Duh judulnya yaa, sok-sokan pakai bahasa inggris segala, hahaha. Gak papa lah yaa, biar terdengar keren gitu loh, wkwkwkwk 😂🤣
Lalu kok tiba-tiba kepikiran buat nulis dengan tema ini, Non? Apakah tulisan ini akan berisi kekejaman ibu mertua? Ataukah akan berisi curhatan saya yang dizholimi ibu mertua? Ohh tentu tidak keduanya, Esmeralda. Saya memilih menulis dengan tema ini karena merasa ini tema yang lumayan asyik untuk ditulis. Loh kok bisa gitu? Yaa karena hubungan saya dengan mami (panggilan untuk mama mertua) sangat baik jadi saya bisa bercerita tentang beliau secara luwes dan apa adanya, hehehe
Bagi saya, mami adalah ibu terbaik setelah mama (ibu kandung saya). Beliau sangat memahami saya hingga gak pernah nuntut apa-apa dan karena inilah saya gak pernah merasa tertekan menjalani peran sebagai seorang menantu. Perlakuan mami pada saya tetap sama sejak awal menikah hingga saat ini.
Jadi ingat saat awal-awal bikin akun tiktok, di fyp sering muncul video-video menantu yang berkonflik dengan ibu mertuanya. Konfliknya gak tanggung-tanggung, mulai dari si menantu mendapat fitnahan keji dari mertua dan ipar hingga penganiayaan yang berujung pelaporan ke polisi dan kaburnya si menantu ke luar kota meninggalkan suaminya karena udah gak tahan dengan perlakuan ibu mertuanya. Sungguh video yang bikin bergidik. Kalo saya belum nikah dan sering nonton video dengan tema seperti ini, besar kemungkinan saya bakalan jadi orang yang takut nikah atau kalo pun mau menikah, saya bakalan pilih calon suami yang gak punya orang tua lagi alias yatim piatu biar gak punya mertua. Takut euy, punya mertua serem gitu, hiyyy 😓
Karena gak pernah mendapat perlakukan seperti itu (duh, amit-amit semoga jangan pernah yaa), saya pun kaget, ternyata ada yaa ibu mertua kayak gitu di dunia nyata ini, kirain yang kayak gitu adanya cuman di sinetron aja.
Dan seiring berjalannya waktu, mata saya pun semakin terbuka, ternyata ada banyak ibu mertua (dan ipar) yang seperti itu. Kejadian memilukan terkait hubungan ibu mertua dan menantunya baru aja terjadi awal Januari lalu.
Jadi awal tahun 2023 ini, saat saya sedang duduk santai di ruang tamu, sayup-sayup terdengar berita di televisi terkait meninggalnya seorang wanita muda. Setelah diselidiki, ternyata penyebab kematiannya adalah karena dibun*h suaminya dan dalam melakukan aksinya, si suami dibantu oleh ibu dan kakaknya alias ibu mertua dan kakak ipar korban. Saat mendengar berita ini saya sedih banget, apalagi pemicu kejadian itu ternyata hanyalah masalah sepele yaitu karena si istri ini gak mau membuatkan kopi untuk suaminya, ckckck 😭
Bila dipikir-pikir, memang agak pelik hubungan ibu mertua dan menantu perempuan ini. Sepertinya si ibu mertua ini menganggap anak laki-lakinya adalah segalanya hingga mereka merasa pantas untuk menyakiti istri anaknya. Mereka gak ikhlas si anak berbagi hati dengan wanita lain. Mungkinkah kehadiran si menantu membuat mereka merasa diduain? 🤔
Para mertua ini seolah gak mau tahu atau gak peduli kalo si menantu ini juga anak dari orang tua yang sangat menyayanginya. Bahwa si menantu ini adalah manusia yang juga perlu dijaga hatinya. Yang mereka pikirkan cuman perasaan diri sendiri aja.
Bagaimana dengan mertua saya? Saya ingat saat pertama kali bertemu (saat itu saya dan suami masih pacaran), mami langsung memeluk saya. Pelukannya terasa hangat. Mendapatkan pelukan seperti itu membuat saya tenang. Hati saya terasa nyaman dan sejak saat itu saya akhirnya mantap menjalani hubungan ke arah yang lebih serius. Sejak bertemu calon mertua, saya gak ragu lagi memutuskan menikah karena saya merasa diterima di keluarganya ❤️.
Saya juga semakin yakin menikah dengan suami karena berdasarkan testimoni teman saya (yang kebetulan menjadi teman sekantor mami), mami adalah perempuan yang berpikiran terbuka dan gak kolot. Beliau bukan orang yang gampang terpengaruh dengan isu-isu yang berkembang di luar sana 👍.
Baca Juga: Alasan Saya Memilih Jadi Working Mom
Saya semakin sayang pada mami setelah mengenalnya lebih dekat. Mami adalah tipikal wanita mandiri yang teguh memegang prinsip. Beliau juga sangat penyayang dan gak tegaan pada orang lain. Bila ada anggota keluarga yang sedang kesusahan, beliau dengan suka rela menawarkan bantuan. Mami juga sangat sayang pada anak-anak, gak heran anak-anak saya sangat dekat dengan beliau. Anak ketiga saya bahkan lebih lengket pada omanya dibanding pada saya dan papanya.
Lebih sebelas tahun menjalani peran sebagai istri anaknya, mami gak pernah menuntut saya untuk menjadi menantu yang sempurna. Beliau sangat tahu batasan dan gak pernah ikut campur dalam kehidupan rumah tangga kami. Ahh jadi ingat awal-awal punya anak, saya sempat kabur dari rumah karena marah pada suami. Saat itu ibu mertualah yang memohon maaf atas kesalahan anaknya, dengan penuh kelembutan beliau meminta saya pulang ke rumah. Saya akhirnya luluh dan mau pulang ke rumah, hehehe 😄🤭
Layaknya hubungan yang ada up and down-nya, hubungan saya dengan mami pun seperti itu. kadang-kadang ada rasa yang mengganjal di hati, tapi itu gak berlangsung lama, kalau udah dibicarakan semua akan kembali seperti semula.
Saya berharap, kelak saat anak-anak saya udah nikah dan punya istri, saya bisa menjadi mertua yang seperti mami. Mertua yang sayang pada menantu seperti layaknya sayang kepada anak sendiri, mertua yang mengayomi, mertua yang mandiri dan gak menyusahkan anak-anak. Saya juga akan membebaskan menantu untuk memilih profesi yang mau ditekuninya. Kalo menantu pengen jadi ibu rumah tangga namun tetap ingin punya penghasilan sendiri dari pekerjaan sebagai Editor Freelance, misalnya, saya akan dukung, tapi kalo menantu ingin menjadi wanita karir, saya juga akan tetap dukung. Mau jadi Penulis Buku juga oke aja, asalkan si menantu bahagia dan sayang pada anak saya.
mami yang masih cantik di usia senjanya 😍 |
^^
Itulah sepenggal cerita tentang saya dan ibu mertua. Saya menulis ini gak bermaksud membandingkan ibu mertua saya dengan ibu mertua di luar sana. Tujuan saya menulis ini murni hanya untuk berbagi cerita aja. Maafkan bila ada kalimat yang mungkin menyinggung yaa 🙏🏻