facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

Banua Mayana Waira

pic source: pixabay.com

Bulan Oktober nanti genap tujuh tahun saya menjadi seorang blogger. Tanpa saya sadari, ternyata udah lama juga saya jadi blogger. Tapi rasanya kok gini-gini aja yaa, kayak masih newbe terus. Rasanya keahlian menulis saya masih segini-gini aja gak ada perkembangan dari waktu ke waktu. Pun dengan semangat nulisnya, bukannya makin rajin, makin ke sini malah semakin malas aja nih saya rasakan, huhuhu 😢

Baca Juga: 2 Bulan Tidak Ngeblog, Ini yang Saya Lakukan

Makanya, kalo mau jujur, saya tuh merasa insecure banget dengan munculnya banyak blogger baru. Melihat kegigihan dan keuletan mereka, saya cuman bisa sapu dada alias pasrah karena merasa gak bisa nyaingin mereka. Gimana mau bersaing, wong mau buat satu artikel 500 kata aja susahnya minta ampun, butuh waktu minimal dua hari untuk menyelesaikannya. Itulah kenapa, saat berhasil publish satu artikel di salah satu blog yang saya punya, saya bahagia dan puas banget karena merasa bisa menaklukkan diri sendiri, hehehe 😁

Melihat blogger baru yang ulet dan gigih itu, membuat saya ingat dengan masa-masa awal saya ngeblog dulu. Saat itu, semangat saya juga menggebu-gebu. Bila sehari gak nulis, rasanya ada yang kurang. Mau buat artikel gak membutuhkan waktu selama sekarang, nyari idenya juga gampang.

Baca Juga: Domain Baru di Tahun Baru

Saat itu (tahun 2015 - 2017), saya rutin melakukan beberapa kegiatan yang memberikan impact positif bagi blog saya, diantaranya: 

- Rajin blog walking (bewe) ke blog-blog sahabat blogger

Di awal-awal ngeblog, saya rajin banget bewe ke blog teman-teman. Saya melakukannya secara suka rela tanpa paksaan. Saat itu, belum ada grup whatsapp bewe seperti saat ini. Saat itu, bewe yaa bewe aja, perkara teman yang saya kunjungi blognya bakalan berkunjung balik, itu urusan ke sekian. Saya senang melakukannya, dan itu rutin saya lakukan setiap hari. Saya bahkan punya tabel excel nama-nama blog yang rutin saya kunjungi. Ahh, kangen deh dengan masa-masa itu, kapan saya bisa seperti itu lagi yaa? Bewe dengan santai namun blog yang saya kunjungi setiap hari bisa lebih dari 15 blog.

Karena rutin melakukan ini, alexa rank (saat itu masih dipakai sebagai salah satu parameter mendapatkan job) blog saya lumayan cepat turun nilainya. Fyi, semakin kecil nilai Alexa artinya semakin bagus. Karena sering bewe ini, saya jadi akrab dengan lumayan banyak blogger.

Baca Juga: Niche Blog Banua Mayana Waira

- Rajin nulis

Awal-awal bikin blog, hampir tiap malam saya nulis jadi persediaan artikel untuk blog selalu ada. Ritual khusus sebelum tidur saya selalu buka laptop untuk menulis apa aja. Tulisannya gak selalu langsung jadi, tapi minimal udah ada artikel setengah jadi yang tinggal butuh "sentuhan akhir" sebelum diposting di blog. Dulu saya juga punya tabel jadwal tayang artikel di blog. Misal hari Senin posting tema ini, Selasa tema itu, Rabu tema blablabla, dan seterusnya. Sekarang? Jangankan membuat jadwal, yang ada artikelnya saya back date  agar blog gak kelihatan lama kosongnya 🤦🏻‍♀️

pic source: pixabay.com

- Rajin ikutan lomba blog

Dulu saya juga rajin banget ikutan lomba blog, baik lomba yang diadakan brand maupun lomba yang diadakan teman blogger (giveaway). Saat itu jiwa kompetitif saya lumayan tinggi jadi suka menantang diri sendiri ikutan lomba yang ada walaupun hasilnya yaa gitu deh, lebih banyakan kalahnya dibanding menangnya, hahaha. Walau jarang menang, saya gak pernah menyesal ikutan lomba, selain karena dapat melatih kreativitas saya dalam menulis, ikutan lomba juga melatih saya lebih sadar diri dan sportif menerima keputusan juri.

- Rajin belajar

Saat awal-awal membuat blog, saya rajin banget belajar (secara otodidak). Saya mempelajari segala sesuatu tentang bagaimana cara mengoptimalkan performa blog. Karena keuletan itu, blog saya pernah memiliki pageviews di atas 2.000 per hari via google analytics. Saat itu, ada beberapa artikel saya juga sukses menembus page one google. Sayangnya ilmu-ilmu yang saya pelajari itu gak saya terapkan lagi saat ini. Ditambah lagi algoritma google berubah (dan saya mulai malas update ilmu perbloggingan), pageviews perlahan mulai turun dan semangat ngeblog pun mulai kendor, hasilnya bisa ditebak jumlah artikel mulai berkurang karena saya mulai jarang update tulisan. 

**

Sekarang, saya mencoba pelan-pelan untuk bisa kembali seperti saat saya pertama kali ngeblog dulu. Walau mungkin semangatnya gak se-menggelora dulu, saya usahakan minimal setiap bulan bisa mencapai setengah dari apa yang saya capai saat itu. Saat ini, saya juga mencoba menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang dulu selalu saya lakukan yang impact-nya sangat baik untuk blog saya. Ayo semangat, Ira, kamu pasti bisa! 💪

pic source: pixabay.com

Tadi siang, saat sedang scroll-scroll video yang lewat di fyp tiktok saya, mata saya terpaku pada satu video yang menurutku berfaedah banget. Video apakah gerangan? Adalah video tentang menabung di amplop. Jadi, si pemilik video ini men-challenge dirinya untuk menabung di dalam amplop setiap hari minimal Rp. 100.000,-/amplop selama seratus hari.

Baca Juga: Akhirnya Saya Resmi jadi Anak Tiktok

Melihat video ini entah mengapa saya jadi tertantang untuk melakukan hal serupa walau mungkin nominalnya gak sebesar si pembuat video yang saya tonton ini (secara yaa bo', gaji eyke sebulan tenculah gak sebesar doi, hahaha😂). Bukan cuman saya yang tertarik dengan ide menabung seperti ini, di kolom komentar banyak yang tertarik namun beberapa di antara mereka juga mempertanyakan, kok bisa nabung setiap hari padahal gajiannya hanya sekali sebulan. Si konten kreator ini menjawab bahwa selain memiliki penghasilan tetap setiap bulan, ia juga memiliki penghasilan tambahan yang ia dapatkan dari keahlian yang dimilikinya, jadi penghasilan tambahan inilah yang sangat membantu lancarnya pengisian amplop ini.

Lalu saya pun berpikir, si konten kreator tersebut aja bisa nabung, masa saya gak bisa ngikutin jejaknya? Saya juga sama seperti dia, punya penghasilan tetap setiap bulan (walau jumlahnya gak sebesar dia) dan punya penghasilan lain yang insyaallah selalu ada setiap bulan dari sosmed dan hobby atau kebiasaan saya menulis di blog. Yuk, beli amplop se-dus dan mulai ikutan challenge-nya, Ira! Bismillah, saya bisa! 💪

amplopnya udah ada

Menurut si konten kreator, bila kita memanfaatkan potensi yang kita punya, kita bisa banget mendapatkan penghasilan tambahan yang nilainya kadang bisa melebihi penghasilan tetap kita sebulan. Asal kita mau belajar dan mengasah diri, insyaallah hasilnya akan kita petik. Bukankah hasil gak akan pernah menghianati usaha yang udah kita lakukan? Apalagi sekarang ini kita gak perlu susah-susah keluar rumah buat kursus karena udah banyak aplikasi kursus online yang bisa dipilih untuk mengembangkan potensi yang kita miliki.

Lalu keahlian-keahlian apa sajakah yang bisa kita kembangkan dan manfaatkan yang dapat membantu kita menghasilkan cuan yang bisa dipakai buat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus dapat ditabung seperti yang dilakukan si konten kreator yang saya ceritakan di atas? Berikut beberapa keahlian yang bisa dijadikan sumber penghasilan, di antaranya:

💰 Menulis

Memiliki keahlian menulis memberikan banyak keuntungan, salah satu contohnya adalah menulis di blog. Bila blognya dikelola dengan baik, insyaallah akan mendatangkan materi yang lumayan yang nominalnya bisa membantu perekonomian keluarga. Bila blog kita dikelola secara serius dan profesional, menabung setiap hari tentu bukan hal yang mustahil lagi. Jujur aja, dulu saya gak pernah menyangka, kalo hasil yang saya dapatkan dari hobby saya menulis di blog bisa seperti ini. Dulu, saya pikir blog hanya merupakan tempat bagi saya untuk menuangkan opini atau tempat untuk curhat aja, ternyata hasilnya di luar ekspektasi. So, bila kamu punya keahlian menulis, yuk buat blog dan kelola secara serius. 

Baca Juga: Niche Blog Banua Mayana Waira

💰 Memasak

Keahlian memasak juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan. Ada beberapa teman saya yang membuka bisnis dari keahliannya memasak. Hasilnya? Ngeri euy! Omsetnya mencapai puluhan juta sebulan 🤑  

💰 Public Speaking

Memiliki keahlian public speaking adalah anugerah. Apalagi bila ditunjang dengan rasa percaya diri yang tinggi dan jaringan koneksi yang luas maka kesempatan untuk memanfaatkan keahlian itu semakin besar. Salah dua pekerjaan paruh waktu yang bisa dipilih antara lain pembawa acara atau MC dan moderator. 

💰 Menyanyi

Dulu, untuk menjadi penyanyi sangatlah sulit. Jalan yang ditempuh sangat panjang dan berliku (kecuali punya "orang dalam" di industri musik). Saya ingat, saat masih kuliah dulu, berkali-kali harus ngantar sahabat saya yang memiliki suara merdu untuk ikutan audisi lomba nyanyi yang diadakan beberapa stasiun tv swasta, mulai dari AFI, KDI hingga Indonesian Idol. Hasilnya? Gak lolos. Bandingkan dengan sekarang, kita sangat mudah menemukan penyanyi-penyanyi baru bersuara merdu di kanal youtube yang mereka miliki. Gak sedikit penyanyi yang sebelumnya hanya ngamen di "jalan" kini bisa punya fans fanatik layaknya penyanyi-penyanyi jaman dulu yang udah masuk dapur rekaman. Kalo udah gini, cuan tentu mengalir deras di rekening mereka, hehehe 🤑

Baca Juga: 2007 dalam Kenangan

💰 Menggambar

Keahlian lain yang juga bisa diasah dan bisa memberikan penghasilan tambahan jika ditekuni dan dikembangkan adalah memiliki bakat di seni gambar. Di antara 5 bersaudara, ada salah satu adik saya yang sejak kecil suka banget menggambar dan membuat doodle. Saat masih sekolah, dia sering dapat hadiah uang tunai yang nominalnya sangat besar (di mata kami saat itu 🤑) karena gambar kaligrafinya selalu juara satu. Menurutnya, menggambar adalah kegiatan yang menyenangkan sekaligus menenangkan pikiran. Sayangnya karena sesuatu dan lain hal, kini dia gak mengembangkan bakat yang dimilikinya tersebut, hiks sayang banget padahal kalo dikembangkan bisa menjadi salah satu caranya menambah penghasilan. 

💰 Make up

Hobby merias wajah ternyata bisa dijadikan cara untuk menambah penghasilan loh. Ada beberapa teman saya yang akhirnya menjadi make up artist (MUA) yang sering diundang untuk merias pengantin atau acara lain seperti wisuda, lamaran atau tujuh bulanan. Kegiatan yang awalnya hanya hobby ini menghasilkan cuan yang lumayan. Hmm, sungguh hobby yang menghasilkan yaa ❤️

🔥🔥

Itulah beberapa keahlian yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan untuk meningkatkan nominal pundi-pundi keuangan kita. Bila ada penghasilan tambahan yang kita dapatkan secara tetap setiap bulan, menabung setiap hari tentu bukan lagi menjadi hal yang sulit.

Seperti kata banyak pakar keuangan, apalah artinya menabung bila gak konsisten dan disiplin, maka agar kegiatan menabung kita berjalan lancar, maka diperlukan tekad yang kuat, konsisten dan disiplin. So, doakan saya agar selalu konsisten dan disiplin menyisihkan uang setiap hari hingga 100 hari ke depan yaa! Fighting, Ira! 💪

Oh iyaa, kalo kalian, gimana cara menyisihkan uang setiap bulan? Adakah yang udah mencoba cara menabung pakai sistim amplop seperti ini? Bagi ceritanya di komom komen yuk! 😉

Artikel ini adalah artikel kolaborasi saya dengan Diah yang harusnya tayang di akhir April lalu, namun karena kemalasan saya sedang kumat, jadilah artikel ini baru tayang hari ini, ckckck sungguh telatnya kebangetan yaa. Tapi bukankah lebih baik telat daripada gak posting sama sekali? Hahaha cari pembenaran banget deh, ckckck 🙄

Baiklah, kali ini tema yang kami pilih adalah "membawa anak ke kantor, yeay or nay?". Silakan baca tulisan Diah dengan tema ini di sini yaa 👇

Bawa Anak ke Tempat Kerja, Yeay or Nay?



Kalo menurut saya, gak ada yang salah saat membawa anak ke kantor, dengan catatan si anak nyaman berada di kantor ayah/ibunya, si anak gak mengganggu kerjaan ayah/ibunya dan paling penting adalah kantor orang tuanya mengizinkan membawa anak saat bekerja karena walau si anak nyaman di kantor dan gak mengganggu tapi kalo kantor gak mengizinkan membawa anak yaa anaknya gak akan mungkin dibawa ke kantor oleh ortunya dong yaa.

Perkara membawa anak ke kantor ortu ini udah saya saksikan sejak dahulu kala saya masih duduk di bangku sekolah dasar dulu. Guru-guru saya, terutama ibu guru, selalu membawa serta anaknya ke sekolah dan si anak ikut mamanya dalam kelas. Saat ibu guru sedang mengajar, si anak duduk manis sambil main di kursi guru. Beragam hal yang dilakukan si anak, mulai dari bermain boneka (kalo anaknya cewek), main robot-robotan (kalo anaknya cowok), menggambar hingga kadang-kadang ikutan corat-coret papan tulis.

Setelah menikah dan punya anak, suami juga sering membawa anak pertama kami yang masih balita ke sekolah tempatnya mengajar. Sama seperti anak guru-guru saya sewaktu SD, saat papanya sedang ngajar, Wahyu sibuk dengan aktivitasnya sendiri misalnya bermain robot yang dibawanya dari rumah, mewarnai gambar pola yang kami download-kan di internet dan beberapa kegiatan lainnya. Anak saya betah ikut papanya ke sekolah karena ia nyaman. Saat ini, suami juga sedang mempertimbangkan membawa anak ketiga kami ke sekolah.

Baca Juga: Buka HP Pasangan, Yeay or Nay?

Berbeda dengan suami, dulu saya gak pernah membawa anak ke kantor hingga berjam-jam lamanya menemani saya bekerja. Di kantor lama saya, pegawai dilarang membawa anak ke kantor. Selain karena suasana kantor gak mendukung adanya anak kecil, dikawatirkan keberadaan mereka akan mengganggu aktivitas orang tuaya selama bekerja. Biasanya anak saya hanya singgah sebentar untuk mengantar saya absen pagi atau datang pada saat sore melihat saya absen pulang. Ia suka banget datang menemui saya ke kantor pada pagi dan sore karena saat saya absen ia juga ikutan absen menempelkan jarinya pada mesin finger print.

Baca Juga: Contoh Surat Resign

Saat ini, setelah menjadi ASN, kantor saya gak melarang pegawainya membawa anak ke kantor. Walau perasaan saya masih belum nyaman membawa anak ke kantor (masih terbiasa dengan larangan di kantor lama) namun sepertinya sekali-sekali saya akan mencoba membawa anak saya ke kantor saat suasana kantor sedang selow dan gak banyak kerjaan.

Oh iyaa, berkaca dari pengalaman suami membawa Wahyu ke sekolah, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan sebelum membawa anak ke kantor agar si anak nyaman dan orang tuanya juga tetap bisa bekerja tanpa merasa terganggu, hal-hal tersebut antara lain:

👉🏻 Sebelum membawa anak, pastikan suasana kantor nyaman buat anak-anak

👉🏻 Pastikan bahwa membawa anak ke kantor bukanlah hal terlarang, maksudnya gak ada aturan yang melarang pegawai membawa anaknya ke kantor

👉🏻 Durasi keberadaan anak di kantor orang tua jangan terlalu lama atau sepanjang hari

👉🏻 Jangan membawa anak ketika suasana kantor sedang hectic

👉🏻 Kenyamanan anak adalah yang utama karena itu saat membawa anak ke kantor orang tua harus menyiapkan beberapa hal ini:

  • Si kecil harus memakai pakaian yang nyaman 
  • Makanan dan botol minuman
  • Snack dan botol susu (susu uht)
  • Mainan
Membawa anak ke kantor tentu bukanlah pilihan mudah bagi orang tua. Saya yakin keputusan itu diambil setelah melalui banyak pertimbangan. Jadi kalo ditanyakan pada saya, bawa anak ke kantor, yeay or nay? Jawaban saya adalah yay!

So, apa pendapat kalian tentang orang tua yang membawa anaknya ke kantor? Atau mungkin punya pengalaman membawa anak ke kantor? Yuk ceritakan di kolom komentar! 😉


Saat sedang selow dan gak ada kerjaan, saya biasanya nonton drama korea atau film india, namun karena selow-nya masih jam 9 pagi dan sedang di kantor pula, rasanya nonton drama bukanlah pilihan bijak. Jadi untuk mengatasi keselow-an itu, saya memilih untuk mengerjakan hal yang lebih berfaedah, hehehe 😅

Apakah hal berfaedah yang dimaksud? Hmmm apa yaa? Lalu kemudian saya ingat, kalo file-file di laptop tuh udah acakadut banget. Ahaa, sepertinya ngerapihin data-data di laptop adalah cara terbaik untuk mengatasi keselow-an itu, gaes! 💪

Namun saat merapikan folder foto, hati saya jadi melow. Apa pasal? Soalnya di situ ada lumayan banyak foto saya saat kuliah dulu. Memandangi foto-foto itu berhasil membawa saya ke masa lalu, masa di mana saya hidup sebagai mahasiswi yang jauh dari orang tua. Di antara banyak foto, ada satu foto yang paling saya suka yakni foto saya bersama dua sahabat pada momen wisuda tahun 2007 lalu.

3 sahabat yang udah jarang banget ketemu karena kesibukan masing-masing

Ahh iyaa, ternyata udah selama itu saya wisuda. Bila dihitung dari tahun 2007 ke tahun 2022, kurang lebih udah 15 tahun saya meninggalkan bangku kuliah. Wow, ternyata udah lama, padahal rasanya kayak baru kemarin saya melewati momen titip absen karena suka telat ngampus karena pete-pete yang saya tumpangi muter-muter gak jelas.

Baca Juga: 10 Tahun Lalu, Sekarang & 10 Tahun Kemudian

Dan setelah saya ingat-ingat, ternyata ada beberapa momen spesial yang saya alami di tahun 2007. Momen apa sajakah itu? 

1. Study Banding ke Jawa - Bali

Setelah dua tahun kuliah di kampus LP3I, pada pertengahan tahun 2005 saya dan beberapa teman memutuskan untuk melanjutkan kuliah di STIE Patria Artha (Saat ini sudah menjadi Universitas Patria Artha, Makassar) demi meraih gelar sarjana karena di LP3I hanya D2. 

Saat kami memasuki semester akhir, pihak manajemen kampus memutuskan bahwa angkatan kami gak melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Kuliah Kerja Profesi (KKP) layaknya mahasiswa tingkat akhir di tahun-tahun sebelumnya melainkan melakukan Studi Banding ke Jawa - Bali. Saya lupa apa alasan kampus melakukan ini, tapi nyaris sebagian besar teman-teman saya setuju dengan keputusan ini. Dan akhirnya, pada bulan Maret tahun 2007 saya dan teman-teman melakukan Study Banding ke Jawa - Bali. Rute kami adalah: Makassar - Surabaya - Jakarta - Bandung - Jogjakarta - Bali - Surabaya - Makassar.

Dalam studi banding tersebut, kami mengunjungi banyak tempat, di antaranya adalah beberapa kampus ternama yang ada di Jawa (salah satunya kampus STAN), perusahaan-perusahaan besar yang produknya sudah akrab dalam keseharian hingga beberapa factory outlet yang ada di Bandung.

Agenda kegiatan berjalan lancar sesuai jadwal yang ditetapkan. Semua kampus dan perusahaan yang ada di Jawa yang menjadi tujuan kami berhasil kami kunjungi. Namun di hari-hari terakhir, rencana mulai gak berjalan mulus. Agenda ke Bali terpaksa harus dibatalkan karena cuaca buruk, hiks 😰. Berita buruk ini disampaikan pihak travel yang mengurusi tur kami saat kami sedang berada dalam bus dalam perjalanan dari Jogjakarta menuju Banyuwangi. Menurut info yang diterima pihak travel, saat itu sedang terjadi kemacetan parah di Pelabuhan Banyuwangi karena kapal rute Bayuwangi - Bali gak ada yang beroperasi diakibatkan cuaca buruk. Gelombang laut sangat tinggi jadi kapal gak berani berlayar.

Baca Juga: Saat Mimpi Tak Dapat Diraih

Mendengar kabar buruk itu, saya langsung lemas. Bayangan untuk menikmati keindahan Pulau Dewata musnah sudah. Cita-cita untuk mengunjungi pantai indah yang selama ini sering saya lihat di televisi harus terkubur. Sedih banget rasanya menerima kenyataan itu 😭.

Baca Juga: Terpaksa Kuharus Melepasmu

Sebagai gantinya, tempat yang kami kunjungi berubah. Pihak travel menyarankan agar kami ke Malang saja. Menurut tour guide kami, walau tempat wisata di Malang gak se-familiar yang ada di Bali namun tempatnya gak kalah indah. Setelah mencari penginapan dan beristirahat sejenak di Surabaya, kami pun menuju Malang. Namun sayangnya (mungkin karena masih sedih dan kecewa karena batal ke Bali), saya jadi kurang menikmati perjalanan ke Malang saat itu, akibatnya gak ada satu pun tempat wisata yang kami kunjungi yang saya ingat namanya. 

Tour guide kami bercerita bahwa di Malang ada sebuah restoran yang menyediakan menu bakso yang lezat banget rasanya, kami langsung diajak kesana, dan rasanya memang sesuai yang diceritakan, namun lagi-lagi saya lupa nama restorannya. Tour guide kami ini orangnya asyik banget. Saat mengajak kami ke sebuah tempat wisata, restoran atau tempat lain yang pantas dikunjungi, ia dengan senang hati berbagi informasi tentang tempat itu. Cara berceritanya menyenangkan jadi kita selalu antusias mendengarnya. Saya yakin, kalo saat itu udah ada Makanan korea di Malang, beliau pasti akan mengajak kami ke restoran yang menyajikan makanan itu agar kami bisa menikmati kelezatannya.

Hari-hari terakhir kami habiskan di Surabaya sembari menunggu jadwal keberangkatan pesawat yang akan membawa kami pulang ke Makassar. Jujur aja, sampai sekarang saya masih sedih bila mengingat kejadian itu. Sedihnya belum terobati karena sampe hari ini, saya belum berhasil menginjakkan kaki ke Bali, hiks. Doakan semoga secepatnya saya bisa ke Bali yaa, amiiin 🤲😇.

2. Ujian Skripsi

Pulang study banding, saya mulai mencari dan menentukan judul skripsi sekaligus mengerjakan Bab I dan Bab II-nya. Beberapa bulan berlalu, akhirnya jadwal ujian skripsi saya ada juga dan alhamdulillah ujiannya berjalan lancar. Di akhir bulan Agustus 2007, gelar Sarjana Ekonomi akhirnya resmi disematkan di belakang nama saya; Irawati Hamid, SE. Ada rasa bangga dan buncah dalam hati saat nama saya dipanggil dengan titel itu. Rasanya perjuangan selama empat tahun terbayar lunas 🤩.

3. Wisuda

Satu minggu setelah ujian skripsi, kami diwisuda. Papa dan Mama datang ke Makassar untuk mendampingi saya. Melihat raut wajah bahagia papa dan mama hati saya membuncah, dalam hati saya berdoa semoga saya bisa menjadi anak yang senantiasa bisa membahagiakan kedua orang yang sangat saya cintai itu.

Saat memandangi foto wisuda saya yang didampingi papa dan mama, saya sangat bersyukur karena keempat adik saya gak bisa merasakan seperti yang saya rasakan. Saat wisuda, mereka hanya didampingi mama dan saya atau mama dan suami saya atau mama dan adik saya, atau bahkan ada adik saya hanya didampingi oleh saya dan adik saya yang lain 😢

saat papa masih sehat

Setelah 15 tahun berlalu, kini saya adalah seorang ibu dengan tiga anak lelaki tampan, seorang wanita bekerja yang berkarir sebagai ASN sekaligus blogger yang mengelola 3 Lifestyle blog. Jujur aja, saya gak pernah menyangka hidup saya akan se-berwarna ini. Dulu, yang ada dalam pikiran saya adalah, setelah kuliah saya akan bekerja di sebuah perusahaan bonafid, cinlok dengan rekan kerja lalu menikah dan dikaruniai sepasang anak. Gak pernah terbayangkan saya akan menjadi sosok seperti yang saat ini saya lakoni. 

Baca Juga: Hal yang Terjadi di Bulan Januari 2022

Ahh, gak terasa ternyata 2007 udah sangat lama berlalu, namun kenangannya masih segar di ingatan seolah baru kemarin saya alami 😊

pic source: pixabay.com

Hari Selasa, tanggal 19 Juli kemarin akhirnya saya melakukan vaksin booster juga, yeay! 💃🏻🎊🎉

Kok bahagia banget sih habis vaksin? Iyaa dong karena jujur aja selama ini walau udah dua kali vaksinasi covid-19 namun saya tuh merasa masih gak afdol kalo belum melakukan booster. Makanya setelah booster saya merasa lega dan plong. Rasanya seperti baru terbebas dari hutang, hehehe 😁

Baca Juga: Pengalaman Vaksinasi Covid-19 Tahap I

Sebenarnya rencana untuk melakukan vaksin booster ini udah ada sejak dari berbulan-bulan lalu. Saya dan suami sepakat melakukan vaksin booster bersama-sama namun karena dirasa belum terlalu urgent, jadilah rencana itu terpending terus. Adaa aja alasan yang membuat kami menunda pelaksanaan vaksin booster ini.

Hingga pada hari Senin kemarin, saat apel bersama seluruh OPD di pelataran kantor Bupati Buton Tengah, Bapak Sekretaris Daerah mengimbau agar seluruh ASN dan tenaga honorer Lingkup Pemerintah Kabupaten Buton Tengah untuk melakukan vaksin booster. Pak Sekda gak main-main dengan imbauan ini, beliau mengatakan bila mana ASN dan tenaga honorer gak melakukan vaksin booster maka gaji dan honornya akan dipending dan baru akan diberikan setelah melakukan vaksin booster. Kalo udah berkaitan dengan "kehidupan" mah, gak akan ada yang mengabaikannya dan biasanya orang akan berlomba-lomba melakukan ancaman imbuauan itu, hahaha 🤭

Mendengar imbauan Pak Sekda, saya dan beberapa rekan di kantor sepakat untuk melakukan vaksin secepatnya. Salah satu rekan bahkan menyarankan agar kami melakukan booster sesaat setelah apel, namun saya dan beberapa rekan lain gak setuju karena saat itu kondisi belum memungkinkan. Akhirnya kami sepakat untuk melakukannya keesokan harinya yakni hari Selasa kemarin.

Pagi hari pada hari H, sebelum ke puskesmas untuk booster, saya sarapan dulu. Malamnya saya tidur lebih cepat dari malam-malam sebelumnya.

Persiapan saya sangat matang saat melakukan booster ini karena jujur aja, ada rasa was-was ketika akan melakukan vaksinasi ketiga ini. Hal ini dipicu oleh banyaknya berita kurang menyenangkan yang saya terima/baca dari orang-orang yang udah lebih dulu booster. Istri adik ipar saya (kami menyebutnya lago) mengalami kipi yang lumayan parah. Dia demam tinggi usai divaksin ketiga dan baru agak baikan setelah hampir seminggu "berjuang". Belum lagi saya beberapa kali membaca berita-berita yang dibagikan teman-teman di medsos perihal pengalaman mereka usai divaksin ketiga, kipi-nya lumayan parah padahal saat vaksin pertama dan kedua mereka baik-baik aja, gak mengalami kipi sama sekali.

Pagi itu saya berangkat ke Puskesmas Lakudo.Walau ada rasa khawatir namun tekad untuk melakukan booster udah gak terbendung. Saya pasrah, apapun yang akan saya alami usai divaksin, akan saya terima, namun dalam hati tetap berharap gak mengalami kipi seperti yang dialami lago-ku. Saya berharap kondisi tubuhku akan baik-baik saja seperti saat vaksin pertama dan kedua.

Setelah kurang lebih setengah jam antre, tibalah saatnya saya dipanggil oleh perawat untuk diperiksa tekanan darah dan berlanjut di-screening kesehatan oleh dokter. Hasilnya saya sangat layak untuk divaksin. Beberapa saat kemudian saya duduk di depan bidan sembari diminta untuk menyingkap lengan baju untuk kemudian disuntik vaksin booster.

Usai disuntik, saya diminta untuk menunggu selama kurang lebih 15 menit. Gak sampe 15 menit petugas keluar mebawakan selembar kertas berisi keterangan bahwa saya sudah melakukan vaksin lengkap. Usai menerima surat keterangan itu saya langsung bertolak ke Baubau untuk bertemu mama dan adik saya.

sertifikat vaksin yang saya unduh dari PeduliLindungi

Lalu apa yang saya rasakan usai divaksin? Apakah ketakutan saya menjadi nyata? Alhamdulillah, yang saya takutkan gak terjadi. Setelah divaksin sampai saya menulis artikel ini, keadaan saya sehat wal'afiat. Gak ada demam, sakit kepala, lemas dan keluhan lain yang saya dengar dari teman-teman yang sebelumnya bikin panik. Yang saya rasakan cuman sedikit berat di lengan tempat disuntik vaksin, namun ini gak berlangsung lama, hanya sehari aja udah hilang.

So, buat teman-teman yang belum booster, yuk booster yuk! 😉. Apalagi buat yang suka traveling, terutama Travel Blogger gak ada salahnya untuk segera melakukan vaksin booster. Seperti kita tahu bersama, saat ini hampir setiap perjalanan baik menggunakan bus, kapal laut atau pun pesawat terbang pasti dimintai sertifikat vaksin. Kalo udah booster, hati terasa lebih plong (seperti yang saya rasakan, hehehe), kemana-mana pun lebih tenang. Mau traveling kemana pun bebas (asal uangnya ada), misalnya pengen melakukan Wisata Madura, kalo udah booster mah tinggal siapin koper aja, udah bisa langsung berangkat.

Sudahkah kalian vaksin booster juga? Yuk bagi ceritamu di kolom komen 😉

pic source: pixabay.com

Saat membuka blog ini dan membaca semua artikel yang terpublish, pembaca akan langsung menarik kesimpulan bahwa niche blog ini adalah lifestyle blog. Ya, benar banget, seperti dua blog saya sebelumnya, untuk blog ketiga ini saya pun memilih niche lifestyle alias blog gado-gado agar bisa menuliskan apapun yang ingin saya tuliskan. 

Baca: Blog Baru Lagi

Beberapa orang mungkin akan bertanya mengapa saya repot-repot membuat tiga blog dengan tema yang sama? Kan kalo pengen nulis bisa langsung ditulis aja di blog yang udah ada. Jawabannya adalah karena saya pengen ajaa dan entah mengapa pada bulan Juni 2021 lalu iseng nekad buat blog ini. Dan karena udah terlanjur dibuat, rasanya kok sayang kalo gak diisi, dan biar terlihat lebih prefesional, maka pada bulan Januari lalu saya belilah domain yang sekarang jadi alamat blog ini. Yap, begitulah kronologis terciptanya blog ini, hehehe

Baca Juga: Domain Baru di Tahun Baru

Oh iyaa, mungkin ada pembaca yang belum tahu apa itu niche blog. 

Niche Blog adalah tema atau topik khusus pada sebuah blog 

Jadi bila seorang blogger membuat sebuah blog dengan niche tertentu, misalnya traveling, maka semua artikel yang diterbitkan di blog tersebut memiliki tema traveling. Banyak hal yang bisa dituliskan yang berkaitan dengan traveling, misalnya tempat-tempat wisata, tips traveling atau hal lain yang berhubungan dengan traveling. 

Bagi blogger yang ingin memonetisasi blognya, penentuan niche blog ini sangat penting karena dengan memilih satu niche blog, maka isi blognya akan lebih terarah dan tentu akan terlihat lebih profesional sehingga lebih menarik untuk diajak kerjasama. Keuntungan lain yang didapatkan adalah blog seperti ini lebih disukai oleh mesin pencari.

Berikut beberapa niche blog yang lumayan banyak peminatnya: 

💃🏻 Lifestyle

Blog dengan niche ini memiliki isi yang sangat beragam. Blogger yang memilih niche ini biasanya mereka yang menjadikan blognya sebagai diary alias tempat curhat atau tempat menuangkan ide yang ada di kepalanya (hehehe itu sih alasan saya memilih niche ini 😅). Bila kamu berkunjung ke sebuah blog dan mendapati isinya gado-gado alias gak fokus pada satu tema, sudah dipastikan itu adalah blog yang berniche lifestyle, sama seperti blog ini dan dua blog saya yang lain yaitu https://www.irawatihamid.com/ dan Tulatulana Anaana Makesa. 

💄 Beauty (Kecantikan)

Blog dengan tema ini banyak dipilih dan dimiliki oleh mereka yang suka dandan atau menyukai kecantikan. Di blog bertema beauty ini biasanya akan berisi review produk kecantikan seperti make up dan skincare, review klinik kecantikan, tips-tips tampil cantik dan hal lain yang berhubungan dengan kecantikan.

Baca Juga: Review Hanasui Milky Lotion

💰 Finance

Blog bertema keuangan atau finance ini juga lumayan banyak dipilih dan diminati. Blog seperti ini biasanya berisi informasi seputar bisnis, manajemen keuangan, perbankan, investasi atau tips dan trik menciptakan peluang usaha yang dapat menambah penghasilan. 

📱 Teknologi

Walau banyak blogger yang memilih tema ini untuk niche blognya, namun gak banyak teman blogger yang saya kenal yang memiliki blog dengan tema ini. Salah satu dari sedikit orang yang saya kenal itu adalah suami saya, hehehe. Fyi, suami saya juga punya blog loh, walaupun cuman setahun sekali publish artikel 🤦🏻‍♀️

🤸🏻‍♀️ Kesehatan

Tema kesehatan adalah tema yang sangat menarik dan memiliki banyak pembaca. gak heran bila banyak blogger memilih membuat blog dengan tema ini.

🎬 Hiburan

Blog bertema hiburan ini biasanya berisi informasi tentang hal yang bersifat hiburan misalnya tentang film, drama, sinetron, game dan hal-hal menyenangkan lainnya. Film dan drama yang dibahas juga bukan cuman produksi dalam negeri aja namun dari negara-negara lain juga. Bukan hanya filmnya, namun platform nonton filmnya juga ikut dibahas. 

👨‍👩‍👧‍👦 Parenting

Tema yang gak kalah banyak dipilih adalah parenting. Blog dengan niche ini menampilkan banyak informasi seputar keluarga

✈️ Traveling

Ada beberapa blogger yang lumayan sering berinteraksi dengan saya yang memiliki blog dengan tema traveling ini. Teman blogger yang memiliki blog dengan niche ini biasanya adalah yang suka jalan-jalan jadi pengalaman yang mereka rasakan selama traveling itu dituangkan dalam bentuk tulisan di blog. 

senja di Pantai Katembe, salah satu pantai di Kabupaten Buton Tengah

Walau banyak blogger memilih satu niche saja untuk blognya, namun ada beberapa blogger yang memutuskan untuk menggabungkan dua niche dalam satu blog, misalnya memilih niche Lifestyle dan Traveling, parenting dan kesehatan, teknologi dan finance, hiburan dan traveling, kecantikan dan kesehatan dan beberapa niche gabungan lain yang sesuai dengan passion si blogger.

Gak ada aturan pakem untuk memilih niche blog. Semua pilihan tergantung pada si empunya blog itu sendiri karena setiap blogger tentu memiliki ciri dan karakteristik masing-masing yang gak bisa ditiru oleh blogger lain. 

  "seberapa penting niche blog?"

Menurut saya, niche blog lumayan penting. Namun masih ada hal yang paling penting saat memutuskan menjadi blogger yaitu konsisten dalam berkarya, terus meng-upgrade diri untuk menghasilkan karya dan tulisan yang bermanfaat untuk banyak orang serta gak mudah merasa puas.

So, seberapa penting niche blog buat kalian?

pic source: pixabay.com

Gak terasa 2 bulan lebih di blog ini gak ada update-an tulisan baru. Apa pasal? Jawabannya udah bisa ditebak, the one and only is la to the zy alias M A L A S, hiks 🥺😰. Sedihnya, selain malas, saya juga mengalami writer's block. Double combo! Pantas aja blog ini (dan 2 blog lain sepi banget layaknya rumah yang udah ditinggal lama sama penghuninya, kecuali blog utama yang masih sesekali posting paid article).  

Yang lebih memprihatinkan lagi, bukan cuman gak update tulisan di blog tapi juga malas ikutan blogwalking, hasilnya bisa ditebak, pageviews blog yang baru seumur jagung ini juga semakin anjlok. Pantas aja beberapa waktu lalu ditolak saat pengajuan adsense, huhuhu 😌

Namun selalu ada yang disyukuri dalam setiap kejadian sepahit apapun itu. Ini pun terjadi pada cerita di balik kemalasan saya mengisi blog ini, hahaha. Walau blog gak update, alhamdulillah kerjaan di kantor bisa terselesaikan sesuai deadline, pun dengan beberapa hal lain, semua bisa tertangani dengan baik. Kebersamaan dengan anak-anak dan suami juga semakin intens jadi quality time bersama keluarga lebih terjaga.

Lalu apa aja yang saya lakukan selama lebih dua bulan gak update tulisan di blog? Ini nih kegiatan saya:

💐 Sibuk Ngantor

Dua bulan terakhir kegiatan saya di kantor lumayan padat. Hari-hari saya lalui dengan sibuk. Laporan yang diminta atasan berhasil diselesaikan dan dikumpulkan sesuai tenggat waktu yang diberikan, semua rencana kegiatan yang udah disusun juga dapat terlaksana sesuai jadwal.

💐 Dua Orang Adik Nikah

Bulan Mei lalu dua adik kandung saya menikah. Walau gak sesibuk calon pengantin, tapi sebagai kakak saya ikutan kecipratan lelahnya juga. Alhamdulillah pernikahan dua adik saya yang diselenggarakan di waktu yang berdekatan itu berjalan lancar tanpa kendala. Doaku, semoga pernikahan mereka harmonis dan dilimpahi kebahagiaan, rezeki yang halal serta dikaruniai keturunan yang shalih salihah, amiiin 😇🤲

Baca Juga: Pungli yang Tak Terduga & Bikin Gemas

pernikahan adik bungsu

💐 Nonton

Di sela-sela kesibukan kantor dan main bersama anak, saya menyempatkan diri untuk melakukan salah satu hobby yaitu nonton. Setelah berbulan-bulan minat nonton drama korea dan film india memudar, 2 bulan ini saya akhirnya semangat untuk nonton drama korea dan film india lagi. Saya berhasil menyelesaikan beberapa judul drama korea yang udah lama terdownload dan "gak tersentuh" yang duduk manis di hardisk eksternal maupun laptop. Saya juga melakukan sesuatu yang saya hindari selama ini yakni nonton drama on going dan kemudian dibuat penasaran karena harus menunggu lanjutan cerita dramanya setiap minggu hehehe. Biar gak bosan menunggu, sepertinya saya mesti baca-baca artikel di blog review drakor nih untuk mencari referensi drama apa aja yang mesti ditonton sembari menunggu kelanjutan drama on going yang hanya tayang seminggu dua kali itu.

Untuk film india, beberapa hari lalu saya nonton film yang diperankan Kajol yang berjudul Tribhanga. Filmnya sukses membuat saya berkaca-kaca. Kalo gak malas, insyaallah akan saya tulis review film-nya di blog utama saya karena di sana saya lumayan sering menulis tentang hobby saya nonton drakor dan film india. Selain drakor dan film india, saya juga beberapa kali nonton film korea yang diperankan aktor dan aktris favorit saya. 

💐 Main Tiktok

Malas update tulisan di blog serta akun sosmed lain seperti instagram dan facebook gak lantas membuat saya malas main tiktok (lebih tepatnya nonton). Saya justru makin rajin buka sosmed yang satu ini, hehehe. Setelah bulan Januari atau Februari (?) lalu menginstalnya dan kemudian sempat ingin menghapusnya karena gak tau cara mainnya kini ia sukses membuat saya suka banget dan jadi aplikasi yang paling sering saya buka di handphone selain Whatsapp. Saya suka tiktok karena selain hiburan, ada banyak informasi bermanfaat yang saya dapatkan dari sana. Dan untuk berbelanja, di tiktok shop pun lebih menyenangkan karena harga barang dan ongkir ke daerah saya juga lebih murah dibanding shopee atau tokopedia. Bayangin aja, ongkir ke Kabupaten Buton Tengah paling mahal hanya Rp. 11.000,- aja. Saking murahnya, saya pernah belanja dengan ongkir hanya Rp. 1.000,- saja, ckckck siapa yang gak tergoda coba.

Baca Juga: Akhirnya Saya Resmi Jadi Anak Tiktok!

temanan,yuk! 😉


Itulah beberapa kegiatan yang saya lakukan selama 2 bulan lebih gak update blog. Sebenarnya masih ada beberapa kegiatan lagi yang saya lakukan, tapi biarlah 4 kegiatan di atas aja yang saya tuliskan.

Saya berharap, semoga dengan terbitnya artikel ini, semangat saya untuk menulis dan update tulisan di blog ini kembali seperti dulu lagi 💪

pic source: pixabay.com

Hari ini saya mendadak melow karena ditelepon oleh adik yang tinggal nun jauh di seberang lautan sana. Kami ngobrol cukup lama tentang banyak hal. Saking asyiknya kami ngobrol, entah kenapa tiba-tiba kami jadi nostalgia dan mengenang hal-hal yang udah terjadi dalam keluarga kami selama 10 tahun terakhir ini.

Adik saya ngomong, 10 tahun lalu, pada bulan April juga, dia diwisuda. Saat itu papa masih hidup namun beliau dan mama gak bisa mendampinginya di acara yang paling berkesan itu karena papa udah sakit parah dan mama harus menjaganya. Bukan hanya papa yang masih hidup, Iyma (kakak mama yang sangat kami sayangi) juga masih hidup walau kanker payudara yang dideritanya udah menggerogoti tubuhnya, hiks.

Lalu sepanjang percakapan kami, saya mulai gak fokus. Ingatan saya kembali pada masa 10 tahun lalu, yang mana kehidupan saya saat itu sangat berbeda dengan saat ini. Saat itu saya belum lama menjadi seorang ibu, usia pun masih cukup muda. Masih bekerja di sebuah perusahaan pembiayaan dengan status baru diangkat sebagai karyawan tetap. Kehidupan juga masih belum mapan (sekarang pun masih belum mapan sih, namun alhamdulillah kebutuhan sehari-hari gak pernah kekukarangan lagi), masih dihantui dengan pembayaran kredit yang sering nunggak, masih bolak balik tiap hari ke Lakudo-Baubau karena ada bayi mungil yang gak boleh ditinggal lama-lama. Saat itu saya juga belum jadi blogger, hehehe

10 tahun berlalu dan sampailah pada saat ini. Saat di mana hal yang dulu hanya berani diimpikan kini mulai ada yang jadi kenyataan. Juga terjadi banyak hal yang sebelumnya gak terbayangkan sama sekali (bahkan dalam pikiran paling liar sekalipun), entah itu hal menyenangkan atau hal mengerikan yang rasanya gak bakalan sanggup kami jalani (namun ternyata sanggup juga). Intinya, dalam waktu 10 tahun banyak hal terjadi, hal yang 10 tahun lalu ada, kini gak ada lagi, begitupun sebaliknya.

Setelah menutup percakapan dengan adik, hati saya nelongso karena mikirin percakapan kami tadi. Kata-kata adik ini 👇🏻

siapa yang bisa menjamin 10 tahun ke depan, keluarga kita masih lengkap? Bisa aja, saya, kamu, mama atau saudara-saudara kita yang lain lebih dulu pergi menghadapNYA.

Kalimat adik itu masih terngiang-ngiang di telinga saya. Ya, benar! Siapa yang bisa menjamin berapa usia kita? Huhuhu 😭. Saya hanya bisa berusaha menjaga kesehatan dan meminta padaNya agar mengizinkan saya lebih lama membersamai orang-orang yang saya cintai.

Jika masih sehat, 10 tahun yang akan datang, usia saya udah mencapai 46 tahun sedangkan suami berusia 49 tahun. Anak pertama kami akan berusia 20 tahun, anak kedua 13 tahun dan anak ketiga 11 tahun. Saya gak berani memprediksi apa yang akan terjadi saat itu namun saat ini saya berusaha melakukan yang terbaik agar ketika saat itu tiba, saya siap menerima semuanya.

Duh jadi bingung mau ngelanjutin tulisan ini. Sebenarnya saya masih pengen berandai-andai namun tangan ini rasanya berat untuk menuliskannya. Dan kemudian berpikir, haruskah tulisan ini saya publish? Atau saya biarkan aja mengendap di-draft sembari menunggu mood saya membaik untuk melanjutkannya? Hmm, biarlah saya publish aja deh yaa, nanti kalo udah mood buat ngelanjutin tulisan ini, biar saya buat satu tulisan baru aja, kali aja saat itu suasana hati saya lebih baik jadi bisa menghasilkan tulisan yang lebih ceria dan gak sendu seperti tulisan ini.

pic source: pixabay.com

Judulnya sungguh bikin geleng-geleng kepala yaa, hahaha 😂. Tapi emang benaran deh, pungli yang dialami adik saya ini benar-benar gak terduga. Jadi jika ada yang bilang "hari gini masih ada pungli?" Hmm, di banyak daerah, pungli memang masih susah dihilangkan. Salah satunya di daerah kami, hahaha *tertawa kecut* 😫

Kejadian kurang mengenakkan ini dialami oleh adik bungsu saya, pagi tadi. Adik bungsu saya ini insyaallah akan menikah selepas Idul Fitri (3 minggu pasca lebaran). Maka beberapa hari terakhir ia mulai mengurus berkas-berkas untuk keperluan nikahnya. Berkas pertama yang ia siapkan adalah surat pengantar nikah dari kelurahan.

Agar gak menyusahkan staf kelurahan, adik saya berinisiatif membuat sendiri surat pengantarnya dan ke kelurahan hanya untuk minta tanda tangan Lurah. Namun sepertinya ia gak berjodoh dengan Ibu Lurah karena saat adik saya datang, si ibu sedang keluar. Adik saya pun menitip surat tersebut pada staf magang yang ada di situ.

Keesokan harinya, si anak magang menghubungi adik saya, mengabarkan bahawa suratnya belum bisa ditandatangani Ibu Lurah karena ada hal yang harus dijawab adik saya sebelum Ibu bertandatangan. Anak magang itu mengatakan bahwa adik saya harus datang dan bertemu secara langsung dengan Ibu Lurah. Namun saat itu adik saya sedang gak di rumah (fyi, adik saya seorang guru, jadi saat itu ia sedang berada di sekolah dan jarak antara kantor lurah dan sekolah tempatnya mengajar adalah 18 km). Adik saya kemudian meminta tolong pada mama untuk ke kantor kelurahan dan bertemu Ibu Lurah.

Saat bertemu mama, Ibu Lurah bertanya apakah adik saya sudah menerima uang adat (uang adat adalah uang yang diserahkan pihak calon mempelai pria kepada mempelai wanita berdasarkan perhitungan adat). Mama menjawab, IYA. Seketika itu, tanpa malu, Ibu Lurah langsung meminta bagian. Gak tanggung-tanggung ia meminta sebesar Rp. 350.000,-. Karena gak mau ribet, mama pun membayarnya. Namun karena gak membawa uang sebesar itu, mama harus pulang ke rumah mengambil uangnya dan kembali lagi ke kelurahan untuk memberi uang yang diminta oleh Ibu Lurah ba**sat itu. 

Seolah gak puas, si ibu masih juga meminta tambahan. Ia memberitahu mama bahwa mama harus membayar uang untuk surat pengantar nikah yang diambil oleh adik laki-laki saya 2 minggu sebelumnya (kebetulan adik laki-laki saya juga akan menikah seminggu pasca lebaran namun nikahnya di kabupaten yang berbeda dengan tempat tinggal kami saat ini).

Huhuhu, saya geram banget deh mendengarnya saat diceritakan adik saya. Saking geramnya, dalam hati saya berdoa, semoga ibu itu akan menjadi pengemis untuk selamanya, ckckck.

Ibu Lurah ini adalah contoh pemimpin yang gak amanah. Ia memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Bayangin aja, saat zaman udah berubah, revolusi mental udah digaungkan kemana-mana, tanpa malu ia masih melakukan pungli yang ia samarkan sebagai uang adat yang harus diserahkan ke kelurahan. What? Sejak kapan orang kelurahan berhak meminta uang adat dari calon mempelai yang akan menikah? Mintanya pake acara maksa pula. Ckckck, pejabat tapi mental pengemis 😠. Maaf gaes, saya terlalu marah pada hal ini.

Adik saya benar-benar gak ikhlas mengeluarkan uang Rp. 350.000,- untuk selembar surat pengantar, namun mama menasehatinya untuk mengikhlaskan semuanya. Duh, mama, tahu gak sih, berat banget harus mengikhlaskan semua itu. Seharusnya, mereka adalah pelayan masyarakat yang gak boleh melakukan pungutan liar kepada masyarakat karena melayani masyarakat adalah tugas mereka. Negara sudah membayar mereka untuk itu!

Saya berharap, semoga adik saya adalah orang terakhir yang mengalami kejadian buruk ini. Semoga gak ada lagi calon penganten yang digituin sama oknum lurah saat mereka meminta surat pengantar nikah dari kelurahan. 

pic source: pixabay.com

Sebenarnya udah lama saya ingin menuliskan ini namun selalunya gak kesampaian. Namun malam ini rasanya harus saya paksakan diri ini untuk menuliskannya karena kalo gak diluapkan saya takut saya akan kepikiran dan akhirnya gak bisa tidur, hahaha bilang aja biar ada artikel yang terbit di blog ini bercanda 😅. 

Jadi gini gaes. Hal yang akan saya tuliskan ini adalah hal yang udah beberapa kali saya alami. Seperti judulnya, yang akan saya tuliskan adalah hal yang sebenarnya sangat saya sukai namun karena keadaan, saya terpaksa harus melepasnya.

Lalu apakah gerangan hal tersebut?

Jawabannya adalah hal yang seharusnya udah menjadi milik saya namun karena sesuatu dan lain hal terpaksa harus saya lepaskan. Duh, mau tulis "duit" aja susah banget sih, Neng. Iyaa, yang akan saya tuliskan ini adalah tentang rezeki yang bernilai materi alias duit.

Saya ingat, saat masih bekerja di tempat kerja yang lama, saya beberapa kali mengalami hal seperti ini. Udah "deal" dengan calon konsumen namun tiba-tiba batal karena alasan sepele. Padahal semua berkas udah oke dan udah di-acc sama pimpinan saya pula, ckckck. Hal seperti ini bukan cuman sekali saya alami, tapi berkali-kali.

Saat menekuni hobby menulis di blog dan aktif di media sosial saya lebih sering lagi mengalaminya. Dulu, saya pernah mendapat email tawaran kerjasama placement artikel untuk blog utama saya dari seseorang. Tawaran tersebut langsung dibatalkan karena saya telat membalas emailnya beberapa menit saja.

Pernah juga, saya mendapatkan tawaran kerjasama menulis plus posting di medsos dengan nilai kontrak yang lumayan. Semua hal yang berkaitan dengan kontrak kerjasama udah OK, namun si pemberi job tiba-tiba memberitahu bahwa kerjasama ini batal karena brand sedang disorot terkait black campaign yang dilakukannya.

Selain tawaran untuk blog, beberapa kali saya juga terpaksa mengikhlaskan kesempatan emas yang udah saya peroleh untuk campaign di media sosial. Setelah pertarungan cepat-cepatan isi form pendaftaran, saya ditetapkan menjadi salah satu peserta terpilih yang lolos untuk ikut campaign namun tiket yang udah saya peroleh itu harus saya lepaskan karena telat masuk grup job. Bila dihitung, dua (atau tiga?) kali saya mengalami hal ini.

Kemarin saya terpaksa membatalkan kerjasama untuk instagram dengan salah satu agency dari Malaysia karena produk yang harus ditampilkan gak dijual di daerah saya. Sebenarnya bisa sih saya beli via ecommerce namun waktunya udah gak keburu. Dengan berat hati saya batalkan padahal nilai kontraknya lumayan.

Dan puncaknya adalah malam ini. Kurang lebih sepuluh hari lalu saya mendapatkan tawaran kerjasama menulis di dua blog saya. Si pemberi job udah memberikan 2 (dua) link grup untuk job yang baru saya terima ini. Namun entah karena kurang fokus atau teledor (kalau ini mah udah jelas teledor yaa), saya cuman klik salah satu link-nya aja sementara link lainnya saya abaikan.

Saya sempat bertanya-tanya, kok belum dikasih link grup job-nya yaa? Gak biasanya seperti ini. Salahnya, saya gak bertanya. Saya hanya menunggu link tersebut. Dan sore tadi, saat saya sedang blogwalking ke blog teman-teman, saya membaca salah satu artikel yang produknya sama seperti yang ditawarkan ke saya beberapa hari lalu. Saya pun langsung membuka percakapan saya dengan si pemberi job dan mata saya langsung terbelalak karena di akhir percakapan kami beberapa hari lalu, dua link grup job itu udah dikasih ke saya namun salah satunya gak saya klik. Duh 🤦‍♀️😫.

Saya langsung bertanya pada si pemberi job apakah saya masih bisa bergabung di job tersebut? Sayangnya udah gak bisa lagi alasannya karena deadline-nya udah mepet banget, huhuhu nyesek banget rasanya 🥺.

Beberapa pengalaman di atas mengajarkan saya satu hal bahwa bila memang bukan rezeki kita, sekuat apapun usaha kita tetap gak akan kita dapatkan. Adaa aja penyebab yang membatalkannya. 

Sekeras apapun kita menggenggamnya, bila bukan milik kita pasti akan terlepas juga. Sebaliknya, bila memang itu rezeki kita, ia akan datang sesulit apapun jalannya


Adakah yang pernah mengalami hal serupa? Bagi ceritanya di kolom komen yuk! 

pic source: pixabay.com

Kemarin siang saya dibuat geregetan saat membaca status yang dibagikan seorang teman di facebook. Dalam statusnya, si teman membagikan meme tentang seorang suami yang curhat di sebuah grup. Si suami heran, jatah uang bulanan sebesar Rp. 350.000,- yang ia kasih ke istrinya habis dalam waktu 25 hari. Si suami heran, kok bisa istrinya seboros itu menghabiskan jatah uang untuk sebulan hanya dalam waktu 25 hari aja. Lalu ia pun menanyakan perihal keborosan tersebut namun si istri langsung ngomel, ngamuk-ngamuk dan ngancam mogok masak. Lalu sikap istrinya tersebut dijadikan alasan oleh si suami untuk mencari pengganti si istri aka menikah lagi.

Entahlah apakah meme ini memang benaran curhatan hati seorang suami kere plus pelit ataukah hanya lucu-lucuan semata, namun rasanya saya ingin urun pendapat mengenai hal ini karena kasus seperti sebenarnya banyak terjadi di sekitar kita.

Ini nih memenya

pengen nangis baca curhatan lelaki ini

Saat membaca meme ini, perasaan saya campur aduk antara gemas pengen jambak rambut si lelaki sekaligus pengen nangis karena di zaman semaju ini, kok masih ada perempuan yang mau dinikahi lelaki model ginian? 😭

Hei lelaki medit, kamu pikir uang Rp. 350.000,- itu banyak? Coba deh masuk ke supermarket sambil membawa uang segitu, berapa banyak barang yang bisa kamu bawa pulang? Atau gak usah ke supermarket deh, ke pasar aja. Duit 350rb itu gak bakalan cukup untuk membeli kebutuhan rumah tangga sebulan. Kalo kamu kere, yaa kere aja, gak usah ajak anak orang buat hidup bagai di neraka sama kamu. Udah gitu pake kepedean segala mau nikah lagi, satu aja gak sanggup, masih mau nambah lagi, ckckck 🤦🏻‍♀️.

Ya, Tuhan, saya benaran gemas banget deh. Kalo kamu gak mampu membiayai seseorang, ya gak usah nikah, Bambang! Jadi bujang lapuk aja sekalian biar gak perlu keluarin duit 350rb sebulan buat istri. Duh benaran emosi deh nulis ini 😓

Lalu muncul pertanyaan. Apakah sebab si perempuan hingga mau dinikahi lelaki kere plus pelit kayak gini? Kalo dipikir dengan logika, menyandang status single rasanya masih jauh lebih bahagia karena asal giat dan mau berusaha, perempuan pasti bisa pegang uang lebih dari yang dikasih si lelaki itu.

Tapi mungkin aja penyebabnya bukan karena alasan ekonomi. Mungkinkah penyebabnya karena udah gak tahan dengan tekanan sosial di sekitarnya? Mungkinkah perempuan mau menerima lelaki kualitas rendah seperti di atas karena udah bosan ditanyain kapan nikah ama orang-orang kepo jahat yang mengaku peduli padanya? Hmm bisa jadi 🤔

** 

Dari meme di atas, sepertinya banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah satunya adalah apabila ada gadis lajang (yang menurut kita usianya udah pantas menikah) di sekitar kita, ada baiknya jangan ditanyain mulu kapan doi nikah. Karena bisa aja, pertanyaan kita yang jadi profokator si gadis untuk menerima lelaki mana pun yang datang. Baguslah kalo lelaki yang datang itu adalah lelaki sholeh yang baik akal budinya, lah kalo lelaki yang datang itu modelnya kayak lelaki di atas, apa kita mau bertanggungjawab atas penderitaan yang sudah diterima oleh gadis yang sangat kita pedulikan nasibnya itu? Gak kaan? Makanya tahan tuh mulut. Taro kekepoanmu di dalam hati, gak perlu diungkapkan!

Dan buat cewek-cewek di luar sana yang saat ini sedang menunggu pujaan hati. Pesan saya, kenali betul lelaki yang datang, jangan asal terima hanya karena usiamu gak muda lagi atau karena semua temanmu udah menikah. Jangan ambil keputusan menikah secara terburu-buru. Pikirkanlah secara matang karena ini bukanlah hal yang bisa diputuskan semudah itu. Menikahlah saat kamu siap dan sudah bertemu lelaki yang tepat, yang baik akhlaknya, yang memperlakukanmu dengan baik.

Berikut ciri-ciri lelaki yang harus dihindari yang gak boleh dijadikan suami agar terhindar dari penderitaan lahir batin:

👉🏻 Pecemburu berat (posesif)

Memiliki pasangan yang posesif  membutuhkan energi besar karena ia akan membatasi ruang gerak kita. Ia akan menyetir dan menyortir siapa-siapa aja yang boleh dan gak boleh berteman dengan kita. Pertengkaran akan sering terjadi apabila kita gak terima dengan sikap dia yang seperti itu. Bahkan kadang hal yang gak masuk akal pun akan dijadikan alasan buatnya cemburu. So, daripada makan hati hidup dengan lelaki seperti ini, mendingan hindarilah sejak awal.

👉🏻 Suka memaksakan kehendak

Berikutnya adalah lelaki yang suka memaksakan kehendak. Lelaki seperti ini akan berpikir bahwa istrinya adalah miliknya (memperlakukan istri seperti barang yang udah dibelinya), maka apapun yang diinginkannya, si istri wajib memenuhinya. Suami seperti ini gak akan peduli pada kondisi istrinya apakah sedang lelah dan gak mood melakukan sesuatu, ia akan tetap meminta dilayani dan dipenuhi keinginannya. Menolak melakukan "perintahnya" akan menyulut pertengkaran yang bisa jadi akan berujung pada kekerasan. Duh ngeri banget.

👉🏻 Pelit

Contoh kasusnya udah terpampang nyata dalam meme di atas. Duh jauh-jauh deh dari laki-laki begini. Biasanya, ia hanya baik pada diri sendiri dan teman-teman nongkrongnya namun pelit pada istri dan anak-anaknya. Jauhi lelaki begini bila ingin rumah tanggamu terbebas dari neraka dunia.

👉🏻 Mata jelalatan

Lelaki seperti ini juga harus dihindari kalo kamu gak mau makan hati. Lelaki seperti ini mudah dikenali, salah satunya adalah ia masih suka tebar-tebar pesona pada cewek lain walau udah punya kekasih. Matanya masih suka berbalik pada cewek yang berpapasan dengannya padahal di waktu bersamaan ia sedang bersama orang yang ditaksirnya. Menerima lelaki seperti ini  akan membuatmu hidup bagai bunga yang hidup segan mati tak mau. Menikah dengan lelaki seperti ini biasanya akan berakhir dengan perselingkuhan atau poligami tanpa persetujuan istri pertama.

👉🏻 Kere dan Malas

Lelaki kere namun bersemangat memperbaiki diri, rajin belajar untuk meningkatkan kemampuan masih bisa diterima. Namun bila yang mendekat adalah lelaki kere nan malas, duh jauh-jauh deh. Lelaki seperti ini akan akan membuat kita capek dan tersiksa lahir batin. Setelah nikah, ia gak akan semangat bekerja. Dan bila istrinya yang bekerja, tanpa malu ia akan menikmati bahkan menggerogoti hasil kerja istrinya. Lalu apa yang dilakukannya? Ia melakukan apapun yang disukainya tanpa peduli perasaan istri dan kondisi rumah. 

👉🏻 Emosian

Lelaki berikutnya yang harus dihindari adalah lelaki emosian. Menikah dengan lelaki seperti ini besar kemungkinan akan mengalami KDRT. Saat sedang berdebat, ia gak bisa menahan emosi lalu melakukan kekerasan pada pasangannya. Lelaki seperti ini biasanya memiliki suara yang menggelegar yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan saat sedang marah. Jangan sampai jadi "sasaran tembak" laki-laki seperti ini yaa. Lebih baik dihindari sejak awal daripada babak belur 

👉🏻 Perokok

Lelaki terakhir yang mesti dihindari adalah perokok. Suami saya adalah perokok dan jujur aja saya gak suka dengan hal ini. Dulu saya mau menikah dengannya karena dia janji bakalan berhenti merokok tapi ternyata janji manis itu gak ditepati bahkan hingga hari ini, hiks aku tertipu, gaes. Asap rokok sangat berbahaya untuk kesehatan, jadi bila ada seorang perokok yang mendekatimu, pikir 1000 kali untuk menerimanya, apalagi bila kamu punya penyakit asma yang gak bisa mencium bau rokok. Namun bila kamu gak keberatan dengan hal ini, yang ini bisa di-skip 💁🏻‍♀️

^^

Saya berharap semakin banyak perempuan lajang di luar sana yang berpikir bahwa telat menikah itu bukan aib atau hal yang memalukan. Yang sangat menakutkan justru adalah salah pilih pasangan hidup. Hidup ini terlalu lama untuk dihabiskan untuk hidup bersama lelaki yang salah.

Meme di atas adalah pengingat untuk kita bahwa memilih pasangan hidup itu gak boleh asal-asalan. Asal ada yang datang, langsung diterima. Jangan dong yaa! Ingatlah, kita perempuan adalah makhluk berharga yang berhak bahagia 🥰


pic source: Freepik

Hari ini, 8 Maret 2022 diperingati sebagai hari perempuan sedunia. Bahagia banget rasanya saat mengetahui keberadaan hari perempuan sedunia ini karena itu berarti keberadaan perempuan telah diakui. Walau gak bisa dipungkiri masih banyak juga perempuan di luar sana atau bahkan di sekeliling kita yang masih terjajah entah oleh lingkungan atau oleh orang-orang yang mengaku menyayanginya.

Saya sangat bersyukur karena lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga moderat. Orang tua sangat jarang memaksa kami anak-anaknya untuk melakukan hal yang gak kami sukai. Seingat saya, hanya satu kali papa memaksa saya menuruti kehendaknya yaitu pada waktu naik kelas 3 SMA. Saat itu papa menyuruh (lebih tepatnya sedikit memaksa) saya masuk kelas IPA, padahal saya pengennya masuk IPS, alhasil nilai saya jeblok. Sejak saat itu papa gak pernah lagi memaksa saya melakukan sesuatu yang gak saya sukai.

Untuk urusan menikah dan memilih pasangan hidup, kedua orang tua saya juga sangat menghargai pilihan anak-anaknya. Saya ingat, dulu ada beberapa teman mama yang "perhatian" dan kepo banget dengan usia saya yang menurut mereka udah tua namun belum ada tanda-tanda menikah. Mereka bertanya pada mama, apakah gak ada laki-laki yang menyukai saya? Apakah mama gak takut saya akan menjadi perawan tua? Mama langsung menjawab dengan jawaban cukup menohok

Terimakasih karena udah perhatian pada anak saya. Kalian gak usah khawatir mikirin jodoh anak saya karena saya dan papanya gak pernah mempermasalahkan itu. Kalopun nanti dia gak nikah, kami masih sanggup untuk menafkahinya

Saya juga bersyukur karena bertemu dan menikah dengan lelaki yang mendukung apapun cita-cita saya. Lelaki yang gak membatasi ruang gerak saya dan mau turun tangan (bahkan lebih lihai) mengurus anak dan kerjaan rumah tangga lainnya. Lelaki yang membebaskan saya melakukan apapun yang saya sukai. Lelaki yang bahunya selalu siap sedia menjadi tempat saya bersandar saat menghadapi masalah. Lelaki yang tetap membiarkan saya menjadi seorang "Irawati Hamid" walau udah menjadi istri dan ibu anak-anaknya.

Tapi, bukankah memang sudah seharusnya perempuan hidup seperti itu? Ohh tidak Esmeralda! Di negeri +62 ini banyak hal yang mesti ditanggung perempuan! Setelah menikah, perempuan dituntut harus patuh pada semua perkataan suami karena itu adalah kewajiban utamanya sekaligus sebagai tiket menuju surga. Se-nyeleneh apapun "titah" suami, wajib hukumnya diikuti. Perempuan gak boleh menolak karena akan membuatnya masuk neraka. Bahkan ada seseustadzah yang melarang istri melaporkan suaminya yang melakukan KDRT karena itu dianggap membongkar aib suami. Ustadzah loh ini yang ngomong, yang notabene adalah seorang perempuan yang seharusnya bisa lebih peka dan memahami perasaan perempuan lain, ckckck 😫🤦‍♀️.

Ketika udah menikah, gak sedikit perempuan Indonesia berpikir bahwa suami adalah sosok yang harus dimuliakan seberapa b*jingan pun sifatnya. Saking diagung-agungkannya posisi suami sampai kadang mengaburkan semua kesalahan yang diperbuatnya. Perempuan diminta untuk selalu bersabar plus memaklumi dan menerima kondisi suaminya karena katanya surga perempuan ada di suami mereka.

Bila ia dan suami sama-sama bekerja, sepulang kantor ia masih harus bekerja ekstra mengurusi kebutuhan suami dan anak-anaknya karena berpikir bahwa mengurus anak itu tugas istri semata, sementara suami udah bisa istirahat sambil main hape karena tugas suami hanyalah mencari uang. Doooh tepok jidat deh. Gak heran banyak wanita yang saat single bahagia namun setelah menikah jadi depresi karena beban yang ditanggungnya udah di luar kapasitasnya.

Hai Ladies, bangun yuk! Bila merasakan ketidakadilan, segeralah bertindak, minimal bersuaralah. Jangan diam aja. Jangan mau bertahan dalam penderitaan karena hidup ini terlalu lama untuk dihabiskan dengan perasaan menderita. Yuk, cari kebahagiaan kita dengan melepaskan hal-hal yang membuat kita menderita. Kita bisa kok meraih surga di akhirat nanti tanpa harus merasakan neraka dunia. 

Sebagai manusia merdeka, perempuan punya hak yang sama dengan lelaki. Bila lelaki ingin bahagia, perempuan juga sama. Kita jangan mau diatur-atur, terlebih untuk hal yang berhubungan dengan masa depan, salah satu contohnya adalah jodoh. Kalo memang belum nemu laki-laki yang cocok, jangan paksakan diri menikah hanya karena tekanan sosial dan mulut usil orang sekitar, karena saat kita salah memilih jodoh, kitalah yang merasakan akibatnya. Mereka mah mana peduli dengan perasaan kita, yang ada akan tetap mencari celah untuk selalu membicarakan kita.

Baca Juga: Nasehat buat adik-adik perempuan yang belum bertemu jodohnya

Perempuan dan laki-laki punya hak yang sama dalam memilih pasangan. Seperti halnya lelaki yang menetapkan standar tinggi dalam mencari calon istri, perempuan juga sama. Ia berhak menetapkan kriteria pria idamannya dan orang lain gak punya hak untuk protes.

Bahkan setelah menikah pun perempuan tetaplah sosok mandiri yang gak boleh dikekang kebebasannya. Ia memang seorang istri dari suami yang menikahinya, ibu dari anak-anak yang dilahirkannya namun ia tetaplah sosok mandiri yang butuh eksistensi. Ia tetaplah sosok yang butuh aktualisasi diri. Inilah alasannya mengapa saya tetap menggunakan nama Irawati Hamid di semua medsos saya, bukan Mom ..., Bundanya ..., Mamanya ..., Ummi ...,  atau Irawati blablabla (nama suami), selain untuk branding, juga ingin menegaskan pada semua orang bahwa walau saat ini saya udah nikah, saya tetaplah seorang pribadi yang memiliki goals untuk diri sendiri yang gak ada hubungannya dengan anak dan suami. 

Di momen hari perempuan ini, saya ingin mengajak perempuan di luar sana untuk tahu bahwa mereka:

💋 Punya kendali penuh atas dirinya sendiri

💋 Punya hak memilih pasangan sesuai standar pribadinya

💋 Punya hak bahagia

💋 Telat menikah itu bukan aib

💋 Walau udah nikah dan punya anak, mereka tetaplah seorang pribadi yang butuh eksistensi

So, Selamat Hari Perempuan Sedunia, semoga seiring perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi semakin berkurang juga diskriminasi dan kriminalisasi pada perempuan. Bahagia selalu para perempuan, di mana pun berada. Ingatlah, kita adalah makhluk berharga yang gak pantas dikasari oleh siapapun.

Older Posts

HELLO, THERE!


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui WhatsApp di 085241896490 atau email di  wewahyu2011@gmail.com

LET’S BE FRIENDS

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Labels

❤️ Produk Indonesia All About Women Collaboration Cuap-cuap Info Kece Relationship

Blog Archive

  • ▼  2022 (25)
    • ▼  Agustus (2)
      • 4 Kebiasaan yang Sering Saya Lakukan di Awal Ngeblog
      • Menabung Setiap Hari? Insyaallah Bisa!
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Recent Posts

Recent Comments

`

Popular Posts

  • Buka HP Pasangan, Yeay or Nay?
  • Layangan Putus
  • Nasehat Buat Adik-adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya
  • Selamat Hari Perempuan Sedunia, 8 Maret 2022

Member Of




Created with by BeautyTemplates | Distributed by blogger templates