Parno VS Sembrono

by - September 08, 2022

pic source: pixabay.com

Pada tahun 2012 lalu, mertua menjadi salah satu korban penipuan yang dilakukan oknum yang mengatasnamakan salah satu bank plat merah. Uang belasan juta dalam rekening ludes seketika. Cerita bermula saat beliau mendapatkan sms dari oknum penipu yang mengatasnamakan BRI (saya sebut aja yaa nama banknya). Isi smsnya mengabarkan bahwa ibu mertua adalah salah satu pemenang undian yang diadakan bank BRI. Entah mengapa mertua bisa percaya begitu aja dengan sms itu hingga mau aja "disetir" oleh penipu itu ke ATM dan mentransfer semua isi rekeningnya ke rekening si penipu. 

Jauh sebelum ibu mertua mengalami kejadian nahas itu, salah satu sahabat saya juga pernah mengalami hal serupa. Uang tabungan dalam rekeningnya habis gak bersisa. Sahabat saya sampe stres berat dan jatuh sakit memikirkan uangnya yang hilang, takut mengabari orang tuanya karena udah pasti bakalan dimarahin habis-habisan. 

Dua kejadian yang menimpa orang terdekat tersebut membuat saya sangat berhati-hati dalam bertransaksi keuangan, khususnya di bidang perbankan, bahkan setelah 19 tahun menjadi nasabah bank. Gak papa deh dibilang parno-an, dari pada keselamatan data perbankan saya yang dipertaruhkan. Lebih baik parno daripada sembrono yang mengakibatkan kerugian pada diri sendiri.

Rasa paranoid membuat saya jadi lebih waspada saat melakukan transaksi keuangan. Salah satu contohnya, misalnya saat hendak masuk ke ATM, saya selalu memastikan di luar gak ada orang yang mengikuti. Bila bertransaksi di ATM centre yang mana di situ mesin ATMnya lebih dari satu, saya memilih bertransaksi di mesin ATM yang paling ujung. Saking waspadanya, saya lebih suka antre dan jadi yang terakhir menggunakan mesin ATM karena gak mau ada orang di belakang saya yang mungkin aja menyaksikan saya bertransaksi. Saya juga rutin mengganti PIN ATM demi menghindari skimming yang bisa aja terjadi. 

Seiring waktu berganti, zaman pun berubah. Kini, transaksi perbankan gak cuman terbatas pada penarikan uang di mesin ATM atau teler aja. Saat ini transaksi keuangan bisa dilakukan dalam genggaman kita hanya lewat ponsel yang kita miliki. Aplikasi perbankan seperti sms banking, mobile banking dan internet banking semakin mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.

Namun kemudahan ini rupanya berbanding lurus dengan kreativitas para penjahat siber di luar sana. Mereka pun gak mau kalah. Beragam cara mereka lakukan demi bisa mencuri dan membobol rekening nasabah salah satunya dengan melakukan pencurian data-data nasabah.

Kita sebagai nasabah dituntut agar lebih pandai dan bijak agar transaksi yang kita lakukan aman. Kita harus menjadi nasabah bijak agar terhindar dari kejahatan siber yang mengintai. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari kejahatan siber di dunia perbankan:

 Jangan pernah membagikan data-data pribadi

Data pribadi yang dimaksud adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama ibu kandung, nomor kartu keluarga, nomor NPWP juga email (dan sandinya)

 Jangan membuka aplikasi perbankan menggunakan wifi umum

Bukan cuman aplikasi perbankan yang gak boleh dibuka saat menggunakan wifi umum tetapi juga buka sosmed kita. Lebih baik waspada dari pada data-data kita jadi santapan para penjahat di luar sana 

Jangan menggunakan hari-hari spesial kita sebagai PIN ATM atau password pada aplikasi perbankan kita

Jangan gunakan tanggal lahir, tanggal pernikahan atau tanggal-tanggal spesial lain sebagai pin ATM atau password pada aplikasi perbankan kita. Gunakanlah password yang mudah diingat namun cukup sulit ditebak oleh orang lain

✅ Rutin mengganti PIN dan password

Rutin mengganti PIN dan kata sandi juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghidanri kejahatan siber

 Lindungi gadget kita

Jangan biarkan orang lain memegang gadget kita. Kita bisa menggunakan pin, password atau finger print untuk membukanya. Saat hilang pun, yang menemukan gadget kita juga gak akan semudah itu untuk membuka dan melihat semua aplikasi yang ada di gadget kita

 Jangan jadi orang kepo

Orang kepo identik dengan rasa ingin tahu berlebihan, jadi bila ada yang mengirim link-link berita di WAG, biasanya llink-nya langsung dibuka. Kita gak pernah tahu apakah link tersebut aman ataukah spam atau virus yang bisa meretas gadget kita. So, agar lebih aman, abaikan link tersebut atau segera hapus.

Gak ada yang bisa melindungi diri kita dari para penjahat di luar sana selain diri sendiri. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Maka sebelum hal buruk seperti kejahatan siber menimpa kita, ada baiknya kita melindungi diri dengan melakukan beberapa hal di atas.

Saat ini, pihak bank juga gak tinggal diam dengan maraknya penjahat siber ini. Salah satu bank yang peduli pada keamanan data nasabahnya adalah BRI. Bank terbesar yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini mulai mengoptimalkan layanan digitalnya dengan menghadirkan penyuluh digital yang memiliki tiga tugas utama antara lain mengajak atau mengajari masyarakat yang belum melek layanan perbankan digital sehingga digital savvy (melek teknologi digital), mengajari masyarakat untuk melaksanakan transaksi secara digital serta mensosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan digital.

pic source: https://digital.bri.co.id/

Semoga dengan hadirnya penyuluh digital ini semakin banyak masyarakat yang sadar dan aware pada keselamatan datanya, sehingga gak ada lagi kita dengar berita memilukan tentang nasabah yang kehilangan saldo di rekening tabungannya.

You May Also Like

43 Comments

  1. Sedih kalo tau ada kabar orang yang kena tipu ampek menguras isi rekeningnya gitu. Ibarat kata terkadang sebagian orang sangat perjuangan untuk mengumpulkan uang tersebut ya...

    BalasHapus
  2. Ya ampun mbak... aku turut prihatin atas kejadian mertua dan temanmu ya. Iya kita kdg suka sembrono dan kepo tuh. Klo ada link2 kdg2 suka aku lgs klik trs layarnya malah jd putih. Kdg mikir ini spam atau apa y? Mana klo pas di tutup lg lama bgt.

    BalasHapus
  3. Orang-orang yang tak terbiasa bersentuhan dengan teknologi dan internet memang paling rentan terkena kejahatan siber kayak yang dialami oleh mama mertuanya ya. Ibuku sendiri pun begitu, salahnya ibuku sengaja keep kejadiannya jadi kami sebagai anak gak bisa proteksi (walau ujungnya ketahuan juga).

    Jadi sekarang ibuku udah dibriefing hwhw, pokoknya kalau ada yang aneh, langsung matiin hape dan blokir aja nomor-nomor gak penting.

    BalasHapus
  4. Sama banget kak kaya cerita ibuku yang dulu tetep kekeuh kalau itu benar, karena kok tahu nama dan alamatnya gitu *laaaaaaaaah..padahal itu dah dulu banget.

    Sekarang apalagi, di zaman teknologi yang serba canggih beuuuh banyak oknum² yang tidak bertanggung jawab yang melancarkan aksinya untuk kepentingan pribadinya drngam cara menipu, huhuhu

    BalasHapus
  5. Penipu/penjahat jaman sekarang tuh memang sudah canggih-canggih ih. Memanfaatkan perkembangan teknologi dan mampu menggali/mencuri data-data orang lain. Hacker pun semakin merajalela. Kita jadi gak secure membagikan data apapun ke pihak manapun. Duh jadi kepikiran yak. Saya sekarang, kalau ada nomor-nomor aneh, apalagi yang sering minta ini itu, langsung aja tak blok.

    BalasHapus
  6. Seremnyaa kalau sampai tabungan terkuras karena ulah penjahat siber. Gak bisa dibayangkan. Rasanya sial banget tuh. Apalagi kalau yang jadi korbannya itu orangtua. Pasti emosi banget sama para penipu itu

    BalasHapus
  7. Kasian bngt k mertuanya ini jga pernah terjadi sama ttangga saya uang 2 juta raib via tlp aja belajar dari pengalaman memang kita harus hati2 bngt ya jangan sampai lengah misal ditl0 atau disuruh klik link

    BalasHapus
  8. Itu yang Mpo takutkan. Orangtua sendiri Jadi korban penipuan . Makanya stand by angkat telp kalau orangtua telp. Agar ia bisa tanya sama anaknya kalau mau bertindak sesuatu

    BalasHapus
  9. BRI keren banget ya?
    Tau kebutuhan masyarakat kita yang literasi keuangannya masih sangat rendah
    sehingga memberikan penyuluhan kejahatan siber perbankan agar masyarakat tidak mudah tertipu

    BalasHapus
  10. Menjadi orang yang sabar dan gak mudah reaktif terhadap berita yang membuat bahagia ini perl pengendalian diri banget yaa..
    Bapak rahimahullah pun hampir kena, kak Ira. Saat itu penipuan dapat mobil baru, tapi kudu bayar uang buat anterin mobilnya, ceunah..

    Dan kita pas denger beritanya kaya too good to be true, but.. ikutan percaya aja.
    Yang bikin kita terbuai tuh karena suaranya kaya orang bank yang tenang, lembut.

    Semoga kita semua dijauhkan dari kejahatan siber yaa..
    Zaman dulu mah masih gitu deh.. Apalagi zaman sekarang yang internetnya sudah super cepat. Kudu lebih meningkatkan kewaspadaan dan senantiasa kroscek kebenaran informasi.

    BalasHapus
  11. Aku pun sampai sekarang menghindari bertransaksi ke ATM centre, pilih yang satu bilik isinya satu mesin ATM saja.

    Iming-iming hadiah ini emang jadi senjata paling ampuh ya buat menggiring dan selanjutnya menggasak habis uang korban di rekening. Awalnya ragu, tapi karena si penipu pandai menyakinkan, jadinya kemakan rayuan juga deh

    BalasHapus
  12. Semoga kita dihindari dari maraknya penipuan perbankan saat ini ya.
    Sebagai nasabah harus selalu dalam kondisi waspada dan curiga jika menerima telpon dengan iming-iming hadiah tapi kudu nyetor uang dulu. Imbauan BRI pada nasabahnya patut diacungin jempol.

    BalasHapus
  13. Kejahatan siber ini memang merugikan semua pihak. Jadi kita mesti waswas banget. Agar data-data penting tsb gak disalahgunakan.

    BalasHapus
  14. Daku setuju kak buat jadi orang gak kepoan yang apa-apa jadinya gampang klik sembarang. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya ya

    BalasHapus
  15. Jujur, saya termasuk orang yang sembrono. Jadi karena suka sembrono itu jadi sekarang lebih berhati-hati, namun kadang sering juga jadi parno, hehehe
    tapi memang lebih baik waspada dan hati-hati di awal ya, daripada sembrono terus rugi sendiri

    BalasHapus
  16. baca tentang penipuan kayak gini nih suka takut sendiri. banyak banget ya orang jahat dan gak bertanggung jawab :(

    BalasHapus
  17. Kadang memang sering parno dengan maraknya kejahatan siber di bidang perbankan. Yang bisa kita lakukan adalah waspada dan berusaha untuk selalu update informasi terkait keamanan transaksi keuangan.

    BalasHapus
  18. salah satu anggota keluarga juga pernah mengalami penipuan kayak begini. pas siang2 kayaknya lagi lelah atau gak konsen dengan telepon dr nomor asing. bahaya banget emang ini. Harus tetap sadar dan mawas diri dalam segala waktu ya Mba

    BalasHapus
  19. Penipuan sekarang semakin marak. Aku juga termasuk yang sembrono kak, pelupa banget, tapi sejak pernah kejadian hampir kena tipu juga dari oknum yang mengatasnamakan sebuah bank, aku jadi lebih aware, ga sembangan asal angkat telpon yang ga dikenal. Seneng banget sekarang ada penyuluh digital yang bisa memberikan informasi yang benar terkait perbankan

    BalasHapus
  20. Ya ampun, iya banget sih itu. Banyak yang masih pakai tanggal lahir mereka untuk jadi pin ATM, gimana gak gampang dibobol tuh. Ckckck. Beneran deh, kitanya harus jelasin ke mereka yang awam, minimal pada circle terdekat dulu, sekadar ajarin untuk gak percaya pada pihak-pihak yang suka mengaku-ngaku dari bank, ajarin juga untuk ubah pin ATM yang bukan dari identitas pribadi/pilih yang unik..dll..

    BalasHapus
  21. Aku selalu sedih dan prihatin, setiap ada orang yang jadi korban kejahatan cyber
    Memang harus lebih hati-hati ya mbak, melindungi data pribadi agar tidak jadi korban kejahatan cyber

    BalasHapus
  22. Wah aku banget nih kak kalau pas mau ke ATM tengak-tengok di luar dulu. Kalau Kaya ada orang mencurigakan aku mundur. Daripada-daripada kan ya, soalnya beberapa Kali kejadian orang keluar dari ATM tasnya dirampok

    BalasHapus
  23. saya pernah kena juga mba, karena terlalu emosi hingga kurang waspada. jadi setuju bgt bhw kita harus selalu waspada agar tdk tertipu. terima kasih remindernya mba..

    BalasHapus
  24. Betul kak, kebanyakan orang Indonesia cari pin yg mudah kaya hari lahir. Justru kalau dompet ilang bareng ATM gampang dibobol karena ketebak PINnya

    BalasHapus
  25. generasi baby boomers emang selalu jadi incaran penjahat soceng. Mudah2an jadi pelajaran buat kita semua ya, dan dengan jadi nasabah bijak, kita bisa lebih luas dalam menyebarkan perilaku antisipasi dari kejahatan soceng ini

    BalasHapus
  26. justru kita cari tanggal yang mudah diingat buat di jadiin pin, ternyata itu yang malah berbahaya ya kak

    BalasHapus
  27. makin sini emang penipuan makin canggih dan makin licik yaaah, kita harus selalu waspada dan gal boleh lengah apalagi kalo di smartphone ada mbanking atau apa pun itu yang berhubungan dengan duit. Pokoknya jangan sampai sembarangan klik link dari nomer yang gak dikenal deh yaaah. Aku juga suka parno-an sih hahaha

    BalasHapus
  28. kakek -nenek atau orang-orang tua yang minim literasi digital, biasanya menjadi korban yang paling banyak dalam penipuan khususnya produk yg ngakunya dari BANK

    BalasHapus
  29. Nyesek banget ya Allah bacanya, sedih banget rekening sampai ludes karena penipuan ya. Pernah nonton film tentang penipuan juga, jangan jadi sembrono dan lebih baik berhati-hati ya Mba. Tipsnya bagus semua, rutin mengganti pin dan lain-lainnya bisa dicoba, jangan sembarang klik link juga, makasih infonya mba

    BalasHapus
  30. Semakin ke sini semakin harus kita belajar terus terkait penggunaan gadget dan internet, harus update terus ya, Mbak. Kalau tidak, mudah tertipu oleh penipu yang semakin lama semakin kreatif.

    BalasHapus
  31. Sekarang tuh banyak juga yang ga sengaja menginformasikan data pribadi di medsos ... kaya posting kartu tanda sudah divaksin di medsos padahal itu kan termasuk data pribadi yg bisa dimanfaatkan utk kejahatan ya...

    BalasHapus
  32. Huwaa turut prihatin mbak. Belakangan emang kerap terjadi penipuan digital gitu ya? Makanya nih data2 pribadi kudu dikeep banget, tapi ya gtu sistem di Indonesia ini pemerintahnya aja membiarkan data bocor, jd sebagai pemiliknya kita yang mesti aware utk meng-keep data2 kita dan gak kasi tau ke sembarang org yaa. Apalagi sampek di sosmed apdet2 hal rahasia segala, kyk alamat rumah, sekolah anak, dll.

    BalasHapus
  33. Hal serupa juga pernah dialami bibi saya. Gara2 tergiur dengan bunyi SMS dari penipu yang menyebutkan kalau bibi saya menang undian mobil dan harus transfer biaya pajak sekian puluh juta...akhirnya SMS itu dipercayainya...seketika uang di tabungannya beralih ke rekening penipu. Setelah sadar tertipu akhirnya bibi saya lemas...namun tak bisa yang banyak dilakukan...lapor ke pihak berwajib pun tak juga mengembalikan uangnya....inilah yang mendorong kita untuk menjadi nasabah bijak ya mbak...tidak sembrono terhadap berita hoax.

    BalasHapus
  34. pernah banget nih agak parno karena waktu itu marak penipuan2 di wa.. jadi amat sangat secure ama data2 pribadi. sekarang lebih santai, tapi tetep waspada

    BalasHapus
  35. Begal tak lagi mengendap-endap dan mengintai orang yang lagi ambil uang di bank dan ATM, kini makin canggih merambah melalui dunia cyber. Duh duuuh... semoga saja edukasi nasabah bijak bisa sampai ke berbagai lapisan masyarakat agar makin waspada dengan berbagai bentuk penipuan perbankan.

    BalasHapus
  36. Ya kalau dulu ada cerita kalau di sms ditelp dan dihipnotis dsblah sampai akhirnya mau transfer2 dan rekening ludes. Wallahu'alam... Yang jelas memang penipuan ada aja modusnya. Selainberdoa kita juga harus ekstra waspada.

    BalasHapus
  37. Parno ini lebih baik yaa..
    Daripada terlalu berani sehingga kurang bisa mengukur diri dan jadi sembrono. Semoga dengan belajar menjadi nasabah bijak, kita bisa mencegah kejahatan siber, paling tidak untuk lingkungan keluarga terdekat.

    BalasHapus
  38. being cautious never harm you.. memang kita harus selalu pastikan keselamatan dan perlindungan data terutama untuk perbankan ya mba

    BalasHapus
  39. Semoga diberi ganti yang terbaik ya mbak buat mertua dan temannya, dari situ kita bisa belajar banyak untuk waspada terhadap penipuan dan cara mengatasinya

    BalasHapus
  40. sedih banget baca-baca cerita penipuan kayak gini...
    semoga mertua dan semua yang pernah ketimpa hal buruk spt ini sabar dan mendapatkan ganti terbaik. aamiin

    BalasHapus
  41. Zaman sekarang memang kita harus hati2 banget ya sama kejahatan siber soalnya sudah sangat merajalelah dan harus lebih waspada

    BalasHapus
  42. Seharusnya begitu dapat sms atau telepon penipuan, jangan pernah ditanggapi karena gak sadar kita bisa dihipnotis. Serem sih sejujurnya.

    BalasHapus
  43. Tips-tipsnya harus diterapkan semua ini soalnya kejahatan digital itu tidak punya hati. Jadi kita harus dan wajib hati-hati.

    BalasHapus

Bikin acar dari kedondong
Setelah dibaca, minta komennya dong! 😉