Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

 

"Dejavu adalah perasaan atau pengalaman bahwa sesuatu yang sedang terjadi saat ini (padahal sebenarnya belum pernah terjadi atau baru pertama kali dialami) terasa familiar atau sudah pernah terjadi sebelumnya"


Sebenarnya agak bingung mau kasih judul apa untuk tulisan ini. Agak berat untuk menuliskannya karena cukup menguras emosi, namun kok pengen juga ikut nimbrung tentang ini. Saat menulisnya, saya harus menghela nafas berkali-kali, mencoba merangkai kembali memory yang hampir terlupa namun kemudian perlahan-lahan muncul karena adanya berita viral yang serupa.

Saat melihat gambar ibu dan anak di atas, teman-teman mungkin udah bisa menebak saya akan menulis tentang apa. Yap, tebakan teman-teman benar, yang akan saya tuliskan adalah tentang berita duka yang menimpa empat anak balita yang meninggal terbakar di rumahnya dikarenakan ditinggal ibunya pergi beli makanan hingga tiga jam lamanya.

Saya gak akan menghakimi si ibu. Saya udah cukup kenyang melihat dan membaca ratusan komentar netijyen maha sempurna yang mengutuk perbuatan si ibu yang memang salah banget meninggalkan anak-anaknya yang masih sekecil itu di dalam rumah tanpa pengawasan orang dewasa di banyak platform sosial media. Sungguh, hati saya sedih banget melihat begitu banyaknya berita duka ini di-share sehingga membangkitkan kembali ingatan pedih yang saya pikir udah terlupa namun ternyata masih tersimpan di ingatan.

Saya juga gak akan menuliskan opini dan pendapat saya terkait tindakan ibu korban dan juga gak akan mempertanyakan kemana ayah anak-anak malang itu (walau hati saya tetap berontak ingin tahu keberadaannya). Kok bisa ibu dengan usia semuda itu harus merawat cukup banyak anak yang masih kecil-kecil tanpa ayah anak-anak di sampingnya 😔

Dan karena judul tulisan ini adalah "Bukan Dejavu", maka yang akan saya ceritakan pada tulisan ini adalah bahwa puluhan tahun silam, kejadian serupa pernah terjadi. Dan sedihnya, itu dialami oleh tetangga yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah kami. Saya lupa kapan persis kejadiannya, yang saya ingat itu terjadi pada tahun 2000-an karena saat itu saya udah SMA (tapi lupa saya kelas berapa).

Ceritanya hampir mirip. Anak-anak ditinggalkan oleh ibunya di dalam rumah dan terjadilah kejadian nahas itu. Bedanya, dulu si ibu mengunci anaknya di dalam kamar bukan untuk membeli makanan melainkan untuk nonton sinetron ke rumah tetangga (saat itu, belum semua rumah punya televisi, jadi masih sangat lumrah bila orang-orang pergi menonton televisi di rumah tetangganya, termasuk kami).

Malam yang tenang tiba-tiba menjadi heboh lantaran munculnya kobaran api dari sebuah rumah lantai dua. Kami yang sedang asyik nonton sinetron Bidadari di rumah tetangga langsung keluar dan berkumpul. Sebagian ada yang menuju TKP, sebagian lagi pulang ke rumah masing-masing mengamankan barang berharga, takut kobaran api tak terkendali dan kemudian menjalar ke rumah lain.

Saya dan beberapa teman bergerak menuju TKP dan sesampainya di sana kami menyaksikan kobaran api yang udah sangat besar. Api dengan ganasnya membakar habis rumah dua lantai yang sebagian besar bangunannya terbuat dari kayu itu. Di tengah kobaran api, terdengar bunyi ledakan yang sangat besar (huhuhu di situlah saya mendengar bahwa sebenarnya di dalam rumah yang terbakar itu ada tiga orang anak yang terkunci di dalam kamar, Ya Allah saya langsung lemas 😭). Saya langsung merasa ngeri dan ketakutan. Seketika saya langsung pulang ke rumah karena gak tahan berlama-lama di TKP.

Entah jam berapa api berhasil dipadamkan. Menurut info, ibunya menangis meraung-raung dan beberapa kali pingsan mengetahui ketiga buah hatinya meninggal karena keteledorannya. Niatnya mengunci anaknya di dalam kamar agar anaknya segera tidur namun siapa yang menyangka ternyata ketiganya masih ingin bermain dan sialnya mainan yang mereka mainkan mengenai lampu minyak yang menjadi alat penerangan di dalam kamar tersebut. Ditengarai, lampu minyak inilah penyebab kebakaran terjadi. Lampunya tersenggol, minyaknya tertumpah dan mengenai benda yang mudah terbakar dan duaaarrr terjadilah hal mengerikan itu 😭

Akibat kejadian itu, saya diserang ketakutan setiap hari selama beberapa waktu. Saya takut masuk ke dalam kamar sendirian. Saya merasa pengap dan susah bernapas saat lampu kamar dipadamkan. Bunyi ledakan yang saya dengar di tengah kobaran api itu selalu datang menghantui, huhuhu 😭. Saya yang biasanya selalu lewat di belakang TKP setiap kali ke sekolah, mulai mencari jalan lain. Gak sanggup rasanya melihat rumah yang tersisa puing-puing itu 😢 

Ketakutan itu baru perlahan-lahan menghilang saat saya meninggalkan kampung halaman dan pergi merantau untuk kuliah.

---


Duh, maafkan karena memilih menulis ini sebagai artikel comeback setelah beberapa bulan gak nulis 🙏. Entah mengapa, melihat berita menyedihkan itu berseliweran di beranda sosmed, menuntun saya untuk membuka dashboard blog ini untuk menulis kisah serupa.

Semoga terpublishnya artikel ini menjadi pertanda aktifnya kembali saya menjadi blogger 💪

Share
Tweet
Pin
Share
10 Comments

Yuhuiii kembali lagi dengan tulisan tentang thrifting, hahaha. Artikel ini adalah lanjutan dari artikel tempo hari. Di artikel itu saya bilang akan menuliskan kekurangan beli barang thrift, namun kali ini saya gak hanya akan menulis kekurangannya aja tapi masih ditambah lagi dengan tips-tips yang saya terapkan saat membeli barang thrift agar mendapatkan barang yang bagus, berkualitas namun dengan harga murah.

Baiklah, untuk mempersingkat waktu (tsah 😅) kita masuk saja pada topik pertama yakni kekurangan membeli barang thrift. Apa sajakah itu? Beberapa kekurangan beli barang thrift yang saya rasakan adalah:

👉 Tampilan barangnya tidak 100% seperti yang kita mau (seperti barang baru)

Namanya juga barang bekas, pasti ada bekas pakai dari pemilik terdahulu jadi kita gak boleh berharap barangnya memiliki kualitas 100% seperti yang kita mau. Sebagus-bagusnya barang thrift, pasti ada minusnya, bahkan yang masih ada tag-nya sekalipun, bila diperhatikan dengan seksama, pasti ada aja kekurangannya, entah warnanya mulai pudar atau ada reject misal bolong atau noda setitik.

👉 Butuh effort yang lebih besar sebelum memakainya

Setelah membeli baju thrift, ada banyak langkah yang harus dilakukan sebelum memakaianya dibanding saat membeli baju baru.  Bila membeli baju/pakaian baru, sebelum dipakai, kita cukup mencuci dengan cara merendam dan dikucek-kucek manja atau langsung dimasukkan ke mesin cuci lalu disetrika dan langsung dipakai. Sangat berbeda saat kita membeli pakaian thrift, sebelum dipakai, kita wajib merendamnya dengan air panas terlebih dahulu supaya kuman-kumannya mati, dipakaikan penghilang noda lalu diteruskan dengan mencucinya seperti mencuci pakaian biasa, setelah itu masih harus disetrika lagi agar lebih afdol. Tahapan pencuciannya lebih panjang dibanding membeli baju baru.  Jadi bisa disimpulkan, membeli barang thrift harus siap dengan kerempongannya yaa cyiiint, hahaha 😂

👉 Butuh ketelitian ekstra

Saat memilih barang thrift, kita diwajibkan untuk teliti. Emang sih, saat belanja barang baru pun kita harus teliti, namun membeli barang thrift, ketelitiannya harus lebih ditingkatin lagi, hehehe. Teliti melihat warna baju, apakah warnaya masih pekat ataukah udah sedikit pudar, teliti memperhatikan apakah ada noda (kalo ada noda, apakah noda tersebut bisa hilang atau permanen?), teliti melihat jangan sampe ada yang robek atau lepas jahitan. Sangat berbeda ketika membeli baju baru yang udah pasti good condition.

Baca juga: Lapar mata

👉 Barang yang dibeli belum tentu asli

Bila kita pandai memilih, kita akan mendapatkan barang-barang bermerk dengan harga sangat miring di thrifting. Namun semua itu gak menjamin apakah barang bermerk tersebut adalah asli. Ini berlaku untuk barang-barang fashion seperti sepatu dan tas. Walau di produknya udah tertulis jelas merk dan nomor serinya, namun pedagang thrift biasanya gak bisa menjamin barang yang dijual tersebut authentic, biasanya mereka cuman bilang asli dari bal. Namun meski begitu, menurut saya, barang kawe di thrifting (apalagi dari luar), kualitasnya jauh lebihh bagus dan bakalan tetap awet dipakai dalam jangka waktu lama dibanding barang imitasi yang diproduksi lokal yang dijual dengan harga murah. 

sepatu hitam hak tahu merk dusto yang saya beli secara online seharga 50K

Itulah beberapa kekurangan membeli barang thrifting menurut saya.  Namun jika dicompare dengan harganya yang jauh lebih murah, rasanya kekurangan ini masih bisa ditolerir lah yaa, hehehe 😁✌

Lalu hal-hal apa sajakah yang saya lakukan untuk mendapatkan barang thrift kualitas bagus dengan harga murah? Berikut ini beberapa hal yang saya lakukan:

💧 Beli pada penjual yang sedang bongkar bal baru

Bila ingin mendapatkan barang thrift yang masih bagus dan berkualitas, biasanya saya beli saat penjualnya bongkar bal (karung tempat menyimpan barang thrift) baru. Saat bal baru dibuka biasanya barang-barangnya itu masih banyak yang bagus dan bila beruntung kita bia mendapatkan barang like new. Kita masih punya banyak pilihan barang yang bisa dibeli. Kekurangan membeli saat bongkar bal baru adalah harganya  masih lumayan mahal alasannya karena penjual belum balik modal.

 💧 Beli pada penjual terpercaya

Saya selalu membeli thrifting pada toko yang kredibilitasnya oke. Ini yang saya lakukan saat membeli barang thrift secara online. Saat berbelanja di toko orens atau toko hitam, saya pilih penjual yang reputasinya oke, hal ini bisa dikenali dari jumlah penontonnya saat live dan juga interaksi obrolan saat live sedang berlangsung. Apabila penontonnya terlihat akrab dengan penjual akan meningkatkan rasa percaya saya kepada tokonya. Membaca obrolan antar penonton atau penonton dengan host itu bisa menjadi pengobat stress, apalagi bila obrolannya kocak, jadi makin betah deh nontonnya 😃. Ada beberapa penjual thrift di ecommerce yang recommended, yang barang-barangnya bagus dan harganya murah 👍

💧 Beli pada penjual yang sedang sale

Ini yang paling sering saya lakukan karena harga barangnya udah terjun bebas. Barang yang dijual ini biasanya udah sisa (namun masih banyak yang bagus). Dijual murah karena penjual udah balik modal dan udah bongkaran bal baru lagi. Ibarat kata, barang-barang ini dijual untuk ngosongin stok. Biasanya, barangnya dijual dengan cara digelar di atas tikar/terpal (kalo di pasar tradisional) jadi pembeli bisa duduk santai memilih barang yang disukai. Jujur aja, saya lebih suka memilih dengan cara duduk santai seperti ini dibanding harus berdiri melihat-lihat barang yang digantung atau dipajang di etalase.

murah meriah tapi tetap keren dipakai 😀

Itulah beberapa kekurangan barang thrifting sekaligus tips and trick yang biasa saya lakukan untuk mendapatkan barang thrifting kualitas bagus oke dengan harga miring. 

Dan ngomong-ngomong tentang thrifting, ada funfact yang ingin saya ungkapkan di kesempatan ini yakni sebenarnya saya merasa malu dan tidak percaya diri untuk menulis tentang kebiasaan nge-thrift ini, namun karena banyak content creator di tiktok yang suka membuat konten tentang kebiasaan mereka nge-thrift, akhirnya saya terinspirasi untuk membuat konten serupa, bedanya mereka buat dalam bentuk video, sedangkan saya sebagai seorang lifestyle blogger membuat konten dalam bentuk artikel, hehehe😃 

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Setahun belakangan saya punya kebiasaan baru. Ada yang bisa tebak? Kebiasaan baru saya adalah seperti yang tertera di judul yakni trifting alias suka banget beli baju RB (rombengan) alias baju mantan atau baju bekas, hahaha 🙈

Sebenarnya, ini bukanlah kebiasaan baru sih melainkan melanjutkan kebiasaan yang sempat mati suri. Ya, sejak dulu, saya memang suka beli baju rombengan. Saat kuliah, baju kemeja putih yang saya pakai ke kampus itu adalah baju thrift atau orang Makassar menyebutnya cakar. Tak hanya kemeja putih, beberapa baju kemeja yang saya pakai ke kampus juga saya beli di cakar bongkar di pasar dekat kost-an kami. Baju rumahan? Hohoho jangan ditanya karena hampir semuanya cakar 😄

Baca Juga: Beda Standar

Setelah tamat kuliah, pulang kampung, kerja, menikah dan punya anak sambil belajar parenting, kebiasaan thrifting ini berhenti. Kebiasaan ini baru muncul kembali saat usia anak saya dua tahunan. Penyebabnya adalah karena suami minta dibelikan celana pendek. Lalu saya terkaget-kaget melihat harga celana pendek cowok di pasaran, hahaha. Saya gak nyangka ternyata harga celana pendek cowok di pasar cukup membuat dompet meringis, hingga saya memutuskan untuk membangkitkan kebiasaan lama yakni berburu RB. Bayangkan aja, harga satu lembar celana baru, kita bisa mendapatkan tiga atau empat lembar celana thrift dengan kualitas yang sama. Apalagi suami juga gak keberatan dibelikan thrift, maka bulatlah tekad ini untuk melanjutkan kebiasaan lama saya yang sempat terhenti.

Lalu sejak saat itu, saya mulai thrifting lagi. Saat masih bekerja di kantor lama di Kota Baubau, hampir setiap minggu saya luangkan waktu untuk thrifting. Saking seringnya, mama sampe komen, akan dikemanakan baju-baju atau apapun yang saya beli itu, hehehe. Kebiasaan saya semakin intens karena di Kota Baubau, ada satu pasar yang memfasilitasi penjual RB ini, namanya Pasar Wameo. Bagi orang Baubau dan sekitarnya, pasar ini identik dengan penjual RB. Ada banyak jenis penjual RB di sini, mulai dari penjual kaos kaki, sepatu, pakaian, aksesoris (tali pinggang, dan kawan-kawannya), tas, seprei, gorden, karpet, kursi hingga kasur spring bed dan busa. Lengkap bangetlah pilihan yang disediakan di sana. 

Setelah pindah ke Buton Tengah, kebiasaan thrifting ini berhenti lagi. Dan dua tahun berikutnya saya kembali membuka hati lagi, hahaha apaan sih udah kayak orang pacaran yang putus nyambung 😆.

Lalu apakah yang membuat saya suka banget membeli barang (khususnya pakaian, tas dan sepatu) thrift? Ini beberapa alasan yang mendasari saya:

👍Harganya murah

Sebagai anak ekonomi, saya mempraktikkan hukum ekonomi dalam dunia thrifting ini, yakni mengeluarkan uang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan barang dengan kualitas yang oke (ini bisa menghemat pengeluaran). Semua pasti sepakat, barang thrift itu memiliki harga lebih murah dibanding harga barang baru. Dan yang membuat saya lebih suka, walau harganya murah, kualitas barang yang kita dapatkan itu bukan kaleng-kaleng. Mungkin ada teman-teman yang berprinsip, mending beli baru walau harganya mahal daripada murah tapi bekas. Ohoo, prinsip itu jelas bertolak belakang dengan prinsip saya, hahaha. Prinsip saya, kalo ada kualitas bagus dan harga murah, ngapain cari yang mahal shayyy 😝😂

👍 Kualitas jempol

Asal kita pandai memilih, kita bisa banget dapat barang thrift dengan kualitas yang sangat bagus. Sebagai contoh, saya lebih memilih beli sepatu thrift dengan harga 50rb daripada beli sepatu baru dengan harga yang sama. Sepatu baru harga 50rb paling lama dipake enam bulanan aja sedangkan sepatu thrift dengan harga segitu bisa dipakai dua tahunan (ini berdasar pengalaman pribadi). Sepatu kantor thrift yang saya beli seharga 35rb masih saya pakai ke kantor setiap hari hingga saat ini sejak hampir dua tahun lalu.

👍 Model barangnya unik dan gak akan ada (jarang banget) samanya

Alasan lain yang membuat saya suka barang thrift adalah modelnya unik dan hampir gak akan ada samanya. Inilah yang membuat saya percaya diri saat memakai barang thrift. Model bajunya cakep-cakep dan potongannya selalu pas di badan saya ❤️

Baca juga: Lapar Mata

Walau suka barang thrift, saya gak tutup mata, bahwa barang thrift juga memiliki beberapa kekurangan bila dibandingkan dengan barang baru. Tapi di artikel ini saya gak akan menuliskannya, insyaallah akan saya tuliskan di artikel lain soalnya saat ini lagi gak mood bahas yang jelek-jelek, hahaha gak ding alasan sebenarnya adalah karena saat ini saya sedang mulai belajar konsisten lagi untuk nulis di blog setelah sekian lama hiatus. Saya anggap artikel lanjutan nanti sebagai hutang yang harus saya lunasi jadi biar semangat lagi nulisnya, hehehe

hanya kacamata, jilbab dan tas yang bukan thrift yang saya kenakan di gambar ini 😄

Ada satu kebahagiaan yang saya rasakan ketika memakai barang thrift yakni saat orang-orang memujinya dan gak percaya kalo barang yang saya kenakan itu adalah barang thrift. Apalagi bila mereka tercengang saat mengetahui bahwa saya membelinya dengan harga yang sangat murah. Saking penasarannya, mereka sampe tanya tips and trick-nya biar bisa dapat barang bagus dengan harga murah, hahaha 😂

Ohh iyaa, walau saya hobby banget belanja pakaian thrift, ada prinsip yang saya tetapkan dan gak akan pernah saya langgar yaitu gak akan pernah membeli pakaian dalam thrift. Segila-gilanya saya pada thrift, untuk underwear saya gak akan pernah membeli yang bekas. Rasanya badan ini gak sanggup memakai pakaian dalam yang udah pernah dipakai orang lain. Membayangkannya saja ku tak sanggup 🙈

Selain pakaian dalam, peralatan elektronik (kecuali TV yang saya beli dari sahabat  tahun 2012 lalu - alhamdulillah TVnya masih bagus sampe saat ini) juga saya putuskan untuk tidak membeli yang bekas, saya prefer membeli yang baru, selain dapat garansi, rasanya lebih tenang pake elektronik baru, hehehe

Tapi kan barang thrift itu ilegal? Buktinya dulu sempat dilarang pemerintah. Hmmm untuk yang satu itu saya no comment yaa soalnya di daerah kami, penjual barang thrift ini menggelar lapaknya secara terbuka di pasar-pasar yang mudah diakses semua orang termasuk aparat kepolisian namun hingga saya menulis artikel ini, belum ada larangan atas kegiatan ini jadi saya asumsikan kegiatan jual beli barang thrift itu legal ✌️

Kalo Mama Rani dan teman-teman lain, gimana pendapatnya tentang thrifting ini? Apakah masuk dalam kelompok orang yang suka seperti saya? Atau masuk kelompok yang lebih suka beli barang baru? Share pendapatmu di kolom komen yaa 😉

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Sebelum ada yang bertanya siapa gerangan si Lina Mukherjee ini, akan saya beritahukan kepada kalian semua, gaes. Doi adalah salah satu artis tiktok yang sosoknya tuh kontroversial bukan karena prestasi yang ia torehkan melainkan karena body dan cara berpakaiannya yang menurut banyak orang "di luar batas kewajaran". 

Baca juga: Sosok unik dan lucu yang muncul di fyp tiktok saya

Pertama kali sosoknya muncul di fyp tiktok saya dengan pakaiannya yang "yaa gitu deh", saya shock dan bertanya-tanya, kok bisa ada orang seberani ini tampil di publik dengan pakaian yang gak pantas seperti itu? Saya bingung, apakah gak ada orang di sekitarnya yang mengingatkannya bahwa cara berpakaiannya itu gak lazim? Atau mungkin orang di sekitarnya udah pasrah karena doi gak mau terima masukan?

Saking bingungnya, saya akhirnya kepoin profilnya dan menonton beberapa videonya. Setelah menonton videonya saya pun mahfum dengan apa yang terjadi, saya simpulkan sepertinya dia memang agak susah menerima kritik dan saran dari orang lain.

Walau gak sreg dan agak terganggu dengan cara berpakaiannya, namun saya sedih saat membaca banyak komentar hate speech dan body shaming yang ditujukan kepadanya, makanya saya ikutan senang saat video nge-gym-nya muncul di fyp saya. Saya ikut mengaminkan keinginannya untuk mendapatkan body goal agar orang-orang berhenti menghina fisiknya.

Baca juga: Berat badan yang mulai meresahkan

Berita tentang kedekatannya dengan Saipul Jamil juga sempat mewarnai fyp tiktok saya, namun berita itu gak bertahan lama. Entah bagaimana hubungan mereka saat ini, saya gak tahu lagi perkembangannya. Duh, jangan-jangan nanti ada yang bepikir saya fansnya Lina Mukherjee lagi, hahaha 😂🙈. Gak lah yaa, saya tahu beritanya karena videonya rajin banget muncul di fyp, jadi saya agak sedikit tahulah perkembangan beritanya. 

Setelah itu video Lina gak pernah muncul lagi di fyp saya, mungkin karena fyp saya dipenuhi berita tentang Selena Gomez vs Kylie Jenner & Hailey Bieber yang keseruannya mengalahkan sinetron itu. Hingga beberapa hari lalu doi kembali muncul dan membuat heboh dengan mengupload videonya makan babi.

Saat videonya muncul di fyp saya, saya sih biasa aja. Karena doi seorang influencer jadi saya pikir mungkin ini salah satu cara yang ia lakukan agar dapat panggung dan dibahas lagi sama netijen, makanya reaksi saya B aja. Menurut saya, selama videonya gak mengganggu yaa udah gak perlu dibahas apalagi diperpanjang, ntar dia kesenangan lagi 😌. Namun rupanya tanggapan saya berbanding terbalik dengan netijyen di luar sana. Mereka gak terima dengan video tersebut dan munculah banyak video yang menanggapi video Lina ini. Saya yang awalnya gak mau menulis tentang ini, akhirnya jadi ketrigger pengen bahas doi juga deh, hahaha dasar labil kamu, Ra! 😅

Lina yang diketahui beragama islam, dinilai gak pantas makan babi apalagi sampe direkam dan disebarluaskan ke khalayak ramai. Menurut netijyen yang terhormat, Lina udah melecehkan agama islam. Beragam tanggapan kontra muncul, mulai dari yang bahasanya biasa aja sampe yang bahasanya setajam silet dan menusuk ke ulu hati karena penuh hate speech dan body shaming.

Baca Juga: 3 Jenis live tiktok yang annoying

Selain heboh di tiktok dan sosmed lainnya, rupanya berita viral ini sampai juga ke telinga seorang ustadz bernama M Syarif Hidayah, SH yang tinggal nun jauh di Sumatera Selatan sana. Beliau gak terima dan langsung melaporkan Lina ke Polisi. Lina dinilai melakukan tindakan penistaan agama di kontennya. Menurut si ustadz, tindakan Lina salah karena mencampuradukan konten sara dan keimanan.

Lalu bagaimana tanggapan saya tentang pelaporan ini? Kalo boleh jujur, saya agak menyayangkan pelaporan ini. Menurut saya, harusnya Lina jangan buru-buru dilaporkan ke polisi melainkan diberi nasehat dan siraman rohani terlebih dahulu bahwa tindakannya itu keliru karena melanggar akidah. Namun si ustadz juga mungkin udah tahu watak Lina yang agak susah menerima kritik dan saran, jadi langsung menempuh jalan ini. Semoga aja setelah kejadian ini Lina bisa lebih bijak memposting video.

Saat ini mungkin Lina sedang menyesali keputusannya mengupload kegiatannya makan daging babi itu. Sebagai seleb tiktok yang punya banyak followers dan keberadaannya juga mulai diperhitungkan di layar kaca, wajar bila saat ini ada rasa takut kehilangan popularitasnya. Semoga setelah ini doi gak mengulangi kejadian serupa karena dapat menghambat perjalanan karirnya yang masih panjang.

Dan buat netijen yang marah dengan ulah Lina yang melanggar akidah ini, kalian boleh kok memberikan tanggapan, tapi kalimatnya tolong djaga dong, gak perlu mencaci maki dan menghina fisik Lina, toh Lina lah yang menanggung dosa akibat perbuatannya itu. Semoga Lina dan kita semua bisa mengambil hikmah dari kejadian ini agar sebelum memposting sesuatu di medsos harus dipikir matang-matang, jangan hanya karena mengejar #trending dan ingin viral kita sampai mengabaikan logika dan melanggar akidah.

Gimana tanggapan kalian tentang kasus Lina Mukherjee ini, gaes?

Share
Tweet
Pin
Share
35 Comments

Bingung mau bahas apa. Setelah saya pikir-pikir baiknya bahas yang sesuai judul aja kali yaa, kebetulan banget hari ini sunscreen saya baru aja habis dan saya menyadari bahwa sunscreennya udah benar-benar habis tuh nanti tadi pagi sesaat sebelum ke kantor, dipencet-pencet kok gak keluar isi sunscreennya, padahal saat itu saya sedang buru-buru karena ada kerjaan yang mesti diselesaikan di kantor.

Untunglah saat mengalami kejadian gak mengenakkan ini saya ingat kalo masih punya stock sunscreen yang saya beli beberapa bulan lalu. Hmmm lega banget rasanya. Gak kebayang bila tadi pagi saya gak punya stock sunscreen, pasti bakalan stress dan pusing banget, mau beli ke toko kelontong tempat biasa kami belanja, di sana gak jual sunscreen. Mau ke supermarket, tempatnya jauh, butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke sana itupun baru bisa ke sana pas malam hari karena suami baru bisa nganterin jam segitu.

Baca Juga: Mau Tapi Takut

Memang sebelumnya gak nyadar kalo kemasan sunscreennya udah hampir kosong, Neng? Sebenarnya sejak seminggu lalu saya udah sadar sih, udah kepikiran juga mau beli sunscreen via online, tapi entah mengapa saya kok lupa-lupa terus untuk check out sunscreen yang udah duduk manis dalam keranjang belanja itu hingga sampailah di saat sunscreen benar-benar tamat riwayatnya, pagi tadi.

Ternyata yaa, ada manfaatnya juga hobby saya nyetok persediaan ini. Jadi, bukan cuman kebutuhan anak misal susu, diapers, tissu, perlengkapan mandi anak-anak, tapi barang-barang kebutuhan mandi dan cuci mencuci serta beberapa produk skincare juga suka saya stok di rumah. Hal ini saya lakukan karena khawatir bila sewaktu-waktu kebutuhan itu habis dan dana untuk membeli barang-barang itu udah digunakan untuk membeli keperluan lainnya (yang tak terduga), saya pasti bakalan kewalahan, makanya agar gak mengalami hal itu biasanya saat belanja bulanan saya selalu beli banyak buat stok, apalagi bila saat itu harga barang-barang itu sedang diskon, wahh makin kalap saya belinya, hahaha. Tolong jangan ditiru yaa, ini adalah kebiasaan buruk yang gak pantas dibanggakan, huhuhu 😭

Baca Juga: Lapar Mata

Kebiasaan nyetok ini udah dimulai sejak saat masih kuliah dulu. Jadi, saat dapat kiriman uang bulanan dari orang tua, yang pertama saya lakukan adalah belanja barang kebutuhan mandi dan mencuci, termasuk di antaranya pembalut dan produk skincare juga, tapi tentu saja setelah membeli mi instan, beras dan telur, hehehe. Saya kepikiran buat stok kebutuhan mandi dan mencuci ini karena pernah melihat salah satu teman kost yang suka meminta sabun atau barang lain pada teman-teman kost lainnya, makanya saya langsung bertekad agar jangan sampai menjadi seperti dia dan cara yang terpikirkan adalah menyetok barang-barang itu. Saya gak mau minta atau pinjam barang teman karena kondisi keuangan teman juga belum tentu lebih baik dari saya, toh kami sama-sama perantau yang mengharapkan kiriman uang bulanan dari orang tua. Cukup orang tua aja yang saya susahin, janganlah lagi ditambah dengan teman-teman kost. Rupanya kebiasaan ini terus berlangsung hingga saya kerja, menikah dan punya anak.

Tapi menurut artikel yang pernah saya baca (lupa judul artikelnya, euy), kebiasaan menyetok barang-barang ini akan membuat kita lebih boros belanja dan cenderung impulsif untuk membeli barang-barang yang kadang gak dibutuhkan, makanya gak disarankan melakukan kebiasaan ini. Cara yang bagus adalah membeli barang apabila barang yang dipakai udah habis terpakai.

Namun sampai saat ini saya masih nyaman melakukan ini (nyetok-red) karena menurut saya lebih praktis dan membuat saya lebih tenang dan gak was-was. Mungkin memang benar apa yang dikatakan artikel itu, dan cara yang saya pilih ini kurang tepat, tapi sampai saat ini saya masih nyaman untuk melakukannya. Mungkin suatu saat nanti saya akan berubah, tapi kayaknya belum saat ini, hehehe

Kalo teman-teman, lebih nyaman nyetok barang atau habis baru beli? Tulis pendapatmu di kolom komentar yaa 😁

Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments

Setiap saya membagikan cerita tentang keseharian saya di blog ini, gak sedikit teman-teman yang memuji karena saya tetap aktif nulis padahal punya tiga anak dan tetap ngantor setiap hari. Saya hanya bisa menjawab semua itu bisa terjadi karena saya memiliki support system yang baik mulai dari suami yang pengertian dan gak pernah melarang saya melakukan apapun yang saya mau, kondisi rumah yang santai dan tentu karena memiliki mertua yang sangat pengertian. Fyi, saat ini saya dan suami masih tinggal di rumah mertua.

Baca Juga: Me and My Mom In Law

Dalam menjalani kehidupan saya sebagai working mom, sebenarnya saya itu jarang banget melakukan kegiatan rumah tangga seperti masak, nyuci baik cuci piring maupun cuci baju, nyapu dan kegiatan rumah tangga lainnya, kegiatan rumah tangga yang rutin saya lakukan cuman menyetrika, seminggu sekali. Jadi setelah pulang kantor, yang saya lakukan adalah bersih-bersih badan, main sebentar dengan anak kemudian melakukan hobi saya nonton atau nulis sebelum akhirnya istirahat untuk kembali beraktivitas keesokan harinya.

Dalam hal mengurus anak, suami sangat banyak membantu, dia selalu turun tangan mengurusi keperluan anak-anak. Bila saya gak bisa atau sedang gak sempat melakukannya, biasanya dia yang selalu menggantikan. Suami juga gak ribet masalah makanan. Dia makan apapun yang tersaji di meja makan, kalo pun makanannya gak ada dia akan segera keluar untuk beli makanan jadi atau pesan makanan secara online.

Selain suami yang sangat banyak membantu, mengurus anak juga dibantu mertua. Anak ketiga kami yang baru berusia dua tahun itu bahkan tidurnya udah sama mertua. Doi udah gak mau tidur bareng kami dan maunya cuman sama oma aja, jadi sehari-harinya yaa banyakan sama omanya dibanding sama saya. Jadi waktu saya memang agak lumayan banyak lowong. Sayangnya saya sering didera rasa malas jadinya waktu banyak saya habiskan untuk leyeh-leyeh sambil nonton tiktok atau drama korea.

Baca Juga: Live Tiktok yang Annoying

Ahh jadi ingat saat awal-awal jadi ibu. Suamilah yang lebih telaten ngurus anak. Saya yang sebelumnya gak pernah suka dengan anak kecil apalagi sampe akrab dengan bayi, kaget banget dengan kehadiran anak kami. Sebagai new mom, saya ketakutan menggendong bayi, jadilah si bayi selalu rewel ketika saya gendong. Melihat saya yang kaku kayak kanebo kering, pelan-pelan suami mengajari saya cara menggendong bayi agar si bayi nyaman dan bagaimana mengurus bayi dengan baik hingga saya jadi luwes dan si bayi anteng saat saya gendong.

Saat melahirkan anak kedua dan ketiga pun suami yang paling banyak berperan. Masa-masa awal setelah lahiran, dialah yang lebih banyak begadang, membuat susu dan mengganti popok. Oh iyaa, ketiga anak kami gak ASI eksklusif karena entah mengapa ASI saya susah banget keluarnya, padahal udah coba beragam cara, jadilah anak-anak dibantu sufor.

Sebelum memutuskan menikah, saya dan suami memang mendiskusikan banyak hal, diantaranya adalah setelah menikah saya gak mau diminta untuk berhenti bekerja. Saya juga ngomong bahwa saya adalah perempuan yang gak bisa dipaksa dalam melakukan sesuatu dan saya bukanlah perempuan yang bisa diandalkan dalam mengurus rumah. Bila dia keberatan dengan semua itu, saya gak akan mau menikah dan saya persilakan dia mencari wanita lain. Alhamdulillah ternyata dia gak keberatan, hehehe 😄

Baca Juga: Nasehat Buat Adik-Adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya

Setelah menikah, punya anak dan merasakan banyak asam garam kehidupan rumah tangga, saya merasa bersyukur karena langkah yang saya ambil saat pacaran ternyata benar. Saya sulit membayangkan, gimana jadinya bila sebelum nikah saya gak pernah berdiskusi dengan calon suami tentang semua yang saya mau dan hal-hal yang harus kami ketahui tentang pribadi masing-masing dan setelah nikah saya baru tahu ternyata dia adalah lelaki yang suka memaksakan kehendak, suami yang bossy dan pengennya cuman dilayani aja. Kehidupan rumah tangga seperti itu pasti akan sangat berat dan saya kayaknya gak bakalan sanggup menjalaninya karena membayangkannya aja udah ngeri.

Baca Juga: Hempaskan KDRT Sejak Belum Menikah

Karena itulah, menyamakan persepsi sebelum nikah itu penting banget. Menikah bukanlah perkara mudah dan cuman cinta-cintaan doang. Menikah bukanlah sekadar menghalalkan yang haram atau sebagai cara menghindari zina, tapi pernikahan adalah hal yang sangat kompleks, jadi sebelum memutuskan untuk masuk ke gerbangnya, pastikan kita udah "kenal baik" dengan calon pasangan kita.

Menurut saya, dalam pernikahan seharusnya hubungan itu adalah relasi bukan majikan dan pembantunya, bukan pula raja dan hamba sahayanya. Kedudukan suami dan istri itu setara, gak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Karena itulah, segala pekerjaan rumah tangga itu harusnya jadi tanggung jawab berdua, gak ada pengkotak-kotakan tugas, misal tugas suami cuman mencari nafkah aja sedangkan istri tugasnya di rumah ngurus anak dan semua pekerjaan rumah tangga.

Baca Juga: 7 Ciri Lelaki yang Tidak Boleh Dijadikan Suami

Duh, ini kok jadi kemana-mana yaa pembahasannya, udah keluar banget dari judul, hehehe. Jadi sebenarnya apa sih inti dari tulisan ini? Yang ingin saya katakan adalah, lingkungan keluarga yang hangat dan relasi yang baik dengan suami adalah kunci kebahagiaan seorang istri. Udah, gitu aja inti dari tulisan ini, wkwkwkwk 😂

Daripada makin kemana-mana dan makin ngawur, sepertinya tulisan ini saya cukupkan sampai disini aja deh yaa, sampai jumpa di tulisan lainnya!

Share
Tweet
Pin
Share
21 Comments

Beberapa hari lalu beranda medsos dan fyp tiktok saya dipenuhi berita pernikahan Mikha Tambayong dan Deva Mahendra. Jujur aja, karena udah lama banget gak ngikutin perkembangan berita selebriti tanah air, saya jadi gak tau kalo Mikha dan Deva ini pacaran. Makanya pas dengar berita pernikahan mereka saya lumayan kaget, hehehe 😄.

Baca Juga: Haruskah Kisah Percintaan Diumbar di Medsos?

Layaknya pasangan yang saling mencintai sedang mengikat janji sehidup semati, wajah keduanya memancarkan aura kebahagiaan dan melihat aura kebahagiaan itu, saya pun ikut merasa bahagia. Memang benar yaa, kebahagiaan itu menular. Spontan saya ikut mendoakan semoga pernikahan mereka bahagia lahir batin, langgeng hingga maut memisahkan 🤲.

Namun di tengah-tengah berita bahagia ini, ada yang menggilitik saya. Apakah gerangan? Ada yang bisa menebaknya? Kalo gak ada, baiklah akan saya beritahu.

Di antara banyaknya orang yang menyebar foto dan video pernikahan yang dipenuhi aura bahagia ini, masih ada juga netijen maha benar yang mempertanyakan hal gak penting. Entah apa yang ada di pikiran orang-orang ini hingga mempertanyakan hal yang harusnya gak perlu dipertanyakan.

Coba tebak, hal apakah yang dipertanyakan para netijen kepo dan merasa paling benar ini? Yap, kalian benar. Yang dipertanyakan adalah AGAMA Mikha Tambayong. Mereka kepo dong, apakah saat menikah itu Mikha masih beragama nasrani ataukah udah ikut keyakinan Deva 🤦‍♀️.

Saya serius bertanya, apakah yang ada di pikiran orang-orang ini? Kok bisa mereka mempertanyakan hal se-pribadi itu? Woyyyy, agama itu urusan masing-masing orang dengan Tuhannya. Kalian gak pantas tau dan mempertanyakannya. Mau Mikha menikah beda agama kek, mau mualaf dan nikah secara islam kek, itu bukan urusan kalian. 

Emangnya kenapa kalo Mikha dan Deva nikah beda agama? Apa urgensinya mereka harus menjawab pertanyaan kalian? Emang kalian Tuhan? Kalo emang mereka nikah beda agama, kalian mau bilang bahwa pernikahan itu gak sah di mata Tuhan, gitu? Ckckck, jadi netijen kok kurang kerjaan banget. Mikha dan Deva itu gak peduli pada pandangan dan pendapat kalian, stop merasa jadi orang penting karena kalian itu bukan siapa-siapa.

Emang gak bisa yaa ikutan mendoakan aja tanpa perlu mempertanyakan agamanya apa. Gak bisa yaa ikutan bahagia saat melihat orang lain bahagia? Kenapa suka banget memperkeruh suasana yang baik-baik aja? 

orang bahagia gini kok masih juga diganggu dengan pertanyaan kepo

Jujur aja, saya kadang bingung dengan sebagian netijen Indonesia yang kepo banget dengan privasi orang lain. Suka banget mempertanyakan hal yang gak ada sangkut pautnya dengan hidup mereka. Beberapa yang suka mereka tanyakan antara lain agama, alasan orang lain belum nikah, alasan orang lain gak mau punya anak, jumlah penghasilan dan beberapa hal pribadi lainnya. Semua ini semakin menarik bila objeknya adalah selebriti, seolah semua hal yang berkaitan dengan selebriti itu harus disebar dan diketahui khalayak 😥.

Baca Juga: Basa Basi Busuk

Dan yang menjengkelkan adalah ketika mereka udah diberi jawaban oleh si artis dan jawabannya gak sesuai dengan yang mereka inginkan, mereka protes lagi. Mereka menyalahkan alasan yang mendasari pengambilan keputusan itu. Misal ada yang ambil keputusan untuk child free alias gak mau punya anak (seperti kasus Rina Nose), si netijen maha benar ini akan mulai mencaci dan menyalahkan keputusan itu. Mereka heran kok bisa ada orang yang udah nikah tapi gak mau punya anak, padahal Rina Nose udah jelas-jelas memberitahukan alasannya bahwa dirinya gak sanggup. Tapi menurut netijen itu adalah alasan yang mengada-ada. Ckckck benar-benar bikin emosi emang si netijen ini 😠.

Kembali ke masalah keyakinan Mikha Tambayong..

Ternyata Mikha bukanlah satu-satunya artis yang dipertanyakan agamanya. Ketika saya iseng-iseng coba ketik nama Nicholas Saputra di kolom pencarian google, agama Nic juga menjadi hal yang paling banyak dicari di laman pencarian. Rasa ingin tahu terhadap agama apa yang dianut Nic lebih besar daripada rasa ingin tahu terhadap siapa istri Nicholas. Benar-benar membagongkan 🥴.

saat saya mengetik nama Mikha Tambayong & Nicholas Saputra di kolom pencarian google

Agar gak suka ikut campur urusan pribadi orang lain, netijen ini harus diberi kesadaran bahwa mereka tuh bukan siapa-siapa yang harus tahu semua hal pribadi orang lain atau selebriti. Mempertanyakan agama orang lain itu gak sopan, sama halnya dengan menanyakan gaji atau penghasilan orang lain. Apalagi urusan agama ini adalah urusan sensitif yang gak ada sangkut pautnya dengan kemaslahatan umat. Ia adalah hal prinsip yang gak boleh dicampuri dan memilih keyakinan sesuai dengan hati nurani adalah hak asasi setiap manusia yang dilindungi oleh negara dan undang-undang.

Memang gak bakalan ada habisnya kalo ngikutin kemauan netijen maha benar ini. Ahh kejadian ini mengingatkan saya pada pernikahan Jonas Rivano dan Asmirandah beberapa tahun lalu. Saat itu terjadi kehebohan karena setelah Jonas Rivano mualaf dan menikahi Asmirandah secara islam, keduanya kembali melakukan pernikahan secara nasrani di gereja. Publik dibuat gempar oleh hal ini, merasa kedua sejoli ini mempermainkan agama. Plot twist, Jonas dan Andah akhirnya mengaku bahwa Asmiranda-lah yang murtad dan memilih mengikuti keyakinan Jonas. Mereka berdua menikah di gereja dan karenanya publik sangat marah merasa dibohongi. Keduanya langsung di-blacklist karena menurut netijen, mereka berdua telah menista dan mempermainkan agama.

Setelah saya pikir-pikir lagi, saya menduga saat itu Jonas dan Asmirandah mengambil keputusan seperti itu mungkin aja untuk menghindari caci maki netijen, namun naas bagi mereka berdua ternyata rencana gak berjalan mulus. Yang terjadi justru sebaliknya, keduanya malah menjadi bulan-bulanan netijen.

Baca Juga: Ketika Lisan Lebih Tajam dari Pedang

Wahayyy netijen budiman nan maha benar, please stop ikut campur masalah prinsip orang lain. Kalian gak perlu tahu alasan orang lain memilih keyakinan yang sesuai hati nuraninya. Belajarlah menerima perbedaan, gak selamanya yang kalian anggap benar itu juga akan dianggap sama oleh orang lain. Yuk belajar menghargai keputusan orang lain, yuk!

Akhir kata, saya ingin mengucapkan "Happy Wedding, Mikha Tambayong & Deva Mahenda" Semoga kalian berdua selalu dilimpahi kebahagiaan dalam menjalani bahtera rumah tangga, langgeng hingga maut memisahkan, amiiin 🤲😇.

Share
Tweet
Pin
Share
24 Comments

Dua hari ini di fyp tiktok saya dipenuhi video warga tiktok yang ramai-ramai memberikan pendapatnya terhadap video seorang remaja Singapura yang bernama Zoe. Jadi si Zoe ini membagikan video yang berisi kebahagiaannya karena baru aja mendapatkan hadiah dari ayahnya berupa sebuah tas Charles & Keith yang ia beri judul "my first luxury bag".

Yang jadi masalah adalah, ternyata video Zoe ini viral dan mendapat banyak komen dari netijen. Namun komen yang muncul bukanlah komen yang berisi ucapan selamat atas hadiah yang diperolehnya melainkan komen-komen negatif yang menjatuhkan mental. Menurut netijen yang maha benar, merk tas yang didapat Zoe itu bukanlah luxury bag, dan mereka juga bilang lebih tepatnya mengejek bahwa reaksi Zoe itu terlalu berlebihan untuk tas sekelas Charles & Keith.

Baca Juga: Whats In My bag (Tas Kantor)

Zoe yang mendapatkan komen julid itu pun memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan bahwa bagi dia, tas yang didapatkan itu adalah tas mewah karena untuk mendapatkan tas itu, ayahnya harus menabung dalam waktu yang cukup lama. Buat Zo dan keluarganya, nilai $80 (harga tas itu) adalah nilai yang sangat besar. Makanya ketika mendapatkan hadiah dengan nominal sebesar itu dia bahagia banget.

Melihat fenomena (FENOMENA) yang dialami Zoe ini, saya pun sadar bahwa selama ini saya cukup sering melihat kejadian seperti ini di sekitar saya. Walau belum pernah mengalami apa yang dialami Zoe, tapi beberapa kali saya menyaksikan hal serupa.

Saya jadi ingat saat masih jadi karyawan beberapa tahun lalu. Ada seorang rekan, sebut aja Tom, yang "alergi" dengan barang-barang murah karena menurutnya barang seperti itu pasti gak bagus kualitasnya jadi semua barang yang dipakainya adalah barang branded dan mahal.

Sebagai penyuka barang murah (namun gak murahan), saya maklum banget dengan prinsip rekan tersebut. Bagi saya, gak papa dia gak mau beli barang murah, toh selama ini doi gak pernah mengejek kami yang suka barang dengan harga murah. Doi juga selalu memuji barang murah yang kami beli dan selalu kagum saat tahu ternyata kualitas barang dengan harga murah itu ada juga yang bagus dan tahan lama saat dipakai walau tentu aja dia tetap gak pernah tertarik untuk membeli barang murah tersebut.

Yang jadi masalah adalah, ada seorang rekan yang lain, sebut aja Jerry, yang selalu ngejek apa yang dibeli Tom. Menurut Jerry, barang yang dibeli Tom itu selalu ada kekurangannya, entah dari warna yang kurang oke, bentuknya yang kurang bagus atau hal-hal lainnya. Hal ini membuat Tom insecure dan jadi gak percaya diri.

Baca Juga: Ketika Lisan Lebih Tajam dari Pedang

Mengapa yaa, kok selalu ada orang seperti Jerry dan para netijen maha benar yang komen di video Zoe itu 🤔. Bukankah harusnya saat melihat orang bahagia kita juga bisa ikut merasakan kebahagiaan itu? Kalo memang gak suka dengan kebahagiaan yang dibagikan, yaa gak perlu diungkapkan cukup ditahan dalam hati aja. Toh kebahagiaan mereka juga gak akan mengurangi kebahagiaan kita.

Lalu apakah selama ini saya selalu ikut berbahagia saat orang lain membagikan kebahagiaannya? Jujur aja, saya juga kadang gak suka melihat orang pamer kebahagiaannya, apalagi pada saat melihat itu kondisi saya sedang terpuruk dan apa yang dibagikan itu adalah hal yang menjadi impian saya juga, tapi saya gak pernah kepikiran untuk komen menjatuhkan di status yang dibagikan teman itu. Yang saya lakukan adalah langsung buru-buru swipe beranda agar status teman itu segera berlalu dan berganti dengan status teman-teman yang lain. Dalam hati gak pernah kepikiran untuk hate comment karena saya gak ingin mengganggu kebahagiaannya. 

Baca Juga: Be a Smart Netijen!

Menurut saya, bila saya sedih atau gak suka melihat orang lain bahagia, masalahnya bukan di orang yang berbagi kebahagiaan itu tapi ada di hati saya. Makanya saya gak mau orang lain tahu, cukup saya sendiri aja yang tahu. Sembari berusaha melakukan usaha lebih untuk bisa mencapai apa yang dicapai orang itu (kalo memang keberhasilan yang dibagikan itu adalah impian saya juga), tapi kalo kebahagiaan yang dibagikan itu menurut saya adalah hal receh dan biasa aja, saya juga gak bakalan ngejek karena saya sadar bahwa standar kebahagiaan orang itu memang berbeda. Hal ini juga berlaku untuk rasa sakit karena standar penerimaan terhadap rasa sakit setiap orang itu juga berbeda.

Baca Juga: Saat Mimpi Tak Dapat Diraih

Kembali ke kasus Zoe..

Lalu apa yang terjadi dengan Zoe? Rupanya video viralnya itu sampai juga ke telinga pihak Charles & Keith dan pihak C&K langsung mengapresiasinya. Zoe dan ayahnya diundang makan siang bersama para founder C&K dan melakukan tur di kantor C&K. Gak cuman itu, follower Zoe yang awalnya hanya 400 kini udah mencapai >150K. Wow, saya yakin Zoe pasti gak nyangka akan mengalami hal ini.

saya yakin followersnya pasti masih akan bertambah

Dari kasus Zoe ini ada banyak pelajaran yang bisa diambil, diantaranya:

👍🏻 Jangan mengukur segala hal pakai standar kita. Ingatlah, setiap orang memiliki standar berbeda dalam segala hal, salah satunya adalah standar kebahagiaan

👍🏻 Jangan merendahkan orang lain hanya karena pandangannya berbeda dengan kita

👍🏻 Tahan jari dan mulut. Sebelum memberikan pendapat, pikirin dulu apakah pendapat yang akan kita berikan itu bermanfaat atau malah melukai

👍🏻 Kalo memang gak suka dengan kebahagiaan orang lain, baiknya diam aja atau bila perlu langsung hide atau blokir aja orangnya

Itulah opini saya terkait kasus Zoe yang sedang trending di tiktok. Sebenarnya pengen juga bisa memberikan opini pakai video, tapi saya bukanlah orang yang suka bicara di depan kamera, saya juga bukan orang yang mahir membuat video, jadi opininya saya tuliskan di blog aja, hehehe 😄

Teman-teman blogger, adakah yang juga mengikuti kasus Zoe ini? Pemilik Blog Sunglow Mama apakah juga mengikuti kasus ini? 😉

Share
Tweet
Pin
Share
27 Comments

Hahaha judulnya sungguh anu banget yaa. Iya nih, entahlah tiba-tiba aja pengen nulis ini karena beberapa kali scroll live tiktok yang muncul kok video-video yang bikin naik tanduk dan menguji iman saya. Jadi daripada kekesalannya dipendam sendiri mending ditulis aja, kali aja suatu saat nanti, di masa mendatang, di saat video-video annoying kayak gini udah gak jaman lagi saya bisa membaca tulisan ini lagi. Saya bayangkan kayaknya bakalan lucu mengenang hal ini, hahaha 😄

Jujur aja, sejak ongkir di toko orens udah gak semurah dulu, saya mulai suka jajan-jajan manjyah di tiktok. Biasanya saya suka nontonin live pedagang yang muncul di beranda tiktok saya. Kalo ada yang disuka, langsung check out (walau kadang barangnya gak butuh-butuh amat. Duh, yang ini jangan ditiru yaa 😝🙈)

Namun rupanya, bukan cuman video live pedagang yang suka muncul di beranda tiktok saya. Ada banyak jenis video yang disiarkan orang-orang juga muncul di beranda saya, yang mana beberapa di antaranya tuh bikin emosi dan gak ada faedahnya sama sekali namun anehnya yang nonton bisa banyak banget sampe ribuan bahkan puluhan ribu. Melihat fenomena ini saya pun bingung dan heran. Ini penonton sebanyak itu emang benar-benar terhibur ataukah gabut gak ada kerjaan sama sekali? Kok mereka betah nontonin orang live dengan modelan kayak gitu 🤔

Baca Juga: Sosok Random Unik & Lucu yang Muncul di FYP Tiktok Saya

Hmm, memang live-nya seperti apa sih hingga membuat saya emosi saat menontonnya? Biar gak penasaran, berikut saya sebutin tiga jenis live tiktok yang saya maksud, check this out!

😩 Live orang yang di belakangnya ada kertas bertuliskan "Yang bisa bikin saya ketawa, saya kasih handphone keluaran terbaru, uang tunai atau barang berharga lainnya"

Sejak pertama video live ini muncul di beranda tiktok saya, saya langsung mengernyitkan alis dan bertanya dalam hati. Ohh ada yaa, jenis live seperti ini? Dan yang lebih mengejutkan adalah penontonnya banyak banget euy. Gak tanggung-tanggung, penontonnya ribuan bahkan sampe tembus puluhan ribu, ckckck. Para penonton itu berlomba-lomba komen dengan kalimat lucu-lucu berharap orang yang live bisa tertawa saat membaca komen mereka dan mereka bisa mendapatkan barang yang dijanjikan. Duh, saya langsung membatin, ini yang nonton apa gak sadar kalo mereka cuman "dikibulin" sama yang live ini yaa? 

Baca Juga: Be a Smart Netijen!

Pengen banget saya bilang ke ribuan penonton itu untuk sadar bahwa mereka cuman dimanfaatkan. Justru yang live inilah yang sebenarnya sedang butuh uang, yang live itu butuh gift dari penonton. Itu trik mereka buat dapat cuan. Melihat fenomena ini saya akhirnya disadarkan bahwa ternyata masih banyak orang yang mudah diperdaya dan rela menghabiskan banyak waktu dan kuota internet untuk nonton live kayak ginian.

😩 Live Kekeyi

Disclaimer dulu nih: Saya bukan hater Kekeyi yaa! Walau gak suka pada doi, tapi saya juga gak benci padanya. Saya justru kagum pada perjuangannya yang dari nol hingga bisa sukses seperti saat ini 👍🏻

Mengapa live Kekeyi di tiktok bikin saya emosi? Jadi begini ceritanya, gaes! Saat sedang scroll live di tiktok, video Kekeyi muncul, di judulnya (kalo gak salah ingat) tertulis video tutorial make up apaaa gitu. Saya tertarik dong buat nonton, saya tungguin dia dandan tapi sampe sepuluh menit berlalu doi gak dandan-dandan juga euy, yang doi lakukan adalah mengucapkan terimakasih kepada semua yang memberikannya gift. Yang jadi masalah adalah, yang kasih gift ke dia itu banyak banget woyyyy. Dan doi juga ngulang-ngulang terus ucapan terimakasihnya. Alhasil dandannya gak kelar-kelar dan saya yang gak sabaran ini jadi esmosi melihatnya, hahaha 🙈. Kalo ini sepertinya bukan salah Kekeyi yaa, tapi salah saya yang gak sabaran 😝

😩 Live orang yang makan makanan gak biasa (misalnya kaktus, beragam jenis bunga) dicampur sambal super pedas (sambalnya ditaroh dalam cobek)

Reaksi saya saat pertama kali melihat live ini sama seperti melihat live yang pertama. Saya langsung kasihan pada ribuan penonton yang penasaran ingin menyaksikan atraksi ((ATRAKSI)) fenomenal di layar handphone mereka, namun yang mereka dapatkan adalah nol besar karena ternyata mereka di-php sama yang live. Ingin kuteriak kepada para penonton itu agar mereka sadar bahwa yang live ini cuman bergaya doang. Mereka tuh cuman pura-pura aja dan gak ada niatan untuk melakukan apa yang udah dijanjikan ke penonton.

Orang-orang yang melakukan live ini memanfaatkan rasa penasaran penontonnya. Mereka berharap penonton akan penasaran menunggui mereka makan (yang akhirnya gak jadi makan juga). Mereka ini pura-pura mau makan (saya yakin mereka juga sebenarnya takut mati kalo makan kaktus berduri itu 🤣), cuman karena pengen cuan alias gift dari penonton baik hati, jadinya yaa mereka bela-belain melakukan hal itu. Hahaha dasar peng*mis online! 

Dan sama seperti Kekeyi, saat mendapatkan gift, mereka akan mengucapkan terimakasih dengan mata berbinar. Ini sekaligus menjadi alasan bagi mereka untuk menunda memakan kaktus berduri itu. Bila gak ada yang kasih gift, yang live itu pura-pura hendak memasukkan kaktus yang udah dicampur sambal ke mulutnya, namun baru aja tangannya terangkat, mulutnya kembali berbicara, minta tap-tap layarnya dong! Hahaha benar-benar dagelan yang berhasil mengaduk-aduk emosi penonton yang gak sabaran kayak saya.

~~

Itulah 3 jenis live yang menurut saya bikin emosi, unfaedah dan gak ada gunanya sama sekali. Saya berharap semoga semakin banyak warga tiktok yang sadar bahwa live-live kayak di atas adalah penipuan dan pembodohan dan menontonnya adalah kegiatan buang-buang waktu.

Lalu live seperti apa yang saya suka di tiktok? Agak random sih, tapi biasanya saya suka nonton live orang yang memberikan tutorial make up, live pororo si kucing lucu nan menggemaskan juga influencer-influencer yang jualan pakaian, sepatu, tas dan barang-barang rumah tangga lainnya.

Untuk video tiktok, Saya juga suka video yang lucu-lucu, video work out untuk mengecilkan perut, video spoiler drama korea yang sedang ongoing, video tentang Princess Leonor, video tentang Nicholas Saputra, video tentang artis India dan  video-video motivasi yang bisa menambah semangat saya dalam menjalankan peran sebagai ibu bekerja beranak tiga yang merangkap sebagai momblogger.

Baca Juga: Alasan Saya Memilih Sebagai Working Mom

Oh iyaa, hampir lupa, beberapa saat lalu saya pernah melihat viti (video tiktok, red) yang dibuat oleh seorang mahasiswi berdarah Bugis yang saat ini sedang tinggal di Malaysia. Si Mahasiswi ini menguasai beberapa bahasa mulai dari bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Arab hingga bahasa Jerman. Saya langsung jatuh cinta pada video-video yang dibuat si mahasiswi ini, sayangnya saya lupa follow dan lupa nama akunnya. Adakah yang juga suka viti-viti si cantik ini? Kalo ada, boleh bisikin nama akun tiktoknya yaa, biar saya bisa follow akunnya.

Wow, gak terasa tulisan tjurhat yang diawali rasa emosi ini udah lebih seribu kata. Pantasan aja tangan ini udah mulai pegal, hehehe. Biar gak makin panjang dan kemana-mana, tulisannya saya cukupkan sampai di sini yaa, mohon maaf bila di atas ada kata-kata yang kurang enak dibaca 🙏

Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments

Beberapa hari ini di fyp tiktok saya berseliweran viti seorang ibu yang bernama Momzi. Memang apa sih isi video ibu ini hingga membuat saya tergerak untuk menuliskannya di blog ini? Jadi alasan saya menulis cerita tentang ibu ini adalah agar kita semua bisa mengambil pelajaran dari kasus yang dialaminya.

Jadi gini ceritanya, gaes. Momzi ini sedang berseteru dengan Dewi Perssik (DP). Loh kok bisa? Sini saya kasih tahu (duh saya kok berasa jadi host acara gosip yaa? Hahaha 🤣🙈). Jadi kasus ini masih kelanjutan dari kasus KDRT pada wanita yang dialami Lesti Kejora beberapa waktu lalu. Ditengarai si Momzi adalah fans Leslar yang gak suka dengan video-video yang dibuat oleh DP yang kecewa terhadap keputusan Lesti yang mencabut laporan polisi atas dugaan kasus KDRT yang dilakukan suaminya, Rizky Billar. Menurut DP, harusnya Lesti jangan kayak gitu, Rizky haruslah diberi pelajaran agar ia jera.

Momzi yang gerah dengan video-video DP langsung membuat video tandingan yang berisi hinaan terhadap DP. Oh iyaa, sebenarnya bukan cuman si Momzi ini yang gak suka dengan video DP sih, ada beberapa ibu (fans leslar) lain yang juga gak terima dan bikin viti serupa dengan kalimat yang gak pantes diucapkan dan sangat merendahkan DP yang jika diteliti lebih lanjut bisa masuk dalam kategori kekerasan verbal dan boleh banget diproses secara hukum. Dan good, DP udah melaporkan beberapa dari mereka ke polisi. Ada yang langsung menghilang usai dilaporkan, ada juga yang langsung nyesal dan minta maaf dengan wajah terkulai lemas.

Tapi saya gak akan membahas mereka itu, yang ingin saya bahas saat ini adalah si Momzi ini karena di antara semuanya, dialah yang paling berisik dan paling berani nantangin. Doi rajin banget bikin video, dan semakin ditanggapi oleh DP dia semakin menjadi-jadi, membuat orang yang menontonnya makin gregetan dengannya. Awalnya DP diam aja, tapi lama-lama terpancing juga. Akhirnya DP memutuskan untuk melaporkan ibu ini ke polisi. 

Dari kasus Momzi dan DP ini ada banyak banget pelajaran yang bisa diambil, namun satu yang ingin saya garis bawahi adalah saat bermedia sosial kita tuh wajib menjadi netijen yang cerdas. Be a smart netijen! Karena sedikit aja kita "kepeleset", kita bisa jadi penghuni bui. Ketikan jari dan kalimat yang kita keluarkan bisa jadi boomerang bila kita gak hati-hati.

Jujur aja, menyaksikan perseteruan DP dan Momzi ini membangkitkan kenangan saya beberapa tahun lalu yang hampir aja dipolisikan salah satu teman facebook. Doi merasa tersinggung dan gak terima dengan status no mention yang saya buat. Dia dan keluarganya langsung datang ke kantor untuk mengadukan saya pada pimpinan saya. Selain itu, doi juga ngancem akan memukul saya (lebih tepatnya mengeroyok karena dia mengajak teman-temannya), hahaha saya langsung screenshoot dong ancaman tersebut dan langsung ngancam balik akan melaporkannya juga. Doi pikir saya bakalan takut dengan ancamannya. Saya suka senyum-senyum sendiri kalo ingat kejadian itu.

Tapi dari kejadian itu saya belajar banyak hal. Bahwa ternyata apa yang kita ucapkan/tuliskan itu bisa aja disalahartikan dan menyakiti orang lain yang membaca/mendengarnya. Saya merasa bersyukur mengalami kejadian itu karena hal tersebut menjadi titik balik saya dalam bermedsos. Sejak saat itu saya jadi hati-hati banget dalam membuat status di medsos. Sebelum membuat status, saya mikirin efek jangka panjang apa yang timbul dari status yang akan saya buat. Sejak saat itu, saya jadi jarang banget pasang status di facebook kecuali menebarkan berita bahagia atau share link tulisan blog.

Saat ini, saya masih terus belajar untuk menjadi smart netijen, saya berusaha untuk bijak bersosmed dengan melakukan beberapa hal ini:

👉🏻 Menghindari posting atau share sesuatu yang bersifat SARA, kekerasan, pornografi dan hal-hal mengganggu lainnya

👉🏻 Berusaha untuk selalu menggunakan bahasan yang baik dan sopan'

👉🏻 Berusaha untuk gak share berita yang belum jelas kebenarannya atau berita hoax. Saya selalu berusaha untuk mencari tahu kebenaran suatu berita sebelum membagikannya (saring sebelum sharing)

👉🏻 Memutuskan untuk gak posting status yang bersifat sangat pribadi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia

Lalu apakah usaha saya untuk menjadi smart netijen selalu berjalan mulus? Oh tentu tidak, Marimar! Sebagai manusia, kadang muncul rasa narsis dari dalam jiwa ini untuk pamer-pamer atau posting hal yang sifatnya pribadi banget, namun kemudian saya sadar, apa yang bakalan saya dapat dari hal tersebut? Akhirnya pamer-pamernya cukup di dalam hati aja, hahaha 😂

Lalu bagaimana kelanjutan kasus Momzi dan DP? Saya kurang tahu gimana kelanjutan kasus ini, namun saya berharap semoga kasus ini berakhir damai. Sedih rasanya menyaksikan orang harus berurusan dengan hukum karena masalah dari main sosmed.

Yuk bisa yuk kita menjadi netijen cerdas! Kita tetap bisa kok bersenang-senang tanpa perlu menyakiti orang lain 💪😊

Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments


pic source: pixabay.com

Dua minggu lalu publik dan jagat hiburan Indonesia dikejutkan oleh berita KDRT yang dialami Lesti Kejora yang dilakukan suaminya sendiri. Berita ini sangat menggemparkan karena selama ini pasangan ini menjadi role model pasangan muda kaya raya dan harmonis yang selalu memperlihatkan kemesraan dan keharmonisan rumah tangganya di mana-mana, baik di televisi, akun youtube maupun di akun sosmed mereka, yang mana setelah melihat semua yang indah-indah itu, gak sedikit muda-mudi jadi punya keinginan untuk mengikuti jejak mereka.

Namun rupanya apa yang diperlihatkan selama ini hanyalah kamuflase dan fatamorgana semata, Gaes!!! 😱😨

Lesti udah lama mengalami KDRT namun ia memendamnya seorang diri. Belum lama ini beredar rekaman CCTV yang memperlihatkan Billar melempar bola bilyard ke arah kepala Lesti. Untung aja dia terpeleset, kalo gak, kita mungkin akan lebih cepat tahu borok pernikahan mereka. Seperti kata pepatah, serapat-rapatnya menyimpan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Setahan-tahannya Lesti dikasari, doi pasti punya batas kesabaran juga. Hey, itu badan manusia, bukan samsak tinju, Ferguso! Lesti mengambil tindakan yang tepat, segera melaporkan apa yang dialaminya ke polisi. Good job, Lesti! 👍🏻

Setelah babak belur, alhamdulillah saat ini kondisi fisik Lesti udah jauh membaik dan sekarang dia sedang menenangkan diri sekaligus menunaikan ibadah umroh di tanah suci. Saat ini sang suami, Rizky Billar juga udah ditetapkan sebagai tersangka. Semoga dari kasus ini kita bisa mengambil banyak pelajaran yaa, khususnya buat para lajang di luar sana, agar gak gampang mengambil keputusan buru-buru nikah hanya karena tekanan dari lingkungan. Juga buat para wanita agar gak bucin-bucin amat hingga kehilangan logika dan mau aja nikah dengan laki-laki yang ringan tangan.

Baca Juga: Pesan buat adik-adik perempuan yang belum bertemu jodohnya

Saya gak akan membahas lebih jauh tentang kondisi Lesti dan Billar karena saya memang gak terlalu mengikuti berita mereka. Saya hanya tahu sedikit aja setelah melihat cuplikan-cuplikan video yang muncul di fyp tiktok saya.

Sesuai judul, yang ingin saya soroti dari kasus yang sangat viral ini adalah, ternyata berita memilukan dan menyesakkan dada ini belum mampu menyentuh hati semua orang. Percaya atau gak, masih ada (dan sedihnya lumayan banyak) yang menilai sebelah mata hingga tega membuat bercandaan yang gak lucu dan bikin emosi. Ada juga yang reaksinya mengecilkan KDRT yang didapat Lesti. Berikut beberapa tanggapan yang menurut saya gak wajar yang saya temukan:

👉🏻 Prank KDRT dari Baim Wong - Paula

Ckckck, saya nyaris gak bisa mengekspresikan perasaan saat tahu ulah menjijikkan dari Baim Wong dan Isrinya ini. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka sampai tega membuat konten prank KDRT dan melibatkan polisi pula. Saya benar-benar kehilangan kata. Apa yang mendasari mereka hingga tega membuat konten sampah seperti itu? Views-kah? Atau ada motif lain?

Mereka membuat video itu dengan penuh perhitungan dan sepertinya memang tahu dan sadar bahwa apa yang dilakukan itu salah karena di judul video yang mereka upload itu ada kata "SEBELUM DI-TAKE DOWN". Yang bikin saya heran, udah tahu salah kok masih dilakuin, mase dan mbake? 🤮

Apakah mereka iri karena fokus media saat ini hanya pada Lesti dan Billar hingga media jadi gak tertarik lagi meliput mereka? Harusnya kalo ingin mencuri perhatian media, jangan pake cara kampungan kayak gini. Bikin dong konten bermanfaat! Ahhh saya lupa, mereka ini kan memang minim prestasi, taunya cuman bikin konten prank aja. Suami istri ini memang pasangan serasi, sama-sama gak punya empati pada orang yang jadi teman mereka (saya bilang teman karena beberapa kali lihat Lesti dan Paula berada dalam satu video)

Baca Juga: Hempaskan virus KDRT sejak belum menikah

👉🏻 Korban KDRT yang membandingkan dirinya dengan Lesti

Reaksi kedua yang bikin saya geleng-geleng kepala adalah para ibu-ibu korban KDRT lain yang membanding-bandingkan dirinya dengan Lesti. Menurut mereka Lesti itu terlalu terburu-buru melaporkan suaminya. Menurut mereka, karena pernikahannya baru seumur jagung, mendapatkan KDRT dari suami itu wajar adanya. Lesti harus bertahan dan memaafkan suaminya. Pretttt!

beberapa video ibu-ibu korban KDRT yang sempat saya screenshoot

Jujur aja, saya bingung dengan para ibu ini. Apa yang mau kalian cari, Bu? Salahkah Lesti yang pengen cepat keluar dari lubang penderitaan KDRT? Salahkah Lesti yang ingin menyelamatkan hidupnya dan anak semata wayangnya? Kalo situ tahan dijadiin samsak tinju setiap hari, yaa jangan anggap semua orang bisa seperti situ. Ada perempuan lain yang gak mau direndahin sama suaminya. Ingat, istri yang di-KDRT adalah anak dari orang tua yang mencintainya. Dia adalah pribadi yang berhak bahagia dan bebas dari rasa sakit. Wake up, Bu. Yuk, hargai keputusan wanita lain!

Syukurlah setelah esmosi dengan video dari ibu-ibu korban KDRT yang masih mau bertahan dan menyalahkan keputusan Lesti, muncullah satu video yang sangat mewakili perasaan saya, ini nih screenshoot videonya 

sepertinya apa yang dirasakan si pembuat video ini sama dengan apa yang saya rasakan 😂
 

👉🏻 Pelaku Masochism yang meremehkan penderitaan Lesti

Saya kutip dari fimela.com, masochism adalah kelainan seksual dimana penderitanya mencapai kepuasan seksual ketika ia disakiti, dilukai atau dipermalukan baik secara fisik maupun psikis.

Jadi, para wanita penderita masochism ini menganggap Lesti itu lebay, karena baru dipukul dan dibanting aja udah lapor polisi, sedangkan mereka (saya sebut mereka karena yang buat video ini lumayan banyak), udah dibanting, dipukul, dihantam, diikat bahkan sampai ditusuk sama pasangannya diam-diam aja malah pengen nambah lagi.

Yaa Tuhan, saya benar-benar gak habis pikir dengan perempuan-perempuan ini. Apa coba maksudnya membuat video itu? Mau show off kalo mereka pelaku masochism? Ehhh Bu, ingat yaa, ada perempuan lain yang jangankan dikasari saat hendak berhubungan intim, diminta ngelayanin suami saat gak mood aja ogah, apalagi mau dikerasi seperti situ. Kalo situ menikmati yaa udah, nikmati aja, gak usah memandang penderitaan orang lain sebagai kesenangan buat kamu 😩

Ckckck, sebenarnya mau heran kok ada yaa perempuan kayak gini, tapi karena ini adalah kelainan, jadi saya coba memahaminya bahwa ternyata memang ada yang seperti ini. Salahnya mereka adalah mengkerdilkan korban KDRT dengan berpatok pada standar mereka.

Baca juga: Ciri-ciri lelaki yang tidak boleh dijadikan suami

Itulah tiga reaksi gak wajar yang saya temukan setelah kurang lebih dua minggu mengamati kasus KDRT yang dialami Lesti Kejora. Hahaha saya udah kayak pengamat KDRT aja nih 😂

Sembari menulis artikel ini, saya bingung sama diri sendiri. Ngakunya bukan fans Leslar tapi kok niat banget bikin dua artikel dengan tema Leslar. Soalnya saya gemas dan greget banget dengan reaksi yang saya temukan, jadi yaudah lah yaa, dari pada misuh-misuh gak ada yang dengerin, mending ditulis aja di blog, kali aja ada orang lain yang merasakan hal serupa, lumayan saya jadi ada temannya plusnya lagi kalo nulis di blog itu, bisa nambah jumlah artikel, jadi kesannya saya adalah blogger produktif gitu loh, wkwkwkwk 🤣


*Update Tanggal 14 Oktober pukul 08.00 WITA

Pagi ini muncul berita kalo Lesty mencabut gugatannya 😱. Jujur agak kecewa dengan keputusan yang diambilnya, kok bisa segampang itu doi merubah keputusannya padahal kekerasan yang dialaminya menurut saya lumayan parah. Tapi apapun itu, semoga ini adalah keputusan terbaik, dan ke depannya gak ada lagi KDRT dalam rumah tangga mereka 🙏🏻



Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments
pic source: Dodi/JabarNews

Kurang lebih seminggu lalu, tepatnya pada hari Kamis terakhir di bulan September 2022, saya dikagetkan dengan pertanyaan salah satu rekan yang mejanya ada di depan meja saya. "Kak Ir, benarkah berita ini?" sembari bertanya, ia menunjukkan sebuah berita yang dilihatnya dari salah satu akun gosip, yang berbunyi kurang lebih seperti ini

"Lesti Kejora Melaporkan Suaminya ke Polisi Karena Sang Suami Melakukan KDRT"

Membaca berita itu, saya gak percaya, lebih tepatnya shock karena walau selama ini jarang dan gak terlalu tertarik mengikuti berita tentang Lesti dan Billar, suaminya, saya gak nyangka akan mendengar berita buruk ini. Apalagi selama ini berita tentang mereka selalu berisi hal yang baik-baik seperti prestasi Lesti yang segambreng atau hal positif lainnya. Ada juga berita tentang pamer-pamer harta dan hal-hal yang bersifat hura-hura lainnya. Intinya, berita tentang mereka tuh selalu berisi berita bahagia, makanya saya gak percaya saat mendengar berita miris nan memilukan ini.

Jujur aja, walau benci banget dengan konten prank, tapi mendengar berita buruk yang menimpa Lesti, saya berharap ini cuman settingan dan konten prank aja. Saya sedih banget membayangkan dia harus mengalami kekerasan dari orang yang seharusnya melindunginya. Membayangkan tubuhnya yang mungil itu harus menerima pukulan keras nan menyakitkan dari suaminya sendiri, orang yang sangat dicintainya, hiks hati saya ikut teriris 😭

Saya akui, saya bukan fans Lesti dan Billar. Saya termasuk orang yang percaya bahwa kedekatan mereka adalah settingan semata demi konten untuk menyenangkan fans sekaligus mempertebal pundi-pundi kekayaan mereka. Entahlah, walau banyak yang klepek-klepek dengan kedekatan dan kemesraan mereka, saya kok merasa biasa aja dan melihat cinta mereka gak sekuat itu. Saya bahkan melihat Lesti bukanlah tipikal wanita yang disukai Billar (maaf buat yang gak sependapat). Di hubungan mereka, saya melihat cinta Lesti bertepuk sebelah tangan 💔

Tapi walau begitu, saya gak pernah membayangkan akhir kisah mereka akan setragis ini. Pernikahan yang digelar dengan begitu mewah dan meriah laksana pernikahan putri dan pangeran di novel-novel romantis dan disiarkan langsung di televisi itu, yang usianya baru berjalan kurang lebih setahun harus berakhir di kantor polisi. Saya membayangkan hati kedua orang tua Lesti yang hancur berkeping-keping menyaksikan anak perempuan satu-satunya yang mereka cintai sepenuh hati sejak kecil, di-kdrt oleh orang asing yang baru dua tahun terakhir dekat dengan Lesti.

pic source: Instagram @aldiphoto

Dari kisah Lesti dan Billar ini, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik, diantaranya:

⭐ Jangan Menikah karena tekanan

Bila disebut siapa yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya pernikahan Lesti dan Billar, maka saya berani jawab; NETIJEN alias fans leslar yang hatinya berbunga-bunga dan jantungnya berdebar-debar melihat kedekatan Lesti dan Billar. Saya melihat pernikahan Lesti dan Billar ini gak didasari cinta. Seperti yang saya tulis di atas, di pernikahan ini hanya ada cinta Lesti, sedangkan Billar? Dari gesture tubuhnya gak ada tanda-tanda cinta, imho. 

Di sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa jangan menikah karena tekanan orang-orang di sekeliling atau lingkungan, jangan pula menikah dengan tujuan untuk menyenangkan orang lain karena ketika terjadi hal yang gak diinginkan dalam pernikahan kita (misal KDRT), maka kita sendirilah yang menanggungnya, orang lain yang dulunya sangat mendukung itu, alih-alih bersimpati, yang ada mereka cuek dengan penderitaan kita. Mereka hanya menjadi penonton yang gak bisa berbuat apa-apa.

So, buat teman-teman atau adik-adik yang saat ini sedang jomblo dan belum bertemu jodoh, nikmatilah kesendirian kalian. Jika belum menemukan pasangan yang tepat, jangan menikah dulu walau orang-orang di sekitarmu udah kepanasan melihat kesendirian kalian. Ingat, menikah itu bukan perkara cinta-cintaan aja, ada banyak cobaan menanti di sana. Konflik yang ada dalam pernikahan itu sangat kompleks dan gak sama dengan konflik percintaan muda mudi yang ada di novel remaja yang mana bisanya selalu happy ending, maka untuk mengarunginya sebaiknya dengan orang yang benar-benar tepat agar ketika masalah muncul di kemudian hari, bisa dicari solusinya bersama-sama. 

Baca Juga: Nasehat Buat Adik-Adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya

⭐ Sebelum menikah, cari tahu lebih dalam tentang kehidupan calon pasangan

Sebelum memutuskan menikah, pertajam radar kita. Walau udah cinta, tetap utamakan logika sehingga bisa mengenali tipikal laki-laki yang gak pantas dinikahi. Bila saja Lesti mau membuka mata dan mendengar bisik-bisik di sekitarnya, mungkin dia bisa menghindari pernikahan itu. Sayangnya mungkin rasa cinta udah menutup matanya hingga ia mengabaikan semua hal "miring" tentang Billar yang diungkap banyak orang yang mengenal calon suaminya itu di masa lalu.

Ya, setiap manusia memang punya masa lalu namun kita bisa memilih meninggalkan orang yang masa lalunya gak bisa dimaafkan. Hidup kita terlalu berharga untuk dihabiskan dengan seseorang yang tabiatnya buruk.

⭐ Apa yang ditampilkan di medsos, belum tentu seperti itu adanya

Sebelum muncul berita Lesti melaporkan Billar ke polisi atas dugaan KDRT, kita sering disuguhkan berita keromantisan mereka. Melihat hal tersebut, saya yakin gak ada yang berpikir kejadian mengerikan yang baru terjadi seminggu lalu ini akan menjadi headline berita di mana-mana. 

Sebenarnya kasus Lesti - Billar ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, udah banyak contoh bahwa apa yang ditampilin di kamera atau medsos itu cuman pencitraan semata. Makanya saya gak percaya pada orang-orang yang terlihat too good to be true, siapa pun dia.

⭐ Perlunya mendiskusikan keberadaan anak

Saat hendak menikah diskusikan dengan pasangan apakah akan memiliki anak atau child free. Jika sepakat ingin memiliki anak, sepakati juga berapa jumlah anak yang akan lahir dalam pernikahan itu, termasuk mendiskusikan bagaimana bila anak yang lahir adalah ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Suami istri harus sepakat mengenai hal ini karena membesarkan anak bukanlah perkara mudah dan harus dilakukan berdua. 

Ahh jadi ingat saat awal-awal saya main tiktok. Saat itu, bertepatan dengan kelahiran Baby L, anak Lesti - Billar, di  fyp tiktok saya berseliweran video yang membully Baby L. Entah apa yang ada di hati para orang-orang itu hingga tega menghina bayi yang gak berdosa. Hiks, sedih banget rasanya melihat video-video itu. Semoga di masa depan, Baby L gak melihat video-video tersebut, amiiin 🤲🏻

💔💔

Sejatinya, gak ada pernikahan yang berjalan tanpa masalah, namun kita punya pilihan untuk mengakhirinya apabila keadaan rumah tangga udah gak nyaman lagi untuk salah satu pihak. Menurut saya, selingkuh dan KDRT adalah duo combo kesalahan fatal yang gak termaafkan dalam sebuah pernikahan. Melanjutkan hubungan yang udah ternodai dua hal ini akan terasa menyakitkan seperti menabur garam pada luka. Hidup ini terlalu lama untuk dilalui dalam penderitaan, maka menyudahinya adalah pilihan terbaik, imho.

Harapan saya, semoga Lesti secepatnya pulih dan bisa beraktivitas secara normal seperti semula. Saya percaya dia adalah perempuan kuat yang bisa melewaii semua hal buruk ini 💪🏻🤗


*Disclaimer

Semua yang saya tulis di atas adalah opini pribadi saya yaa. Kalian yang membaca tulisan ini boleh gak setuju dengan yang saya tuliskan. Saya adalah pribadi yang terbuka menerima perbedaan 😊✌🏻 

Share
Tweet
Pin
Share
29 Comments
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates