu lalu saya ke Kendari seorang diri. Seperti beberapa kali perjalanan ke Kendari yang saya lakukan sebelum-sebelumnya, perjalanan kali ini juga dalam rangka perjalanan dinas. Saya mewakili kantor kami menghadiri undangan yang diadakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah bersama BI Sultra dan BPS Sultra yang akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Februari 2023.

Baca Juga: A day in my life, Rabu 22/02/2023

Kok bisa jalan sendiri, Neng? Sebenarnya, perjalanan dinas ini gak saya lakukan sendirian melainkan bersama kepala dinas, namun karena beliau berangkat Selasa siang bersama kepala dinas lain dan berangkatnya lewat pelabuhan Baubau jadi saya gak bisa bersama-sama beliau. Karena sesuatu dan lain hal, saya memilih berangkat pada Selasa malam ke Kendari via pelabuhan Raha.

Penunjukan keberangkatan saya ini lumayan tiba-tiba. Senin lalu, pak kadis meminta saya untuk berangkat menghadiri kegiatan ini. Saya ditunjuk karena saat ini menjabat sebagai koordinator enumerator harga pangan kecamatan dalam kegiatan Satgas Pangan di dinas kami yang merupakan salah satu kegiatan untuk mengendalikan inflasi di daerah.

Kalo boleh jujur, sebenarnya saya gak siap menerima perintah ini. Ada banyak hal yang membuat saya berat mengiyakan, namun yang paling berat adalah karena saya takut jalan sendiri. Walau pak kadis juga ikut menghadiri kegiatan ini tapi saya gak mungkin dong jalan bareng beliau selama di Kendari? Saya gak akan seberani itu "ngekor" pada Bapak, apalagi beliau jalan bareng teman-temannya sesama kepala dinas. Apalah saya yang hanya seorang staf mau sok-sokan ikut bergabung bersama mereka, hehehe

Namun karena ini perintah, mau gak mau saya harus berangkat. Dan mau gak mau pula saya harus memberanikan diri untuk jalan sendiri. Kota Kendari, walau udah beberapa kali saya datangi, entah mengapa masih terasa asing buat saya. Tapi tekad saya udah bulat. Saya harus membuang rasa takut itu jauh-jauh, toh selama di Kendari saya udah tahu akan ngapain. Hotel tempat beristirahat saat tiba di sana juga udah saya tentukan dan untuk ke sana dan ke tempat pelaksanaan kegiatan, saya gak perlu naik angkot dan merasa takut dibawa lari sopir angkotnya (iyaa, kalo naik angkot di tempat baru saya memang suka overthinking bakalan dibawa lari sama sopirnya, hahaha 🤣🙈) karena saya akan naik taksi online. Apa yang kamu takutkan, Ira? Ayo berangkat!

Sebenarnya, melakukan perjalanan dinas seorang diri bukan baru pertama kali saya lakukan. Saat masih bekerja di perusahaan swasta beberapa tahun lalu, saya beberapa kali berangkat sendirian mewakili kantor cabang Baubau mengikuti kegiatan yang diselenggarakan kantor pusat, malah tempatnya lebih jauh dari hanya sekadar Kota Kendari. Saat itu, kegiatannya dilaksanakan di Jakarta dan Bogor.

Baca Juga: Daftar kota yang pernah saya kunjungi

Memangnya saat itu saya berani jalan sendiri? Sebenarnya saya takut sih, tapi karena udah ditunjuk yaa saya harus berangkat. Membatalkan keikutsertaan karena alasan takut tentu bukan hal yang bisa diterima.

Lalu apa bedanya perjalanan saat itu dengan perjalanan kali ini? Setelah saya ingat-ingat, yang membuat saya lebih tenang saat itu adalah karena merasa nyaman karena udah tahu saat tiba di bandara nanti akan ada tim penjemput yang sedang menunggui saya. Fasilitas penjemputan inilah yang gak saya dapatkan saat melakukan perjalanan saat ini.

Karena merasa "ditunggui", hati jadi lebih tenang dan rasa takutpun perlahan-lahan berkurang. Alasan lain adalah setelah tiba di sana, saya bakalan ketemu banyak teman sesama staf yang sama katronya dengan saya karena kami sama-sama berasal dari daerah, hahaha 😆😝. Tapi benar loh, bertemu teman senasib tuh rasanya membahagiakan sekaligus melegakan hati, hahaha.

Back to perjalanan saya kali ini

Walau udah menguatkan tekad dan memberanikan diri, faktanya saya masih juga merasa takut, apalagi saat naik kendaraan dari pelabuhan ke hotel, wiihhh hati saya deg-degan parah. Entahlah mengapa seperti itu padahal udah naik taksi online yang dipesan via aplikasi. Hati saya baru tenang setelah turun dari taksi dan check in di hotel.

Baca Juga: Serba-serbi tugas luar

Saya baru mulai menikmati perjalanan ini setelah berbaring sejenak. Setelah sarapan, saya mulai bersemangat. Mungkinkah rasa takut yang saya rasakan disebabkan karena kurang istirahat saat di kapal ataukah karena belum sarapan? Hmm bisa jadi karena keduanya 😄

cekrek dulu sebelum berangkat, hehehe

foto bersama Bapak Kepala Dinas

Walau sempat kesasar karena salah alamat di aplikasi taksi online saat akan ke kantor Perwakilan BI Sultra, tempat pelaksanaan kegiatan, tapi saya senang dengan perjalanan kali ini. Saya berharap, di perjalanan berikutnya bakalan lebih seru lagi. Kemarin, saya juga punya banyak waktu untuk merenung dan mengenali diri sendiri.

Setelah menjalaninya, ternyata jalan sendiri ke tempat baru bagi orang penakut seperti saya gak semenakutkan yang dipikirkan kok. Buktinya, selain di atas taksi dari pelabuhan ke hotel, semua hal yang saya lakukan kemarin saya cukup menikmatinya dan merasa enjoy menjalaninya. Ahh jadi gak sabar pengen jalan lagi deh, hehehe 😄


Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments

Saya merasa a day in my life kali ini spesial karena akan menceritakan kegiatan saya sehari penuh saat berada di Kendari.

Baca Juga: Serba serbi tugas luar (TL)

Hari ini dimulai saat saya membuka mata dari atas KM. Teratai Prima Satu, kapal yang saya tumpangi dari Pelabuhan Raha ke Pelabuhan Kendari. Kapal ini tiba di Pelabuhan Kendari sekitar pukul 04.30 WITA. Saat itu, banyak penumpang yang langsung turun dan menuju tujuan masing-masing, namun karena saya berangkat sendiri dan masih lumayan asing dengan Kota Kendari (walau udah beberapa kali ke kota ini), jadi saya putuskan untuk menunggu hari agak terang baru menuju ke hotel tempat saya beristirahat.

Saya duduk menunggu di atas kapal sekitar dua jam lamanya. Pukul 06.30 WITA saya turun dari kapal dan memesan taksi online menuju hotel untuk beristirahat sebelum menghadiri undangan mewakili kantor saya mengikuti Capacity Building Statistik Pengumpulan Data Harga yang diselenggarakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Tenggara dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara, pada pukul 14.00 WITA di Aula Lantai 4 Kantor BI Perwakilan Sultra.

suasana pagi kota Kendari yang mendung

Hampir setengah jam saya menempuh perjalanan dari pelabuhan ke hotel. Setelah check in saya menuju ke kamar dan langsung bersih-bersih badan kemudian berbaring sejenak agar tubuh lebih rileks. Pukul 09.00 saya sarapan nasi kuning yang saya beli di pelabuhan. Setelah itu saya membuka laptop untuk blogwalking ke blog teman-teman, dilanjutkan dengan mengerjakan beberapa pekerjaan kantor yang menjadi tugas harian saya.

Baca Juga: Kebiasaan yang saya lakukan di awal ngeblog

Pukul 12.00 siang saya mandi dan bersiap-siap. Pukul 13.20 saya turun ke lobby menunggu taksi online yang udah saya pesan via aplikasi untuk berangkat ke`kantor Perwakilan BI Sultra. Jujur aja, ini adalah pertama kalinya saya melakukan perjalanan dinas seorang diri, eh gak sendiri sih sebenarnya, saya menghadiri undangan ini bersama bapak Kepala Dinas namun kami gak berangkat sama-sama dan gak tinggal di hotel yang sama juga karena beliau jalan dan tinggal di hotel yang sama dengan para kepala dinas lain.

Dan karena saya gak menguasai kota Kendari, jadi sehari sebelum berangkat udah bertanya pada teman-teman blogger di Kendari perihal lokasi kegiatan yang akan saya hadiri ini. Teman-teman udah memberikan alamatnya namun rupanya alamat tersebut gak sama dengan alamat yang tertera di aplikasi taksi online yang saya pesan. Alamat yang tertera di aplikasi adalah alamat lama. Dan yaa, jadinya saya ke tempat yang salah, huhuhu 😢. Rasanya perjalanan menuju lokasi yang saya tempuh selama kurang lebih setengah jam itu sia-sia. 

Syukurlah saat saya tiba di sana ada peserta dari Kabupaten Wakatobi yang juga mengalami hal yang sama. Kami sama-sama menjadi korban aplikasi, hehehe. Saat saya tiba, doi langsung bertanya apakah saya juga akan mengikuti acara itu. Mengetahui kami satu tujuan, doi langsung mengajak saya naik taksi online yang ia pesan untuk bersama-sama ke "alamat yang benar" sesuai yang disebutkan satpam yang sedang bertugas di situ (alamat tersebut sama dengan yang diberitahu teman saya di Kendari).

Baca Juga: A day in my life, Rabu 08/02/2023

Saat kami berangkat, waktu telah menunjukkan pukul 13.55 WITA, 5 menit lagi acaranya dimulai. Sayangnya jarak antara kantor yang lama dengan kantor yang baru ini lumayan jauh. Kami menempuh perjalanan kurang lebih 20 menitan dengan kecepatan lumayan. Dan  benar aja, saat kami tiba, acara telah berlangsung cukup lama. Kami langsung masuk ruangan dan bergabung dengan teman-teman lain yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota se-Sulawesi Tenggara. Acara berlangsung lancar. Pemaparan dari pemateri berisi "daging" semua. Acara diskusi dan tanya jawab juga berlangsung seru hingga waktu jadi gak terasa, tiba-tiba udah pukul 16.30 aja, yang mana itu berarti acaranya akan segera berakhir.

Sembari menunggu SPPD ditandatangani, kami pun melakukan foto bersama dengan peserta lain kemudian berkeliling melihat-lihat koleksi kerajinan tangan lokal dari UMKM yang dipamerkan di galeri UMKM di lantai 2 kantor perwakilan BI Sultra.

kain tenun khas Sulawesi Tenggara di salah satu sudut Galeri UMKM di gedung BI Sultra


Sebelum pulang ke hotel, saya gak lupa berfoto manja di lobby gedung BI Sultra yang terlihat megah dan mengundang decak kagum ini. Sepertinya, Kantor Perwakilan BI Sultra ini harus saya buatkan satu postingan khusus nih, hehehe. Insyaallah kalo lagi rajin akan saya buat artikelnya, tapi kemungkinan gak akan saya publish di sini melainkan di blog utama.

Setelah mengambil SPPD yang telah ditandatangani, udah pula foto-foto di lobby, saya pun memesan taksi online untuk kembali menuju hotel. Setibanya di hotel saya langsung mandi dan keluar mencari makan malam, setelah itu buka laptop dan menuliskan artikel ini. Setelah artikel ini tayang, saya akan memasukkan kembali semua barang-barang ke dalam tas sebelum akhirnya on the way ke pelabuhan naik kapal malam menuju Raha dan besok kembali ke Buton Tengah.

Baca Juga: Daftar kota yang pernah saya kunjungi

Rencananya saya akan ke pelabuhan pada pukul 21.00 WITA. Nanti di perjalanan saya akan singgah ke ATM menarik uang untuk membeli tiket dan membayar sewa mobil besok saat pulang ke Lakudo, Buton Tengah. Kapal yang menuju kota Raha akan berangkat pukul 22.00 WITA malam ini. Saya gak tahu nama kapal yang akan saya tumpangi karena belum beli tiketnya, hehehe 😁.

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan namun walau begitu, saya tetap menikmatinya. Ini adalah pengalaman baru yang seru dan saya gak nyangka ternyata jalan sendiri itu gak semenakutkan yang saya bayangkan selama ini. Saya jadi punya waktu untuk merenungi banyak hal. Sepertinya sometimes saya harus kembali melakukan hal seperti ini lagi, menikmati kesendirian dan mencoba melakukan hal-hal yang belum pernah saya lakukan selama ini.

Mungkin cara ini juga bisa dilakukan teman-teman yang sedang sumpek dan butuh hiburan, atau sedang merasa "gak baik-baik aja", sebelum memutuskan untuk cek kesehatan mental atau melakukan konsultasi psikiater, mungkin bisa menikmati me time dulu seperti nginap sendirian di hotel dan melakukan hal-hal yang disukai misalnya ke salon atau belanja ke mall dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Akhir kata, tulisan a day in my life hari ini saya cukupkan sampai di sini. Saatnya saya mematikan laptop dan kembali memasukkannya ke dalam tas sebelum akhirnya saya check out dari hotel ini dan memesan taksi online yang akan mengantar saya ke pelabuhan.

Share
Tweet
Pin
Share
24 Comments

Jujur aja, saya telat memulai perawatan wajah. Saat masih muda belia hingga usia 30-an, saya cuek banget dengan kondisi wajah. Saya pikir, asalkan rajin cuci muka, main panas-panasan gak bakalan kenapa-napa nih wajah, paling cuman menghitam dikit pasti balik lagi ke warnanya semula. Makanya saya cuek dan malas pake sunscreen, apalagi jaman now kalo berfoto udah banyak filter yang bisa dipake buat memuluskan wajah, makin malaslah diri ini melakukan perawatan hingga suatu hari saya harus menerima kondisi wajah yang rusak. Di wajah mulai muncul bintik hitam, kulit wajah kasar, pori-pori membesar dan warna kulit gak merata. Wajah ini seolah protes dan mulai menampakkan tanda-tanda penuaan dini. Saya shock banget dong!

Sejak saat itu saya mulai menyadari pentingnya perawatan wajah. Namun karena sering diserang rasa malas, perawatannya masih angin-anginan. Barulah beberapa waktu belakangan (tepatnya di tahun 2023 ini) saya rutin melakukan perawatan wajah, mencoba untuk gak pernah skip skincare baik pagi dan malam hari. Bahkan saking seriusnya, memiliki wajah lebih sehat menjadi salah satu resolusi saya di tahun 2023 ini.

Lalu apa yang saya lakukan untuk mewujudkan resolusi tersebut? Yaa seperti yang saya tulis tadi, saat ini saya selalu mengusahakan untuk skincare-an setiap hari. Dalam hal membersihkan wajah, bila sebelumnya cuman pakai face wash aja, kini selalu double cleansing yaitu memakai micellar water dulu baru kemudian cuci muka pakai sabun.

Baca Juga: Review Scarlett Brightening Facial Wash

Ngomong-ngomong tentang micellar water, sesuai judul kali ini saya ingin mereview micellar water yang dua bulanan ini rutin saya pakai, namanya adalah Purbasari Cleanface Micellar Water, ini nih penampakannya

Review Purbasari Cleanface Micellar Water

Purbasari Cleanface Micellar Water
Netto: 250 ml
Harga: Rp. 27.000,-
BPOM NA 18181201733


Fyi, micellar water dari purbasari ini memiliki dua varian yaa, yang pertama yang akan saya review ini (untuk kulit normal), dan yang kedua untuk yang kulit berminyak (kemasannya berwarna orange).

Packaging

Micellar water untuk kulit normal ini dikemas dalam botol plastik bening biasa berwarna pink fuchia dengan tutup botol flip top berwarna putih bening. Saya suka botolnya yang bening karena membuat saya bisa langsung melihat isinya jadi langsung tahu kalo produknya udah mulai habis sehingga bisa siap-siap untuk beli lagi, jangan sampe kayak kejadian yang saya alami kemarin, kehabisan sunscreen di saat hendak memakainya, untungnya masih ada stock yang tersedia jadi gak panik deh, hehehe

Review Purbasari Micellar Water


Baca Juga: Nyetok atau habis baru beli?

Di kemasannya, informasi tentang produknya juga cukup lengkap, mulai dari claim, ingredients, netto, nomor BPOM, caution, expired date, nomor batch, perusahaan yang memproduksi produk ini dan logo halal MUI. 

Tekstur & Aroma

Awalnya saya sempat kecele dengan warna dari micellar water ini, hehehe. Saya pikir cairannya akan berwarna pink tapi ternyata saya salah, cairannya berwarna putih bening, botolnya aja yang berwarna fuchia. Cairan dari micellar water ini akan berbusa bila kemasannya digoyang-goyang. Untuk aromanya cukup diterima di hidung saya. Wanginya soft dan "gak nusuk".

Ingredients

Aqua, Poloxamer 184, Potassium Laureth Phosphate, Sodium Methyl Cocoyl Taurate, Phenoxyethanol, Panthenol, Lactic Acid, Tetrasodium EDTA, Chlorphenesin, Lemon (Citrus Medica Limonum) Extract, Alcohol, Glycerin, Pachyrrhizus Erosus Root Extract, Parfum, Methylparaben, Ethylparaben

Review Purbasari Micellar Water


Claim Produk

Molekul micellar membersihkan dan mengangkat kotoran secara menyeluruh. Menyegarkan, lembut dan mudah digunakan

  • Remove Makeup
  • Cleanse
  • Refreshing

Cara Penggunaan

Cara menggunakannya sangat mudah, tuang micellar water secukupnya pada kapas lalu usap secara perlahan pada wajah, bibir dan area mata hingga makeup terangkat dan wajah terasa bersih. 

Review Setelah Menggunakan Produknya

Saya memakai micellar water ini satu kali sehari sebelum cuci muka menggunakan face wash setiap sore setelah pulang kantor. Setelah menggunakannya wajah saya terasa bersih. Sisa-sisa makeup yang saya pakai ke kantor terangkat, jadi wajah terasa lebih segar. Namun untuk membersihkan eyeliner dan maskara yang waterproof, saya memang harus mengeluarkan effort lebih dengan mengusap berulang kali baru terangkat dan hilang.

Dan satu lagi, saya juga harus hati-hati saat mengusap micellar water ini di bagian mata karena saat cairannya terkena mata akan terasa perih. Untuk menghindari rasa perih ini, saya biasanya membersihkan area mata paling terakhir dan saat membersihkannya mata saya tutup, hehehe

Review Purbasari Micellar Water
hasilnya bersih

Untuk membersihkan daily makeup, saya puas dengan hasil yang diberikan Purbasari Cleanface Micellar Water ini. Dengan harga yang sangat affordable kita udah bisa mendapatkan micellar water 250 ml yang bisa dipakai berkali-kali dalam waktu yang cukup lama 👍🏻


Share
Tweet
Pin
Share
15 Comments

Bingung mau bahas apa. Setelah saya pikir-pikir baiknya bahas yang sesuai judul aja kali yaa, kebetulan banget hari ini sunscreen saya baru aja habis dan saya menyadari bahwa sunscreennya udah benar-benar habis tuh nanti tadi pagi sesaat sebelum ke kantor, dipencet-pencet kok gak keluar isi sunscreennya, padahal saat itu saya sedang buru-buru karena ada kerjaan yang mesti diselesaikan di kantor.

Untunglah saat mengalami kejadian gak mengenakkan ini saya ingat kalo masih punya stock sunscreen yang saya beli beberapa bulan lalu. Hmmm lega banget rasanya. Gak kebayang bila tadi pagi saya gak punya stock sunscreen, pasti bakalan stress dan pusing banget, mau beli ke toko kelontong tempat biasa kami belanja, di sana gak jual sunscreen. Mau ke supermarket, tempatnya jauh, butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke sana itupun baru bisa ke sana pas malam hari karena suami baru bisa nganterin jam segitu.

Baca Juga: Mau Tapi Takut

Memang sebelumnya gak nyadar kalo kemasan sunscreennya udah hampir kosong, Neng? Sebenarnya sejak seminggu lalu saya udah sadar sih, udah kepikiran juga mau beli sunscreen via online, tapi entah mengapa saya kok lupa-lupa terus untuk check out sunscreen yang udah duduk manis dalam keranjang belanja itu hingga sampailah di saat sunscreen benar-benar tamat riwayatnya, pagi tadi.

Ternyata yaa, ada manfaatnya juga hobby saya nyetok persediaan ini. Jadi, bukan cuman kebutuhan anak misal susu, diapers, tissu, perlengkapan mandi anak-anak, tapi barang-barang kebutuhan mandi dan cuci mencuci serta beberapa produk skincare juga suka saya stok di rumah. Hal ini saya lakukan karena khawatir bila sewaktu-waktu kebutuhan itu habis dan dana untuk membeli barang-barang itu udah digunakan untuk membeli keperluan lainnya (yang tak terduga), saya pasti bakalan kewalahan, makanya agar gak mengalami hal itu biasanya saat belanja bulanan saya selalu beli banyak buat stok, apalagi bila saat itu harga barang-barang itu sedang diskon, wahh makin kalap saya belinya, hahaha. Tolong jangan ditiru yaa, ini adalah kebiasaan buruk yang gak pantas dibanggakan, huhuhu 😭

Baca Juga: Lapar Mata

Kebiasaan nyetok ini udah dimulai sejak saat masih kuliah dulu. Jadi, saat dapat kiriman uang bulanan dari orang tua, yang pertama saya lakukan adalah belanja barang kebutuhan mandi dan mencuci, termasuk di antaranya pembalut dan produk skincare juga, tapi tentu saja setelah membeli mi instan, beras dan telur, hehehe. Saya kepikiran buat stok kebutuhan mandi dan mencuci ini karena pernah melihat salah satu teman kost yang suka meminta sabun atau barang lain pada teman-teman kost lainnya, makanya saya langsung bertekad agar jangan sampai menjadi seperti dia dan cara yang terpikirkan adalah menyetok barang-barang itu. Saya gak mau minta atau pinjam barang teman karena kondisi keuangan teman juga belum tentu lebih baik dari saya, toh kami sama-sama perantau yang mengharapkan kiriman uang bulanan dari orang tua. Cukup orang tua aja yang saya susahin, janganlah lagi ditambah dengan teman-teman kost. Rupanya kebiasaan ini terus berlangsung hingga saya kerja, menikah dan punya anak.

Tapi menurut artikel yang pernah saya baca (lupa judul artikelnya, euy), kebiasaan menyetok barang-barang ini akan membuat kita lebih boros belanja dan cenderung impulsif untuk membeli barang-barang yang kadang gak dibutuhkan, makanya gak disarankan melakukan kebiasaan ini. Cara yang bagus adalah membeli barang apabila barang yang dipakai udah habis terpakai.

Namun sampai saat ini saya masih nyaman melakukan ini (nyetok-red) karena menurut saya lebih praktis dan membuat saya lebih tenang dan gak was-was. Mungkin memang benar apa yang dikatakan artikel itu, dan cara yang saya pilih ini kurang tepat, tapi sampai saat ini saya masih nyaman untuk melakukannya. Mungkin suatu saat nanti saya akan berubah, tapi kayaknya belum saat ini, hehehe

Kalo teman-teman, lebih nyaman nyetok barang atau habis baru beli? Tulis pendapatmu di kolom komentar yaa 😁

Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments

Duh judulnya yaa, udah kayak judul lagu dangdut aja, hahaha 😂🙈. Yaa seperti biasa saya agak bingung memilih kalimat untuk judul artikel yang sedang saya tulis jadilah saya beri judul penyesalan aja karena yang akan saya bahas memang ada hubungannya dengan itu.

Memang apa sih yang membuat saya menyesal? Jadi gini ceritanya,,

Hari ini kami memutuskan ke Baubau dalam rangka melakukan fisioterapi anak kedua kami. Niatnya sih ke Baubau kemarin sore namun karena mertua sedang gak di rumah, jadi kami putuskan ke Baubau-nya tadi siang aja. Gak enak rasanya keluar rumah saat gak ada mertua di rumah, hehehe 😁

Saat berangkat, saya merasa udah menyiapkan semua barang bawaan yang terdiri dari perlengkapan anak kedua mulai dari pakaian, perlengkapan makan, susu, obat-obatan hingga segala printilannya. Barang-barang tersebut udah masuk dalam tas yang akan kami bawa. Barang bawaan saya dan suami juga udah tersusun rapi dalam tas. Setelah memastikan semuanya siap, suami segera ke Lombe untuk menjemput mama saya.

Baca Juga: What's in my bag (tas kantor)

Alhamdulillah perjalanan kami ke Baubau berjalan lancar. Perjalanan ini awalnya membuat saya ragu dan takut karena kondisi ombak di bulan Januari - Maret sering gak bersahabat tapi ternyata apa yang saya takutkan gak terjadi. Saat nyebrang tadi, laut sangat tenang.

Di Baubau kami tinggal di rumah dinas adik, rumah yang saya tinggali dulu saat masih bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan pembiayaan multinasional cabang Baubau. Rumah ini sekarang kosong karena adik saya dan istrinya udah pindah ke rumah pribadi walau sesekali mereka masih berkunjung ke sini.

Datang dan nginap di rumah ini membangkitkan kenangan saat saya masih tinggal di sini, saat saya masih LDR-an dengan suami. Ahh gak terasa ternyata udah lebih dua tahun saya meninggalkan rumah ini, padahal rasanya baru kemarin setiap hari kerja saya jalan kaki dari rumah ini ke kantor.

Setelah tiba di rumah kami langsung istirahat sembari menunggu kedatangan teman saya yang  berprofesi sebagai fisioterapis yang akan melakukan fisioterapi pada anak kedua kami. Ba'da Ashar, teman saya tiba di rumah dan langsung melakukan tugasnya. Usai diterapi, anak kedua langsung tidur, kayaknya doi kecapean melakukan perjalanan dan "diobok-obok" terapis, hehehe 😁. Ba'da maghrib kami makan malam dan setelahnya saya dan mama jalan-jalan ke mall Lippo Plaza Buton untuk cuci mata sekalian mencari keperluan yang gak sempat kami bawa dari Lakudo.

Baca Juga: lapar Mata

Hampir dua jam kami berkeliling mall dan lumayan banyak barang belanjaan yang kami bawa pulang. Setibanya di rumah, mama langsung cuci muka, shalat dan tidur karena beliau udah gak bisa menahan kantuk sedangkan saya masih memilah barang belanjaan mana yang hendak ditaruh di rumah ini dan mana yang akan kami bawa pulang ke Lakudo besok siang.

Usai mengatur barang belanjaan saya segera ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersiap melakukan kegiatan rutin sebelum tidur yakni skincare-an. Namun saya kaget banget karena ternyata perlengkapan skincare saya gak ada dalam tas yang kami bawa. Saya langsung panik dong, kok bisa lupa bawa benda penting itu? 😱

Seingat saya, pouch tempat menaruh skincare itu udah saya masukan dalam tas, tapi kok gak ada? Saya tanyakan pada suami apakah beliau pernah mengutak-atik tas yang kami bawa, dan jawabannya gak. Duh, bagaimana ini? Apakah malam ini saya harus skip pakai skincare? Huhuhu hati saya menolak melakukannya.

Dan sekarang waktu menunjukkan hampir pukul 23.00, saya udah ngantuk banget tapi mata masih enggan terpejam karena belum skincare-an. Kenapa pula saya baru tahu lupa bawa pouch skincare ini saat udah pulang dari Lippo, kalo saya tahu lebih awal kan bisa beli tadi, kebetulan banget beberapa waktu lalu sempat tertarik dengan salah satu produk skincare yang ditulis Mba Dian Kusumawardani, pemilik blog homeschooling yang banyak membahas tentang home education centre, saya bisa beli merk yang sama. Penyakit teledor saya memang udah parah sampe hal seperti ini bisa terjadi. Saya akui, saya memang lalai gak memeriksa ulang barang bawaan yang kami bawa, padahal saat suami menjemput mama, saya masih punya waktu untuk melakukannya. Dan kini saya hanya bisa menyesalinya, huhuhu 😭

Sekarang saya terbengong-bengong manja dan gak tahu harus ngapain untuk memancing mata supaya terpejam dan terpikirlah untuk bikin artikel ini. Daripada bolak balik badan di kasur dan ada resiko ngebangunin anak yang udah terlelap, baiknya saya nulis aja, mungkin setelah ini mata bisa diajak kompromi untuk tidur.

Saya harus istrihat karena besok siang kami akan kembali ke Lakudo. Setibanya di sana saya masih harus menyetrika pakaian yang udah menunggu di keranjang yang jumlahnya semakin menggunung bila gak segera dieksekusi. Dan di tumpukan pakaian itu, ada baju khaki saya dan suami yang akan dipakai hari Senin nanti. Saya berharap, semoga setelah menulis ini rasa penyesalan saya bisa hilang dan hati saya lebih tenang sehingga mata bisa terlelap.

Sejak memasuki tahun 2023 ini saya memang rajin pakai skincare baik pagi maupun malam hari karena salah satu resolusi saya di tahun ini adalah memperlambat penuaan dini yang mulai menyerang wajah saya. Setiap malam saya gak pernah melewatkan kegiatan ini. Dan mungkin karena udah terbiasa, jadinya seperti udah ter-setting di otak ini bahwa mata baru bisa terpejam bila rangkaian ini telah selesai dilakukan, dan malam ini hal yang sebaliknya terjadi.

Baca Juga: Resolusi Banua Mayana Waira Tahun 2023

Kejadian ini akan saya ingat dan jadikan pelajaran agar nanti gak terulang lagi. Kedepannya, sebelum berpergian, saya akan selalu lakukan double check barang yang dibawa untuk memastikan gak ada barang yang dilupakan seperti yang saat ini terjadi.

Share
Tweet
Pin
Share
32 Comments

Saya baru sadar, ternyata udah lama banget gak buat tulisan a day in my life, dan mumpung belum tidur, saya coba rangkum kegiatan saya hari ini dalam sebuah artikel ahh, kan lumayan bisa jadi satu tulisan a day in my life, hehehe


Hari ini adalah hari yang lumayan padat dibanding dua hari sebelumnya di minggu kedua bulan Februari 2023 ini. Sejak pagi saya udah wara-wiri kesana kemari menuntaskan kegiatan yang udah saya agendakan sebelumnya.

Hari ini saya bangun tidur agak telat. Kaget banget, saat melihat jam udah hampir pukul 07.00 WITA. Nyawa yang biasanya sulit dikumpulin saat baru bangun tidur, pagi tadi langsung on dong. Segera saya siapin sarapan buat anak kedua dan menyuapinya. Setelah itu saya langsung ke kamar mandi dan bersiap-siap ke kantor. 

Baca Juga: A Day In My Life; Jumat 25/11/2022

Karena bangunnya telat, tiba di kantor juga pasti telat. Saya baru tiba di kantor hampir pukul 09.00 WITA. Usai melakukan finger print dan menyimpan laptop di meja kerja saya, segera saya ke kantor pos untuk mengirim laporan yang udah saya selesaikan beberapa hari lalu ke Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara. Setelah kurang lebih lima belas menit berada di kantor pos, tujuan saya selanjutnya adalah ke Pasar Tradisional Lakudo. Fyi, saya adalah enumerator harga pangan Kabupaten Buton Tengah yang bertugas memantau harga komoditas pangan. Karena hari ini adalah hari pasar, maka saya wajib ke pasar untuk mendata harga yang nantinya akan saya input di website panel harga pangan.

Hampir satu jam saya berada di pasar, bertemu para penjual untuk menanyakan harga komoditas pangan. Alhamdulillah para pedagang sangat kooperatif memberikan data yang saya butuhkan. Dan saya senang karena harga-harga lumayan stabil. Yang mengalami sedikit kenaikan hanyalah cabai merah keriting.

salah satu sudut pasar yang sempat saya abadikan

Pulang dari pasar, masih ada agenda lain yang mesti saya selesaikan. Saya harus ke Bank BRI Unit Lombe untuk mengambil buku tabungan dan ATM yang dikirimkan Badan Pangan Nasional. Nomor rekening dari buku tabungan dan ATM yang akan saya ambil inilah yang saya gunakan sebagai tempat untuk menerima honor saya sebagai enumerator.

Dan untuk mengambil itu, saya harus ke Lombe, Kecamatan Gu. Jarak antara Kecamatan Lakudo (tempat tinggal sekaligus kantor saya berada di Lakudo ini) ke Kecamatan Gu adalah kurang lebih 9 km. Saya langsung on the way ke Lombe diantar tukang ojek langganan.

Sayangnya, saat bertemu customer service dan menanyakan apakah butab dan atm saya udah tiba? Jawaban yang saya terima sangat mengecewakan karena kedua benda tersebut belumlah tiba, huhuhu 😩. Saya diminta untuk menitipkan nomor handphone agar ketika buku tabungan dan kartu ATM itu tiba, mereka langsung menghubungi saya untuk datang mengambilnya.

Baca Juga: A Day In My Life; Senin 03/10/2022

Pukul 11.45 saya tiba kembali di kantor. Segera saya input data harga pangan yang udah saya peroleh tadi di website harga pangan. Selanjutnya mengerjakan pekerjaan lain yang belum sempat saya selesaikan kemarin.

Pukul 12.30 saya pulang ke rumah untuk beristirahat sekaligus makan siang dan baru kembali ke kantor pukul 13.30. Dan karena udah gak ada kerjaan yang harus diselesaikan, kegiatan saya selanjutnya adalah nonton tiktok dan scroll-scroll medsos sambil sesekali bergosip ria eh ngobrol dengan rekan kerja, hehehe 😄. Pukul 16.00 WITA kami melakukan apel sore dan setelahnya pulang ke rumah masing-masing.

Setibanya di rumah, saya langsung mandi dan bermain bersama anak. Pukul 19.30 anak-anak udah beres makan dan saya bersiap untuk membuka laptop dan nonton drama korea, tapi suami ngajakin saya ke supermarket untuk cuci mata. Diajakin ke sana jelas saya gak nolak dong, kapan lagi diajak belanja seperti ini kan yaa, hahaha 😝

Saya pun bersiap untuk lets go ke Andaba Star, nama supermarket yang hendak kami kunjungi, satu-satunya supermarket yang ada di Kabupaten Buton Tengah. Usai membeli apa yang hendak dibeli, kami pun memutuskan untuk pulang. Saya melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda yakni nonton drama korea, tapi kemudian ingat masih ada utang blogwalking ke blog teman-teman. Biar gak banyak waktu tersia-siakan, saya pun menyelesaikan kewajiban untuk berkunjung ke blog teman-teman, biar besok bisa ikutan ngelist lagi.

Baca Juga: Lapar Mata

Hingga sampailah di pukul 23.00. Saya baru kepikiran untuk mendokumentasikan kegiatan hari ini dengan menuliskannya menjadi artikel yang sedang kalian baca ini. Rencananya setelah publish artikel ini, saya akan ke kamar mandi untuk membersihkan muka, pipis sebelum akhirnya beristirahat agar tubuh kembali fit beraktivitas keesokan harinya.

Demikianlah rangkaian kegiatan saya hari ini. Lumayan capek, tapi tetap menyenangkan karena saya enjoy menjalaninya, hehehe. Btw, kegiatan apa yang udah kalian lakukan hari ini? Bagi ceritanya di kolom komen yaa 😉

Share
Tweet
Pin
Share
28 Comments

Setiap saya membagikan cerita tentang keseharian saya di blog ini, gak sedikit teman-teman yang memuji karena saya tetap aktif nulis padahal punya tiga anak dan tetap ngantor setiap hari. Saya hanya bisa menjawab semua itu bisa terjadi karena saya memiliki support system yang baik mulai dari suami yang pengertian dan gak pernah melarang saya melakukan apapun yang saya mau, kondisi rumah yang santai dan tentu karena memiliki mertua yang sangat pengertian. Fyi, saat ini saya dan suami masih tinggal di rumah mertua.

Baca Juga: Me and My Mom In Law

Dalam menjalani kehidupan saya sebagai working mom, sebenarnya saya itu jarang banget melakukan kegiatan rumah tangga seperti masak, nyuci baik cuci piring maupun cuci baju, nyapu dan kegiatan rumah tangga lainnya, kegiatan rumah tangga yang rutin saya lakukan cuman menyetrika, seminggu sekali. Jadi setelah pulang kantor, yang saya lakukan adalah bersih-bersih badan, main sebentar dengan anak kemudian melakukan hobi saya nonton atau nulis sebelum akhirnya istirahat untuk kembali beraktivitas keesokan harinya.

Dalam hal mengurus anak, suami sangat banyak membantu, dia selalu turun tangan mengurusi keperluan anak-anak. Bila saya gak bisa atau sedang gak sempat melakukannya, biasanya dia yang selalu menggantikan. Suami juga gak ribet masalah makanan. Dia makan apapun yang tersaji di meja makan, kalo pun makanannya gak ada dia akan segera keluar untuk beli makanan jadi atau pesan makanan secara online.

Selain suami yang sangat banyak membantu, mengurus anak juga dibantu mertua. Anak ketiga kami yang baru berusia dua tahun itu bahkan tidurnya udah sama mertua. Doi udah gak mau tidur bareng kami dan maunya cuman sama oma aja, jadi sehari-harinya yaa banyakan sama omanya dibanding sama saya. Jadi waktu saya memang agak lumayan banyak lowong. Sayangnya saya sering didera rasa malas jadinya waktu banyak saya habiskan untuk leyeh-leyeh sambil nonton tiktok atau drama korea.

Baca Juga: Live Tiktok yang Annoying

Ahh jadi ingat saat awal-awal jadi ibu. Suamilah yang lebih telaten ngurus anak. Saya yang sebelumnya gak pernah suka dengan anak kecil apalagi sampe akrab dengan bayi, kaget banget dengan kehadiran anak kami. Sebagai new mom, saya ketakutan menggendong bayi, jadilah si bayi selalu rewel ketika saya gendong. Melihat saya yang kaku kayak kanebo kering, pelan-pelan suami mengajari saya cara menggendong bayi agar si bayi nyaman dan bagaimana mengurus bayi dengan baik hingga saya jadi luwes dan si bayi anteng saat saya gendong.

Saat melahirkan anak kedua dan ketiga pun suami yang paling banyak berperan. Masa-masa awal setelah lahiran, dialah yang lebih banyak begadang, membuat susu dan mengganti popok. Oh iyaa, ketiga anak kami gak ASI eksklusif karena entah mengapa ASI saya susah banget keluarnya, padahal udah coba beragam cara, jadilah anak-anak dibantu sufor.

Sebelum memutuskan menikah, saya dan suami memang mendiskusikan banyak hal, diantaranya adalah setelah menikah saya gak mau diminta untuk berhenti bekerja. Saya juga ngomong bahwa saya adalah perempuan yang gak bisa dipaksa dalam melakukan sesuatu dan saya bukanlah perempuan yang bisa diandalkan dalam mengurus rumah. Bila dia keberatan dengan semua itu, saya gak akan mau menikah dan saya persilakan dia mencari wanita lain. Alhamdulillah ternyata dia gak keberatan, hehehe 😄

Baca Juga: Nasehat Buat Adik-Adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya

Setelah menikah, punya anak dan merasakan banyak asam garam kehidupan rumah tangga, saya merasa bersyukur karena langkah yang saya ambil saat pacaran ternyata benar. Saya sulit membayangkan, gimana jadinya bila sebelum nikah saya gak pernah berdiskusi dengan calon suami tentang semua yang saya mau dan hal-hal yang harus kami ketahui tentang pribadi masing-masing dan setelah nikah saya baru tahu ternyata dia adalah lelaki yang suka memaksakan kehendak, suami yang bossy dan pengennya cuman dilayani aja. Kehidupan rumah tangga seperti itu pasti akan sangat berat dan saya kayaknya gak bakalan sanggup menjalaninya karena membayangkannya aja udah ngeri.

Baca Juga: Hempaskan KDRT Sejak Belum Menikah

Karena itulah, menyamakan persepsi sebelum nikah itu penting banget. Menikah bukanlah perkara mudah dan cuman cinta-cintaan doang. Menikah bukanlah sekadar menghalalkan yang haram atau sebagai cara menghindari zina, tapi pernikahan adalah hal yang sangat kompleks, jadi sebelum memutuskan untuk masuk ke gerbangnya, pastikan kita udah "kenal baik" dengan calon pasangan kita.

Menurut saya, dalam pernikahan seharusnya hubungan itu adalah relasi bukan majikan dan pembantunya, bukan pula raja dan hamba sahayanya. Kedudukan suami dan istri itu setara, gak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Karena itulah, segala pekerjaan rumah tangga itu harusnya jadi tanggung jawab berdua, gak ada pengkotak-kotakan tugas, misal tugas suami cuman mencari nafkah aja sedangkan istri tugasnya di rumah ngurus anak dan semua pekerjaan rumah tangga.

Baca Juga: 7 Ciri Lelaki yang Tidak Boleh Dijadikan Suami

Duh, ini kok jadi kemana-mana yaa pembahasannya, udah keluar banget dari judul, hehehe. Jadi sebenarnya apa sih inti dari tulisan ini? Yang ingin saya katakan adalah, lingkungan keluarga yang hangat dan relasi yang baik dengan suami adalah kunci kebahagiaan seorang istri. Udah, gitu aja inti dari tulisan ini, wkwkwkwk 😂

Daripada makin kemana-mana dan makin ngawur, sepertinya tulisan ini saya cukupkan sampai disini aja deh yaa, sampai jumpa di tulisan lainnya!

Share
Tweet
Pin
Share
21 Comments

Beberapa hari lalu beranda medsos dan fyp tiktok saya dipenuhi berita pernikahan Mikha Tambayong dan Deva Mahendra. Jujur aja, karena udah lama banget gak ngikutin perkembangan berita selebriti tanah air, saya jadi gak tau kalo Mikha dan Deva ini pacaran. Makanya pas dengar berita pernikahan mereka saya lumayan kaget, hehehe 😄.

Baca Juga: Haruskah Kisah Percintaan Diumbar di Medsos?

Layaknya pasangan yang saling mencintai sedang mengikat janji sehidup semati, wajah keduanya memancarkan aura kebahagiaan dan melihat aura kebahagiaan itu, saya pun ikut merasa bahagia. Memang benar yaa, kebahagiaan itu menular. Spontan saya ikut mendoakan semoga pernikahan mereka bahagia lahir batin, langgeng hingga maut memisahkan 🤲.

Namun di tengah-tengah berita bahagia ini, ada yang menggilitik saya. Apakah gerangan? Ada yang bisa menebaknya? Kalo gak ada, baiklah akan saya beritahu.

Di antara banyaknya orang yang menyebar foto dan video pernikahan yang dipenuhi aura bahagia ini, masih ada juga netijen maha benar yang mempertanyakan hal gak penting. Entah apa yang ada di pikiran orang-orang ini hingga mempertanyakan hal yang harusnya gak perlu dipertanyakan.

Coba tebak, hal apakah yang dipertanyakan para netijen kepo dan merasa paling benar ini? Yap, kalian benar. Yang dipertanyakan adalah AGAMA Mikha Tambayong. Mereka kepo dong, apakah saat menikah itu Mikha masih beragama nasrani ataukah udah ikut keyakinan Deva 🤦‍♀️.

Saya serius bertanya, apakah yang ada di pikiran orang-orang ini? Kok bisa mereka mempertanyakan hal se-pribadi itu? Woyyyy, agama itu urusan masing-masing orang dengan Tuhannya. Kalian gak pantas tau dan mempertanyakannya. Mau Mikha menikah beda agama kek, mau mualaf dan nikah secara islam kek, itu bukan urusan kalian. 

Emangnya kenapa kalo Mikha dan Deva nikah beda agama? Apa urgensinya mereka harus menjawab pertanyaan kalian? Emang kalian Tuhan? Kalo emang mereka nikah beda agama, kalian mau bilang bahwa pernikahan itu gak sah di mata Tuhan, gitu? Ckckck, jadi netijen kok kurang kerjaan banget. Mikha dan Deva itu gak peduli pada pandangan dan pendapat kalian, stop merasa jadi orang penting karena kalian itu bukan siapa-siapa.

Emang gak bisa yaa ikutan mendoakan aja tanpa perlu mempertanyakan agamanya apa. Gak bisa yaa ikutan bahagia saat melihat orang lain bahagia? Kenapa suka banget memperkeruh suasana yang baik-baik aja? 

orang bahagia gini kok masih juga diganggu dengan pertanyaan kepo

Jujur aja, saya kadang bingung dengan sebagian netijen Indonesia yang kepo banget dengan privasi orang lain. Suka banget mempertanyakan hal yang gak ada sangkut pautnya dengan hidup mereka. Beberapa yang suka mereka tanyakan antara lain agama, alasan orang lain belum nikah, alasan orang lain gak mau punya anak, jumlah penghasilan dan beberapa hal pribadi lainnya. Semua ini semakin menarik bila objeknya adalah selebriti, seolah semua hal yang berkaitan dengan selebriti itu harus disebar dan diketahui khalayak 😥.

Baca Juga: Basa Basi Busuk

Dan yang menjengkelkan adalah ketika mereka udah diberi jawaban oleh si artis dan jawabannya gak sesuai dengan yang mereka inginkan, mereka protes lagi. Mereka menyalahkan alasan yang mendasari pengambilan keputusan itu. Misal ada yang ambil keputusan untuk child free alias gak mau punya anak (seperti kasus Rina Nose), si netijen maha benar ini akan mulai mencaci dan menyalahkan keputusan itu. Mereka heran kok bisa ada orang yang udah nikah tapi gak mau punya anak, padahal Rina Nose udah jelas-jelas memberitahukan alasannya bahwa dirinya gak sanggup. Tapi menurut netijen itu adalah alasan yang mengada-ada. Ckckck benar-benar bikin emosi emang si netijen ini 😠.

Kembali ke masalah keyakinan Mikha Tambayong..

Ternyata Mikha bukanlah satu-satunya artis yang dipertanyakan agamanya. Ketika saya iseng-iseng coba ketik nama Nicholas Saputra di kolom pencarian google, agama Nic juga menjadi hal yang paling banyak dicari di laman pencarian. Rasa ingin tahu terhadap agama apa yang dianut Nic lebih besar daripada rasa ingin tahu terhadap siapa istri Nicholas. Benar-benar membagongkan 🥴.

saat saya mengetik nama Mikha Tambayong & Nicholas Saputra di kolom pencarian google

Agar gak suka ikut campur urusan pribadi orang lain, netijen ini harus diberi kesadaran bahwa mereka tuh bukan siapa-siapa yang harus tahu semua hal pribadi orang lain atau selebriti. Mempertanyakan agama orang lain itu gak sopan, sama halnya dengan menanyakan gaji atau penghasilan orang lain. Apalagi urusan agama ini adalah urusan sensitif yang gak ada sangkut pautnya dengan kemaslahatan umat. Ia adalah hal prinsip yang gak boleh dicampuri dan memilih keyakinan sesuai dengan hati nurani adalah hak asasi setiap manusia yang dilindungi oleh negara dan undang-undang.

Memang gak bakalan ada habisnya kalo ngikutin kemauan netijen maha benar ini. Ahh kejadian ini mengingatkan saya pada pernikahan Jonas Rivano dan Asmirandah beberapa tahun lalu. Saat itu terjadi kehebohan karena setelah Jonas Rivano mualaf dan menikahi Asmirandah secara islam, keduanya kembali melakukan pernikahan secara nasrani di gereja. Publik dibuat gempar oleh hal ini, merasa kedua sejoli ini mempermainkan agama. Plot twist, Jonas dan Andah akhirnya mengaku bahwa Asmiranda-lah yang murtad dan memilih mengikuti keyakinan Jonas. Mereka berdua menikah di gereja dan karenanya publik sangat marah merasa dibohongi. Keduanya langsung di-blacklist karena menurut netijen, mereka berdua telah menista dan mempermainkan agama.

Setelah saya pikir-pikir lagi, saya menduga saat itu Jonas dan Asmirandah mengambil keputusan seperti itu mungkin aja untuk menghindari caci maki netijen, namun naas bagi mereka berdua ternyata rencana gak berjalan mulus. Yang terjadi justru sebaliknya, keduanya malah menjadi bulan-bulanan netijen.

Baca Juga: Ketika Lisan Lebih Tajam dari Pedang

Wahayyy netijen budiman nan maha benar, please stop ikut campur masalah prinsip orang lain. Kalian gak perlu tahu alasan orang lain memilih keyakinan yang sesuai hati nuraninya. Belajarlah menerima perbedaan, gak selamanya yang kalian anggap benar itu juga akan dianggap sama oleh orang lain. Yuk belajar menghargai keputusan orang lain, yuk!

Akhir kata, saya ingin mengucapkan "Happy Wedding, Mikha Tambayong & Deva Mahenda" Semoga kalian berdua selalu dilimpahi kebahagiaan dalam menjalani bahtera rumah tangga, langgeng hingga maut memisahkan, amiiin 🤲😇.

Share
Tweet
Pin
Share
24 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ▼  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ▼  Februari (8)
      • Ketika Si Penakut Jalan Sendiri
      • A Day In My Life; Rabu, 22/02/2023
      • Review Purbasari Cleanface Micellar Water
      • Nyetok Atau Habis Baru Beli?
      • Penyesalan
      • A Day In My Life; Rabu 08/02/2023
      • Support System yang Baik Adalah Kunci Kebahagiaan ...
      • Mikha Tambayong & Deva Mahenra Menikah
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates