Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

Gak terasa dalam hitungan jam kita akan memasuki tahun 2023. Sungguh cepat banget berlalunya waktu di tahun ini. Rasanya baru kemarin kita masuk di tahun 2022, seolah dalam sekejap mata kita udah masuk ke tahun 2023.

Tapi benarkah waktu berjalan secepat itu? Hohoho setelah saya ingat-ingat lagi rupanya gak seperti itu, Esmeralda! Tahun ini banyak banget cobaan yang dialami keluarga kami sehingga saat berada di masa itu waktu terasa berjalan lamban seperti jalan seekor kura-kura. Namun karena judulnya hanya menceritakan blog Banua Mayana Waira ini selama tahun 2022, maka hal-hal yang terjadi dalam kehidupan pribadi dan keluarga gak akan saya ceritakan di artikel ini, melainkan (insyaallah) akan saya tuliskan di blog utama.

Baca Juga: Niche Blog Banua Mayana Waira

Artikel yang saya tulis kali ini adalah ingin berbagi pencapaian yang udah saya dapatkan di blog ini. Hal ini saya tuliskan lagi-lagi sebagai wujud apresiasi saya kepada diri sendiri karena hingga hari ini masih bisa membuat blog ini bertahan dan rutin menerbitkan artikel di tengah-tengah keseharian saya sebagai working mom yang merangkap sebagai Mom Blogger. Saya juga merasa berhasil menjadikan blog ini sebagai sarana belajar atau Home Education dalam mengelola waktu menulis di tengah gempuran rasa malas yang semakin betah bersarang di dalam diri ini. Gaes, ada gak sih obat penghilang rasa malas yang ampuh hingga ia terhempas manja dan gak datang-datang lagi? Tolong kasih tahu saya, dong! Saya udah pengen say goodbye pada rasa yang satu ini.

Baca Juga: Alasan Saya Memilih Sebagai Working Mom

Lalu apa aja yang berhasil dicapai blog ini selama 12 bulan terakhir aka selama setahun belakangan ini? Setelah saya hitung-hitung, ada 5 pencapaian blog Banua Mayana Waira di tahun 2022 ini, yaitu:

👉🏻 Domain TLD

Di awal tahun 2022 ini, tepatnya pada tanggal 04 Januari 2022, blog ini resmi menggunakan domain berbayar. Blog yang awalnya beralamat di mamayurayza.blogspoot.com berganti nama menjadi https://www.wairaa.my.id/. Lalu mengapa memilih domain dengan akhiran .my.id bukan .com seperti dua blog saya yang lain? Alasannya sih biar bayar perpanjangan domainnya lebih murah, hahaha sungguh kamu zuzur syekaleh, Ira! 😂🙈

Alasan sebenarnya adalah karena saya takut gak bisa maksimal mengurus blog ini. Jadilah daripada udah di .com-kan namun gak diisi maksimal mendingan di-domainkan dengan harga domain yang murah aja, jadi kalopun gak maksimal, gak akan nyesal-nyesal amat udah ngeluarin duit ratusan ribu. Gitu loh gaes alasannya! Eh tetap aja yaa alasannya berhubungan dengan du to do it alias money, wkwkwkwk! 😝

Baca Juga: Domain Baru di Tahun Baru

👉🏻 Ikut Arisan Backlink

Setelah di-domainkan, rupanya apa yang saya takutkan di awal terjadi. Pada bulan Mei dan Juni blog ini gak menerbitkan satu artikel pun. Ya, penyakit kambuhan saya kembali menyerang, gaes. Saya kembali malas menulis, ckckck 🤦‍♀️. Untunglah di bulan Juli saya bergabung ikut arisan backlink yang diinisiasi oleh teman-teman blogger yang peduli pada kualitas dan performa blog yang dikelolanya.

Dengan niat sederhana yakni ingin rutin menulis setiap minggu, saya minta ikut bergabung di kegiatan ini. Alhamdulillah saya diterima dan hingga hari ini kegiatan ini masih berjalan. Dan sejak gabung di sini, saya mulai rutin menerbitkan artikel minimal seminggu sekali.

Baca Juga: 2 Bulan Tidak Ngeblog, Ini yang Saya Lakukan

👉🏻 Capai 10K Views

Pada bulan September lalu, blog ini mencapai 10.000 views pertamanya. Walau terbilang lambat (karena views segini baru dicapai pada usia blog yang kesatu tahun tiga bulan) tapi saya bersyukur banget dengan pencapaian ini. Saya benar-benar gak nyangka, blog yang cukup lama saya abaikan ini ternyata tetap mendulang views. Alhamdulillah. Harapan saya, semoga di tahun depan viewsnya semakin meningkat. Amiiin 🤲

👉🏻 Dapat Artikel Berbayar

Di tahun ini, blog ini juga udah bisa "menghasilkan" 🤑. Dengan penghasilan ini, blog ini udah bisa menghidupi dirinya sendiri hingga bertahun-tahun ke depan.

Baca Juga: Pecah Telor

👉🏻 Berhasil Menelurkan >50 Artikel

Di antara semua pencapaian blog ini, berhasil menerbitkan >50 artikel ini adalah pamungkasnya. Jujur aja, di awal tahun saya gak berani membayangkan akan menghasilkan artikel sebanyak ini. Saya bilang banyak karena dalam pikiran saya, menghasilkan 20 artikel aja udah prestasi banget. Ternyata di akhir tahun saya bisa menghasilkan dua kali lipat lebih banyak, benar-benar di luar ekspekstasi. Yeay! 🤩👏🏻

**

Itulah 5 hal yang berhasil dicapai blog Banua Mayana Waira selama tahun 2022 ini. Walau gak berani pasang target, namun dalam lubuk hati saya berharap semoga tahun depan pencapaian blog ini bisa lebih baik lagi, mulai dari  jumlah views, materi alias cuan #eh maupun jumlah artikel yang terpublish.

Saya juga berharap semoga di tahun 2023, performa blog ini semakin baik. Yang saya maksud adalah DA (domain authority), PA (page authority) dan DR (domain rating) terus meningkat, karena di tahun ini ketiga poin ini masih kecil-kecil banget nilainya.

Akhirnya, saya harus berterimakasih kepada diri sendiri karena bisa tetap konsisten menulis di tengah keterbatasan waktu. Terimakasih, Ira! 🥰🤗. Ayo siapkan diri untuk berjuang di tahun depan! 💪



Share
Tweet
Pin
Share
15 Comments

Tadi siang, saya asyik ngobrol santai dengan si adik bungsu, maklumlah kami udah jarang banget ketemu dan ngobrol jadi sekalinya ada kesempatan ngumpul, kami manfaatkan untuk saling ngobrol sembari bersenda gurau sebagai pelepas rindu.

Walau usia kami terpaut lumayan jauh (9 tahun), namun kami tetap nyambung saat ngobrol, mungkin karena kami sama-sama perempuan kali yaa, hehehe. Dan sekalinya udah ngobrol bakalan susah banget berhentinya. Lalu apa aja sih yang jadi topik obrolan kami? Biasanya gak ada topik khusus sih, tapi untuk mulai ngobrol biasanya kami awali dengan ngomongin berita yang sedang viral, nanti deh bakalan melebar kemana-mana.

Namun hari ini ada yang berbeda saat kami melakukan kegiatan menyenangkan ini. Saat sedang seru-serunya ngobrol, tiba-tiba si adik bungsu mendekati saya sembari tangannya meraih rambut saya ingin memastikan apakah yang dilihatnya sejak tadi benarlah rambut putih alias uban. Iyaa, gaes, di usia yang baru menginjak 37 tahun ini (ups ketahuan deh, hehehe) saya udah beruban 😱

Lalu bagaimana reaksi saya saat si bungsu memberitahu tentang uban di kepala saya? Reaksi awal adalah kaget dan berikutnya berusaha menolak kenyataan itu, hahaha 😄🙈. Ya, saya denial, gaes. Gak terima kalo di atas kepala ini udah ada beberapa helai rambut yang memutih.

Bukan tanpa alasan saya denial soalnya saya yakin banget, gen almarhum papa begitu kuat nurun ke saya, jadi saya yakin, saya pastilah sama seperti beliau yang walau usianya udah hampir 60 tahun rambutnya masih hitam. Saat meninggal, rambut papa belum ditumbuhi uban.

Obrolan kami pun berganti topik. Yang tadinya membahas drama korea yang sedang kami tonton berubah menjadi bahas uban. Kami mulai menganalisa dan menerka-nerka, apa penyebab saya beruban di usia yang relatif masih muda? (37 tahun jelas masih muda dong yaa, hehehe saya belum ikhlas disebut tua soalnya).

Dari analisa tersebut, kami memutuskan beberapa faktor yang mungkin jadi penyebab munculnya uban di kepala saya. Penasaran gak apa aja? 

👩🏻‍🦳 Gonta ganti shampoo

Fyi, selain uban, masalah rambut yang juga saya alami adalah rontok (yang sangat parah) dan ketombe. Untuk mengatasi dua masalah ini, saya pernah mencoba berbagai macam cara dan udah menggunakan beragam merk shampoo dan toner penyubur rambut namun hasilnya sia-sia belaka. Rasanya gak ada satu pun produk yang bisa mengatasi masalah rambut saya ini. Karena udah capek, saya akhirnya pasrah. Saya gak pilih-pilih shampoo lagi. Saya memakai semua shampoo yang ada di kamar mandi yang mana shampoo tersebut adalah shampoo yang paling murah (karena dibelinya saat diskon). Saya akan membeli shampoo merk apa aja yang sedang diskon. Kami  duga, kegiatan gonta-ganti shampoo ini bisa aja menjadi salah satu penyebab munculnya uban di rambut saya

👩🏻‍🦳 Stress

Dua bulan terakhir menjadi waktu yang berat banget bagi keluarga kami. Sejak Oktober hingga Desember ini, anak kedua saya udah dua kali diopname di rumah sakit. Stres yang melanda ditambah kurang istirahat mungkin menjadi penyebab munculnya si rambut putih ini.

Baca Juga: Hari ke-11 di rumah sakit

👩🏻‍🦳 Faktor keturunan

Walau papa gak beruban hingga beliau meninggal, berbanding terbalik dengan mama. Saat ini rambut mama udah memutih semua. Menurut ceritanya, mama udah mulai beruban sejak usia dua puluh-an. Apa yang dirasakan mama ini bisa aja menurun pada saya.

Walau agak shock menyadari saya beruban, namun beruban di usia muda bukanlah hal yang baru saya ketahui. Saya udah sering bertemu orang yang beruban di usia yang sangat muda. Saya ingat, saat masih kuliah dulu, ada teman saya yang hampir separuh rambutnya memutih karena uban. Lalu waktu pun berlalu, saya bertemu suami yang saat itu pun separuh rambutnya mulai memutih. Walau awalnya kaget, tapi itu cuman sebentar aja. Uban di rambutnya gak membuat cinta saya surut, #eaaaa hahaha 😝. Namun walau udah terbiasa melihat orang-orang beruban di usia muda, saat hal itu menimpa saya, tetap aja bikin shock.

Lalu apa hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa (PERISTIWA) munculnya uban di kepala saya ini? ada beberapa hikmah yang bisa saya dapatkan, salah satunya adalah bahwa saat ini saya udah bukan remaja kinyis-kinyis lagi. Kalo bisa, hidup saya haruslah lebih berkualitas dan bermanfaat bagi sesama. Di usia ini saya gak boleh egois lagi, gak boleh keseringan bertindak impulsif lagi, harus lebih sabar menghadapi cobaan yang datang silih berganti. Kemunculan uban yang gak disangka-sangka ini mau gak mau memaksa saya untuk bersikap lebih dewasa dalam bertindak dan menjadi pribadi yang semakin baik dari hari ke hari

Selain berusaha memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, sepertinya saya juga harus lebih sering me time nih agar gak terlalu stres menjalani kehidupan ini. Saya kepikiran untuk mulai mencoba menekuni hal yang sejak dulu pengen saya lakukan seperti menjahit, membuat kue, atau mungkin jalan-jalan ke kota atau tempat yang selama ini belum pernah saya kunjungi. Sebenarnya sih kepengen juga liburan sembari mendaki gunung seperti yang beberapa kali dilakukan salah satu teman blogger yaitu Teh Okti. Sayangnya nyali saya belum seberani blogger Cianjur itu

Baca Juga: Daftar kota di Indonesia yang pernah saya kunjungi

Ckckck, saya gak nyangka tulisan tentang uban ini bakalan sepanjang ini, tadinya saya pikir tulisan ini gak akan sampe 500 kata, ternyata saya salah. Saat ini udah lebih 800 kata yang udah saya ketikkan. Maka agar gak makin banyak kata-kata unfaedah yang saya tuliskan, baiknya artikel ini saya cukupkan sampai di sini aja, hehehe


Share
Tweet
Pin
Share
27 Comments


Lagi asyik scroll-scroll tiktok dan ketemu video seorang influencer tentang tas dan isi tas yang sedang dibawanya. Di video tersebut, si influencer mengeluarkan semua isi tasnya dan menyebutkan harganya. Dan reaksi saya saat melihat video ini adalah mata ini langsung berbinar karena tiba-tiba mendapat ide ingin melakukan hal yang sama, hahaha dasar tukang ikut-ikutan kamu, Raaa! 😄

Namun walau idenya terinspirasi dari video, saya gak mau buat yang serupa. Karena saya seorang blogger, jadi saya pengen buat dalam bentuk tulisan aja, hehehe. Yang seperti ini sebenarnya bukan baru sekali saya lakukan, sebelumnya udah pernah juga, malah saya buatin satu kategori khusus di blog ini yaitu a day in my life yang idenya juga terinspirasi dari video tiktok.

Lalu saya pun segera ambil kamera dan cekrek-cekrek tas yang biasa saya pakai ke kantor (sesuai judul, yang akan saya bedah kali ini adalah tas kantor). Setelah beres langsung buka laptop dan nulis artikel ini. Mumpung idenya masih segar di ingatan, wajib banget dieksekusi sebelum idenya menguap entah kemana..

Okee, mukadimahnya kita cukupkan sampai di sini aja. Gak perlu berlama-lama, segera aja kita masuk pada inti tulisannya, hehehe. Penasaran dengan tas yang beberapa hari ini saya pakai ke kantor? Check this out. Taaddaaaa ini nih tas dan isinya 😝



👜 Dompet --> Rp. 130.000,- (beli di Shopee)

Dompet adalah benda yang akan selalu ada dalam tas apapun yang saya pakai. Ia menjadi benda wajib yang ada dalam tas. Jadi dompet ini akan berpindah dari satu tas ke tas yang lain yang saya pakai. Karena saya tinggal di kota kecil yang transaksinya masih kebanyakan tunai, maka dompet menjadi benda yang gak boleh lupa dibawa makanya ia selalu ada di dalam tas. Saya gak biasa nyimpan uang di tempat selain dompet.

👜 Kacamata --> Rp. 100.000,- (beli sama teman kantor)

Kacamata menjadi benda wajib lain yang selalu ada dalam tas kantor karena saya selalu memakainya ketika ke kantor setiap hari. Cuaca di daerah tempat tinggal saya ini panas banget, jadi saat keluar rumah, kacamata menjadi benda yang efektif banget menghalau sinar matahari yang sangat menyilaukan mata

👜 Handphone --> Rp. 3.100.000,- (beli di Shopee saat 12.12 tahun 2020 lalu 😄)

Sama seperti dompet, handphone juga selalu ada dalam tas apapun yang saya pakai. Ia gak boleh terlupa dan harus selalu ikut kemanapun saya pergi. Saya adalah salah satu orang yang gak bisa jauh dari handphone.

👜 Hardisk Eksternal 2TB  --> Rp. 1.200.000,- (hadiah dari suami, belinya di Tokopedia atau Lazada (?), saya lupa soalnya udah lumayan lama belinya)

Sebenarnya hardisk eksternal ini jarang saya bawa ke kantor, cuman karena ada rekan kantor yang pengen copy drama korea, jadilah saya bawakan hardisk ini biar doi pilih sendiri drama apa yang pengen dia copy dan belum sempat d saya keluarin lagi dari dalam tas. Nantilah kalo saya ganti tas baru saya keluarin si hardisk ini. 

👜 Flashdisk --> gak tahu harganya karena dibeliin bendahara kantor di toko ATK langganan

Flashdisk ini berisi backup data-data penting yang berhubungan dengan kerjaan saya di kantor. Sengaja selalu saya bawa dalam tas agar gak hilang.

👜 Parfum/Body Cologne --> Rp. 30.000-an (beli di Shopee)

Sengaja selalu bawa body cologne ini biar tubuh selalu segar dan gak bau kecut, hahaha. Tempatnya sengaja saya taroh di botol spray karena botol aslinya adalah botol biasa yang ukurannya lumayan besar dan rawan tumpah. 

👜 Sunscreen --> Rp. 45.000,- (beli di Shopee)

👜 Lip Cream --> Rp. 19.000,- (beli saat diskon di Tokopedia)

👜 Hand Sanitizer --> Rp. 9.000,- (beli di salah satu supermarket di Kendari)

👜 Balpoint --> Rp. 1.500,- per buah (beli di Shopee)


👜👜

Itulah isi dari tas yang saya pakai ke kantor selama hampir seminggu ini. Setelah dilihat harganya, handphone menjadi barang yang paling mahal dan balpoint menjadi barang yang paling murah.

Walau ukurannya gak terlalu besar, tapi saya suka sama tas hitam ini karena bisa menampung barang bawaan saya ke kantor. Saat membelinya (saya membelinya secara online, btw), saya gak pernah berekspektasi akan memuat banyak barang karena saat direview oleh penjualnya saya lihat ukuran tasnya itu kecil dan cocoknya dipake untuk jalan-jalan atau ke kondangan, namun rupanya saya keliru, tas ini juga cocok dipakai ke kantor, hehehe 😄

tas hitam ini menemani aktivitas saya memantau harga pangan hari rabu lalu

Saat pulang kantor, saya harus menyimpan tas ini di tempat yang aman karena setiap pulang kantor, anak bungsu saya, Zafran, selalu kepo dengan isi tas yang saya pakai. Doi senang banget membuka tas yang saya pakai lalu mencari dompet kemudian menghambur-hamburkan semua isinya. Sepertinya ide bermain langsung muncul di kepalanya setiap kali melihat dompet saya, hehehe 😄


Share
Tweet
Pin
Share
22 Comments

Hahaha judulnya sungguh anu banget yaa. Iya nih, entahlah tiba-tiba aja pengen nulis ini karena beberapa kali scroll live tiktok yang muncul kok video-video yang bikin naik tanduk dan menguji iman saya. Jadi daripada kekesalannya dipendam sendiri mending ditulis aja, kali aja suatu saat nanti, di masa mendatang, di saat video-video annoying kayak gini udah gak jaman lagi saya bisa membaca tulisan ini lagi. Saya bayangkan kayaknya bakalan lucu mengenang hal ini, hahaha 😄

Jujur aja, sejak ongkir di toko orens udah gak semurah dulu, saya mulai suka jajan-jajan manjyah di tiktok. Biasanya saya suka nontonin live pedagang yang muncul di beranda tiktok saya. Kalo ada yang disuka, langsung check out (walau kadang barangnya gak butuh-butuh amat. Duh, yang ini jangan ditiru yaa 😝🙈)

Namun rupanya, bukan cuman video live pedagang yang suka muncul di beranda tiktok saya. Ada banyak jenis video yang disiarkan orang-orang juga muncul di beranda saya, yang mana beberapa di antaranya tuh bikin emosi dan gak ada faedahnya sama sekali namun anehnya yang nonton bisa banyak banget sampe ribuan bahkan puluhan ribu. Melihat fenomena ini saya pun bingung dan heran. Ini penonton sebanyak itu emang benar-benar terhibur ataukah gabut gak ada kerjaan sama sekali? Kok mereka betah nontonin orang live dengan modelan kayak gitu 🤔

Baca Juga: Sosok Random Unik & Lucu yang Muncul di FYP Tiktok Saya

Hmm, memang live-nya seperti apa sih hingga membuat saya emosi saat menontonnya? Biar gak penasaran, berikut saya sebutin tiga jenis live tiktok yang saya maksud, check this out!

😩 Live orang yang di belakangnya ada kertas bertuliskan "Yang bisa bikin saya ketawa, saya kasih handphone keluaran terbaru, uang tunai atau barang berharga lainnya"

Sejak pertama video live ini muncul di beranda tiktok saya, saya langsung mengernyitkan alis dan bertanya dalam hati. Ohh ada yaa, jenis live seperti ini? Dan yang lebih mengejutkan adalah penontonnya banyak banget euy. Gak tanggung-tanggung, penontonnya ribuan bahkan sampe tembus puluhan ribu, ckckck. Para penonton itu berlomba-lomba komen dengan kalimat lucu-lucu berharap orang yang live bisa tertawa saat membaca komen mereka dan mereka bisa mendapatkan barang yang dijanjikan. Duh, saya langsung membatin, ini yang nonton apa gak sadar kalo mereka cuman "dikibulin" sama yang live ini yaa? 

Baca Juga: Be a Smart Netijen!

Pengen banget saya bilang ke ribuan penonton itu untuk sadar bahwa mereka cuman dimanfaatkan. Justru yang live inilah yang sebenarnya sedang butuh uang, yang live itu butuh gift dari penonton. Itu trik mereka buat dapat cuan. Melihat fenomena ini saya akhirnya disadarkan bahwa ternyata masih banyak orang yang mudah diperdaya dan rela menghabiskan banyak waktu dan kuota internet untuk nonton live kayak ginian.

😩 Live Kekeyi

Disclaimer dulu nih: Saya bukan hater Kekeyi yaa! Walau gak suka pada doi, tapi saya juga gak benci padanya. Saya justru kagum pada perjuangannya yang dari nol hingga bisa sukses seperti saat ini 👍🏻

Mengapa live Kekeyi di tiktok bikin saya emosi? Jadi begini ceritanya, gaes! Saat sedang scroll live di tiktok, video Kekeyi muncul, di judulnya (kalo gak salah ingat) tertulis video tutorial make up apaaa gitu. Saya tertarik dong buat nonton, saya tungguin dia dandan tapi sampe sepuluh menit berlalu doi gak dandan-dandan juga euy, yang doi lakukan adalah mengucapkan terimakasih kepada semua yang memberikannya gift. Yang jadi masalah adalah, yang kasih gift ke dia itu banyak banget woyyyy. Dan doi juga ngulang-ngulang terus ucapan terimakasihnya. Alhasil dandannya gak kelar-kelar dan saya yang gak sabaran ini jadi esmosi melihatnya, hahaha 🙈. Kalo ini sepertinya bukan salah Kekeyi yaa, tapi salah saya yang gak sabaran 😝

😩 Live orang yang makan makanan gak biasa (misalnya kaktus, beragam jenis bunga) dicampur sambal super pedas (sambalnya ditaroh dalam cobek)

Reaksi saya saat pertama kali melihat live ini sama seperti melihat live yang pertama. Saya langsung kasihan pada ribuan penonton yang penasaran ingin menyaksikan atraksi ((ATRAKSI)) fenomenal di layar handphone mereka, namun yang mereka dapatkan adalah nol besar karena ternyata mereka di-php sama yang live. Ingin kuteriak kepada para penonton itu agar mereka sadar bahwa yang live ini cuman bergaya doang. Mereka tuh cuman pura-pura aja dan gak ada niatan untuk melakukan apa yang udah dijanjikan ke penonton.

Orang-orang yang melakukan live ini memanfaatkan rasa penasaran penontonnya. Mereka berharap penonton akan penasaran menunggui mereka makan (yang akhirnya gak jadi makan juga). Mereka ini pura-pura mau makan (saya yakin mereka juga sebenarnya takut mati kalo makan kaktus berduri itu 🤣), cuman karena pengen cuan alias gift dari penonton baik hati, jadinya yaa mereka bela-belain melakukan hal itu. Hahaha dasar peng*mis online! 

Dan sama seperti Kekeyi, saat mendapatkan gift, mereka akan mengucapkan terimakasih dengan mata berbinar. Ini sekaligus menjadi alasan bagi mereka untuk menunda memakan kaktus berduri itu. Bila gak ada yang kasih gift, yang live itu pura-pura hendak memasukkan kaktus yang udah dicampur sambal ke mulutnya, namun baru aja tangannya terangkat, mulutnya kembali berbicara, minta tap-tap layarnya dong! Hahaha benar-benar dagelan yang berhasil mengaduk-aduk emosi penonton yang gak sabaran kayak saya.

~~

Itulah 3 jenis live yang menurut saya bikin emosi, unfaedah dan gak ada gunanya sama sekali. Saya berharap semoga semakin banyak warga tiktok yang sadar bahwa live-live kayak di atas adalah penipuan dan pembodohan dan menontonnya adalah kegiatan buang-buang waktu.

Lalu live seperti apa yang saya suka di tiktok? Agak random sih, tapi biasanya saya suka nonton live orang yang memberikan tutorial make up, live pororo si kucing lucu nan menggemaskan juga influencer-influencer yang jualan pakaian, sepatu, tas dan barang-barang rumah tangga lainnya.

Untuk video tiktok, Saya juga suka video yang lucu-lucu, video work out untuk mengecilkan perut, video spoiler drama korea yang sedang ongoing, video tentang Princess Leonor, video tentang Nicholas Saputra, video tentang artis India dan  video-video motivasi yang bisa menambah semangat saya dalam menjalankan peran sebagai ibu bekerja beranak tiga yang merangkap sebagai momblogger.

Baca Juga: Alasan Saya Memilih Sebagai Working Mom

Oh iyaa, hampir lupa, beberapa saat lalu saya pernah melihat viti (video tiktok, red) yang dibuat oleh seorang mahasiswi berdarah Bugis yang saat ini sedang tinggal di Malaysia. Si Mahasiswi ini menguasai beberapa bahasa mulai dari bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Arab hingga bahasa Jerman. Saya langsung jatuh cinta pada video-video yang dibuat si mahasiswi ini, sayangnya saya lupa follow dan lupa nama akunnya. Adakah yang juga suka viti-viti si cantik ini? Kalo ada, boleh bisikin nama akun tiktoknya yaa, biar saya bisa follow akunnya.

Wow, gak terasa tulisan tjurhat yang diawali rasa emosi ini udah lebih seribu kata. Pantasan aja tangan ini udah mulai pegal, hehehe. Biar gak makin panjang dan kemana-mana, tulisannya saya cukupkan sampai di sini yaa, mohon maaf bila di atas ada kata-kata yang kurang enak dibaca 🙏

Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments

Setelah lebih sebulan gak bikin tulisan a day in my life, hari ini saya hadir kembali, gaes, yeay! Hari ini sebenarnya saya capek banget dan malam ini pengennya langsung rebahan gak mau begadang, tapi karena pengen (juga) mengabadikan kegiatan hari ini di blog ini, jadilah saya bela-belain nulis walau mata udah gak bersahabat alias udah ngantuk banget. Ayoo mata, melek bentar yaa, biarkan saya selesaiin tulisan ini dulu baru kita istirahat.

Baca Juga: A Day In My Life; Kamis 22/09/2022

Loh kok bisa sibuk di hari Jumat? Gak salah bila ada pertanyaan seperti ini. Fyi aja nih yaa, biasanya Jumat menjadi hari yang santai banget buat ASN kayak saya. Santainya itu dimulai dari bebasnya kita memilih pakaian yang dikenakan ke kantor, semua ASN dibebasin mau pake baju apa aja (asal sopan dong yaa). Dan biasanya setiap hari Jumat itu suasana kantor selalu lengang karena gak banyak aktivitas yang bisa dikerjakan. Jadi kalo udah Jumat, bawaannya udah pengen cepat-cepat jam pulang aja dan sesegera mungkin menikmati weekend, hahaha jangan ditiru yaa 🙈

Tapi Jumat kali ini berbeda. Hari ini kami lumayan sibuk. Apa pasal? Kantor kami diminta oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk membantu pelaksanaan kegiatan mereka. Mulai hari ini hingga tanggal 28 nanti mereka akan menggelar kegiatan Pasar Murah. Sejak diminta untuk membantu, kami telah mempersiapkan beberapa hal, salah satunya adalah membuat undangan untuk acara pembukaan. Alhamdulillah baik pembuatan undangan maupun pendistribusiannya udah beres di H-1 pelaksanaan kegiatan.

Baca Juga: A Day In My Life; Senin 03/10/2022

Acara ini dijadwalkan akan dilaksanakan di 2 tempat yakni di Kecamatan Gu dan di Kecamatan Mawasangka Timur. Di lokasi pertama, kegiatan ini rencananya akan dibuka oleh Bupati Buton Tengah, namun karena beliau punya kegiatan lain yang gak kalah penting, akhirnya beliau digantikan oleh Bapak Sekretaris Daerah Buton Tengah.

Pukul 08.00 WITA saya tiba di kantor. Sembari menunggu rekan yang lain untuk bersama-sama ke lokasi kegiatan, saya sempatin untuk sarapan dulu soalnya di rumah gak sempat sarapan. Saya gak mau di tengah-tengah acara nanti perut meronta-ronta minta diisi, walau di sana tentu disiapkan juga kotak makanan.


Alhamdulillah acara pembukaan di lokasi pertama berjalan lancar. Pukul 10.00 WITA, Bapak Sekretaris Daerah resmi membuka acara Pasar Murah di Kecamatan Gu. Warga sangat antusias dengan adanya kegiatan ini. Mereka merasa terbantu karena harga sembako yang ditawarkan di sini memang lebih murah dibanding harga di pasar. Di tengah naiknya harga BBM yang diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan bahan pokok lainnya, pelaksanaan pasar murah ini sangat membantu. Warga berbondong-bondong membeli kebutuhan mereka.

Ba'da Jumat, sekitaran pukul 13.00 WITA, saya menjadi penunjuk jalan bagi rombongan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara bertolak menuju lokasi kedua yakni Kecamatan Mawasangka Timur menggunakan mobil. Di belakang kami ada mobil rombongan dari Dinas Pangan Buton Tengah.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit, mobil kami sampai juga di Kantor Kecamatan Mawasangka Timur. Kedatangan kami disambut antusias oleh Camat dan jajarannya serta warga yang sejak tadi menunggu. Acara pembukaan Pasar Murah di Kecamatan Mawasangka Timur ini dilakukan oleh Kepala Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah. Usai pembukaan, warga yang sebelumnya udah menunggu, langsung berbelanja.




Menyaksikan antusiasme warga dalam berbelanja membuat saya bahagia. Betapa perbedaan harga yang kami berikan ternyata sangat berarti dan sangat membantu mereka. Harapan saya, semoga kegiatan-kegiatan yang berorinetasi pada kepentingan masyarakat seperti ini lebih sering lagi dilakukan. Saya juga berharap, kedepannya, kegiatan Pasar Murah ini bisa dilaksanakan di banyak tempat, bukan cuman dua aja seperti saat ini.

Baca Juga: A Day In My Life; Selasa 18/10/2022

Usai menyaksikan warga berbelanja kebutuhan pokok mereka, dilanjutkan dengan menikmati hidangan yang disuguhkan pihak Kecamatan, pukul 16.00 WITA, kami memohon diri untuk pulang. Saya tiba di rumah pukul 17.00 WITA. 

Setibanya di rumah saya langsung mandi, dan melanjutkan kegiatan saya sebagai ibu rumah tangga mengerjakan kegiatan domestik seperti ibu-ibu lainnya. Dan hingga di jam sekarang, saat anak-anak udah tidur, tubuh saya udah lelah, mata udah ngantuk banget, tapi masih kekeuh pengen nulis artikel ini. Jadilah hingga kini saya masih melek menyelesaikan artikel ini sebelum akhirnya benar-benar istrirahat agar tenaga bisa pulih dan memulai aktivitas kembali keesokan harinya. 

Demikian kegiatan saya hari ini, kegiatan seorang ASN sekaligus blogger yang masih terus belajar untuk konsisten ngeblog. Kalo mau jujur, sebenarnya saya malu menyebut diri sebagai blogger. Blogger Perempuan lain kiprahnya udah melalang buana kemana-mana, ada yang jadi penulis beken, pembicara andal, menjadi Narasumber Literasi Digital, youtuber dan masih banyak lagi. Prestasinya juga gak perlu dipertanyakan. Sedangkan saya? Masih segini-gini aja, belum kemana-mana. Duh! Saya cuman berharap, semoga saya juga bisa mengikuti jejak mereka.

Share
Tweet
Pin
Share
13 Comments
Review Aulia Lulur Sutera

Tinggal selama kurang lebih dua minggu di rumah sakit membuat tubuh saya kurang perawatan baik perawatan wajah maupun perawatan badan. Kulit ini rasanya kusam banget dan bersisik semua. Sepertinya jika masih harus tinggal beberapa hari lagi, mungkin kulit saya bakalan berubah jadi kayak kulit ikan kali saking bersisiknya kulit ini, huhuhu 😭

Baca Juga: 1 Minggu Terakhir di Bulan Oktober

Makanya saat pulang ke rumah, hal pertama yang saya lakukan adalah perawatan. Pengennya sih perawatan seluruh badan di salon, mulai dari luluran, creambath hingga manicure dan pedicure untuk melemaskan otot-otot ini, sekalian me time namun apa daya kondisi belum memungkinkan untuk melakukan itu, jadilah tak ada rotan akar pun jadi alias perawatan sendiri aja di rumah.

Jadi saat ke supermarket beberapa hari lalu, saya mengambil beberapa produk perawatan dari etalase toko. Salah satunya adalah lulur yang akan saya review ini yang fotonya ada di awal tulisan ini. Ya, nama lulurnya adalah Aulia Lulur Sutera varian bengkoang (kalo gak salah, lulur dari Aulia ini memiliki tiga varian; bengkoang, goat's milk dan rice extract).

Aulia Lulur Sutera (Bengkoang)
Ukuran: 1000 gram (1 Kg)
BPOM: NA 18210701437
Harga: Rp. 42.000,-


Kemasan

Seperti yang terlihat, kemasannya dibungkus plastik dengan zip lock. Saat hendak mengambil lulurnya, saya gak kesulitan membuka kemasannya. Pun dengan zip lock-nya yang langsung nempel saat ditutup usai mengambil lulurnya. Menurut saya kemasannya lumayan OK. Walau sebenarnya saya lebih suka bila kemasannya dalam bentuk pot aja biar lebih praktis, apalagi ini untuk ukuran 1 kg, kayaknya cocok bila ditaruh dalam wadah berbentuk pot atau jar, namun bila melihat harganya yang terjangkau banget, rasanya agak berlebihan juga bila menginginkan yang lebih, hehehe 😄. Untuk menyiasatinya, lulur yang akan saya pakai saya tuang ke wadah lain yang lebih kecil sedangkan sisa lulurnya saya biarin di dalam plastiknya. 

Review Aulia Lulur Sutera
kemasannya besar banget, euy!

Oh iyaa, setelah saya googling, ternyata lulur ini juga punya kemasan jar yang lebih kecil ukurannya. Buat yang gak suka kemasan plastik, boleh pilih kemasan jar ini.

Di kemasan juga udah tertera lumayan banyak info tentang produknya mulai dari ingredients, No BPOM, cara pakai, masa PAO (period after opening), expired date, produsen, penjelasan singkat tentang lulur ini.

Tekstur & Aroma

Untuk tekstur lulurnya, mirip dengan lulur lain pada umumnya cuman ini agak lebih encer dari lulur yang selama ini saya pakai. Butiran scrubnya juga lebih kecil dan lebih halus jadi saat diratakan dan digosok ke kulit gak terasa sakit sedikit pun walau gosoknya sekuat tenaga, hehehe 😄

Review Aulia Lulur Sutera

Review Aulia Lulur Sutera

Untuk aromanya juga saya suka dan gak ganggu di hidung saya yang lumayan sensitif ini. Usai luluran, kulit terasa halus dan wangi jadinya saya makin pede dekat dengan suami dan anak-anak 🥰.

Cara Pakai

Gosok perlahan dan pjat lembut ke seluruh tubuh, bilas dengan air. Dapat digunakan setiap hari sebagai pengganti sabun.

Review

Awal-awal membelinya, saya menggunakan lulur ini setiap hari sebagai pengganti sabun untuk menghempaskan kulit mati yang udah tebal banget dan hasilnya OK banget. Kulit mati penyebab kulit kusam langsung terhempas manja. Setelah memakainya kulit jadi terasa lebih bersih dan cerah. Saya semakin suka karena usai memakainya kulit saya juga terasa lembap walau gak dipakein body lotion dan wanginya juga tahan lama 👍🏻.

Baca Juga: Review Hanasui Milky Lotion

Saat ini, saya gak lagi memakainya sebagai pengganti sabun, melainkan tiga kali seminggu atau saat merasa kulit sedang butuh dibersihkan secara ekstra. Jujur aja, rasanya puas banget, dengan harga Rp. 42.000,-, (ukuran 1 kg) lulur ini melebihi ekspektasi saya. Kalo varian bengkoang yang saya pakai ini udah habis (entah kapan habisnya, hehehe), saya berencana membeli varian lainnya juga.

Buat teman-teman blogger dari seluruh penjuru tanah air, mulai dari blogger Aceh, Blogger Semarang, blogger Kalimantan, Blogger Papua, beauty blogger, Blogger Kesehatan, lifestyle blogger atau mungkin blogger tekno pun yang saat ini sedang mencari lulur dengan harga minim namun bisa memberikan hasil maksimal,  Aulia Lulur Sutera ini highly recommended untuk dicoba 👍🏻


Share
Tweet
Pin
Share
12 Comments

Beberapa hari ini di fyp tiktok saya berseliweran viti seorang ibu yang bernama Momzi. Memang apa sih isi video ibu ini hingga membuat saya tergerak untuk menuliskannya di blog ini? Jadi alasan saya menulis cerita tentang ibu ini adalah agar kita semua bisa mengambil pelajaran dari kasus yang dialaminya.

Jadi gini ceritanya, gaes. Momzi ini sedang berseteru dengan Dewi Perssik (DP). Loh kok bisa? Sini saya kasih tahu (duh saya kok berasa jadi host acara gosip yaa? Hahaha 🤣🙈). Jadi kasus ini masih kelanjutan dari kasus KDRT pada wanita yang dialami Lesti Kejora beberapa waktu lalu. Ditengarai si Momzi adalah fans Leslar yang gak suka dengan video-video yang dibuat oleh DP yang kecewa terhadap keputusan Lesti yang mencabut laporan polisi atas dugaan kasus KDRT yang dilakukan suaminya, Rizky Billar. Menurut DP, harusnya Lesti jangan kayak gitu, Rizky haruslah diberi pelajaran agar ia jera.

Momzi yang gerah dengan video-video DP langsung membuat video tandingan yang berisi hinaan terhadap DP. Oh iyaa, sebenarnya bukan cuman si Momzi ini yang gak suka dengan video DP sih, ada beberapa ibu (fans leslar) lain yang juga gak terima dan bikin viti serupa dengan kalimat yang gak pantes diucapkan dan sangat merendahkan DP yang jika diteliti lebih lanjut bisa masuk dalam kategori kekerasan verbal dan boleh banget diproses secara hukum. Dan good, DP udah melaporkan beberapa dari mereka ke polisi. Ada yang langsung menghilang usai dilaporkan, ada juga yang langsung nyesal dan minta maaf dengan wajah terkulai lemas.

Tapi saya gak akan membahas mereka itu, yang ingin saya bahas saat ini adalah si Momzi ini karena di antara semuanya, dialah yang paling berisik dan paling berani nantangin. Doi rajin banget bikin video, dan semakin ditanggapi oleh DP dia semakin menjadi-jadi, membuat orang yang menontonnya makin gregetan dengannya. Awalnya DP diam aja, tapi lama-lama terpancing juga. Akhirnya DP memutuskan untuk melaporkan ibu ini ke polisi. 

Dari kasus Momzi dan DP ini ada banyak banget pelajaran yang bisa diambil, namun satu yang ingin saya garis bawahi adalah saat bermedia sosial kita tuh wajib menjadi netijen yang cerdas. Be a smart netijen! Karena sedikit aja kita "kepeleset", kita bisa jadi penghuni bui. Ketikan jari dan kalimat yang kita keluarkan bisa jadi boomerang bila kita gak hati-hati.

Jujur aja, menyaksikan perseteruan DP dan Momzi ini membangkitkan kenangan saya beberapa tahun lalu yang hampir aja dipolisikan salah satu teman facebook. Doi merasa tersinggung dan gak terima dengan status no mention yang saya buat. Dia dan keluarganya langsung datang ke kantor untuk mengadukan saya pada pimpinan saya. Selain itu, doi juga ngancem akan memukul saya (lebih tepatnya mengeroyok karena dia mengajak teman-temannya), hahaha saya langsung screenshoot dong ancaman tersebut dan langsung ngancam balik akan melaporkannya juga. Doi pikir saya bakalan takut dengan ancamannya. Saya suka senyum-senyum sendiri kalo ingat kejadian itu.

Tapi dari kejadian itu saya belajar banyak hal. Bahwa ternyata apa yang kita ucapkan/tuliskan itu bisa aja disalahartikan dan menyakiti orang lain yang membaca/mendengarnya. Saya merasa bersyukur mengalami kejadian itu karena hal tersebut menjadi titik balik saya dalam bermedsos. Sejak saat itu saya jadi hati-hati banget dalam membuat status di medsos. Sebelum membuat status, saya mikirin efek jangka panjang apa yang timbul dari status yang akan saya buat. Sejak saat itu, saya jadi jarang banget pasang status di facebook kecuali menebarkan berita bahagia atau share link tulisan blog.

Saat ini, saya masih terus belajar untuk menjadi smart netijen, saya berusaha untuk bijak bersosmed dengan melakukan beberapa hal ini:

👉🏻 Menghindari posting atau share sesuatu yang bersifat SARA, kekerasan, pornografi dan hal-hal mengganggu lainnya

👉🏻 Berusaha untuk selalu menggunakan bahasan yang baik dan sopan'

👉🏻 Berusaha untuk gak share berita yang belum jelas kebenarannya atau berita hoax. Saya selalu berusaha untuk mencari tahu kebenaran suatu berita sebelum membagikannya (saring sebelum sharing)

👉🏻 Memutuskan untuk gak posting status yang bersifat sangat pribadi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia

Lalu apakah usaha saya untuk menjadi smart netijen selalu berjalan mulus? Oh tentu tidak, Marimar! Sebagai manusia, kadang muncul rasa narsis dari dalam jiwa ini untuk pamer-pamer atau posting hal yang sifatnya pribadi banget, namun kemudian saya sadar, apa yang bakalan saya dapat dari hal tersebut? Akhirnya pamer-pamernya cukup di dalam hati aja, hahaha 😂

Lalu bagaimana kelanjutan kasus Momzi dan DP? Saya kurang tahu gimana kelanjutan kasus ini, namun saya berharap semoga kasus ini berakhir damai. Sedih rasanya menyaksikan orang harus berurusan dengan hukum karena masalah dari main sosmed.

Yuk bisa yuk kita menjadi netijen cerdas! Kita tetap bisa kok bersenang-senang tanpa perlu menyakiti orang lain 💪😊

Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments

Tak terasa, hari ini tepat sebelas hari anak kedua kami menjadi penghuni rumah sakit. Bila sebelumnya dia dirawat di RSUD Buton Tengah, kali ini kami sudah berada di Siloam Hospital Buton, di Kota Baubau. Si kesayangan ini dirujuk ke sini karena sejak hari pertama hingga hari kedelapan dirawat di RSUD Buteng, kondisinya belum ada perubahan, demamnya belum turun juga. Makanya dokternya memutuskan untuk merujuknya agar bisa mengetahui apa penyebab si demam yang rasanya betah banget tinggal lama-lama di tubuh kesayangan kami ini.

Baca Juga: 1 Minggu Terakhir di Bulan Oktober 2022

Maka pada hari Rabu sore lalu, kami resmi menjadi pasien di sini. Ditempatkan di ruangan I-3, kami harus mulai membiasakan diri dengan keadaan dan suasana di sini karena menurut dokter, sepertinya kami akan lama tinggal di sini karena dari hasil pemeriksaan, anak kedua kami ini menderita radang paru atau pneumonia. .

Menemani anak yang sedang sakit di rumah sakit membuat saya sadar bahwa kesehatan adalah hal yang sangat mahal harganya. Sebagai orang tua, melihat anak sakit rasanya berat banget. Seandainya sakitnya bisa dipindahkan, biar saya aja yang memikul rasa sakit itu agar anak saya bisa menikmati keseharian tanpa harus merasa sakit dan gak berdaya.

Momen yang paling menyakitkan adalah ketika melihatnya kejang. Ingin rasanya saya melakukan sesuatu namun yang terjadi saya hanya diam dan gak bisa berbuat apa-apa. Saya cuman pasrah sembari berdoa menyaksikan tubuh mungil anak saya kaku dan bergetar hebat di atas ranjang UGD. Syukurlah setelah ditangani dokter dan perawat, kejangnya perlahan mereda dan akhirnya berhenti.

Sejak hari pertama dirawat hingga hari ini terasa sangat berat. Wajah saya seolah menua dalam kurun waktu singkat. Saya seperti lupa pada diri sendiri karena pikiran saya kusut dan terlalu fokus pada anak. Hah, skincare-an? Kegiatan apa itu? Bisa cuci muka aja udah alhamdulillah banget. Wajah ini udah terlihat kusam banget karena jarang dibersihkan. Berat badan juga ikutan menyusut karena makan jadi gak teratur.

Syukurlah, di hari ke sebelas ini keadaan anak saya mulai membaik. Demamnya udah turun. Suhu tubuhnya gak pernah menyentuh angka 38º celcius lagi. Antibiotik yang sebelumnya diberi via infus, kini mulai diberikan secara oral. Kata dokter, bila keadaannya terus membaik, gak lama lagi kami boleh pulang ke rumah. Doakan semoga terus membaik yaa, amiiiin 😇🤲

Di hari kesebelas ini, pikiran saya mulai terbuka dan tiba-tiba merasa tersentil. Betapa selama ini saya hanya fokus pada kesedihan dan lupa pada banyaknya nikmat yang kami dapatkan. Ya Allah, maafkan hambaMu yang kurang bersyukur ini. Setelah saya ingat-ingat, selama anak kami dirawat, banyak banget sahabat yang peduli.

Saat tahu anak kami sakit, beragam bantuan kami terima dari para sahabat berhati mulia ini. Banyaknya kebaikan yang mereka beri kepada kami membuat saya malu karena selama ini udah banyak mengeluh. Rasa-rasanya kebaikan yang kami terima datang tanpa henti dari berbagai arah. Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya haturkan terimakasih tak terhingga kepada para sahabat yang udah meluangkan waktu datang berkunjung memberi semangat, doa dan materi yang rasanya sulit untuk kami balas. Memang benar yaa, dalam setiap cobaan, pasti ada hikmah yang bisa dipetik.

Menyadari hal ini, sepertinya ada baiknya bila saya mencoba membuat jurnal syukur untuk mencatat kebaikan yang saya dapatkan, sekecil apapun itu. Dengan membuat jurnal syukur ini, saya akan belajar menghargai kebaikan-kebaikan yang saya terima, sekecil apapun nilainya. Ini akan membantu saya lebih mudah bersyukur dan gak gampang mengeluh. Ya, sebenarnya, bila kita eh saya mau sedikit aja membuka hati dan membuang ego, saya pasti sangat mudah menemukan kebaikan yang selama ini tertutupi oleh rasa suudzon dan egois.

Hari ini, hari ke-11 kami di rumah sakit, saya mulai terbiasa dengan suasana di sini. Saya yang awalnya gak nyaman dengan kunjungan rutin dokter dan perawat, mulai membuka diri kepada mereka. Untuk kegiatan ngeblog juga udah mulai mencoba untuk aktif kembali dan langkah pertama yang saya lakukan adalah menulis artikel ini.

Di hari ke-11 ini, saya berharap keadaan anak saya semakin membaik, tubuhnya semakin kuat, demamnya gak muncul-muncul lagi dan berat badannya semakin meningkat agar kami bisa secepatnya pulang ke rumah. Aamiiin! 😇🤲



*pic source: pixabay.com

Share
Tweet
Pin
Share
11 Comments
pic source: pixabay.com

Setelah minggu lalu menjadi minggu yang paling sibuk, minggu ini menjadi minggu yang sangat menguras emosi dan air mata. Entahlah, saya merasa, minggu terakhir bulan Oktober tahun 2022 ini menjadi minggu yang paling berat di tahun ini.

Baca Juga: A Day in My Life, Selasa 23 Oktober 2022

Disclaimer: tulisan ini berisi full curhat, bagi yang gak berkenan membaca, boleh skip dan pilih tulisan lain yang ada di blog ini (asal jangan langsung closed tab yaa, soalnya si empunya blog sedang butuh views nih, hehehe)

Sejak pulang dari Kendari hari Jumat minggu lalu, keadaan tubuh saya memang udah gak baik-baik aja. Saya diserang flu dan sakit kepala yang lumayan parah. Namun karena harus menyelesaikan tugas yang diamanahkan kepada saya, hari Senin saya paksakan diri masuk kantor, walau memang masuknya udah agak siangan.

Pulang kantor, saya gak bisa istirahat secara maksimal karena anak kedua lagi gak enak badan. Kesayangan kami yang kedua ini sedang demam dan udah beberapa malam gak bisa tidur nyenyak, jadi saya pun ikut-ikutan begadang menemaninya sepanjang malam.

Hari Selasa saya tetap memaksakan diri masuk kantor. Rencana kegiatan saya di hari itu adalah meyelesaikan laporan perjalanan dinas yang saya lakukan ke Kendari pada hari Rabu - Jumat di minggu sebelumnya dan berencana izin gak masuk kantor keesokan harinya agar bisa beristirahat di rumah, namun saya lupa, rupanya di hari itu ada kegiatan pembagian 2000 bibit sayuran kepada masyarakat yang terdampak kenaikan BBM beberapa waktu lalu di salah satu kelurahan di Kecamatan Lakudo. Akibatnya hingga jam pulang laporan yang rencananya akan saya selesaikan hari itu gak terselesaikan juga.

Saya merasa hari itu adalah hari yang sangat panjang namun kerjaan saya gak ada yang tuntas. Rasanya sibuk banget tapi kerjaan gak beres jadi kayak gak ngelakuin apa-apa. Hmm kayak gimana yaa? agak sulit saya bahasakan, intinya saya gak puas dengan apa yang saya lakukan hari itu karena kerjaan gak ada yang selesai.

Pukul 16.00 saya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saya langsung mandi. Ba'da maghrib saya lanjut mengerjakan laporan di kamar sembari menemani anak kedua yang demamnya belum turun juga. Karena takut memberinya obat (disebabkan maraknya berita tentang obat sirup anak yang viral itu), saya pun mengompresnya dengan air hangat. Namun belum setengah jam membuka laptop, tubuh anak saya tiba-tiba menegang dan tatapan matanya kosong. Saat saya menyentuhnya, badannya terasa kaku. Ya, anak saya kejang!. Seketika saya panik dan langsung memanggil suami. Kami langsung membawanya ke UGD RSUD Buteng untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

cepat pulih, kesayanganku 😘

Alhamdulillah, anak saya ditangani dengan baik oleh dokter dan perawat yang sedang berjaga. Kejangnya perlahan berhenti. Malam itu, dokter meminta agar anak saya diopname agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Sayangnya saat dokter memberitahukan hal itu, kami juga diberitahu bahwa untuk saat ini, perawatan anak di rumah sakit ini belum dicover oleh BPJS alasannya karena dokter anaknya masih baru jadi beliau sedang dalam tahap pengurusan dengan pihak BPJS.

Keesokan harinya, sesaat setelah menerima kunjungan dokter di kamar anak saya, ada bunyi pesan di whatsapp saya, rupanya dari Ibu Andi, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan yang merupakan atasan langsung saya di kantor. Pesannya berisi kalimat perpisahan. Rupanya pagi itu beliau menjadi salah satu Pejabat Eselon III yang dilantik. Beliau dipindahkan ke kecamatan Gu sebagai Sekretaris Camat. Membaca pesan itu, hancur rasanya hati ini. Rasanya gak ikhlas melepas kepergian Ibu, atasan yang sangat baik dan penyayang itu. Yang membuat saya lebih sedih adalah karena hari itu saya gak bisa melepas kepergiannya.

Baca Juga: Mendung

Seolah rasa sedih yang saya alami belum cukup juga, malam harinya telinga ini masih harus mendengarkan berita buruk lainnya. Suami yang ikutan mendaftar sebagai kepala sekretariat panwaslu kecamatan Lakudo dinyatakan gak lolos, yang lolos justru sahabatnya sendiri. Suami menyampaikan kabar itu dengan ekspresi "biasa aja", maksudnya gak ada raut kesedihan di matanya tapi entah mengapa hati saya kok sedih banget yaa. Saya menangis di dalam hati. Entahlah mengapa saya secengeng itu, mungkinkah hal-hal kurang baik yang saya alami beberapa hari terakhir membuat hati saya serapuh ini?

Keesokan harinya, awan kelabu masih ingin berlama-lama menggelayut di atas sana. Saat pulang menjenguk anak saya, sepeda motor yang ditumpangi mama jatuh dan tergelincir. Saat mendengar berita ini dari suami, saya shock dan gak percaya soalnya baru beberapa menit sebelumnya mama pamit pulang dalam keadaan segar bugar. Syukurlah keadaan mama baik-baik aja walau memang ada beberapa luka di sekujur tubuhnya. Saya merasa bersalah banget atas kejadian ini, hiks 😭😭 

pesan perpisahan yang dikirm Ibu Andi

Mengalami kejadian buruk selama seminggu terakhir sungguh membuat saya berpikir. Apakah ini ujian yang harus saya lewati? Rasanya kok seperti gak ada jedanya yaa? Ingin saya mengeluh tapi rasanya malu pada orang-orang yang gak pernah ngeluh padahal ujiannya lebih berat. Baru dikasih ujian segini udah mengeluh. Namun kemudian saya sadar, bukankah kelapangan hati dan penerimaan terhadap cobaan bagi setiap orang itu berbeda? Gak papa kali yaa, sekali-sekali saya mengeluh dan menuliskan kesedihan saya, toh saya juga menuliskannya di blog pribadi. Hitung-hitung ini sebagai stress realese agar saya gak kelamaan memendam kesedihan.

Selain menulis, saya juga mungkin harus membangkitkan hobby yang udah lama banget saya tinggalkan yaitu membaca buku. Setelah membaca buku, saya bisa menuliskan review atau resensinya di blog. Ada banyak manfaat yang mungkin bisa saya dapatkan bila menjadi book reviewer, selain sebagai stress realese bagi diri sendiri, saya juga bisa membantu orang lain untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari sebuah buku yang ingin mereka ketahui.

Atau mungkin saya bisa sesekali refreshing (yang benar-benar tujuannya adalah piknik) ke tempat-tempat indah misalnya di Bali, Lombok, Raja Ampat atau daerah-daerah lainnya yang memiliki keindahan alam yang memanjakan mata? Kali aja setelah melakukan itu selain stressnya hilang, saya juga bisa jadi travel blogger yang membagikan cerita perjalanannya di blog. Who knows yaa kan?

sesaat sebelum pembagian bibit

atasan rasa sahabat

Malam ini, saat saya menulis ini, saya masih di rumah sakit menunggui anak kesayangan yang kondisinya masih belum stabil. Doakan semoga kondisinya segera pulih yaa. Saya menuliskan ini sebagai salah satu cara mengurai kesedihan yang wujudnya seperti benang kusut di dalam hati dan pikiran saya.

Ayoo semangat lagi, Ira! Gak papa sesekali merasa sedih, itu adalah hal yang sangat manusiawi, tapi sedihnya jangan lama-lama yaa! 😉

Share
Tweet
Pin
Share
29 Comments
pic source: pixabay.com

Hari Rabu, tanggal 19 kemarin saya kembali mengunjungi kota Kendari. Gak seperti biasanya yang suka koar-koar dan memberi tahu kedatangan saya pada teman-teman di Kendari, kunjungan (ciyee KUNJUNGAN, udah kayak menteri aja nih, hahaha 😄😝) kali ini saya lakukan secara diam-diam, eh maksudnya gak bilang sama teman-teman.

Ini adalah kunjungan kedua saya ke Kendari pada tahun 2022 ini. Seperti kunjungan pertama pada bulan Juni lalu, kunjungan saya kali ini juga dalam rangka perjaanan dinas ke kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ngomong-ngomong tentang perjalanan ke luar kota, saya jadi iseng ngitungin kota yang udah saya kunjungi selama ini. Walau belum sebanyak teman-teman lain, untuk ukuran orang yang jarang berpergian, sepertinya udah lumayan (lumayan di sini artinya udah lebih dari 5 kota) jumlahnya. Berikut adalah kota-kota yang pernah saya kunjungi selama ini:

⭐ Makassar

Sampai saya tamat SMA, Makassar adalah kota terjauh yang saya kunjungi. Saya ke Makassar dengan tujuan untuk kuliah, jadi saya lumayan lama tinggal di kota ini, tepatnya sejak tahun 2003 - 2008. Setelah tamat kuliah di tahun 2007, saya putuskan untuk tinggal lebih lama sembari mencari pekerjaan. Sayangnya saya gak berjodoh dengan perusahaan-perusahaan bonafid di sana, hahaha. Setelah lama mencari kerja, akhirnya saya diminta pulang kampung.

Kurang lebih lima tahun tinggal di Makassar banyak kenangan yang kalo diingat bikin senyum-senyum sendiri. Yang bikin betah tinggal di sini adalah harga barang-barangnya murah banget dibanding dengan harga-harga di kampung. Sama satu lagi, ada banyak jajanan yang enak-enak. Bukan berarti di kampung gak ada makanan dan jajanan enak yaa, tapi jajanan di sini tuh lebih banyak jenisnya, apalagi kalo bulan puasa, wahh puas banget deh milih takjil untuk berbuka. Saat berbuka, saya paling suka beli es pisang ijo, es cendol, es cincau di pasar, tapi kalo udah gak sempat ke pasar saya kadang-kadang beli  es jelly cokelat yang dijual tetangga kost. Ahh jadi kangen masa-masa kuliah deh. Kapan saya bisa ke Makassar lagi yaa? Pengen lihat perubahan kotanya yang pasti udah lebih maju lagi sekarang ini dibanding belasan tahun lalu 🤩

pake baju bodo saat jadi pagar ayu di pernikahan tetangga. foto bersama ibu kost dan tetangga

Selama kuliah di Makassar, saya juga mengunjungi beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, di antaranya Gowa (sempat juga berwisata ke Hutan Pinus Malino), Takalar, Maros (ke Air Terjun Bantimurung) dan Soppeng (lupa euy, ke mana aja). Sempat nyaris ke Toraja diajakin jalan sama tetangga kost tapi gak jadi karena dilarang ortu. 

⭐ Kendari

Pertama kali saya menginjakkan kaki ke Kendari adalah akhir tahun 2008 (kalo gak salah ingat). Tujuan saya ke Kendari saat itu adalah untuk melamar kerja (biasalah yaa, pengangguran berdasi, yang sibuk masukin lamaran kerja, hahaha 😄). Pengalaman pertama ke Kendari ini adalah pengalaman yang gak akan pernah saya lupakan karena kali itu saya kesasar dan nyaris dikejar anjing, huhuhu. Rupanya saya salah mengartikan petunjuk yang diberikan adik saya sehingga salah turun terminal. Untungnya sebelum hape saya mati karena lowbat, saya sempat sms adik saya memberitahu tempat saya berada. Saya udah nangis ketakutan karena hari mulai gelap dan anjing-anjing di sekitaran terminal itu mulai berkeliaran dan mendekati saya, sedang di situ suasananya sunyi. Jujur aja, saya ketakutan setengah mati, takut bakalan dikejar anjing, takut "diapa-apain" sama orang jahat dan takut adik saya gak datang jemput. Air mata mulai mengalir, bibir gak berhenti beristighfar dan berdoa memohon keselamatan. 

Setelah kurang lebih 20 menitan dilanda ketakutan, Alhamdulillah adik saya datang. Saya berlari memeluknya dan tangis saya pecah di pelukannya. Entah apa yang terjadi bila hape saya lowbat sebelum mengiriminya pesan. Hiiih, membayangkannya aja masih membuat bulu kudukku merinding, bahkan sampai hari ini. Jangan pernah lagi deh saya mengalami kejadian seperti itu.

Bila dihitung, total udah 9 kali saya ke Kendari. Pertama kali adalah yang saya ceritakan tadi, kali kedua saat adik pertama (yang jemput saya tadi) wisuda, ketiga saat perjalanan dinas (saat masih jadi karyawan), keempat saat tes CPNS di Kemenkumham (hasilnya gak lolos, huhuhu), kelima saat adik bungsu wisuda, keenam dan ketujuh saat ikut latsar CPNS tahun lalu, kedelapan bulan Juni lalu dan kesembilan tanggal 19 kemarin. Kesepuluh?? Entah kapan lagi, hehehe


⭐ Surabaya

Pertama kali menginjakkan kaki ke Surabaya adalah tahun 2007 saat saya dan teman-teman kampus melakukan study banding ke Jawa-Bali. Gak banyak tempat yang kami kunjungi saat di Surabaya, kalo gak salah ingat kami berkunjung hanya ke dua tempat aja yakni Pasar Turi dan Tunjungan Plaza. Saat itu kami nginap di Islamic Center Surabaya. Selain Surabaya, saya dan teman-teman juga sempat berkunjung ke beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, di antaranya Sidoarjo, Lamongan dan Malang.

foto di Islamic Center Surabaya

Di Sidoarjo, kami berkunjung ke tempat pengrajin tas di Tanggulangin. Saat berkunjung ke sana, suasananya terlihat sunyi karena banyak rumah-rumah yang tutup dan ditinggal penghuninya akibat lumpur lapindo yang saat itu semakin luas jangkauannya. Namun kesunyian itu gak mematahkan semangat teman-teman saya untuk berbelanja tas (kalo saya gak belanja karena kondisi keuangan yang pas-pasan, hahaha).

Selain Sidoarjo, kami juga ke Lamongan. Ingatan saya saat ke Lamongan ini agak samar, yang sedikit saya ingat adalah kami diajak oleh guide ke sebuah tempat wisata yang gedungnya itu berwarna biru berhiaskan kepiting yang sangat besar di pintu masuknya. Sedangkan di tembok lain ada gambar/patung lumba-lumba. Saya udah googling mencari tahu nama tempat ini berdasarkan foto yang saya miliki, agaknya tempatnya lebih mirip sama Wisata Bahari Lamongan, namun untuk lebih jelasnya kayaknya saya mesti tanya Blogger Lamongan nih yang lebih tahu. Benarkah yang kami kunjungi pada tahun 2007 lalu itu adalah WBL?


foto tahun 2007, saat kami berkunjung ke salah satu tempat wisata di Lamongan

Untuk Malang, ingatan saya juga agak samar, yang saya ingat kami diajak menikmati bakso yang rasanya lezat banget namun lagi-lagi nama restorannya saya lupa.

Kota di pulau Jawa berikutnya yang pernah saya kunjungi adalah Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Tangerang dan Magelang. Beberapa kota ini, ada yang saya kunjungi sampe nginap di situ tapi ada juga yang hanya selewat doang, misalnya kayak Magelang, saya cuman lewat mengunjungi Candi Borobudur setelah itu jalan lagi mengunjungi kota lainnya.


bersama rekan-rekan admin dari kota lain saat ikutan training admin di salah satu hotel di Bogor

Setelah puas berkunjung ke Candi Borobudur, kami pun melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi dengan tujuan ke Bali. Sayangnya saat itu cuaca gak mendukung, jadilah kami kembali ke Surabaya dan menghabiskan waktu di sana sebelum akhirnya pulang ke Makassar.

Itulah beberapa kota yang udah pernah saya kunjungi. Setelah diperhatikan, ternyata saya baru mengunjungi kota-kota yang ada di Sulawesi dan Jawa aja (itu pun baru sebagian kecil). Untuk pulau-pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan, Papua, Bali, Maluku dan Nusa Tenggara belum pernah saya kunjungi. Semoga suatu saat saya bisa menginjakkan kaki ke kota-kota tersebut yaa, amiiin 🤲🏻😇

Share
Tweet
Pin
Share
39 Comments
pic source: pixabay.com

Hari ini, Selasa 18 Oktober 2022 menjadi salah satu hari yang sibuk banget dalam kehidupan saya di tahun ini. Kok bisa gitu, Ra? Memang apa yang terjadi hari ini hingga disebut sebagai salah satu hari tersibuk tahun ini? 🤔

Jadi gini ceritanya, gaes!

Hari ini kantor saya melaksanakan Lomba Cipta Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman). Sejak dulu, kegiatan ini menjadi kegiatan rutin dinas kami, namun karena dua tahun belakangan pandemi menghatam negara kita, jadilah dua tahun belakangan kegiatan ini gak dianggarkan dan barulah tahun ini dilaksanakan kembali.

Lomba Cipta Menu B2SA Kab. Buton Tengah 2022
Lomba Cipta Menu B2SA Kab. Buton Tengah 2022

Lomba Cipta Menu B2SA ini bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton Tengah, jadi pesertanya adalah ibu-ibu PKK kecamatan se-Kabupaten Buton Tengah. Sebagai pelaksana lomba, dinas kami udah sibuk sejak beberapa hari yang lalu. Saya yang ditunjuk sebagai salah satu anggota panitia pun mulai menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan terkait penjurian dan kelengkapan berkas untuk laporan pertanggungjawabannya nanti.

Baca Juga: Alasan saya memilih sebagai working mom

Hari ini saya tiba di kantor lebih awal dari hari-hari biasanya. Setibanya di kantor, saya langsung buka laptop dan memprint semua berkas yang diperlukan. Seperti yang saya bilang di atas, sebenarnya berkas-berkas ini udah saya siapkan sejak beberapa hari lalu, namun ketika bertemu salah satu dewan juri kemarin sore, ternyata masih ada yang mesti direvisi jadilah berkas tersebut pagi tadi saya print kembali.

Setelah berkutat menyelesaikan semua perlengkapan, saya dan beberapa rekan segera menuju tempat pelaksanaan kegiatan yaitu Gedung Kesenian Lakudo. Saat tiba di sana, TKP udah ramai dipenuhi undangan, peserta lomba dan rombongan ibu-ibu PKK dari tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Buton Tengah. 

Setibanya di gedung, kami langsung memasang nomor di meja peserta. Setelah itu, ditemani seorang rekan, saya berkeliling membagikan daftar hadir ke seluruh peserta lomba, meminta mereka mengisi namanya dan bertanda tangan. Gak lupa lembaran penilaian pun dibagikan ke dewan juri.

Acara Lomba Cipta Menu B2SA hari ini dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah dan Pelantikan Pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton Tengah. Usai dilakukannya kedua pelantikan tersebut, barulah acara Lomba Cipta Menu ini dimulai.

Sekitar pukul 11.00 WITA, waktu penjurian dimulai. Oh iyaa, hampir lupa, peserta lomba diminta menyiapkan dua menu yakni menu makan dalam sehari dan menu kudapan. Ada beberapa aspek yang menjadi dasar penilaian dewan juri yakni keseimbangan menu, keanekaragaman jenis pangan yang digunakan, kreativitas pengembangan menu, cita rasa dan yang terakhir adalah tampilan, penyajian dan aspek keamanan pangan.

menu yang ditampilkan salah satu peserta

Pak Bupati & Pak Sekda berkeliling melihat menu yang ditampilkan peserta lomba

Setelah melakukan penilaian, dewan juri berembuk untuk menentukan siapa pemenang lomba. Pukul 12.00 WITA, sang pemenang diumumkan. Dilanjutkan dengan penyerahan piala dan piagam kepada para pemenang.

Dengan berakhirnya penyerahan hadiah, maka berakhir pula kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA tahun anggaran 2022 ini. Kami semua yang hadir di tempat itu dipersilakan menikmati menu-menu yang ditampilkan peserta.

Pukul 14.00 WITA saya dan rekan-rekan balik ke kantor dan melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Saya ditugaskan untuk membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan tadi. Saya dibantu beberapa rekan menyusun semua berkas yang sudah ditandatangani peserta dan dewan juri guna keperluan penyusunan laporan tersebut. Alhamdulillah gak ada kesulitan dalam melakukannya, semua berjalan lancar. Namun masih ada beberapa berkas yang belum lengkap. Insyaallah hari Senin baru saya selesaikan semuanya.

gak lupa mengabadikan momen

Gak terasa waktu terus berlalu dan udah menunjukkan hampir pukul 16.00 WITA. Kami pun melakukan apel sore sebelum akhirnya kembali ke rumah masing-masih untuk beristirahat dan bertemu keluarga tercinta.

Sesampainya di rumah, saya langsung mandi, mengurus anak-anak dan makan malam. Usai melemaskan otot-otot, saya pun bergerak menyiapkan pakaian dan memasukannya ke dalam tas alias packing karena besok akan berangkat ke Kendari dalam rangka perjalanan dinas.

Sebelum tidur, saya sempatkan menulis artikel ini sebagai arsip kegiatan saya hari ini. Saya ingin mengenang hari ini dengan perasaan bahagia. Walau capek tapi saya semangat menjalaninya. Saya berharap, bila suatu hari nanti merasa lelah dan gak semangat, saya bisa membaca tulisan ini dan jadi bersemangat kembali menjalani hari.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan selamat beristirahat, semoga apa yang kita lakukan hari ini bermanfaat dan bernilai ibadah. Semoga esok hari kita bangun dalam keadaan sehat dan ceria. Sampai jumpa di tulisan a day in my life di hari lainnya 😊

Share
Tweet
Pin
Share
32 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ▼  2022 (51)
    • ▼  Desember (4)
      • Banua Mayana Waira di Tahun 2022
      • Saya Beruban!
      • What's In My Bag (Tas Kantor)
      • 3 Jenis Live Tiktok yang Bikin Emosi Saat Menontonnya
    • ►  November (4)
      • A Day In My Life; Jumat 25/11/2022
      • Review Aulia Lulur Sutera (Bengkoang)
      • Be a Smart Netijen!
      • Hari Ke-11 di Rumah Sakit
    • ►  Oktober (7)
      • 1 Minggu Terakhir di Bulan Oktober 2022
      • Daftar Kota di Indonesia yang Pernah Saya Kunjungi
      • A Day In My Life; Selasa 18/10/2022
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates