Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

Duh judulnya yaa, udah kayak judul lagu dangdut aja, hahaha 😂🙈. Yaa seperti biasa saya agak bingung memilih kalimat untuk judul artikel yang sedang saya tulis jadilah saya beri judul penyesalan aja karena yang akan saya bahas memang ada hubungannya dengan itu.

Memang apa sih yang membuat saya menyesal? Jadi gini ceritanya,,

Hari ini kami memutuskan ke Baubau dalam rangka melakukan fisioterapi anak kedua kami. Niatnya sih ke Baubau kemarin sore namun karena mertua sedang gak di rumah, jadi kami putuskan ke Baubau-nya tadi siang aja. Gak enak rasanya keluar rumah saat gak ada mertua di rumah, hehehe 😁

Saat berangkat, saya merasa udah menyiapkan semua barang bawaan yang terdiri dari perlengkapan anak kedua mulai dari pakaian, perlengkapan makan, susu, obat-obatan hingga segala printilannya. Barang-barang tersebut udah masuk dalam tas yang akan kami bawa. Barang bawaan saya dan suami juga udah tersusun rapi dalam tas. Setelah memastikan semuanya siap, suami segera ke Lombe untuk menjemput mama saya.

Baca Juga: What's in my bag (tas kantor)

Alhamdulillah perjalanan kami ke Baubau berjalan lancar. Perjalanan ini awalnya membuat saya ragu dan takut karena kondisi ombak di bulan Januari - Maret sering gak bersahabat tapi ternyata apa yang saya takutkan gak terjadi. Saat nyebrang tadi, laut sangat tenang.

Di Baubau kami tinggal di rumah dinas adik, rumah yang saya tinggali dulu saat masih bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan pembiayaan multinasional cabang Baubau. Rumah ini sekarang kosong karena adik saya dan istrinya udah pindah ke rumah pribadi walau sesekali mereka masih berkunjung ke sini.

Datang dan nginap di rumah ini membangkitkan kenangan saat saya masih tinggal di sini, saat saya masih LDR-an dengan suami. Ahh gak terasa ternyata udah lebih dua tahun saya meninggalkan rumah ini, padahal rasanya baru kemarin setiap hari kerja saya jalan kaki dari rumah ini ke kantor.

Setelah tiba di rumah kami langsung istirahat sembari menunggu kedatangan teman saya yang  berprofesi sebagai fisioterapis yang akan melakukan fisioterapi pada anak kedua kami. Ba'da Ashar, teman saya tiba di rumah dan langsung melakukan tugasnya. Usai diterapi, anak kedua langsung tidur, kayaknya doi kecapean melakukan perjalanan dan "diobok-obok" terapis, hehehe 😁. Ba'da maghrib kami makan malam dan setelahnya saya dan mama jalan-jalan ke mall Lippo Plaza Buton untuk cuci mata sekalian mencari keperluan yang gak sempat kami bawa dari Lakudo.

Baca Juga: lapar Mata

Hampir dua jam kami berkeliling mall dan lumayan banyak barang belanjaan yang kami bawa pulang. Setibanya di rumah, mama langsung cuci muka, shalat dan tidur karena beliau udah gak bisa menahan kantuk sedangkan saya masih memilah barang belanjaan mana yang hendak ditaruh di rumah ini dan mana yang akan kami bawa pulang ke Lakudo besok siang.

Usai mengatur barang belanjaan saya segera ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersiap melakukan kegiatan rutin sebelum tidur yakni skincare-an. Namun saya kaget banget karena ternyata perlengkapan skincare saya gak ada dalam tas yang kami bawa. Saya langsung panik dong, kok bisa lupa bawa benda penting itu? 😱

Seingat saya, pouch tempat menaruh skincare itu udah saya masukan dalam tas, tapi kok gak ada? Saya tanyakan pada suami apakah beliau pernah mengutak-atik tas yang kami bawa, dan jawabannya gak. Duh, bagaimana ini? Apakah malam ini saya harus skip pakai skincare? Huhuhu hati saya menolak melakukannya.

Dan sekarang waktu menunjukkan hampir pukul 23.00, saya udah ngantuk banget tapi mata masih enggan terpejam karena belum skincare-an. Kenapa pula saya baru tahu lupa bawa pouch skincare ini saat udah pulang dari Lippo, kalo saya tahu lebih awal kan bisa beli tadi, kebetulan banget beberapa waktu lalu sempat tertarik dengan salah satu produk skincare yang ditulis Mba Dian Kusumawardani, pemilik blog homeschooling yang banyak membahas tentang home education centre, saya bisa beli merk yang sama. Penyakit teledor saya memang udah parah sampe hal seperti ini bisa terjadi. Saya akui, saya memang lalai gak memeriksa ulang barang bawaan yang kami bawa, padahal saat suami menjemput mama, saya masih punya waktu untuk melakukannya. Dan kini saya hanya bisa menyesalinya, huhuhu 😭

Sekarang saya terbengong-bengong manja dan gak tahu harus ngapain untuk memancing mata supaya terpejam dan terpikirlah untuk bikin artikel ini. Daripada bolak balik badan di kasur dan ada resiko ngebangunin anak yang udah terlelap, baiknya saya nulis aja, mungkin setelah ini mata bisa diajak kompromi untuk tidur.

Saya harus istrihat karena besok siang kami akan kembali ke Lakudo. Setibanya di sana saya masih harus menyetrika pakaian yang udah menunggu di keranjang yang jumlahnya semakin menggunung bila gak segera dieksekusi. Dan di tumpukan pakaian itu, ada baju khaki saya dan suami yang akan dipakai hari Senin nanti. Saya berharap, semoga setelah menulis ini rasa penyesalan saya bisa hilang dan hati saya lebih tenang sehingga mata bisa terlelap.

Sejak memasuki tahun 2023 ini saya memang rajin pakai skincare baik pagi maupun malam hari karena salah satu resolusi saya di tahun ini adalah memperlambat penuaan dini yang mulai menyerang wajah saya. Setiap malam saya gak pernah melewatkan kegiatan ini. Dan mungkin karena udah terbiasa, jadinya seperti udah ter-setting di otak ini bahwa mata baru bisa terpejam bila rangkaian ini telah selesai dilakukan, dan malam ini hal yang sebaliknya terjadi.

Baca Juga: Resolusi Banua Mayana Waira Tahun 2023

Kejadian ini akan saya ingat dan jadikan pelajaran agar nanti gak terulang lagi. Kedepannya, sebelum berpergian, saya akan selalu lakukan double check barang yang dibawa untuk memastikan gak ada barang yang dilupakan seperti yang saat ini terjadi.

Share
Tweet
Pin
Share
32 Comments

Dua hari ini di fyp tiktok saya dipenuhi video warga tiktok yang ramai-ramai memberikan pendapatnya terhadap video seorang remaja Singapura yang bernama Zoe. Jadi si Zoe ini membagikan video yang berisi kebahagiaannya karena baru aja mendapatkan hadiah dari ayahnya berupa sebuah tas Charles & Keith yang ia beri judul "my first luxury bag".

Yang jadi masalah adalah, ternyata video Zoe ini viral dan mendapat banyak komen dari netijen. Namun komen yang muncul bukanlah komen yang berisi ucapan selamat atas hadiah yang diperolehnya melainkan komen-komen negatif yang menjatuhkan mental. Menurut netijen yang maha benar, merk tas yang didapat Zoe itu bukanlah luxury bag, dan mereka juga bilang lebih tepatnya mengejek bahwa reaksi Zoe itu terlalu berlebihan untuk tas sekelas Charles & Keith.

Baca Juga: Whats In My bag (Tas Kantor)

Zoe yang mendapatkan komen julid itu pun memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan bahwa bagi dia, tas yang didapatkan itu adalah tas mewah karena untuk mendapatkan tas itu, ayahnya harus menabung dalam waktu yang cukup lama. Buat Zo dan keluarganya, nilai $80 (harga tas itu) adalah nilai yang sangat besar. Makanya ketika mendapatkan hadiah dengan nominal sebesar itu dia bahagia banget.

Melihat fenomena (FENOMENA) yang dialami Zoe ini, saya pun sadar bahwa selama ini saya cukup sering melihat kejadian seperti ini di sekitar saya. Walau belum pernah mengalami apa yang dialami Zoe, tapi beberapa kali saya menyaksikan hal serupa.

Saya jadi ingat saat masih jadi karyawan beberapa tahun lalu. Ada seorang rekan, sebut aja Tom, yang "alergi" dengan barang-barang murah karena menurutnya barang seperti itu pasti gak bagus kualitasnya jadi semua barang yang dipakainya adalah barang branded dan mahal.

Sebagai penyuka barang murah (namun gak murahan), saya maklum banget dengan prinsip rekan tersebut. Bagi saya, gak papa dia gak mau beli barang murah, toh selama ini doi gak pernah mengejek kami yang suka barang dengan harga murah. Doi juga selalu memuji barang murah yang kami beli dan selalu kagum saat tahu ternyata kualitas barang dengan harga murah itu ada juga yang bagus dan tahan lama saat dipakai walau tentu aja dia tetap gak pernah tertarik untuk membeli barang murah tersebut.

Yang jadi masalah adalah, ada seorang rekan yang lain, sebut aja Jerry, yang selalu ngejek apa yang dibeli Tom. Menurut Jerry, barang yang dibeli Tom itu selalu ada kekurangannya, entah dari warna yang kurang oke, bentuknya yang kurang bagus atau hal-hal lainnya. Hal ini membuat Tom insecure dan jadi gak percaya diri.

Baca Juga: Ketika Lisan Lebih Tajam dari Pedang

Mengapa yaa, kok selalu ada orang seperti Jerry dan para netijen maha benar yang komen di video Zoe itu 🤔. Bukankah harusnya saat melihat orang bahagia kita juga bisa ikut merasakan kebahagiaan itu? Kalo memang gak suka dengan kebahagiaan yang dibagikan, yaa gak perlu diungkapkan cukup ditahan dalam hati aja. Toh kebahagiaan mereka juga gak akan mengurangi kebahagiaan kita.

Lalu apakah selama ini saya selalu ikut berbahagia saat orang lain membagikan kebahagiaannya? Jujur aja, saya juga kadang gak suka melihat orang pamer kebahagiaannya, apalagi pada saat melihat itu kondisi saya sedang terpuruk dan apa yang dibagikan itu adalah hal yang menjadi impian saya juga, tapi saya gak pernah kepikiran untuk komen menjatuhkan di status yang dibagikan teman itu. Yang saya lakukan adalah langsung buru-buru swipe beranda agar status teman itu segera berlalu dan berganti dengan status teman-teman yang lain. Dalam hati gak pernah kepikiran untuk hate comment karena saya gak ingin mengganggu kebahagiaannya. 

Baca Juga: Be a Smart Netijen!

Menurut saya, bila saya sedih atau gak suka melihat orang lain bahagia, masalahnya bukan di orang yang berbagi kebahagiaan itu tapi ada di hati saya. Makanya saya gak mau orang lain tahu, cukup saya sendiri aja yang tahu. Sembari berusaha melakukan usaha lebih untuk bisa mencapai apa yang dicapai orang itu (kalo memang keberhasilan yang dibagikan itu adalah impian saya juga), tapi kalo kebahagiaan yang dibagikan itu menurut saya adalah hal receh dan biasa aja, saya juga gak bakalan ngejek karena saya sadar bahwa standar kebahagiaan orang itu memang berbeda. Hal ini juga berlaku untuk rasa sakit karena standar penerimaan terhadap rasa sakit setiap orang itu juga berbeda.

Baca Juga: Saat Mimpi Tak Dapat Diraih

Kembali ke kasus Zoe..

Lalu apa yang terjadi dengan Zoe? Rupanya video viralnya itu sampai juga ke telinga pihak Charles & Keith dan pihak C&K langsung mengapresiasinya. Zoe dan ayahnya diundang makan siang bersama para founder C&K dan melakukan tur di kantor C&K. Gak cuman itu, follower Zoe yang awalnya hanya 400 kini udah mencapai >150K. Wow, saya yakin Zoe pasti gak nyangka akan mengalami hal ini.

saya yakin followersnya pasti masih akan bertambah

Dari kasus Zoe ini ada banyak pelajaran yang bisa diambil, diantaranya:

👍🏻 Jangan mengukur segala hal pakai standar kita. Ingatlah, setiap orang memiliki standar berbeda dalam segala hal, salah satunya adalah standar kebahagiaan

👍🏻 Jangan merendahkan orang lain hanya karena pandangannya berbeda dengan kita

👍🏻 Tahan jari dan mulut. Sebelum memberikan pendapat, pikirin dulu apakah pendapat yang akan kita berikan itu bermanfaat atau malah melukai

👍🏻 Kalo memang gak suka dengan kebahagiaan orang lain, baiknya diam aja atau bila perlu langsung hide atau blokir aja orangnya

Itulah opini saya terkait kasus Zoe yang sedang trending di tiktok. Sebenarnya pengen juga bisa memberikan opini pakai video, tapi saya bukanlah orang yang suka bicara di depan kamera, saya juga bukan orang yang mahir membuat video, jadi opininya saya tuliskan di blog aja, hehehe 😄

Teman-teman blogger, adakah yang juga mengikuti kasus Zoe ini? Pemilik Blog Sunglow Mama apakah juga mengikuti kasus ini? 😉

Share
Tweet
Pin
Share
27 Comments

Tadi siang, saya asyik ngobrol santai dengan si adik bungsu, maklumlah kami udah jarang banget ketemu dan ngobrol jadi sekalinya ada kesempatan ngumpul, kami manfaatkan untuk saling ngobrol sembari bersenda gurau sebagai pelepas rindu.

Walau usia kami terpaut lumayan jauh (9 tahun), namun kami tetap nyambung saat ngobrol, mungkin karena kami sama-sama perempuan kali yaa, hehehe. Dan sekalinya udah ngobrol bakalan susah banget berhentinya. Lalu apa aja sih yang jadi topik obrolan kami? Biasanya gak ada topik khusus sih, tapi untuk mulai ngobrol biasanya kami awali dengan ngomongin berita yang sedang viral, nanti deh bakalan melebar kemana-mana.

Namun hari ini ada yang berbeda saat kami melakukan kegiatan menyenangkan ini. Saat sedang seru-serunya ngobrol, tiba-tiba si adik bungsu mendekati saya sembari tangannya meraih rambut saya ingin memastikan apakah yang dilihatnya sejak tadi benarlah rambut putih alias uban. Iyaa, gaes, di usia yang baru menginjak 37 tahun ini (ups ketahuan deh, hehehe) saya udah beruban 😱

Lalu bagaimana reaksi saya saat si bungsu memberitahu tentang uban di kepala saya? Reaksi awal adalah kaget dan berikutnya berusaha menolak kenyataan itu, hahaha 😄🙈. Ya, saya denial, gaes. Gak terima kalo di atas kepala ini udah ada beberapa helai rambut yang memutih.

Bukan tanpa alasan saya denial soalnya saya yakin banget, gen almarhum papa begitu kuat nurun ke saya, jadi saya yakin, saya pastilah sama seperti beliau yang walau usianya udah hampir 60 tahun rambutnya masih hitam. Saat meninggal, rambut papa belum ditumbuhi uban.

Obrolan kami pun berganti topik. Yang tadinya membahas drama korea yang sedang kami tonton berubah menjadi bahas uban. Kami mulai menganalisa dan menerka-nerka, apa penyebab saya beruban di usia yang relatif masih muda? (37 tahun jelas masih muda dong yaa, hehehe saya belum ikhlas disebut tua soalnya).

Dari analisa tersebut, kami memutuskan beberapa faktor yang mungkin jadi penyebab munculnya uban di kepala saya. Penasaran gak apa aja? 

👩🏻‍🦳 Gonta ganti shampoo

Fyi, selain uban, masalah rambut yang juga saya alami adalah rontok (yang sangat parah) dan ketombe. Untuk mengatasi dua masalah ini, saya pernah mencoba berbagai macam cara dan udah menggunakan beragam merk shampoo dan toner penyubur rambut namun hasilnya sia-sia belaka. Rasanya gak ada satu pun produk yang bisa mengatasi masalah rambut saya ini. Karena udah capek, saya akhirnya pasrah. Saya gak pilih-pilih shampoo lagi. Saya memakai semua shampoo yang ada di kamar mandi yang mana shampoo tersebut adalah shampoo yang paling murah (karena dibelinya saat diskon). Saya akan membeli shampoo merk apa aja yang sedang diskon. Kami  duga, kegiatan gonta-ganti shampoo ini bisa aja menjadi salah satu penyebab munculnya uban di rambut saya

👩🏻‍🦳 Stress

Dua bulan terakhir menjadi waktu yang berat banget bagi keluarga kami. Sejak Oktober hingga Desember ini, anak kedua saya udah dua kali diopname di rumah sakit. Stres yang melanda ditambah kurang istirahat mungkin menjadi penyebab munculnya si rambut putih ini.

Baca Juga: Hari ke-11 di rumah sakit

👩🏻‍🦳 Faktor keturunan

Walau papa gak beruban hingga beliau meninggal, berbanding terbalik dengan mama. Saat ini rambut mama udah memutih semua. Menurut ceritanya, mama udah mulai beruban sejak usia dua puluh-an. Apa yang dirasakan mama ini bisa aja menurun pada saya.

Walau agak shock menyadari saya beruban, namun beruban di usia muda bukanlah hal yang baru saya ketahui. Saya udah sering bertemu orang yang beruban di usia yang sangat muda. Saya ingat, saat masih kuliah dulu, ada teman saya yang hampir separuh rambutnya memutih karena uban. Lalu waktu pun berlalu, saya bertemu suami yang saat itu pun separuh rambutnya mulai memutih. Walau awalnya kaget, tapi itu cuman sebentar aja. Uban di rambutnya gak membuat cinta saya surut, #eaaaa hahaha 😝. Namun walau udah terbiasa melihat orang-orang beruban di usia muda, saat hal itu menimpa saya, tetap aja bikin shock.

Lalu apa hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa (PERISTIWA) munculnya uban di kepala saya ini? ada beberapa hikmah yang bisa saya dapatkan, salah satunya adalah bahwa saat ini saya udah bukan remaja kinyis-kinyis lagi. Kalo bisa, hidup saya haruslah lebih berkualitas dan bermanfaat bagi sesama. Di usia ini saya gak boleh egois lagi, gak boleh keseringan bertindak impulsif lagi, harus lebih sabar menghadapi cobaan yang datang silih berganti. Kemunculan uban yang gak disangka-sangka ini mau gak mau memaksa saya untuk bersikap lebih dewasa dalam bertindak dan menjadi pribadi yang semakin baik dari hari ke hari

Selain berusaha memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, sepertinya saya juga harus lebih sering me time nih agar gak terlalu stres menjalani kehidupan ini. Saya kepikiran untuk mulai mencoba menekuni hal yang sejak dulu pengen saya lakukan seperti menjahit, membuat kue, atau mungkin jalan-jalan ke kota atau tempat yang selama ini belum pernah saya kunjungi. Sebenarnya sih kepengen juga liburan sembari mendaki gunung seperti yang beberapa kali dilakukan salah satu teman blogger yaitu Teh Okti. Sayangnya nyali saya belum seberani blogger Cianjur itu

Baca Juga: Daftar kota di Indonesia yang pernah saya kunjungi

Ckckck, saya gak nyangka tulisan tentang uban ini bakalan sepanjang ini, tadinya saya pikir tulisan ini gak akan sampe 500 kata, ternyata saya salah. Saat ini udah lebih 800 kata yang udah saya ketikkan. Maka agar gak makin banyak kata-kata unfaedah yang saya tuliskan, baiknya artikel ini saya cukupkan sampai di sini aja, hehehe


Share
Tweet
Pin
Share
27 Comments

Beberapa hari ini di fyp tiktok saya berseliweran viti seorang ibu yang bernama Momzi. Memang apa sih isi video ibu ini hingga membuat saya tergerak untuk menuliskannya di blog ini? Jadi alasan saya menulis cerita tentang ibu ini adalah agar kita semua bisa mengambil pelajaran dari kasus yang dialaminya.

Jadi gini ceritanya, gaes. Momzi ini sedang berseteru dengan Dewi Perssik (DP). Loh kok bisa? Sini saya kasih tahu (duh saya kok berasa jadi host acara gosip yaa? Hahaha 🤣🙈). Jadi kasus ini masih kelanjutan dari kasus KDRT pada wanita yang dialami Lesti Kejora beberapa waktu lalu. Ditengarai si Momzi adalah fans Leslar yang gak suka dengan video-video yang dibuat oleh DP yang kecewa terhadap keputusan Lesti yang mencabut laporan polisi atas dugaan kasus KDRT yang dilakukan suaminya, Rizky Billar. Menurut DP, harusnya Lesti jangan kayak gitu, Rizky haruslah diberi pelajaran agar ia jera.

Momzi yang gerah dengan video-video DP langsung membuat video tandingan yang berisi hinaan terhadap DP. Oh iyaa, sebenarnya bukan cuman si Momzi ini yang gak suka dengan video DP sih, ada beberapa ibu (fans leslar) lain yang juga gak terima dan bikin viti serupa dengan kalimat yang gak pantes diucapkan dan sangat merendahkan DP yang jika diteliti lebih lanjut bisa masuk dalam kategori kekerasan verbal dan boleh banget diproses secara hukum. Dan good, DP udah melaporkan beberapa dari mereka ke polisi. Ada yang langsung menghilang usai dilaporkan, ada juga yang langsung nyesal dan minta maaf dengan wajah terkulai lemas.

Tapi saya gak akan membahas mereka itu, yang ingin saya bahas saat ini adalah si Momzi ini karena di antara semuanya, dialah yang paling berisik dan paling berani nantangin. Doi rajin banget bikin video, dan semakin ditanggapi oleh DP dia semakin menjadi-jadi, membuat orang yang menontonnya makin gregetan dengannya. Awalnya DP diam aja, tapi lama-lama terpancing juga. Akhirnya DP memutuskan untuk melaporkan ibu ini ke polisi. 

Dari kasus Momzi dan DP ini ada banyak banget pelajaran yang bisa diambil, namun satu yang ingin saya garis bawahi adalah saat bermedia sosial kita tuh wajib menjadi netijen yang cerdas. Be a smart netijen! Karena sedikit aja kita "kepeleset", kita bisa jadi penghuni bui. Ketikan jari dan kalimat yang kita keluarkan bisa jadi boomerang bila kita gak hati-hati.

Jujur aja, menyaksikan perseteruan DP dan Momzi ini membangkitkan kenangan saya beberapa tahun lalu yang hampir aja dipolisikan salah satu teman facebook. Doi merasa tersinggung dan gak terima dengan status no mention yang saya buat. Dia dan keluarganya langsung datang ke kantor untuk mengadukan saya pada pimpinan saya. Selain itu, doi juga ngancem akan memukul saya (lebih tepatnya mengeroyok karena dia mengajak teman-temannya), hahaha saya langsung screenshoot dong ancaman tersebut dan langsung ngancam balik akan melaporkannya juga. Doi pikir saya bakalan takut dengan ancamannya. Saya suka senyum-senyum sendiri kalo ingat kejadian itu.

Tapi dari kejadian itu saya belajar banyak hal. Bahwa ternyata apa yang kita ucapkan/tuliskan itu bisa aja disalahartikan dan menyakiti orang lain yang membaca/mendengarnya. Saya merasa bersyukur mengalami kejadian itu karena hal tersebut menjadi titik balik saya dalam bermedsos. Sejak saat itu saya jadi hati-hati banget dalam membuat status di medsos. Sebelum membuat status, saya mikirin efek jangka panjang apa yang timbul dari status yang akan saya buat. Sejak saat itu, saya jadi jarang banget pasang status di facebook kecuali menebarkan berita bahagia atau share link tulisan blog.

Saat ini, saya masih terus belajar untuk menjadi smart netijen, saya berusaha untuk bijak bersosmed dengan melakukan beberapa hal ini:

👉🏻 Menghindari posting atau share sesuatu yang bersifat SARA, kekerasan, pornografi dan hal-hal mengganggu lainnya

👉🏻 Berusaha untuk selalu menggunakan bahasan yang baik dan sopan'

👉🏻 Berusaha untuk gak share berita yang belum jelas kebenarannya atau berita hoax. Saya selalu berusaha untuk mencari tahu kebenaran suatu berita sebelum membagikannya (saring sebelum sharing)

👉🏻 Memutuskan untuk gak posting status yang bersifat sangat pribadi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia

Lalu apakah usaha saya untuk menjadi smart netijen selalu berjalan mulus? Oh tentu tidak, Marimar! Sebagai manusia, kadang muncul rasa narsis dari dalam jiwa ini untuk pamer-pamer atau posting hal yang sifatnya pribadi banget, namun kemudian saya sadar, apa yang bakalan saya dapat dari hal tersebut? Akhirnya pamer-pamernya cukup di dalam hati aja, hahaha 😂

Lalu bagaimana kelanjutan kasus Momzi dan DP? Saya kurang tahu gimana kelanjutan kasus ini, namun saya berharap semoga kasus ini berakhir damai. Sedih rasanya menyaksikan orang harus berurusan dengan hukum karena masalah dari main sosmed.

Yuk bisa yuk kita menjadi netijen cerdas! Kita tetap bisa kok bersenang-senang tanpa perlu menyakiti orang lain 💪😊

Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments
pic source: Dodi/JabarNews

Kurang lebih seminggu lalu, tepatnya pada hari Kamis terakhir di bulan September 2022, saya dikagetkan dengan pertanyaan salah satu rekan yang mejanya ada di depan meja saya. "Kak Ir, benarkah berita ini?" sembari bertanya, ia menunjukkan sebuah berita yang dilihatnya dari salah satu akun gosip, yang berbunyi kurang lebih seperti ini

"Lesti Kejora Melaporkan Suaminya ke Polisi Karena Sang Suami Melakukan KDRT"

Membaca berita itu, saya gak percaya, lebih tepatnya shock karena walau selama ini jarang dan gak terlalu tertarik mengikuti berita tentang Lesti dan Billar, suaminya, saya gak nyangka akan mendengar berita buruk ini. Apalagi selama ini berita tentang mereka selalu berisi hal yang baik-baik seperti prestasi Lesti yang segambreng atau hal positif lainnya. Ada juga berita tentang pamer-pamer harta dan hal-hal yang bersifat hura-hura lainnya. Intinya, berita tentang mereka tuh selalu berisi berita bahagia, makanya saya gak percaya saat mendengar berita miris nan memilukan ini.

Jujur aja, walau benci banget dengan konten prank, tapi mendengar berita buruk yang menimpa Lesti, saya berharap ini cuman settingan dan konten prank aja. Saya sedih banget membayangkan dia harus mengalami kekerasan dari orang yang seharusnya melindunginya. Membayangkan tubuhnya yang mungil itu harus menerima pukulan keras nan menyakitkan dari suaminya sendiri, orang yang sangat dicintainya, hiks hati saya ikut teriris 😭

Saya akui, saya bukan fans Lesti dan Billar. Saya termasuk orang yang percaya bahwa kedekatan mereka adalah settingan semata demi konten untuk menyenangkan fans sekaligus mempertebal pundi-pundi kekayaan mereka. Entahlah, walau banyak yang klepek-klepek dengan kedekatan dan kemesraan mereka, saya kok merasa biasa aja dan melihat cinta mereka gak sekuat itu. Saya bahkan melihat Lesti bukanlah tipikal wanita yang disukai Billar (maaf buat yang gak sependapat). Di hubungan mereka, saya melihat cinta Lesti bertepuk sebelah tangan 💔

Tapi walau begitu, saya gak pernah membayangkan akhir kisah mereka akan setragis ini. Pernikahan yang digelar dengan begitu mewah dan meriah laksana pernikahan putri dan pangeran di novel-novel romantis dan disiarkan langsung di televisi itu, yang usianya baru berjalan kurang lebih setahun harus berakhir di kantor polisi. Saya membayangkan hati kedua orang tua Lesti yang hancur berkeping-keping menyaksikan anak perempuan satu-satunya yang mereka cintai sepenuh hati sejak kecil, di-kdrt oleh orang asing yang baru dua tahun terakhir dekat dengan Lesti.

pic source: Instagram @aldiphoto

Dari kisah Lesti dan Billar ini, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik, diantaranya:

⭐ Jangan Menikah karena tekanan

Bila disebut siapa yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya pernikahan Lesti dan Billar, maka saya berani jawab; NETIJEN alias fans leslar yang hatinya berbunga-bunga dan jantungnya berdebar-debar melihat kedekatan Lesti dan Billar. Saya melihat pernikahan Lesti dan Billar ini gak didasari cinta. Seperti yang saya tulis di atas, di pernikahan ini hanya ada cinta Lesti, sedangkan Billar? Dari gesture tubuhnya gak ada tanda-tanda cinta, imho. 

Di sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa jangan menikah karena tekanan orang-orang di sekeliling atau lingkungan, jangan pula menikah dengan tujuan untuk menyenangkan orang lain karena ketika terjadi hal yang gak diinginkan dalam pernikahan kita (misal KDRT), maka kita sendirilah yang menanggungnya, orang lain yang dulunya sangat mendukung itu, alih-alih bersimpati, yang ada mereka cuek dengan penderitaan kita. Mereka hanya menjadi penonton yang gak bisa berbuat apa-apa.

So, buat teman-teman atau adik-adik yang saat ini sedang jomblo dan belum bertemu jodoh, nikmatilah kesendirian kalian. Jika belum menemukan pasangan yang tepat, jangan menikah dulu walau orang-orang di sekitarmu udah kepanasan melihat kesendirian kalian. Ingat, menikah itu bukan perkara cinta-cintaan aja, ada banyak cobaan menanti di sana. Konflik yang ada dalam pernikahan itu sangat kompleks dan gak sama dengan konflik percintaan muda mudi yang ada di novel remaja yang mana bisanya selalu happy ending, maka untuk mengarunginya sebaiknya dengan orang yang benar-benar tepat agar ketika masalah muncul di kemudian hari, bisa dicari solusinya bersama-sama. 

Baca Juga: Nasehat Buat Adik-Adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya

⭐ Sebelum menikah, cari tahu lebih dalam tentang kehidupan calon pasangan

Sebelum memutuskan menikah, pertajam radar kita. Walau udah cinta, tetap utamakan logika sehingga bisa mengenali tipikal laki-laki yang gak pantas dinikahi. Bila saja Lesti mau membuka mata dan mendengar bisik-bisik di sekitarnya, mungkin dia bisa menghindari pernikahan itu. Sayangnya mungkin rasa cinta udah menutup matanya hingga ia mengabaikan semua hal "miring" tentang Billar yang diungkap banyak orang yang mengenal calon suaminya itu di masa lalu.

Ya, setiap manusia memang punya masa lalu namun kita bisa memilih meninggalkan orang yang masa lalunya gak bisa dimaafkan. Hidup kita terlalu berharga untuk dihabiskan dengan seseorang yang tabiatnya buruk.

⭐ Apa yang ditampilkan di medsos, belum tentu seperti itu adanya

Sebelum muncul berita Lesti melaporkan Billar ke polisi atas dugaan KDRT, kita sering disuguhkan berita keromantisan mereka. Melihat hal tersebut, saya yakin gak ada yang berpikir kejadian mengerikan yang baru terjadi seminggu lalu ini akan menjadi headline berita di mana-mana. 

Sebenarnya kasus Lesti - Billar ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, udah banyak contoh bahwa apa yang ditampilin di kamera atau medsos itu cuman pencitraan semata. Makanya saya gak percaya pada orang-orang yang terlihat too good to be true, siapa pun dia.

⭐ Perlunya mendiskusikan keberadaan anak

Saat hendak menikah diskusikan dengan pasangan apakah akan memiliki anak atau child free. Jika sepakat ingin memiliki anak, sepakati juga berapa jumlah anak yang akan lahir dalam pernikahan itu, termasuk mendiskusikan bagaimana bila anak yang lahir adalah ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Suami istri harus sepakat mengenai hal ini karena membesarkan anak bukanlah perkara mudah dan harus dilakukan berdua. 

Ahh jadi ingat saat awal-awal saya main tiktok. Saat itu, bertepatan dengan kelahiran Baby L, anak Lesti - Billar, di  fyp tiktok saya berseliweran video yang membully Baby L. Entah apa yang ada di hati para orang-orang itu hingga tega menghina bayi yang gak berdosa. Hiks, sedih banget rasanya melihat video-video itu. Semoga di masa depan, Baby L gak melihat video-video tersebut, amiiin 🤲🏻

💔💔

Sejatinya, gak ada pernikahan yang berjalan tanpa masalah, namun kita punya pilihan untuk mengakhirinya apabila keadaan rumah tangga udah gak nyaman lagi untuk salah satu pihak. Menurut saya, selingkuh dan KDRT adalah duo combo kesalahan fatal yang gak termaafkan dalam sebuah pernikahan. Melanjutkan hubungan yang udah ternodai dua hal ini akan terasa menyakitkan seperti menabur garam pada luka. Hidup ini terlalu lama untuk dilalui dalam penderitaan, maka menyudahinya adalah pilihan terbaik, imho.

Harapan saya, semoga Lesti secepatnya pulih dan bisa beraktivitas secara normal seperti semula. Saya percaya dia adalah perempuan kuat yang bisa melewaii semua hal buruk ini 💪🏻🤗


*Disclaimer

Semua yang saya tulis di atas adalah opini pribadi saya yaa. Kalian yang membaca tulisan ini boleh gak setuju dengan yang saya tuliskan. Saya adalah pribadi yang terbuka menerima perbedaan 😊✌🏻 

Share
Tweet
Pin
Share
29 Comments
Ratu ELizabeth II
pic source: pixabay.com

Hari ini, tepat delapan hari Ratu Elizabeth II meninggalkan dunia yang fana ini. Sang Ratu mangkat di usia yang ke-96 tahun setelah beberapa waktu sebelumnya kondisi kesehatannya menurun dan dipantau ketat oleh tim dokter istana. Sang Ratu menghembuskan hafas terakhir di istana Balmoral, Britania Raya.

Sejak diumumkan mangkat, segala hal yang berkaitan dengan ratu perlahan tapi pasti mulai bermunculan di berbagai media, memuaskan keingintahuan banyak orang tentang kehidupan Sang Ratu. Dan seperti berita yang sedang in sebelum-sebelumnya, saya pun ikut menyimak perkembangan berita tentang ratu ini via tiktok.

Baca Juga: Akhirnya Saya Resmi Jadi Anak Tiktok!

Sejak kepergiannya hingga hari ini, beragam berita dan video tentang ratu berseliweran di fyp tiktok saya, mulai dari dugaan penyebab beliau meninggal, berita tentang silsilah keluarganya, kisah cintanya bersama Pangeran Philip, kisah cinta anak-anaknya (terutama kisah cinta segitiga Pangeran Charles dengan Putri Diana dan Camilla) kisah cinta cucu-cucunya (Pangeran William dan Pangeran Harry), dan berita-berita lain yang berhubungan dengan Ratu (dan keluarga Kerajaan Inggris).

Jujur aja, banyak banget hal tentang Kerajaan Inggris yang baru saya ketahui setelah menonton berita-berita yang berseliweran di tiktok (thanks to tiktok yang udah memberikan pengetahuan ini). Semakin banyak saya menonton, saya semakin sadar bahwa ternyata selama ini saya gak tahu apa-apa tentang Kerajaan Inggris. Saking minimnya pengetahuan saya, saya baru tahu kalo Ratu dan Pangeran memiliki empat orang anak (sebelumnya saya pikir mereka hanya punya anak satu aja, yaitu pangeran Charles). Duh Ira, kemane aje lo? 🤦🏻‍♀️

Ratu ELizabeth II
Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip & keempat anak mereka

Dan setelah menonton ratusan video tentang Ratu Elizabeth II dan semua hal yang berkaitan dengannya, saya terkesima pada satu hal yakni dokumentasi kehidupan Ratu yang lengkap banget mulai dari masa kanak-kanaknya hingga masa-masa menjelang kepergiannya. I know, beliau adalah seorang ratu dan emang udah sepantasnya bila dokumentasi kehidupannya selengkap itu, namun saya tetap kagum.

Maksud saya adalah ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik di sini. Sebenarnya, walau kita hanyalah rakyat biasa, tapi kita bisa meniru apa yang dilakukan istana loh. Walau kita bukan keluarga kerajaan, kita juga bisa loh membuat dokumentasi kehidupan seperti mereka. Walau kualitas kamera yang kita gunakan gak sebagus mereka, tapi kita bisa loh menghasilkan foto dan video yang nantinya bisa dilihat dan dikenang oleh orang-orang yang kita cintai. Oke-oke, mungkin udah banyak yang melakukan ini. Jadi saya perjelas aja, "kita" di sini adalah "saya". Duh Ira, mau bilang itu aja pake mutar-mutar segala sih 😄😓

Dokumentasi yang dibuat memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai sarana pelepas rindu. Memandangi foto dan menonton video orang yang dicintai saat sedang kangen adalah obat yang lumayan mujarab untuk mengobati rasa rindu. 

Baca Juga: 2 Bulan Tidak Ngeblog, Ini yang Saya Lakukan!

Melihat lengkapnya dokumentasi keluarga kerajaan Inggris membuat saya sadar kalo selama ini saya kurang peduli pada hal ini. Saya jarang banget mendokumentasikan hal-hal penting dalam kehidupan saya dan keluarga. Salah satu contohnya adalah saat lebaran, kami gak pernah berfoto bareng dengan formasi lengkap. Sejak masih kecil dan merayakan lebaran bareng orang tua hingga menikah dan merayakan lebaran bareng suami, saya gak punya foto lebaran, kecuali saat lebaran tahun 2015, saya, mama dan adik-adik memutuskan untuk foto bersama secara sederhana di rumah mama. Foto bareng suami dan anak sembari mengucapkan "Minal Aidin Walfaizin, mohon maaf lahir & batin"? Sampe lebaran kemarin hal itu belum terealisasi juga!

Bukan cuman itu, ternyata selama ini saya juga kurang rajin mendokumentasikan perkembangan anak-anak saya, eh salah ding, anak kedua dan anak ketiga saya. Yang terdokumentasi dengan baik cuman anak pertama, sedangkan anak kedua dan ketiga "ala kadarnya" aja, gak selengkap anak pertama. Padahal sebagai seorang ibu sekaligus blogger udah seharusnya saya mendokumentasikan segala hal yang berhubungan dengan milestone ketiga anak saya baik melalui foto/video maupun lewat tulisan. Semestinya saya mengabadikan segala momen tumbuh kembang mereka sejak bayi agar kelak saat mereka dewasa, mereka bisa melihat potret dan video saat mereka masih kecil juga membaca ceritanya di blog mamanya. Atau bila mereka udah punya kehidupan sendiri, saya dan suami bisa bernostalgia melihat masa-masa indah mereka saat masih unyu-unyu menggemaskan.

Baca Juga: 4 Kebiasaan yang Sering Saya Lakukan di Awal Ngeblog

Saya akui, saat anak kedua dan ketiga lahir, semangat foto-foto udah gak se-menggebu saat awal-awal menjadi ibu yang apa-apa pengen didokumentasikan sampe memory handphone full oleh gambar anak. Anak kedua dan anak ketiga lahir saat semangat mamanya udah kendor, hehehe 😄🙈. Namun sepertinya, mulai hari ini saya akan kembali menumbuhkan semangat foto-foto itu lagi. Saya ingin anak kedua dan anak ketiga ini memiliki banyak foto seperti kakak mereka.

Dan mumpung sedang membahas foto-foto, saya jadi ingat kalo belum tuntas merapikan folder foto yang ada di laptop. Beberapa waktu lalu sempat saya rapikan tapi cuman sebagian karena Hayati lelah merapikan foto sebanyak itu, Zainuddin! Sepertinya saya harus meluangkan waktu spesial nih untuk mengerjakan itu biar tuntas dan lebih rapi pengarsipannya.

Baca Juga: 2007 Dalam Kenangan

Dan saat sedang menulis ini, saya pun baru sadar, yang rapi dokumentasi dan pengarsipannya justru koleksi film india dan drama korea yang saya punya. Kumpulan keduanya tersimpan dengan baik pada sebuah hardisk eksternal yang saya jaga sepenuh hati. Demi melindungi keberadaan dan eksistensi koleksi dua hal yang saya sukai ini, saya menyiapkan sebuah hardisk eksternal berkapasitas 2 TB.

hardisk eksternal tempat menyimpan semua koleksi film india dan drama korea saya

Mungkin bakalan ada yang nyeletuk "ngapain susah-susah nyimpan drama dan film dalam hardisk? kan bisa nonton di layanan streaming yang saat ini udah banyak bertebaran di luar sana". Hmmm, gak papa dong yaa. Lagian saya menyimpannya juga demi kebahagiaan diri sendiri, biar kalo mau nonton drama atau film favorit tinggal buka hardisk eksternal lalu klik film/dramanya terus nonton deh sampe puas.

Duh, jadi kemana-mana nih tulisannya, padahal tujuan saya menulis ini adalah untuk mengambil salah satu pelajaran dari berpulangnya Ratu Elizabeth II. Supaya gak kemana-mana, baiknya tulisan ini saya cukupkan sampai di sini aja yaa. Namun sebelum mengakhirinya, saya ingin mengucapkan selamat jalan kepada ratu.

Selamat jalan, Ratu Elizabeth II. Tunai sudah tugasmu di dunia fana ini. Tenanglah dalam keabadian karena kini Engkau telah berkumpul kembali bersama orang-orang tercinta.

Ratu ELizabeth II


Share
Tweet
Pin
Share
19 Comments
pic source: pixabay.com

Pada tahun 2012 lalu, mertua menjadi salah satu korban penipuan yang dilakukan oknum yang mengatasnamakan salah satu bank plat merah. Uang belasan juta dalam rekening ludes seketika. Cerita bermula saat beliau mendapatkan sms dari oknum penipu yang mengatasnamakan BRI (saya sebut aja yaa nama banknya). Isi smsnya mengabarkan bahwa ibu mertua adalah salah satu pemenang undian yang diadakan bank BRI. Entah mengapa mertua bisa percaya begitu aja dengan sms itu hingga mau aja "disetir" oleh penipu itu ke ATM dan mentransfer semua isi rekeningnya ke rekening si penipu. 

Jauh sebelum ibu mertua mengalami kejadian nahas itu, salah satu sahabat saya juga pernah mengalami hal serupa. Uang tabungan dalam rekeningnya habis gak bersisa. Sahabat saya sampe stres berat dan jatuh sakit memikirkan uangnya yang hilang, takut mengabari orang tuanya karena udah pasti bakalan dimarahin habis-habisan. 

Dua kejadian yang menimpa orang terdekat tersebut membuat saya sangat berhati-hati dalam bertransaksi keuangan, khususnya di bidang perbankan, bahkan setelah 19 tahun menjadi nasabah bank. Gak papa deh dibilang parno-an, dari pada keselamatan data perbankan saya yang dipertaruhkan. Lebih baik parno daripada sembrono yang mengakibatkan kerugian pada diri sendiri.

Rasa paranoid membuat saya jadi lebih waspada saat melakukan transaksi keuangan. Salah satu contohnya, misalnya saat hendak masuk ke ATM, saya selalu memastikan di luar gak ada orang yang mengikuti. Bila bertransaksi di ATM centre yang mana di situ mesin ATMnya lebih dari satu, saya memilih bertransaksi di mesin ATM yang paling ujung. Saking waspadanya, saya lebih suka antre dan jadi yang terakhir menggunakan mesin ATM karena gak mau ada orang di belakang saya yang mungkin aja menyaksikan saya bertransaksi. Saya juga rutin mengganti PIN ATM demi menghindari skimming yang bisa aja terjadi. 

Seiring waktu berganti, zaman pun berubah. Kini, transaksi perbankan gak cuman terbatas pada penarikan uang di mesin ATM atau teler aja. Saat ini transaksi keuangan bisa dilakukan dalam genggaman kita hanya lewat ponsel yang kita miliki. Aplikasi perbankan seperti sms banking, mobile banking dan internet banking semakin mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.

Namun kemudahan ini rupanya berbanding lurus dengan kreativitas para penjahat siber di luar sana. Mereka pun gak mau kalah. Beragam cara mereka lakukan demi bisa mencuri dan membobol rekening nasabah salah satunya dengan melakukan pencurian data-data nasabah.

Kita sebagai nasabah dituntut agar lebih pandai dan bijak agar transaksi yang kita lakukan aman. Kita harus menjadi nasabah bijak agar terhindar dari kejahatan siber yang mengintai. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari kejahatan siber di dunia perbankan:

✅ Jangan pernah membagikan data-data pribadi

Data pribadi yang dimaksud adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama ibu kandung, nomor kartu keluarga, nomor NPWP juga email (dan sandinya)

✅ Jangan membuka aplikasi perbankan menggunakan wifi umum

Bukan cuman aplikasi perbankan yang gak boleh dibuka saat menggunakan wifi umum tetapi juga buka sosmed kita. Lebih baik waspada dari pada data-data kita jadi santapan para penjahat di luar sana 

✅Jangan menggunakan hari-hari spesial kita sebagai PIN ATM atau password pada aplikasi perbankan kita

Jangan gunakan tanggal lahir, tanggal pernikahan atau tanggal-tanggal spesial lain sebagai pin ATM atau password pada aplikasi perbankan kita. Gunakanlah password yang mudah diingat namun cukup sulit ditebak oleh orang lain

✅ Rutin mengganti PIN dan password

Rutin mengganti PIN dan kata sandi juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghidanri kejahatan siber

✅ Lindungi gadget kita

Jangan biarkan orang lain memegang gadget kita. Kita bisa menggunakan pin, password atau finger print untuk membukanya. Saat hilang pun, yang menemukan gadget kita juga gak akan semudah itu untuk membuka dan melihat semua aplikasi yang ada di gadget kita

✅ Jangan jadi orang kepo

Orang kepo identik dengan rasa ingin tahu berlebihan, jadi bila ada yang mengirim link-link berita di WAG, biasanya llink-nya langsung dibuka. Kita gak pernah tahu apakah link tersebut aman ataukah spam atau virus yang bisa meretas gadget kita. So, agar lebih aman, abaikan link tersebut atau segera hapus.

Gak ada yang bisa melindungi diri kita dari para penjahat di luar sana selain diri sendiri. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Maka sebelum hal buruk seperti kejahatan siber menimpa kita, ada baiknya kita melindungi diri dengan melakukan beberapa hal di atas.

Saat ini, pihak bank juga gak tinggal diam dengan maraknya penjahat siber ini. Salah satu bank yang peduli pada keamanan data nasabahnya adalah BRI. Bank terbesar yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini mulai mengoptimalkan layanan digitalnya dengan menghadirkan penyuluh digital yang memiliki tiga tugas utama antara lain mengajak atau mengajari masyarakat yang belum melek layanan perbankan digital sehingga digital savvy (melek teknologi digital), mengajari masyarakat untuk melaksanakan transaksi secara digital serta mensosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan digital.

pic source: https://digital.bri.co.id/

Semoga dengan hadirnya penyuluh digital ini semakin banyak masyarakat yang sadar dan aware pada keselamatan datanya, sehingga gak ada lagi kita dengar berita memilukan tentang nasabah yang kehilangan saldo di rekening tabungannya.

Share
Tweet
Pin
Share
43 Comments

Beberapa waktu lalu, saat salah satu anak magang di kantor sedang menyusun berkas pendukung pendaftaran CPNS, iseng-iseng saya melihat ijazahnya dan kemudian terkejut karena ternyata kami sama-sama alumni Makassar walau gak satu kampus.

Pantas aja kami gak pernah bertemu, rupanya ia baru mulai kuliah beberapa tahun setelah saya lulus. Lalu saya pun menyebutkan nama-nama teman satu angkatan saya yang kebetulan satu kampung dengannya. Dan ia balas dengan menyebut nama seseorang yang entah mengapa membuka luka lama di hati saya yang sialnya sampai saat ini belum sembuh juga.

Saya dan si dia yang udah menggoreskan luka itu udah cukup lama gak bertemu. Setiap ada momen yang seharusnya bisa membuat kami bertemu, ada aja alasan yang membuat kami gak bisa hadir di momen itu. Ya, saya dan dia adalah teman sekelas saat SMA. Saat kuliah, kami memilih untuk kuliah di kota yang sama walau beda kampus.

Entah mengapa perkataannya (yang mungkin dianggapnya biasa aja) belasan tahun lalu itu masih membekas banget di hati saya. Dia mungkin udah lupa pernah melontarkan kalimat menyakitkan itu, tapi saya gak akan pernah lupa, saking dalamnya tohokan kalimat menyakitkan itu. Sampai saat ini saya masih bertanya-tanya apakah yang membuatnya tega melontarkan kalimat menyakitkan itu pada saya? Rasa-rasanya saya gak pernah melakukan sesuatu yang melukai hatinya.

Baca Juga: Ketika Rasa Iri Datang Menghampiri

Kini saya paham, mengapa kita selalu diminta untuk menjaga lisan karena ternyata luka akibat lisan itu memang lebih menyakitkan dan traumatis. Kita gak pernah tahu seberapa dalam dan menyakitkan luka yang kita tinggalkan pada korban perkataan kita. Luka akibat pisau pasti dapat diobati dan bekasnya bisa hilang seiring berjalannya waktu, tapi luka yang ditimbulkan akibat kata-kata bisa jadi gak akan pernah sembuh.

Ini menjadi pelajaran yang penting banget buat saya. Karena udah pernah merasakan gimana sakitnya menjadi korban keteledoran lisan seseorang, saya jadi gak pengen orang lain merasakan hal serupa. Setiap kali berkata-kata, saya usahakan untuk memilih diksi yang baik yang gak menyinggung, walau harus saya akui beberapa kali pernah "keseleo lidah" dan setelahnya hati menjadi gelisah. Hati saya seperti udah tersetting otomatis bakalan merasa gak enak dan gelisah bila menyadari ada kalimat yang kurang pantas saya ucapkan pada lawan bicara. Hati saya baru agak enakan setelah memohon maaf dan mendapatkan maaf dari si lawan bicara. 

Menjaga bibir agar selalu mengucapkan kalimat-kalimat yang menenteramkan hati memang sulit, tapi bila dibiasakan pasti bisa. Sampai saat ini saya masih terus belajar untuk menjaga lisan, sebisa mungkin mengucapkan kalimat yang baik dan berusaha mengerem mulut agar gak mengucapkan kalimat yang menimbulkan luka.

So, buat pembaca yang sekiranya pernah saya lukai hatinya baik lewat perbuatan, lisan maupun tulisan, dengan penuh kerendahan hati saya memohon untuk dibukakan pintu maaf 🙏🙏



Share
Tweet
Pin
Share
10 Comments
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates