1 Minggu Terakhir di Bulan Oktober 2022

by - Oktober 30, 2022

pic source: pixabay.com

Setelah minggu lalu menjadi minggu yang paling sibuk, minggu ini menjadi minggu yang sangat menguras emosi dan air mata. Entahlah, saya merasa, minggu terakhir bulan Oktober tahun 2022 ini menjadi minggu yang paling berat di tahun ini.

Baca Juga: A Day in My Life, Selasa 23 Oktober 2022

Disclaimer: tulisan ini berisi full curhat, bagi yang gak berkenan membaca, boleh skip dan pilih tulisan lain yang ada di blog ini (asal jangan langsung closed tab yaa, soalnya si empunya blog sedang butuh views nih, hehehe)

Sejak pulang dari Kendari hari Jumat minggu lalu, keadaan tubuh saya memang udah gak baik-baik aja. Saya diserang flu dan sakit kepala yang lumayan parah. Namun karena harus menyelesaikan tugas yang diamanahkan kepada saya, hari Senin saya paksakan diri masuk kantor, walau memang masuknya udah agak siangan.

Pulang kantor, saya gak bisa istirahat secara maksimal karena anak kedua lagi gak enak badan. Kesayangan kami yang kedua ini sedang demam dan udah beberapa malam gak bisa tidur nyenyak, jadi saya pun ikut-ikutan begadang menemaninya sepanjang malam.

Hari Selasa saya tetap memaksakan diri masuk kantor. Rencana kegiatan saya di hari itu adalah meyelesaikan laporan perjalanan dinas yang saya lakukan ke Kendari pada hari Rabu - Jumat di minggu sebelumnya dan berencana izin gak masuk kantor keesokan harinya agar bisa beristirahat di rumah, namun saya lupa, rupanya di hari itu ada kegiatan pembagian 2000 bibit sayuran kepada masyarakat yang terdampak kenaikan BBM beberapa waktu lalu di salah satu kelurahan di Kecamatan Lakudo. Akibatnya hingga jam pulang laporan yang rencananya akan saya selesaikan hari itu gak terselesaikan juga.

Saya merasa hari itu adalah hari yang sangat panjang namun kerjaan saya gak ada yang tuntas. Rasanya sibuk banget tapi kerjaan gak beres jadi kayak gak ngelakuin apa-apa. Hmm kayak gimana yaa? agak sulit saya bahasakan, intinya saya gak puas dengan apa yang saya lakukan hari itu karena kerjaan gak ada yang selesai.

Pukul 16.00 saya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saya langsung mandi. Ba'da maghrib saya lanjut mengerjakan laporan di kamar sembari menemani anak kedua yang demamnya belum turun juga. Karena takut memberinya obat (disebabkan maraknya berita tentang obat sirup anak yang viral itu), saya pun mengompresnya dengan air hangat. Namun belum setengah jam membuka laptop, tubuh anak saya tiba-tiba menegang dan tatapan matanya kosong. Saat saya menyentuhnya, badannya terasa kaku. Ya, anak saya kejang!. Seketika saya panik dan langsung memanggil suami. Kami langsung membawanya ke UGD RSUD Buteng untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

cepat pulih, kesayanganku 😘

Alhamdulillah, anak saya ditangani dengan baik oleh dokter dan perawat yang sedang berjaga. Kejangnya perlahan berhenti. Malam itu, dokter meminta agar anak saya diopname agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Sayangnya saat dokter memberitahukan hal itu, kami juga diberitahu bahwa untuk saat ini, perawatan anak di rumah sakit ini belum dicover oleh BPJS alasannya karena dokter anaknya masih baru jadi beliau sedang dalam tahap pengurusan dengan pihak BPJS.

Keesokan harinya, sesaat setelah menerima kunjungan dokter di kamar anak saya, ada bunyi pesan di whatsapp saya, rupanya dari Ibu Andi, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan yang merupakan atasan langsung saya di kantor. Pesannya berisi kalimat perpisahan. Rupanya pagi itu beliau menjadi salah satu Pejabat Eselon III yang dilantik. Beliau dipindahkan ke kecamatan Gu sebagai Sekretaris Camat. Membaca pesan itu, hancur rasanya hati ini. Rasanya gak ikhlas melepas kepergian Ibu, atasan yang sangat baik dan penyayang itu. Yang membuat saya lebih sedih adalah karena hari itu saya gak bisa melepas kepergiannya.

Baca Juga: Mendung

Seolah rasa sedih yang saya alami belum cukup juga, malam harinya telinga ini masih harus mendengarkan berita buruk lainnya. Suami yang ikutan mendaftar sebagai kepala sekretariat panwaslu kecamatan Lakudo dinyatakan gak lolos, yang lolos justru sahabatnya sendiri. Suami menyampaikan kabar itu dengan ekspresi "biasa aja", maksudnya gak ada raut kesedihan di matanya tapi entah mengapa hati saya kok sedih banget yaa. Saya menangis di dalam hati. Entahlah mengapa saya secengeng itu, mungkinkah hal-hal kurang baik yang saya alami beberapa hari terakhir membuat hati saya serapuh ini?

Keesokan harinya, awan kelabu masih ingin berlama-lama menggelayut di atas sana. Saat pulang menjenguk anak saya, sepeda motor yang ditumpangi mama jatuh dan tergelincir. Saat mendengar berita ini dari suami, saya shock dan gak percaya soalnya baru beberapa menit sebelumnya mama pamit pulang dalam keadaan segar bugar. Syukurlah keadaan mama baik-baik aja walau memang ada beberapa luka di sekujur tubuhnya. Saya merasa bersalah banget atas kejadian ini, hiks 😭😭 

pesan perpisahan yang dikirm Ibu Andi

Mengalami kejadian buruk selama seminggu terakhir sungguh membuat saya berpikir. Apakah ini ujian yang harus saya lewati? Rasanya kok seperti gak ada jedanya yaa? Ingin saya mengeluh tapi rasanya malu pada orang-orang yang gak pernah ngeluh padahal ujiannya lebih berat. Baru dikasih ujian segini udah mengeluh. Namun kemudian saya sadar, bukankah kelapangan hati dan penerimaan terhadap cobaan bagi setiap orang itu berbeda? Gak papa kali yaa, sekali-sekali saya mengeluh dan menuliskan kesedihan saya, toh saya juga menuliskannya di blog pribadi. Hitung-hitung ini sebagai stress realese agar saya gak kelamaan memendam kesedihan.

Selain menulis, saya juga mungkin harus membangkitkan hobby yang udah lama banget saya tinggalkan yaitu membaca buku. Setelah membaca buku, saya bisa menuliskan review atau resensinya di blog. Ada banyak manfaat yang mungkin bisa saya dapatkan bila menjadi book reviewer, selain sebagai stress realese bagi diri sendiri, saya juga bisa membantu orang lain untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari sebuah buku yang ingin mereka ketahui.

Atau mungkin saya bisa sesekali refreshing (yang benar-benar tujuannya adalah piknik) ke tempat-tempat indah misalnya di Bali, Lombok, Raja Ampat atau daerah-daerah lainnya yang memiliki keindahan alam yang memanjakan mata? Kali aja setelah melakukan itu selain stressnya hilang, saya juga bisa jadi travel blogger yang membagikan cerita perjalanannya di blog. Who knows yaa kan?

sesaat sebelum pembagian bibit

atasan rasa sahabat

Malam ini, saat saya menulis ini, saya masih di rumah sakit menunggui anak kesayangan yang kondisinya masih belum stabil. Doakan semoga kondisinya segera pulih yaa. Saya menuliskan ini sebagai salah satu cara mengurai kesedihan yang wujudnya seperti benang kusut di dalam hati dan pikiran saya.

Ayoo semangat lagi, Ira! Gak papa sesekali merasa sedih, itu adalah hal yang sangat manusiawi, tapi sedihnya jangan lama-lama yaa! 😉

You May Also Like

29 Comments

  1. Aku malah seneng tulisan curhat gini mbak, lebih tulus, lebih ngalir dan jadi lebih dekat walau belum ketemu. Syafakillah buat anaknya ya mbak semoga selalu diberikan kesehatan. ❤️

    BalasHapus
  2. Semoga selalu sehat ya kak karena tiap apapun yang kita rasa tak pernah diketahui maka dari itu kita selalu berhati-hati

    BalasHapus
  3. Semangat, mbak! semoga selalu Allah berikan kemudahan, kesehatan bagi seluruh keluarga. Ibarat kendaraan juga mungkin perlu rehat sejenak, service, isi bahan bakar, dlsb. Habis itu... gasss maniiiing ke semua penjuru bahagia :)

    BalasHapus
  4. Ada banyak cerita di minggu akhir bulan Oktober. Nggak semuanya cerita sedih. Pun nggak melulu beraura bahagia.

    Semangat, Kakak. Bulan November harus bisa lebih baik lagi. Fighting

    BalasHapus
  5. Sekarang bagaimana kondisinya? Semoga sudah sehat kembali ya. Kalau anak sakit, itu rasanya kita sendiri ikut sakit ya ..

    BalasHapus
  6. Saya menikmati baca tuliaan curhat kok, Mbak. Malah kalo baca tulisan yang hard selling marketing yang bikin jenuh. Saya setuju menulis itu salah satu cara stress release, begitupun membaca. Musik juga. Semoga Tuhan berikan kemudahan dan bukakan jalan di tengah problem. Mudah-mudahan anaknya segera pulih ya, Mbak.

    BalasHapus
  7. Smoga keadaan anaknya cepet pulih ya ka. Kadang kejadian yang bkin sedih bertubi2 datangnya akupun pernah merasakannya cara terbaik ya menangis supaya beban dihati agak legaan ka

    BalasHapus
  8. Hi, kak... I hope hari ini harimu lebih baik ya. Pasti nggak mudah menerima kabar sedih bertubi2 sewaktu tubuh minta istirahat. Sehat2 juga untuk anak dan keluarg kak. Aamiin. Tetap semangat ya kak ^^ menulis emang salah satu healingku juga. Keep writing!

    BalasHapus
  9. Jadi book reviewer memang asik kak Ira, cuma kalau daku kendalanya belum bisa konsisten aja haha

    BalasHapus
  10. Sabar ya mbak Ira.. hidup itu memang naik turun. Ada suka, ada duka. Semoga segalanya membaik, si kecil dan mama pulih total seperti sediakala, suami dapat peluang yg lain dan atasan baru juga semenyenangkan ibu yang lama. Aamiin YRA

    BalasHapus
  11. Memang sih kalo atasannya baik kitanya pun jadi lebih respek dan hormat, bahkan ya sampai berat juga kalo atasan kita pindah dinas

    BalasHapus
  12. bitter sweet di akhir bulan Oktober ya mba, salam hangat dari jauh, semoga buah hatinya lekas sehat, dan ceria lagi

    BalasHapus
  13. dalam hidup ini memang selalu ada naik turunnya ya, mbak. kadang kita senang kadang juga ada masanya hidup terasa berat. semoga anaknya lekas sehat ya dan mbak bisa menjalankan aktivitasnya dengan lancar

    BalasHapus
  14. Kesedihan dan kebahagiaan datangnya silih berganti ya mbak. Setiap kesedihan selalu membuat kita lebih kuat. Semangat.

    BalasHapus
  15. Tetap semangat kak Ira,
    Ndak apa blog jadi tempat healing bercerita, yang penting bisa melepaskan rasa penat itu dari dalam jiwa. Kuy semangat kuy

    BalasHapus
  16. saya justru suka tulisan2 curhat seperti ini Mbak Ira
    dulu sering baca tulisan curhatnya Mbak Melina Sekarsari, sayang ybs udah lama gak posting
    Untung ada Mbak Ira yan g setia nulis curhat
    karena baca curhat serasa sedang ngobrol dengan penulisnya

    BalasHapus
  17. Setiap manusia pasti ada ujian dan rezekinya. Tetap sabar dan semangat ya kak ! semoga anak kakak lekas sembuh. Saya baca kisah di atas, ternyata gak gampang ya menjadi seorang ibu atau ortu dengan kondisi anak yang kejang/demam, cukup mengkhawatirkan emang...

    BalasHapus
  18. Saya bisa merasakan kesedihan seorang ibu yang anaknya sedang tergolek lemah di rumah sakit, apalagi karena kejang. Kejang itu, terlambat sedikit saja penanganannya, nyawa taruhannya... Yang sabar ya, Bu... BAdai pasti berlalu, berganti dengan pelangi yang penuh warna... Syafakallah ya buat buah hati tercinta...

    BalasHapus
  19. Curhat itu melegakan ya mbak apalagi bila tiba-tiba permasalahan datang tanpa di undang dengan curhat jadi lebih tenang hihihiii

    BalasHapus
  20. Semangat, mbaaa! Yakin aja Allah ga akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya
    Ga usah merasa kecil hati saat mengeluh, justru itu bikin kita merasa menjadi 'manusia'
    Insya Allah, ada hadiah indah dari Allah di ujung nanti :)
    Cepet sembuh untuk adik ya, mba
    Sehat-sehat selalu sekeluarga :D

    BalasHapus
  21. Semoga anaknya lekas sembuh ya, mba Ira. Pasti berat dapet ujian bertubi2. semoga kondisi ke depan semakin membaik dan bahagia selalu

    BalasHapus
  22. Peluk mbak Ira..
    Semoga ananda lekas sehat ya mbak
    Mbak Ira diberi kemudahan dan kesehatan

    BalasHapus
  23. Ngaliirrt bgt tulisan mba Ira.
    Semogaaaa hidup makin mengasyikkan ya mba
    Semangat 💪💪💪

    BalasHapus
  24. Syafakillahu, untuk ananda, kak..
    Alhamdulillah.. Allah tetap memberikan kemudahan dan keberkahan atas semua yang telah dilewati yaa.. Ada kalanya sedih dan semoga sebentar saja ananda sakitnya lalu boleh pulang dan berkumpul kembali di rumah.

    BalasHapus
  25. Begitulah hidup kak. Suka dan Duka selalu kita temui dalam hidup. Kita hanya menjalankan skenario Tuhan 🥰. Semangatt kakk..

    BalasHapus
  26. Semangat Mbak ... tapi memang kadang kita butuh untuk meluapkan emosi, curhat dengan seseorang, agar perasaan hati menjadi lebih baik. Saya yang terlihat ceria pun kadang mengalami suasana hati yang sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.

    BalasHapus
  27. Ketika kedua anak sakit pasti jadi pikiran banget ya, Kak. Semua yang dilalui memang sudah ada jalannya sih. Ini sejak bulan lalu yang sakit lumayan bertambah karena kondisi cuaca juga ya.

    BalasHapus
  28. Gak terasa ya sebentar lagi kita memasuki bulan terakhir di 2022. Times area flying begitu cepatnya. Semoga di sisa hari-hari ini banyak hal bermanfaat yang bisa kita lakukan.

    Makasih untuk backlinknya ya. Semoga berkah untuk kita semua.

    BalasHapus
  29. Semangat mbaakk. Semoga selanjutnya makin banyak hepinya yaaa.

    BalasHapus

Bikin acar dari kedondong
Setelah dibaca, minta komennya dong! 😉