facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

Banua Mayana Waira

pic source: pixabay.com

Kemarin siang saya dibuat geregetan saat membaca status yang dibagikan seorang teman di facebook. Dalam statusnya, si teman membagikan meme tentang seorang suami yang curhat di sebuah grup. Si suami heran, jatah uang bulanan sebesar Rp. 350.000,- yang ia kasih ke istrinya habis dalam waktu 25 hari. Si suami heran, kok bisa istrinya seboros itu menghabiskan jatah uang untuk sebulan hanya dalam waktu 25 hari aja. Lalu ia pun menanyakan perihal keborosan tersebut namun si istri langsung ngomel, ngamuk-ngamuk dan ngancam mogok masak. Lalu sikap istrinya tersebut dijadikan alasan oleh si suami untuk mencari pengganti si istri aka menikah lagi.

Entahlah apakah meme ini memang benaran curhatan hati seorang suami kere plus pelit ataukah hanya lucu-lucuan semata, namun rasanya saya ingin urun pendapat mengenai hal ini karena kasus seperti sebenarnya banyak terjadi di sekitar kita.

Ini nih memenya

pengen nangis baca curhatan lelaki ini

Saat membaca meme ini, perasaan saya campur aduk antara gemas pengen jambak rambut si lelaki sekaligus pengen nangis karena di zaman semaju ini, kok masih ada perempuan yang mau dinikahi lelaki model ginian? 😭

Hei lelaki medit, kamu pikir uang Rp. 350.000,- itu banyak? Coba deh masuk ke supermarket sambil membawa uang segitu, berapa banyak barang yang bisa kamu bawa pulang? Atau gak usah ke supermarket deh, ke pasar aja. Duit 350rb itu gak bakalan cukup untuk membeli kebutuhan rumah tangga sebulan. Kalo kamu kere, yaa kere aja, gak usah ajak anak orang buat hidup bagai di neraka sama kamu. Udah gitu pake kepedean segala mau nikah lagi, satu aja gak sanggup, masih mau nambah lagi, ckckck 🤦🏻‍♀️.

Ya, Tuhan, saya benaran gemas banget deh. Kalo kamu gak mampu membiayai seseorang, ya gak usah nikah, Bambang! Jadi bujang lapuk aja sekalian biar gak perlu keluarin duit 350rb sebulan buat istri. Duh benaran emosi deh nulis ini 😓

Lalu muncul pertanyaan. Apakah sebab si perempuan hingga mau dinikahi lelaki kere plus pelit kayak gini? Kalo dipikir dengan logika, menyandang status single rasanya masih jauh lebih bahagia karena asal giat dan mau berusaha, perempuan pasti bisa pegang uang lebih dari yang dikasih si lelaki itu.

Tapi mungkin aja penyebabnya bukan karena alasan ekonomi. Mungkinkah penyebabnya karena udah gak tahan dengan tekanan sosial di sekitarnya? Mungkinkah perempuan mau menerima lelaki kualitas rendah seperti di atas karena udah bosan ditanyain kapan nikah ama orang-orang kepo jahat yang mengaku peduli padanya? Hmm bisa jadi 🤔

** 

Dari meme di atas, sepertinya banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah satunya adalah apabila ada gadis lajang (yang menurut kita usianya udah pantas menikah) di sekitar kita, ada baiknya jangan ditanyain mulu kapan doi nikah. Karena bisa aja, pertanyaan kita yang jadi profokator si gadis untuk menerima lelaki mana pun yang datang. Baguslah kalo lelaki yang datang itu adalah lelaki sholeh yang baik akal budinya, lah kalo lelaki yang datang itu modelnya kayak lelaki di atas, apa kita mau bertanggungjawab atas penderitaan yang sudah diterima oleh gadis yang sangat kita pedulikan nasibnya itu? Gak kaan? Makanya tahan tuh mulut. Taro kekepoanmu di dalam hati, gak perlu diungkapkan!

Dan buat cewek-cewek di luar sana yang saat ini sedang menunggu pujaan hati. Pesan saya, kenali betul lelaki yang datang, jangan asal terima hanya karena usiamu gak muda lagi atau karena semua temanmu udah menikah. Jangan ambil keputusan menikah secara terburu-buru. Pikirkanlah secara matang karena ini bukanlah hal yang bisa diputuskan semudah itu. Menikahlah saat kamu siap dan sudah bertemu lelaki yang tepat, yang baik akhlaknya, yang memperlakukanmu dengan baik.

Berikut ciri-ciri lelaki yang harus dihindari yang gak boleh dijadikan suami agar terhindar dari penderitaan lahir batin:

👉🏻 Pecemburu berat (posesif)

Memiliki pasangan yang posesif  membutuhkan energi besar karena ia akan membatasi ruang gerak kita. Ia akan menyetir dan menyortir siapa-siapa aja yang boleh dan gak boleh berteman dengan kita. Pertengkaran akan sering terjadi apabila kita gak terima dengan sikap dia yang seperti itu. Bahkan kadang hal yang gak masuk akal pun akan dijadikan alasan buatnya cemburu. So, daripada makan hati hidup dengan lelaki seperti ini, mendingan hindarilah sejak awal.

👉🏻 Suka memaksakan kehendak

Berikutnya adalah lelaki yang suka memaksakan kehendak. Lelaki seperti ini akan berpikir bahwa istrinya adalah miliknya (memperlakukan istri seperti barang yang udah dibelinya), maka apapun yang diinginkannya, si istri wajib memenuhinya. Suami seperti ini gak akan peduli pada kondisi istrinya apakah sedang lelah dan gak mood melakukan sesuatu, ia akan tetap meminta dilayani dan dipenuhi keinginannya. Menolak melakukan "perintahnya" akan menyulut pertengkaran yang bisa jadi akan berujung pada kekerasan. Duh ngeri banget.

👉🏻 Pelit

Contoh kasusnya udah terpampang nyata dalam meme di atas. Duh jauh-jauh deh dari laki-laki begini. Biasanya, ia hanya baik pada diri sendiri dan teman-teman nongkrongnya namun pelit pada istri dan anak-anaknya. Jauhi lelaki begini bila ingin rumah tanggamu terbebas dari neraka dunia.

👉🏻 Mata jelalatan

Lelaki seperti ini juga harus dihindari kalo kamu gak mau makan hati. Lelaki seperti ini mudah dikenali, salah satunya adalah ia masih suka tebar-tebar pesona pada cewek lain walau udah punya kekasih. Matanya masih suka berbalik pada cewek yang berpapasan dengannya padahal di waktu bersamaan ia sedang bersama orang yang ditaksirnya. Menerima lelaki seperti ini  akan membuatmu hidup bagai bunga yang hidup segan mati tak mau. Menikah dengan lelaki seperti ini biasanya akan berakhir dengan perselingkuhan atau poligami tanpa persetujuan istri pertama.

👉🏻 Kere dan Malas

Lelaki kere namun bersemangat memperbaiki diri, rajin belajar untuk meningkatkan kemampuan masih bisa diterima. Namun bila yang mendekat adalah lelaki kere nan malas, duh jauh-jauh deh. Lelaki seperti ini akan akan membuat kita capek dan tersiksa lahir batin. Setelah nikah, ia gak akan semangat bekerja. Dan bila istrinya yang bekerja, tanpa malu ia akan menikmati bahkan menggerogoti hasil kerja istrinya. Lalu apa yang dilakukannya? Ia melakukan apapun yang disukainya tanpa peduli perasaan istri dan kondisi rumah. 

👉🏻 Emosian

Lelaki berikutnya yang harus dihindari adalah lelaki emosian. Menikah dengan lelaki seperti ini besar kemungkinan akan mengalami KDRT. Saat sedang berdebat, ia gak bisa menahan emosi lalu melakukan kekerasan pada pasangannya. Lelaki seperti ini biasanya memiliki suara yang menggelegar yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan saat sedang marah. Jangan sampai jadi "sasaran tembak" laki-laki seperti ini yaa. Lebih baik dihindari sejak awal daripada babak belur 

👉🏻 Perokok

Lelaki terakhir yang mesti dihindari adalah perokok. Suami saya adalah perokok dan jujur aja saya gak suka dengan hal ini. Dulu saya mau menikah dengannya karena dia janji bakalan berhenti merokok tapi ternyata janji manis itu gak ditepati bahkan hingga hari ini, hiks aku tertipu, gaes. Asap rokok sangat berbahaya untuk kesehatan, jadi bila ada seorang perokok yang mendekatimu, pikir 1000 kali untuk menerimanya, apalagi bila kamu punya penyakit asma yang gak bisa mencium bau rokok. Namun bila kamu gak keberatan dengan hal ini, yang ini bisa di-skip 💁🏻‍♀️

^^

Saya berharap semakin banyak perempuan lajang di luar sana yang berpikir bahwa telat menikah itu bukan aib atau hal yang memalukan. Yang sangat menakutkan justru adalah salah pilih pasangan hidup. Hidup ini terlalu lama untuk dihabiskan untuk hidup bersama lelaki yang salah.

Meme di atas adalah pengingat untuk kita bahwa memilih pasangan hidup itu gak boleh asal-asalan. Asal ada yang datang, langsung diterima. Jangan dong yaa! Ingatlah, kita perempuan adalah makhluk berharga yang berhak bahagia 🥰


pic source: Freepik

Hari ini, 8 Maret 2022 diperingati sebagai hari perempuan sedunia. Bahagia banget rasanya saat mengetahui keberadaan hari perempuan sedunia ini karena itu berarti keberadaan perempuan telah diakui. Walau gak bisa dipungkiri masih banyak juga perempuan di luar sana atau bahkan di sekeliling kita yang masih terjajah entah oleh lingkungan atau oleh orang-orang yang mengaku menyayanginya.

Saya sangat bersyukur karena lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga moderat. Orang tua sangat jarang memaksa kami anak-anaknya untuk melakukan hal yang gak kami sukai. Seingat saya, hanya satu kali papa memaksa saya menuruti kehendaknya yaitu pada waktu naik kelas 3 SMA. Saat itu papa menyuruh (lebih tepatnya sedikit memaksa) saya masuk kelas IPA, padahal saya pengennya masuk IPS, alhasil nilai saya jeblok. Sejak saat itu papa gak pernah lagi memaksa saya melakukan sesuatu yang gak saya sukai.

Untuk urusan menikah dan memilih pasangan hidup, kedua orang tua saya juga sangat menghargai pilihan anak-anaknya. Saya ingat, dulu ada beberapa teman mama yang "perhatian" dan kepo banget dengan usia saya yang menurut mereka udah tua namun belum ada tanda-tanda menikah. Mereka bertanya pada mama, apakah gak ada laki-laki yang menyukai saya? Apakah mama gak takut saya akan menjadi perawan tua? Mama langsung menjawab dengan jawaban cukup menohok

Terimakasih karena udah perhatian pada anak saya. Kalian gak usah khawatir mikirin jodoh anak saya karena saya dan papanya gak pernah mempermasalahkan itu. Kalopun nanti dia gak nikah, kami masih sanggup untuk menafkahinya

Saya juga bersyukur karena bertemu dan menikah dengan lelaki yang mendukung apapun cita-cita saya. Lelaki yang gak membatasi ruang gerak saya dan mau turun tangan (bahkan lebih lihai) mengurus anak dan kerjaan rumah tangga lainnya. Lelaki yang membebaskan saya melakukan apapun yang saya sukai. Lelaki yang bahunya selalu siap sedia menjadi tempat saya bersandar saat menghadapi masalah. Lelaki yang tetap membiarkan saya menjadi seorang "Irawati Hamid" walau udah menjadi istri dan ibu anak-anaknya.

Tapi, bukankah memang sudah seharusnya perempuan hidup seperti itu? Ohh tidak Esmeralda! Di negeri +62 ini banyak hal yang mesti ditanggung perempuan! Setelah menikah, perempuan dituntut harus patuh pada semua perkataan suami karena itu adalah kewajiban utamanya sekaligus sebagai tiket menuju surga. Se-nyeleneh apapun "titah" suami, wajib hukumnya diikuti. Perempuan gak boleh menolak karena akan membuatnya masuk neraka. Bahkan ada seseustadzah yang melarang istri melaporkan suaminya yang melakukan KDRT karena itu dianggap membongkar aib suami. Ustadzah loh ini yang ngomong, yang notabene adalah seorang perempuan yang seharusnya bisa lebih peka dan memahami perasaan perempuan lain, ckckck 😫🤦‍♀️.

Ketika udah menikah, gak sedikit perempuan Indonesia berpikir bahwa suami adalah sosok yang harus dimuliakan seberapa b*jingan pun sifatnya. Saking diagung-agungkannya posisi suami sampai kadang mengaburkan semua kesalahan yang diperbuatnya. Perempuan diminta untuk selalu bersabar plus memaklumi dan menerima kondisi suaminya karena katanya surga perempuan ada di suami mereka.

Bila ia dan suami sama-sama bekerja, sepulang kantor ia masih harus bekerja ekstra mengurusi kebutuhan suami dan anak-anaknya karena berpikir bahwa mengurus anak itu tugas istri semata, sementara suami udah bisa istirahat sambil main hape karena tugas suami hanyalah mencari uang. Doooh tepok jidat deh. Gak heran banyak wanita yang saat single bahagia namun setelah menikah jadi depresi karena beban yang ditanggungnya udah di luar kapasitasnya.

Hai Ladies, bangun yuk! Bila merasakan ketidakadilan, segeralah bertindak, minimal bersuaralah. Jangan diam aja. Jangan mau bertahan dalam penderitaan karena hidup ini terlalu lama untuk dihabiskan dengan perasaan menderita. Yuk, cari kebahagiaan kita dengan melepaskan hal-hal yang membuat kita menderita. Kita bisa kok meraih surga di akhirat nanti tanpa harus merasakan neraka dunia. 

Sebagai manusia merdeka, perempuan punya hak yang sama dengan lelaki. Bila lelaki ingin bahagia, perempuan juga sama. Kita jangan mau diatur-atur, terlebih untuk hal yang berhubungan dengan masa depan, salah satu contohnya adalah jodoh. Kalo memang belum nemu laki-laki yang cocok, jangan paksakan diri menikah hanya karena tekanan sosial dan mulut usil orang sekitar, karena saat kita salah memilih jodoh, kitalah yang merasakan akibatnya. Mereka mah mana peduli dengan perasaan kita, yang ada akan tetap mencari celah untuk selalu membicarakan kita.

Baca Juga: Nasehat buat adik-adik perempuan yang belum bertemu jodohnya

Perempuan dan laki-laki punya hak yang sama dalam memilih pasangan. Seperti halnya lelaki yang menetapkan standar tinggi dalam mencari calon istri, perempuan juga sama. Ia berhak menetapkan kriteria pria idamannya dan orang lain gak punya hak untuk protes.

Bahkan setelah menikah pun perempuan tetaplah sosok mandiri yang gak boleh dikekang kebebasannya. Ia memang seorang istri dari suami yang menikahinya, ibu dari anak-anak yang dilahirkannya namun ia tetaplah sosok mandiri yang butuh eksistensi. Ia tetaplah sosok yang butuh aktualisasi diri. Inilah alasannya mengapa saya tetap menggunakan nama Irawati Hamid di semua medsos saya, bukan Mom ..., Bundanya ..., Mamanya ..., Ummi ...,  atau Irawati blablabla (nama suami), selain untuk branding, juga ingin menegaskan pada semua orang bahwa walau saat ini saya udah nikah, saya tetaplah seorang pribadi yang memiliki goals untuk diri sendiri yang gak ada hubungannya dengan anak dan suami. 

Di momen hari perempuan ini, saya ingin mengajak perempuan di luar sana untuk tahu bahwa mereka:

💋 Punya kendali penuh atas dirinya sendiri

💋 Punya hak memilih pasangan sesuai standar pribadinya

💋 Punya hak bahagia

💋 Telat menikah itu bukan aib

💋 Walau udah nikah dan punya anak, mereka tetaplah seorang pribadi yang butuh eksistensi

So, Selamat Hari Perempuan Sedunia, semoga seiring perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi semakin berkurang juga diskriminasi dan kriminalisasi pada perempuan. Bahagia selalu para perempuan, di mana pun berada. Ingatlah, kita adalah makhluk berharga yang gak pantas dikasari oleh siapapun.

pic source: pixabay.com

Viralnya ucapan seseustazah dalam ceramahnya yang membenarkan KDRT dengan dalih jangan membuka aib suami, mau gak mau membangkitkan memori saya ketika pertama kali diajak menikah oleh suami (yang saat itu masih pacar).

Saat ia mengajak saya menikah, rasa bahagia di dalam dada gak bisa diungkapkan dengan kata-kata karena saya memang ingin banget jadi istrinya. Saya sayang padanya dan rasa sayang itu tentu akan lebih afdol diungkapkan bila kami sudah berada dalam ikatan pernikahan.

Namun walau sangat ingin jadi istrinya, alarm dalam diri saya tetap berbunyi. Walau sangat sayang padanya, saya gak boleh bucin "yang mau aja diapa-apain asal bisa bersamanya". Maka saat ia bertanya apakah saya mau nikah dengannya, saya langsung mengajukan beberapa syarat. Bila saja saat itu ia gak menyetujui syarat yang saya ajukan, dengan berat hati terpaksa saya harus menyudahi hubungan kami. Namun syukurlah, ternyata ia menyetujui syarat itu, hahaha 😃

Saya menganggap syarat yang saya ajukan tersebut sebagai tameng yang akan melindungi saya kelak ketika ia mulai berubah menjadi "lelaki yang gak asyik" lagi. Saya gak mau hidup menderita karena sifat dan tabiat kasar seorang lelaki. Prinsip saya, orang tua yang udah membesarkan dan sangat berjasa pada kehidupan saya aja gak pernah mengasari saya, masa saya harus terima dikasari lelaki asing yang baru saya kenal. Tak sudi akutu, Ferguso! 

Ini 5 syarat yang saya ajukan kepada pacar sebelum akhirnya mantap memutuskan untuk menikah dengannya:

1. Saya gak mau dicemburui

Karena pernah punya pengalaman buruk pacaran dengan lelaki pecemburu, maka saya putuskan untuk gak mau lagi pacaran dengan lelaki cemburuan. Makanya awal pacaran saya kaget banget saat tahu kalo ternyata suami (saat itu masih pacar) adalah lelaki pecemburu. Langsung saya tegaskan padanya bahwa saya gak mau dicemburui. Kalo ia masih tetap ingin melanjutkan hubungan kami, maka rasa cemburunya harus ia kikis sembari perlahan-lahan saya beri pengertian bahwa saya adalah tipe perempuan setia yang gak perlu dicemburui.

Mengapa saya gak mau dengan lelaki pecemburu? Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya (dan juga pengalaman beberapa sahabat), lelaki pecemburu biasanya tukang selingkuh. Nah lho! Jadi rasa cemburu yang ia perlihatkan ke pasangannya itu hanya kamuflase atau tipu daya agar pasangannya percaya bahwa si lelaki sangat mencintainya, padahal mah bohong! Itu adalah taktik untuk menyembunyikan perbuatan buruknya. Dan satu hal lagi, lelaki pecemburu, saat sedang cemburu berat, ia sangat bisa melakukan kekerasan. Duh ngeri banget deh! 😓

Lalu apakah suami berubah menjadi sosok so sweet yang gak cemburuan? Sejauh ini, selama lebih sepuluh tahun menikah hanya sesekali saja ia memperlihatkan rasa cemburunya. Itu juga menurut saya cute karena yang ia cemburui adalah aktor-aktor yang saya gemari, hahaha. Ia gak pernah cemburu pada teman-teman laki-laki saya karena semuanya ia kenal.

2. Saya gak mau diduakan

Punya pengalaman buruk pernah diselingkuhi, membuat saya bertekad untuk mencari laki-laki setia. Makanya saat suami ngajak nikah, saya pastikan sekali lagi (sebelum menerimanya sebagai pacar saya juga udah memastikan dia bukanlah seorang playboy), dia bukanlah tipe pria yang matanya jelalatan alias suka tebar pesona pada banyak wanita. Saya katakan padanya bahwa kelak, saat kami udah menikah dan amit-amit dia terbukti selingkuh, maka saya akan pergi meninggalkannya dengan membawa semua hal yang kami punya termasuk harta dan anak-anak. Alhamdulillah untuk hal yang satu ini kami satu pemikiran karena ternyata ia juga trauma karena pernah diselingkuhi mantannya, hahaha 🤭.

3. Saya gak mau diminta berhenti bekerja (kecuali atas keinginan sendiri)

Sebelum bertemu suami, saya adalah working woman. Makanya saat dia ngajak nikah, saya langsung ngomong bahwa saya gak mau dilarang bekerja. Saya katakan padanya bahwa saya bukanlah wanita yang bisa tenang tinggal di rumah hanya mengurus anak dan suami. Bila ia mencari wanita seperti itu, maka bukan saya orangnya. Silakan cari wanita lain yang sesuai keinginannya. Saya baru akan berhenti bekerja saat saya ingin, bukan karena diminta oleh orang lain, termasuk suami. Alhamdulillah, untuk syarat yang satu ini dia gak keberatan karena ibunya juga seorang wanita pekerja.

4. Saya gak mau dikasari (termasuk di antaranya dibentak)

Saya adalah orang yang gak bisa dengar suara bentakan. Ketika mendengar bentakan (walau bukan saya yang dibentak), seketika tubuh akan gemetar dan lemas karena ketakutan. Makanya lelaki kasar udah saya coret sebagai calon suami idaman. "Apakah kamu pernah dibentak/dikasari oleh pacarmu?" adalah pertanyaan pertama yang selalu diajukan orang tua setiap kali saya cerita sedang dekat dengan seseorang. Lelaki semenarik apapun wajahnya, bila ia ringan tangan dan suka melakukan kekerasan (terutama pada perempuan) akan berubah menjadi hina dina dan buruk rupa di mata saya. 

5. Saya gak mau dipaksa melakukan apapun yang gak saya sukai

Paksaan adalah hal yang paling saya benci, dari mana pun datangnya. Orang terdekat saya udah tahu sifat ini. Makanya lelaki yang gak suka maksa menjadi syarat wajib yang saya pilih sebagai calon suami. Menurut saya, lelaki yang suka maksa punya kans besar melakukan kekerasan pada kita bila keinginannya gak terpenuhi. Sedangkan menjadi seorang istri, pastilah gak selamanya berada dalam mood yang bagus. Ada saatnya istri malas melakukan sesuatu dan pengen leyeh-leyeh manja. Suami yang baik harusnya bisa membaca suasana hati istri, jangan meminta untuk selalu diutamakan dan dipenuhi permintaannya padahal ia gak pernah mengutamakan perasaan pasangannya. Hal ini juga berlaku dalam hubungan intim. Saya gak mau dipaksa bercinta bila sedang gak mood.

Bayangkan, saat kita sedang gak mood dan suami meminta kita untuk melakukan sesuatu. Pasti rasanya tersiksa banget. Please, jangan beri nasehat bahwa mengikuti dan melaksanakan perintah suami adalah jalan menuju surga. Sorry, nasehat ini gak berlaku buat saya, karena bagi saya, lelaki penghuni surga adalah lelaki yang mengerti perasaan pasangannya, bukan lelaki pemaksa! Lelaki yang baik adalah lelaki yang paham bagaimana memperlakukan istrinya.  Lelaki pemaksa? Ke laut aje lu! 👎🏻

Tanpa diingatkan, sebenarnya istri udah tahu kewajibannya karena setiap wanita yang memutuskan untuk menikah pasti udah paham kewajiban istri itu apa aja. Kalo pun ingin mengingatkan, harusnya dengan cara lembut, bukan dengan paksaan.

~~~

Itulah 5 syarat yang dulunya saya ajukan pada calon suami sebelum meng-iyakan permintaannya untuk menjadi istrinya. Alhamdulillah, selama menikah, suami gak pernah berlaku sewenang-wenang. Beberapa kali memang terjadi pertengkaran dan salah paham tapi semua bisa diselesaikan dengan baik tanpa kekerasan.

So, menurut saya, sebenarnya KDRT udah bisa kita cegah sejak dini bahkan sebelum menikah. Menetapkan standar yang tinggi untuk calon suami demi mendapatkan kenyamanan lahir batin bukanlah hal yang salah, justru memang itu adalah hal wajib yang semestinya dilakukan wanita. Makanya, keputusan menikah itu harus datang dari pemikiran yang matang, bukan karena tekanan sosial atau takut dengan usia yang semakin menua. Karena salah memilih pasangan, kita yang akan merasakan akibatnya.

Masih menurut saya, dalam pernikahan, posisi suami istri itu setara. Suami bukanlah yang dipertuanagung yang keinginannya harus selalu dituruti sedang istri adalah hamba sahaya yang wajib menyenangkan tuannya. No, gak ada sedikitpun dalam bayangan saya untuk menjadi istri yang seperti itu. Oke, suami sebagai kepala rumah tangga, namun ia gak boleh memperlakukan istrinya secara sewenang-wenang hanya karena merasa namanya ada di urutan atas kartu keluarga. Menikah semestinya adalah untuk membangun rumah tangga yang harmonis, bahagia lahir batin baik untuk suami maupun istri.

So, Ladies, tetapkan standar yang tinggi untuk calon suamimu. Ingatlah bahwa kita punya hak yang sama dengan lelaki dalam hal memilih pasangan terbaik. KDRT sebenarnya sudah bisa kita cegah sejak dini dengan cara memilih pasangan yang tepat. Gak ada salahnya mengajukan syarat (yang sekiranya bisa melindungi diri kita di masa depan) pada calon pasangan. Bila ia memang pasangan yang baik, ia gak akan keberatan dengan semua syarat yang kamu ajukan.

Dan untuk seseustazah yang memberikan ceramah itu, semoga dirinya, keluarganya atau anak-anak perempuannya gak ada yang mengalami kekerasan yaa 😉.

pic source: pixabay

Tulisan ini saya tujukan buat adik-adik perempuan yang belum menikah atau sedang menantikan sang pangeran yang kelak akan meminangnya. Sebagai seseorang yang udah cukup lama hidup berumah tangga (± 10 tahun), izinkanlah saya untuk memberikan nasehat kepada kalian.

Dek, menikah itu bukan hanya perkara menyatukan dua hati yang sedang dimabuk cinta. Bukan perkara menghalalkan yang haram atau demi menghindari zina (padahal menikah bukanlah satu-satunya cara untuk menghindarinya), bukan pula semata agar lebih leluasa saling mengungkapkan rasa sayang. Bukan hanya itu! Menikah adalah hal yang lebih kompleks. Saat memutuskan menikah, berarti kamu udah siap hidup dengan laki-laki asing yang selama ini belum kamu ketahui kebiasaan buruknya. Selamanya.

Karena itu, saat memutuskan untuk menikah, pilihlah laki-laki terbaik yang bisa menambah kebahagiaanmu. Jangan menerima lelaki yang datang hanya karena udah gak tahan lagi dengan mulut usil tetangga yang membicarakan usiamu yang semakin menua. Jangan pula menikah karena udah bosan dengar pertanyaan "kapan nikah" dari teman sekelasmu yang udah lebih dulu bertemu jodohnya. Jangan! Karena ketika kamu memutuskan menerima seseorang (dengan alasan karena gak tahan dengan pertanyaan toxic mereka) dan ternyata pilihanmu salah, mereka yang tadinya "sangat perhatian" itu gak bakalan nolongin kamu. Mereka gak akan peduli dengan apa yang kamu rasakan. Bila udah seperti itu, maka tinggal dirimu sendirilah yang menikmati apesnya hidup bersama lelaki yang kamu sebut sebagai suami itu.

Dek, kamu berhak memilih mana yang terbaik untuk dirimu. Jangan biarkan lingkungan menyetir hidupmu. Bukan hanya lelaki yang berhak memilih perempuan terbaik, perempuan pun memiliki hak yang sama. Hargai hidupmu dengan memilih lelaki yang gak hanya mencintaimu tapi juga memujamu. Lebih baik telat menemukan seseorang yang terbaik dibanding lebih dulu bertemu seseorang yang salah karena hidup terlalu lama untuk dihabiskan bersama orang yang salah.

Coba lihat, berapa banyak perempuan yang terpaksa menelan pil pahit kesengsaraan karena gak tahan dengan mulut usil orang di sekitarnya hingga terpaksa menerima lelaki manapun yang datang? Sad but true, ada banyak perempuan seperti ini di sekeliling kita dan yang lebih memprihatinkan, setelah terjerumus dalam kehidupan seperti itu mereka gak berani keluar dan akhirnya tenggelam semakin dalam, hiks 😭

Dek, bila saat ini kamu belum menemukan lelaki yang tepat, nikmatilah hidupmu. Sembari menunggunya, bersenang-senanglah, lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, sebelum akhirnya ia yang kamu tunggu itu datang dan kalian bersenang-senang bersama. Pikirkan seribu kali sebelum memutuskan menikah.

Sebelum membeli barang aja kita mencari tahu dan menimbang baik buruknya (untuk memutuskannya kita kadang mikir lama), masa untuk mencari pasangan hidup kita malah cuek. Kita tentu berharap, menikah cukup sekali aja.

Yang ingin saya tekankan lewat tulisan ini adalah jangan menikah bila kamu merasa belum siap. Jangan pula menikah karena tuntutan atau omongan orang sekitar. Menikahlah ketika kamu udah benar-benar siap dan udah menemukan lelaki yang tepat. Ingat, yang menjalani pernikahan dan segala dramanya adalah kita, bukan mereka.

So, buat adik-adik yang saat ini sedang menantikan sang arjuna, saya doakan semoga arjunanya cepat ketemu

Older Posts

HELLO, THERE!


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui WhatsApp di 085241896490 atau email di  wewahyu2011@gmail.com

LET’S BE FRIENDS

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Labels

❤️ Produk Indonesia All About Women Collaboration Cuap-cuap Info Kece Relationship

Blog Archive

  • ▼  2022 (25)
    • ▼  Agustus (2)
      • 4 Kebiasaan yang Sering Saya Lakukan di Awal Ngeblog
      • Menabung Setiap Hari? Insyaallah Bisa!
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Recent Posts

Recent Comments

`

Popular Posts

  • Buka HP Pasangan, Yeay or Nay?
  • Layangan Putus
  • Nasehat Buat Adik-adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya
  • Selamat Hari Perempuan Sedunia, 8 Maret 2022

Member Of




Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates