Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure
Ratu ELizabeth II
pic source: pixabay.com

Hari ini, tepat delapan hari Ratu Elizabeth II meninggalkan dunia yang fana ini. Sang Ratu mangkat di usia yang ke-96 tahun setelah beberapa waktu sebelumnya kondisi kesehatannya menurun dan dipantau ketat oleh tim dokter istana. Sang Ratu menghembuskan hafas terakhir di istana Balmoral, Britania Raya.

Sejak diumumkan mangkat, segala hal yang berkaitan dengan ratu perlahan tapi pasti mulai bermunculan di berbagai media, memuaskan keingintahuan banyak orang tentang kehidupan Sang Ratu. Dan seperti berita yang sedang in sebelum-sebelumnya, saya pun ikut menyimak perkembangan berita tentang ratu ini via tiktok.

Baca Juga: Akhirnya Saya Resmi Jadi Anak Tiktok!

Sejak kepergiannya hingga hari ini, beragam berita dan video tentang ratu berseliweran di fyp tiktok saya, mulai dari dugaan penyebab beliau meninggal, berita tentang silsilah keluarganya, kisah cintanya bersama Pangeran Philip, kisah cinta anak-anaknya (terutama kisah cinta segitiga Pangeran Charles dengan Putri Diana dan Camilla) kisah cinta cucu-cucunya (Pangeran William dan Pangeran Harry), dan berita-berita lain yang berhubungan dengan Ratu (dan keluarga Kerajaan Inggris).

Jujur aja, banyak banget hal tentang Kerajaan Inggris yang baru saya ketahui setelah menonton berita-berita yang berseliweran di tiktok (thanks to tiktok yang udah memberikan pengetahuan ini). Semakin banyak saya menonton, saya semakin sadar bahwa ternyata selama ini saya gak tahu apa-apa tentang Kerajaan Inggris. Saking minimnya pengetahuan saya, saya baru tahu kalo Ratu dan Pangeran memiliki empat orang anak (sebelumnya saya pikir mereka hanya punya anak satu aja, yaitu pangeran Charles). Duh Ira, kemane aje lo? 🤦🏻‍♀️

Ratu ELizabeth II
Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip & keempat anak mereka

Dan setelah menonton ratusan video tentang Ratu Elizabeth II dan semua hal yang berkaitan dengannya, saya terkesima pada satu hal yakni dokumentasi kehidupan Ratu yang lengkap banget mulai dari masa kanak-kanaknya hingga masa-masa menjelang kepergiannya. I know, beliau adalah seorang ratu dan emang udah sepantasnya bila dokumentasi kehidupannya selengkap itu, namun saya tetap kagum.

Maksud saya adalah ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik di sini. Sebenarnya, walau kita hanyalah rakyat biasa, tapi kita bisa meniru apa yang dilakukan istana loh. Walau kita bukan keluarga kerajaan, kita juga bisa loh membuat dokumentasi kehidupan seperti mereka. Walau kualitas kamera yang kita gunakan gak sebagus mereka, tapi kita bisa loh menghasilkan foto dan video yang nantinya bisa dilihat dan dikenang oleh orang-orang yang kita cintai. Oke-oke, mungkin udah banyak yang melakukan ini. Jadi saya perjelas aja, "kita" di sini adalah "saya". Duh Ira, mau bilang itu aja pake mutar-mutar segala sih 😄😓

Dokumentasi yang dibuat memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai sarana pelepas rindu. Memandangi foto dan menonton video orang yang dicintai saat sedang kangen adalah obat yang lumayan mujarab untuk mengobati rasa rindu. 

Baca Juga: 2 Bulan Tidak Ngeblog, Ini yang Saya Lakukan!

Melihat lengkapnya dokumentasi keluarga kerajaan Inggris membuat saya sadar kalo selama ini saya kurang peduli pada hal ini. Saya jarang banget mendokumentasikan hal-hal penting dalam kehidupan saya dan keluarga. Salah satu contohnya adalah saat lebaran, kami gak pernah berfoto bareng dengan formasi lengkap. Sejak masih kecil dan merayakan lebaran bareng orang tua hingga menikah dan merayakan lebaran bareng suami, saya gak punya foto lebaran, kecuali saat lebaran tahun 2015, saya, mama dan adik-adik memutuskan untuk foto bersama secara sederhana di rumah mama. Foto bareng suami dan anak sembari mengucapkan "Minal Aidin Walfaizin, mohon maaf lahir & batin"? Sampe lebaran kemarin hal itu belum terealisasi juga!

Bukan cuman itu, ternyata selama ini saya juga kurang rajin mendokumentasikan perkembangan anak-anak saya, eh salah ding, anak kedua dan anak ketiga saya. Yang terdokumentasi dengan baik cuman anak pertama, sedangkan anak kedua dan ketiga "ala kadarnya" aja, gak selengkap anak pertama. Padahal sebagai seorang ibu sekaligus blogger udah seharusnya saya mendokumentasikan segala hal yang berhubungan dengan milestone ketiga anak saya baik melalui foto/video maupun lewat tulisan. Semestinya saya mengabadikan segala momen tumbuh kembang mereka sejak bayi agar kelak saat mereka dewasa, mereka bisa melihat potret dan video saat mereka masih kecil juga membaca ceritanya di blog mamanya. Atau bila mereka udah punya kehidupan sendiri, saya dan suami bisa bernostalgia melihat masa-masa indah mereka saat masih unyu-unyu menggemaskan.

Baca Juga: 4 Kebiasaan yang Sering Saya Lakukan di Awal Ngeblog

Saya akui, saat anak kedua dan ketiga lahir, semangat foto-foto udah gak se-menggebu saat awal-awal menjadi ibu yang apa-apa pengen didokumentasikan sampe memory handphone full oleh gambar anak. Anak kedua dan anak ketiga lahir saat semangat mamanya udah kendor, hehehe 😄🙈. Namun sepertinya, mulai hari ini saya akan kembali menumbuhkan semangat foto-foto itu lagi. Saya ingin anak kedua dan anak ketiga ini memiliki banyak foto seperti kakak mereka.

Dan mumpung sedang membahas foto-foto, saya jadi ingat kalo belum tuntas merapikan folder foto yang ada di laptop. Beberapa waktu lalu sempat saya rapikan tapi cuman sebagian karena Hayati lelah merapikan foto sebanyak itu, Zainuddin! Sepertinya saya harus meluangkan waktu spesial nih untuk mengerjakan itu biar tuntas dan lebih rapi pengarsipannya.

Baca Juga: 2007 Dalam Kenangan

Dan saat sedang menulis ini, saya pun baru sadar, yang rapi dokumentasi dan pengarsipannya justru koleksi film india dan drama korea yang saya punya. Kumpulan keduanya tersimpan dengan baik pada sebuah hardisk eksternal yang saya jaga sepenuh hati. Demi melindungi keberadaan dan eksistensi koleksi dua hal yang saya sukai ini, saya menyiapkan sebuah hardisk eksternal berkapasitas 2 TB.

hardisk eksternal tempat menyimpan semua koleksi film india dan drama korea saya

Mungkin bakalan ada yang nyeletuk "ngapain susah-susah nyimpan drama dan film dalam hardisk? kan bisa nonton di layanan streaming yang saat ini udah banyak bertebaran di luar sana". Hmmm, gak papa dong yaa. Lagian saya menyimpannya juga demi kebahagiaan diri sendiri, biar kalo mau nonton drama atau film favorit tinggal buka hardisk eksternal lalu klik film/dramanya terus nonton deh sampe puas.

Duh, jadi kemana-mana nih tulisannya, padahal tujuan saya menulis ini adalah untuk mengambil salah satu pelajaran dari berpulangnya Ratu Elizabeth II. Supaya gak kemana-mana, baiknya tulisan ini saya cukupkan sampai di sini aja yaa. Namun sebelum mengakhirinya, saya ingin mengucapkan selamat jalan kepada ratu.

Selamat jalan, Ratu Elizabeth II. Tunai sudah tugasmu di dunia fana ini. Tenanglah dalam keabadian karena kini Engkau telah berkumpul kembali bersama orang-orang tercinta.

Ratu ELizabeth II


Share
Tweet
Pin
Share
19 Comments
pic source: pixabay.com

Akhir Agustus lalu, di kantor ada acara makan bakso bareng. Pak Kadis punya stok daging sapi yang belum diolah, setelah rembukan dengan seluruh pegawai, akhirnya disepakati daging tersebut dibuat jadi bakso aja. Acara ini digelar dalam rangka merekatkan keakraban seluruh pegawai, sekaligus merayakan kemenangan yang diraih dinas kami dalam lomba lagu perjuangan pada perayaan HUT RI ke-77 tahun beberapa saat lalu. Alhamdulillah, kantor kami meraih juara 3 lomba menyanyi lagu dengan tema perjuangan tingkat OPD se Kabupaten Buton Tengah.

Baksonya lezat banget. Saking lezatnya, bakso itu ludes gak bersisa (ini yang makan, doyan apa lapar yaa? 😝). Semua puas menikmatinya. Usai makan bersama, kami pun menyusun planing selanjutnya. Apakah gerangan?

foto bersama kadis dan sekdin, sesaat setelah Erna (penyanyi yang mewakili kantor kami) tampil. Supporter kompak mengenakan outfit merah putih ❤️🤍

Rencana selanjutnya adalah para ciwi-ciwi akan berkunjung ke Pantai Katembe, pantai kebanggaan kami semua yang merupakan salah satu  wisata menarik yang wajib dikunjungi saat berada di Kabupaten Buton Tengah. Pukul 14.30 WITA kami berangkat dengan menumpang mobil pick up milik Pak Sekdin. Tujuan kami ke sana bukanlah untuk mandi atau berjemur layaknya orang ke pantai pada umumnya melainkan hanya sekadar "cari angin" dan foto-foto manja, hehehe 😂

Kebiasaan foto yang dilakukan para wanita di dinas kami ini udah diketahui hampir seluruh pegawai, mulai dari cleaning service hingga atasan tertinggi yaitu kepala dinas. Pak Kadis bahkan udah mahfum banget dengan kebiasaan ini dan beliau akan heran bila ada satu momen tertentu kebiasaan foto-foto ini gak kami lakukan. Beliau akan langsung bertanya di grup mana foto-foto kami, hehehe. Sungguh sangat berjiwa muda Bapak ini 😍

Baca Juga: Alasan Saya Memilih Sebagai Working Mom

Dan namanya perempuan, kalo mau jalan bareng itu gak seru kalo gak bahas kostum. Dan saat bahas kostum inilah tiba-tiba salah satu staf magang nyeletuk "kak Ira ini kayaknya cewek kue deh, soalnya suka pake baju warna-warni". Rupanya, selama ini staf tersebut suka memperhatikan outfit yang saya kenakan ke kantor.

Disebut sebagai cewek kue, jelas kaget dong (soalnya saya gak tahu artinya, hahaha 🤣🙈). Gak nyangka akan diberi predikat itu. Jujur aja, saya beberapa kali melihat video yang berseliweran di fyp tiktok tentang cewek bumi, cewek kue dan satu lagi cewek mamba, namun videonya selalu saya skip karena gak tertarik pengen tahu. Barulah setelah diberi predikat itu, saya penasaran dan akhirnya googling juga tentang 3 cewek ini.

Baca Juga: Akhirnya Saya Resmi Jadi Anak Tiktok!


katanya, cewek kue adalah cewek yang suka memakai outfit warna warni seperti yang saya kenakan 

Setelah googling saya pun dapat pencerahan, hahaha. Ternyata tiga kategori cewek ini dibagi berdasarkan warna pakaian yang suka mereka kenakan. Cewek kue adalah tipikal perempuan yang suka berpakaian dengan warna-warna cerah layaknya kue. Seperti kita ketahui bersama, kue-kue tradisional Indonesia banyak yang berwarna-warni, dari situlah sebutan kue ini diambil. Warna pakaian yang suka dikenakan cewek kue adalah warna-warna ngejreng seperti hijau stabilo, pink fuchia, merah, ungu, kuning dan warna cerah lainnya.

Lalu ada cewek bumi yaitu tipikal perempuan yang suka mengenakan pakaian dengan warna bumi yaitu warna-warna kalem seperti beige, cokelat susu (coksu), army, abu-abu dan warna "aman" lainnya. Cewek bumi adalah cewek yang suka tampil modis namun gak ingin mencolok.

Dan yang terakhir adalah cewek mamba yaitu tipe perempuan yang suka mengenakan pakaian dengan nuansa hitam. Sepertinya cewek mamba adalah cewek yang minimalis yang malas musingin mix and match pakaian yang mereka kenakan.

Baca Juga: Nasehat Buat Adik-adik Perempuan yang Belum Bertemu Jodohnya

Lalu bagaimana tanggapan saya setelah tahu pengertian serta perbedaan ketiga cewek tersebut? Apakah setuju dengan predikat cewek kue yang disematkan kepada saya? Hmmm, setuju dan gak setuju sih sebenarnya. Setuju karena pada dasarnya saya memang suka berpakaian dengan warna mencolok. Ada beberapa baju saya yang berwarna pink fuchia, ungu dan kuning, namun kadang kala saya juga suka tampil modis dengan mengenakan pakaian berwarna kalem. Jadi saya merasa bahwa saya adalah kombinasi cewek kue dan cewek bumi, hahaha. Ada gak yaa cewek kombinasi seperti saya? Semoga ada deh yaa biar saya ada temannya 😄

outfit cewek bumi yang saya kenakan

Hmm maafkan bila tulisan kali ini dan banyak tulisan lain di blog ini unfaedah yaa. Saya jadi merasa bersalah nih menulis hal-hal gak penting seperti ini. Tapi gimana dong, rasanya agak sayang bila dipendam sendiri, jiwa Lifestyle Blogger saya meronta-ronta pengen nulis ini dan mempublishnya di blog ini, jadi mohon dimaklumi yaa 🙏🏻😊

Baca Juga: Niche Blog Banua Mayana Waira

Kalo kalian tipe cewek apa nih? Cewek kue, cewek bumi atau cewek mamba? Share jawabannya di kolom komentar yaa! 😉

Share
Tweet
Pin
Share
27 Comments
pic source: pixabay.com

Pada tahun 2012 lalu, mertua menjadi salah satu korban penipuan yang dilakukan oknum yang mengatasnamakan salah satu bank plat merah. Uang belasan juta dalam rekening ludes seketika. Cerita bermula saat beliau mendapatkan sms dari oknum penipu yang mengatasnamakan BRI (saya sebut aja yaa nama banknya). Isi smsnya mengabarkan bahwa ibu mertua adalah salah satu pemenang undian yang diadakan bank BRI. Entah mengapa mertua bisa percaya begitu aja dengan sms itu hingga mau aja "disetir" oleh penipu itu ke ATM dan mentransfer semua isi rekeningnya ke rekening si penipu. 

Jauh sebelum ibu mertua mengalami kejadian nahas itu, salah satu sahabat saya juga pernah mengalami hal serupa. Uang tabungan dalam rekeningnya habis gak bersisa. Sahabat saya sampe stres berat dan jatuh sakit memikirkan uangnya yang hilang, takut mengabari orang tuanya karena udah pasti bakalan dimarahin habis-habisan. 

Dua kejadian yang menimpa orang terdekat tersebut membuat saya sangat berhati-hati dalam bertransaksi keuangan, khususnya di bidang perbankan, bahkan setelah 19 tahun menjadi nasabah bank. Gak papa deh dibilang parno-an, dari pada keselamatan data perbankan saya yang dipertaruhkan. Lebih baik parno daripada sembrono yang mengakibatkan kerugian pada diri sendiri.

Rasa paranoid membuat saya jadi lebih waspada saat melakukan transaksi keuangan. Salah satu contohnya, misalnya saat hendak masuk ke ATM, saya selalu memastikan di luar gak ada orang yang mengikuti. Bila bertransaksi di ATM centre yang mana di situ mesin ATMnya lebih dari satu, saya memilih bertransaksi di mesin ATM yang paling ujung. Saking waspadanya, saya lebih suka antre dan jadi yang terakhir menggunakan mesin ATM karena gak mau ada orang di belakang saya yang mungkin aja menyaksikan saya bertransaksi. Saya juga rutin mengganti PIN ATM demi menghindari skimming yang bisa aja terjadi. 

Seiring waktu berganti, zaman pun berubah. Kini, transaksi perbankan gak cuman terbatas pada penarikan uang di mesin ATM atau teler aja. Saat ini transaksi keuangan bisa dilakukan dalam genggaman kita hanya lewat ponsel yang kita miliki. Aplikasi perbankan seperti sms banking, mobile banking dan internet banking semakin mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.

Namun kemudahan ini rupanya berbanding lurus dengan kreativitas para penjahat siber di luar sana. Mereka pun gak mau kalah. Beragam cara mereka lakukan demi bisa mencuri dan membobol rekening nasabah salah satunya dengan melakukan pencurian data-data nasabah.

Kita sebagai nasabah dituntut agar lebih pandai dan bijak agar transaksi yang kita lakukan aman. Kita harus menjadi nasabah bijak agar terhindar dari kejahatan siber yang mengintai. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari kejahatan siber di dunia perbankan:

✅ Jangan pernah membagikan data-data pribadi

Data pribadi yang dimaksud adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama ibu kandung, nomor kartu keluarga, nomor NPWP juga email (dan sandinya)

✅ Jangan membuka aplikasi perbankan menggunakan wifi umum

Bukan cuman aplikasi perbankan yang gak boleh dibuka saat menggunakan wifi umum tetapi juga buka sosmed kita. Lebih baik waspada dari pada data-data kita jadi santapan para penjahat di luar sana 

✅Jangan menggunakan hari-hari spesial kita sebagai PIN ATM atau password pada aplikasi perbankan kita

Jangan gunakan tanggal lahir, tanggal pernikahan atau tanggal-tanggal spesial lain sebagai pin ATM atau password pada aplikasi perbankan kita. Gunakanlah password yang mudah diingat namun cukup sulit ditebak oleh orang lain

✅ Rutin mengganti PIN dan password

Rutin mengganti PIN dan kata sandi juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghidanri kejahatan siber

✅ Lindungi gadget kita

Jangan biarkan orang lain memegang gadget kita. Kita bisa menggunakan pin, password atau finger print untuk membukanya. Saat hilang pun, yang menemukan gadget kita juga gak akan semudah itu untuk membuka dan melihat semua aplikasi yang ada di gadget kita

✅ Jangan jadi orang kepo

Orang kepo identik dengan rasa ingin tahu berlebihan, jadi bila ada yang mengirim link-link berita di WAG, biasanya llink-nya langsung dibuka. Kita gak pernah tahu apakah link tersebut aman ataukah spam atau virus yang bisa meretas gadget kita. So, agar lebih aman, abaikan link tersebut atau segera hapus.

Gak ada yang bisa melindungi diri kita dari para penjahat di luar sana selain diri sendiri. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Maka sebelum hal buruk seperti kejahatan siber menimpa kita, ada baiknya kita melindungi diri dengan melakukan beberapa hal di atas.

Saat ini, pihak bank juga gak tinggal diam dengan maraknya penjahat siber ini. Salah satu bank yang peduli pada keamanan data nasabahnya adalah BRI. Bank terbesar yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini mulai mengoptimalkan layanan digitalnya dengan menghadirkan penyuluh digital yang memiliki tiga tugas utama antara lain mengajak atau mengajari masyarakat yang belum melek layanan perbankan digital sehingga digital savvy (melek teknologi digital), mengajari masyarakat untuk melaksanakan transaksi secara digital serta mensosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan digital.

pic source: https://digital.bri.co.id/

Semoga dengan hadirnya penyuluh digital ini semakin banyak masyarakat yang sadar dan aware pada keselamatan datanya, sehingga gak ada lagi kita dengar berita memilukan tentang nasabah yang kehilangan saldo di rekening tabungannya.

Share
Tweet
Pin
Share
43 Comments
pic source: pixabay.com

Barusan buka dashboard blog dan lihat pageviews blog ini udah mencapai 10.000 views. Hal pertama yang saya rasakan adalah kaget dan disusul rasa terharu. Kaget karena ternyata walau sempat cukup lama terabaikan, blog ini tetap memiliki views dan terharu karena views 10.000 ini baru dicapai di usia blog yang kesatu tahun tiga bulan. Sungguh waktu pencapaian yang sangat lama, hahaha 😝

Mungkin bakalan ada yang membatin,

"ihhh, views segitu aja pake dibanggain dan dibuatin artikel segala" 

Hahaha iyaa, dong. Emang apa salahnya bangga pada hasil kerja sendiri? Saya emang sengaja buat artikel ini, selain biar bisa nambah jumlah artikel blog, terbitnya artikel ini juga sebagai salah satu wujud apresiasi saya terhadap diri sendiri. Saya ingin memberikan penghargaan pada diri sendiri bahwa di sela padatnya kegiatan saya sebagai ibu rumah tangga yang tetap berkarir di luar rumah ternyata saya masih bisa mengelola tiga blog (walau harus saya akui, hasil ngeblognya jadi gak maksimal). Proud of me, yeay! 👏🏻

10K views pertama, semoga akan semakin meningkat (dengan cepat), amiiin

Bagi saya, untuk mencapai views segini bukanlah hal mudah. Sebelum melihat 10K views ini, saya bahkan gak berani berharap views di blog ini akan banyak. Dapat 50 views per hari udah bersyukur banget karena saya sadar memang belum maksimal mengelolanya. Jujur aja, saya kadang merasa bersalah, mengapa harus membuat blog baru lagi padahal udah ada dua blog sebelumnya? Akibatnya saya jadi gak maksimal mengelolanya.

Baca Juga: Blog Baru Lagi

Namun semua udah terjadi, gak perlu disesali lagi. Ibarat nasi yang udah jadi bubur, gimana caranya membuat buburnya menjadi lezat dinikmati. Maka dari itu saya menantang diri sendiri supaya lebih disiplin mengisi blog ini dan gak lelah belajar demi meningkatkan kualitas blog ini agar bisa sejajar dengan blog-blog lain di luar sana.

Saya pun mulai melakukan beberapa langkah. Dua bulan terakhir saya mulai rutin menulis di blog ini dan berhasil publish masing-masing 5 artikel pada bulan Juli dan Agustus lalu (total 10 artikel). Bahagia banget rasanya bisa menulis lagi, menghempaskan rasa malas yang udah lama bergelayut manja dalam diri ini. Saya juga mulai kembali ikutan blogwalking dengan men-share artikel-artikel dari blog ini, harapannya agar viewsnya meningkat. Gak perlu menyamai views blog utama saya, cukup seperlima atau seperempat-nya aja udah Alhamdulillah banget.

Baca Juga: Niche Blog Banua Mayana Waira

Selain ikutan blogwalking, saya juga ikutan arisan link bersama 40 blogger lain. Arisan link ini memiliki banyak manfaat, selain meningkatkan image positif  blog kita di mata mesin pencari (dalam hal ini google), ia juga mampu meningkatkan domain authority/page authority (DA/PA) dan domain rating (DR) blog yang menjadi salah satu syarat yang diajukan klien dalam melakukan kerjasama dengan blogger. Semakin tinggi domain authority dan domain rating sebuah blog, maka semakin besar pula kesempatan blog tersebut mendapatkan tawaran kerjasama. Dengan begitu kesempatan untuk mendapatkan cuan juga akan semakin besar. Arisan link yang saya ikuti ini kini memasuki minggu kesepuluh, yang mana pemenangnya adalah Mba Shyntako.

Oh iyaa, di tulisan ini saya gak akan menuliskan secara detail gimana cara main arisan link ini, tapi yang jelas, seluruh peserta arisan akan memberikan backlink ke blog yang jadi pemenangnya (penentuan pemenangnya dengan cara diundi), jadi si pemenang akan mendapatkan banyak backlink ke blognya.

Bagi yang serius ingin memonetize blognya, ikutan arisan link ini berguna banget karena terbukti ampuh meningkatkan DA/PA dan DR blog. Namun untuk mengikutinya memang dibutuhkan komitmen kuat untuk setor tulisan tiap minggunya. Selama ikut, saya beberapa kali keteteran, setor tulisan lewat dari deadline yang ditentukan, tapi saya bersyukur karena masih bisa ngejar. Semoga ke depannya saya gak telat-telat lagi nulisnya, hehehe.

Doakan agar saya tetap konsisten mengisi blog ini yaa. 10K views pertama ini benar-benar menjadi cambuk untuk saya lebih baik lagi mengelola blog ini (dan dua blog lainnya) 💪🏻 

Akhir kata, saya ingin berterimakasih kepada diri sendiri karena udah survive menjalani peran ganda menjadi seorang istri, ibu, working mom dan juga blogger. Kamu keren, Ira. Kamu perempuan hebat 👍🏻🥰

Baca Juga: Selamat Hari Perempuan Sedunia

Hmmm, jadi bingung nih mau nulis apa lagi. Sepertinya semua yang ingin saya sampaikan udah saya tuliskan. Inti dari artikel ini adalah saya bersyukur dengan pencapaian blog baru ini. Dan karena semua udah tersampaikan, sepertinya tulisan ini saya cukupkan sampai di sini aja, soalnya kebetulan saat ini sedang mati lampu dan baterai laptop udah tersisa 10%. Di luar juga ada tamu eh kurir JNE yang datang nganterin paket. Tadi Abangnya nelpon katanya sedang otw ke rumah ini mau antar paket kiriman suami.

Sampai jumpa di artikel lainnya yaa, jangan bosan mampir ke sini agar pageviews blog ini semakin meningkat sehingga akan ada lagi artikel 100K views pertama, 1M views, dan seterusnya, hehehe 😄

Share
Tweet
Pin
Share
17 Comments
pic source: pixabay.com

Saat masih jadi karyawan swasta, saya jarang banget ditugaskan keluar. Pekerjaan saya sehari-hari adalah staf administrasi yang bekerja di belakang meja. Kalopun ada tugas luar, biasanya hanya ikut training admin demi memperdalam skil dan pengetahuan di bidang yang saya kerjakan sehari-hari.

10 tahun bekerja di perusahaan swasta, hanya lima kali saya ditugaskan keluar kota. Tiga kali ke Jakarta, satu kali ke Bogor dan satu kali ke Kendari. Saat itu (selain perjalanan ke Kendari), semua transportasi dan akomodasi disiapin perusahaan (maksudnya saya gak perlu capek pesan tiket pesawat dan hotel karena perusahaan udah menyiapkan segalanya).

Saat akan berangkat, tiket pesawat udah di tangan. Pun dengan hotel, saat tiba di tempat tujuan, udah ada tim penjemput di bandara yang siap sedia mengantar kami ke hotel tempat diadakannya training. Saya cuman nyiapin koper. Dan tentu aja, biaya-biaya lain yang saya keluarin selama perjalanan juga tetap di-reimburse oleh kantor. Masih pula dapat uang saku. Ahh, jadi kangen saat-saat itu, hehehe 😄

Baca Juga: Contoh Surat Resign

Lalu bagaimana dengan tugas luar yang saya lakukan saat ini? Hmmm sungguh sangat jauh berbeda, hehehe. Setelah hampir dua tahun jadi ASN, tugas luar kota paling jauh hanya sampe Kendari. Selama ini, bila ada tugas luar, biasanya hanya di dalam daerah aja, berkunjung ke desa dan kecamatan yang ada di Buton Tengah, wilayah kerja saya saat ini.

Oh iyaa, tujuan saya menulis ini bukan untuk membanding-bandingkan yaa, karena memang gak bisa dibandingin. Perusahaan swasta dan instansi pemerintah tentu punya aturan berbeda terkait perjalanan dinas pegawainya. Sesuai judulnya, saya hanya ingin menuliskan serba-serbi yang saya alami saat melakukan tugas luar.

hari-hari terakhir ngantor di kantor lama, sebelum ngajuin cuti lahiran disusul resign

Tahun 2013 adalah pertama kalinya saya tugas luar ke Jakarta. Saat itu saya ditunjuk mewakili rekan-rekan admin dari Baubau untuk mengikuti agenda tahunan perusahaan yaitu training admin yang diikuti oleh perwakilan admin dari seluruh Indonesia. Kalo ditotal, pesertanya kurang lebih 100-an orang. Itu adalah kali pertama saya naik pesawat seorang diri. Pertama kali naik pesawat adalah tahun 2007 bersama teman-teman kampus saat ikut study banding ke Jawa-Bali.

Baca Juga: 2007 dalam Kenangan

Bagaimana rasanya naik pesawat seorang diri? Ternyata gak seseram yang saya bayangkan, hehehe. Saya tetap bisa menikmati perjalanan dengan nyaman. Saat tiba di Jakarta, saya mulai membaur dengan rekan-rekan admin lain. Sebagai seorang introvert, saya akui, memang bukan saya yang memulai obrolan dengan mereka tapi merekalah yang mencairkan suasana.

Saya ingat, ada rekan dari Balikpapan yang suka melucu, semua yang berada di dekatnya selalu tersenyum karena adaaa ajaa cerita lucu yang keluar dari mulutnya. Dia juga bercerita tentang banyak hal. Dari ceritanya, kami jadi tahu kalo ternyata dia suka menulis walau dia bukanlah seorang penulis Balikpapan. Katanya, saat masih sekolah hobby-nya adalah menulis di diary. Mendengar ceritanya yang suka nulis di diary, mau gak mau membuat saya teringat masa lalu yang punya hobby yang sama namun sekarang saya udah ganti media, jadi nulisnya bukan di diary lagi melainkan di blog. Sayangnya sejak resign dari kantor lama, saya kehilangan kontaknya jadi gak tahu lagi gimana kabarnya saat ini. Saya berharap, suatu saat bisa berjumpa dengannya lagi. 

rekan-rekan admin dari beberapa kota di Sulawesi, Kalimantan dan Papua di training admin tahun 2013


Kali kedua dan seterusnya saya mulai terbiasa. Apalagi perwakilan  admin dari Sulawesi Tenggara mulai banyak yang ikutan jadi saya gak sendirian lagi naik pesawat, udah ada teman ngobrol selama perjalanan. Sayangnya setelah pandemi menyerang pada tahun 2020 lalu, pelaksanaan training adminnya gak kayak dulu lagi, melainkan dilakukan secara online. 

Baca Juga: Bawa Anak ke Kantor, Yeay or Nay?

Setelah menjadi ASN, tugas luar pertama yang saya lakukan adalah memantau dan melakukan survey harga pangan di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Buton Tengah. Bagaimana rasanya? Jujur aja, saat ditunjuk untuk melakukan tugas itu, saya deg-degan dan excited. Deg-degan karena itu adalah pertama kalinya saya turun langsung ke lapangan, excited karena itu adalah tugas pertama yang dipercayakan kepada saya jadi saya harus melakukannya dengan sebaik-baiknya.

Oh iyaa, dari semua tugas luar yang pernah saya lakukan, perjalanan tugas luar seminggu lalu adalah salah satu yang paling berkesan dan susah dilupakan. Jadi, saat itu, saya dan seorang rekan magang melakukan pengambilan data FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas atau peta ketahanan dan kerentanan pangan) di seluruh desa yang ada di Kecamatan Lakudo (salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Buton Tengah). Saat kami hendak berkunjung ke desa terakhir, kami kesasar di tengah hutan (saya sebut hutan karena di sana gak ada rumah dan di sepanjang jalan yang terlihat hanya semak dan pepohonan).

Kami berdua memang belum pernah ke desa itu dan b*dohnya kami putuskan untuk lewat jalan pintas agar cepat sampai ke tujuan. Sebelum melewati jalan itu, kami bertanya pada warga apa benar itu jalannya dan warga mengiyakan. Dengan penuh percaya diri kami jalan, namun hingga 20 menit berjalan, gak ada tanda-tanda akan menemukan sebuah desa, yang ada jalan semakin rusak dan pohon yang kami temui semakin rimbun. Perasaan kami mulai gak enak. Dan benar aja, setelah hampir setengah jam berjalan kami sampai pada ujung jalan yang mentok. Di depan gak ada apa-apa lagi selain pohon. Seketika bulu kuduk merinding, kami saling berpandangan lalu memutuskan untuk balik kanan aja (sepertinya bakalan panjang kalo saya ceritain detailnya, hehehe, jadi cukuplah saya ceritakan sampai di sini aja).

Sungguh itu adalah pengalaman nyasar yang gak enak banget. Kalo nyasar di tengah kota sih masih agak mendingan karena ada banyak orang yang dijadiin tempat bertanya, apalagi bila nyasarnya di kota besar seperti Balikpapan, kan bisa bertanya pada warga yang udah paham banget seluk beluk kotanya, misal bertanya pada Travel blogger Balikpapan,  lah ini nyasar di tengah hutan cuyyy, kemana tempat bertanya? Duh, semoga pengalaman nyasar ini cukup sekali aja deh yaa, jangan lagi terulang untuk kedua kalinya. Ngeri banget euy. Untungnya motor yang kami kendarai gak ngambek dan mogok di tengah hutan. Gak kebayang kalo itu terjadi, mana kami gak punya paket data internet pula untuk share lokasi dan untuk menjelaskan lokasi keberadaan kami pun terasa sulit karena kami memang gak tahu daerah itu, ckckck

foto yang diambil di hari itu tapi di desa lain, sebelum kami nyasar 

Selama ini saya selalu menikmati setiap perjalanan tugas luar yang diberikan, baik saat masih jadi karyawan swasta maupun setelah jadi ASN. 

Kejadian kurang menyenangkan seperti minggu lalu gak membuat saya jera untuk turun ke "lapangan" lagi. Bukankah di setiap kejadian selalu ada pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik? Seperti itu juga yang saya rasakan. Kejadian itu mengajarkan saya untuk lebih berhati-hati dan gak ceroboh dalam mengambil keputusan.

Setiap perjalanan tentu akan menorehkan ceritanya sendiri. Saya memilih untuk terus menikmati perjalanan apapun yang ditugaskan kepada saya 😊

Share
Tweet
Pin
Share
22 Comments
pic source: pixabay.com

Beberapa saat setelah pasang KB suntik tiga bulan setahun lalu, saya merasa ada yang berubah pada tubuh saya. Saya yang sebelumnya gak pernah gemuk, tiba-tiba harus mengalami penambahan berat badan yang lumayan drastis. Sebulan setelah memakai KB suntik 3 bulan, berat badan saya naik 6 kg dari berat badan semula, dari yang awalnya 49 kg (pasca lahiran anak ketiga) naik menjadi 55 kg 😱

Mendapati berat badan segitu, saya shock banget. Bayangin aja, berat badan saya saat itu (yang sayangnya masih stabil hingga saat ini, hiks 😭) sama dengan berat badan saya saat hamil 9 bulan. Huwaaaa, hati saya gak terima. Saya denial, berusaha menolak kenyataan namun penolakan itu sia-sia belaka karena bukti kenaikan berat badan saya terpampang nyata dan gak bisa disangkal. Baju-baju yang sebelumnya longgar tiba-tiba menjadi pas di badan, dan baju yang sebelumnya pas di badan menjadi gak muat lagi. Saking banyaknya penambahan berat badan saya, rekan-rekan di kantor berpikir saya hamil lagi, ckckckck 🤦🏻‍♀️

Ukuran baju yang sebelumnya XS atau S, kini berubah menjadi M atau kadang L. Sedang ukuran celana yang sebelumnya 26/27 kini berubah menjadi 28/29. Sungguh, perubahan ini mulai meresahkan hati saya. Rasanya kok kayak gak ikhlas mengalami perubahan ini. Badanku duluuuu tak begini, mengapa sekarang semakin lebar dan perutku semakin buncit, huhuhu 😭

lihatlah perut buncit perempuan berbaju hitam itu 😭

Saya berkesimpulan bahwa penyebab berat badan saya naik adalah KB suntik 3 bulan. Maka setelah masa berlaku si KB berakhir, segera saya ganti jenis KB-nya menjadi KB susuk 3 tahun. Fyi, sebelumnya saya udah pernah pakai KB susuk ini dan berat badan saya gak naik, tetap stabil di angka 47 kg, jadi saya berharap banget setelah memasang KB susuk nanti, badan saya bakalan kembali seperti semula.

Namun rupanya harapan saya gak pernah menjadi kenyataan. Saat menimbang berat badan di puskesmas beberapa bulan lalu (saat melakukan vaksin booster), berat saya masih stagnan di 55 kg. Padahal saya udah pakai KB susuk 3 tahun. Mungkinkah penyebab naiknya berat badan saya disebabkan faktor lain? Hmmm, sepertinya begitu 🤔

Baca Juga: Akhirnya Saya Melakukan Vaksin Booster Juga

Ya, harus saya akui, sejak setahun lalu sampai saat ini nafsu makan saya memang lumayan tinggi. Saat makan, jumlah nasi dan lauk di piring lebih banyak dari yang dulu. Pun intensitas makannya juga lebih banyak, sehari bisa lebih dari tiga kali makan masih ditambah pula ngemil gorengan dan camilan manis. Plus sekarang jarang jalan kaki karena ke kantor selalu diantar naik motor. Dulu berat badan saya tetap terjaga mungkin disebabkan saya menjaga pola makan, banyak gerak dan selalu jalan kaki ke kantor.

Saya gak boleh membiarkan ini terjadi. Demi kesehatan dan tentu saja penampilan, berat badan ini harus diturunkan. Bila gak bisa balik ke 47 kg, minimal bisa balik ke angka 49 kg atau maksimal 50 kg. Memiliki berat badan berlebih benar-benar bikin gak nyaman. Tulang dan sendi jadi sering sakit.

Maka demi mewujudkan berat badan yang saya inginkan, lifestyle dan kebiasaan saya harus berubah. Bila dulu malas berolahraga, kini mulai membiasakan diri berolahraga, gak perlu langsung drastis, dimulai dari yang sederhana dulu, misal sering jalan kaki. Kemarin sore saat pulang kantor saya dan teman berjalan kaki dari jalan raya ke rumah yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Dua hari sebelumnya, saya ke pasar juga jalan kaki, jaraknya lumayan jauh, kurang lebih 600 meter dikali dua berarti 1200 meter. Walau banyak tetangga yang heran melihat saya jalan kaki (karena biasanya selalu diantar suami naik motor), saya cuek aja.

Demi mendapatkan berat badan 47 kg, selain mulai berjalan kaki, beberapa waktu lalu, saya juga membeli tali skipping agar bisa lompat-lompat manja di rumah. Dan semalam saya baru aja check out matras yoga agar bisa mempraktekkan gerakan-gerakan workout dari video yang saya tonton di tiktok dan youtube 🤸🏻‍♀️

Baca Juga: Akhirnya Saya Resmi Jadi Anak Tiktok

Beberapa hari ini, intensitas makan saya kurangi jadi maksimal tiga kali sehari dengan porsi yang secukupnya aja. Ngemil makanan manis dan gorengan juga mulai saya batasi. Saya sadar, bahwa semangat untuk berubah gak akan memberikan hasil maksimal bila gak disertai dengan aksi nyata.

Semoga langkah saya untuk berubah ini gak hanya PPTA alias panas-panas t*i ayam namun akan menjadi kebiasaan atau bahkan kebutuhan yang bila kelak saya tinggalkan, akan menimbulkan penyesalan dan rasa bersalah di hati saya. Fighting, Ira! 💪

So, mohon doanya agar saya tetap istiqomah dengan pilihan yang baru saya ambil ini yaa 😊




*NB: Tinggi badan saya: 157 cm

Share
Tweet
Pin
Share
26 Comments
pic source: pixabay.com

Belum lama ini ada kehebohan terjadi (lagi, dan untuk kesekian kalinya) di dunia ibu-ibu. Buat yang aktif di medsos, kayaknya udah pada tahu yaa topik apa yang sedang hangat diperbincangkan itu. Yap, gak lain dan gak bukan adalah tentang bekal anak yang akan dibawa ke sekolah. Saya sebagai ibu yang gak bikin bekal buat anak cuman ikutan nyimak dan bengong aja melihat kehebohan ini, hahaha 😅

Hmmm, ibu-ibu ini ada-ada aja deh yaa. Semuanya pengen dihebohin, pokoknya kalo gak heboh kok rasanya seperti ada yang kurang gitu loh. Boleh dibilang ibu-ibu adalah makhluk yang memiliki extra power, tenaganya kayak gak habis-habis, adaaaa aja yang di-battle-in, mulai dari working mom vs SAHM (stay at home mom), lahiran sesar vs lahiran normal, ASI vs Sufor, MPASI home made vs instan, mau punya anak vs child free (tapi kalo ini kayaknya bukan cuman ibu-ibu aja yaa) sampe yang terbaru adalah masalah bekal anak ini.

Namun di tulisan ini saya gak bakalan membahas lebih lanjut tentang "kehebohan" yang lumayan sering terjadi di dunia mommy-mommy ini. Sesuai judul, yang akan saya tuliskan adalah beberapa alasan yang mendasari saya memilih dan memutuskan menjadi seorang wanita karir atau ibu yang tetap bekerja kantoran walau udah memiliki anak dan suami.

Jujur aja, di awal perkenalan saya dengan suami (saat itu baru penjajakan), saya langsung ngomong pada beliau bahwa bila kami berjodoh, saya gak mau dilarang bekerja. Saya ingin tetap berkarir dan gak mau dilarang untuk hal ini. Saya tegaskan padanya bahwa, sebelum bertemu dengannya, saya adalah perempuan bekerja, maka saya gak mau berhenti bekerja ketika saya menikah atau setelah punya anak. Saya mau berhenti bekerja bila memang MAU dan itu atas keinginan sendiri bukan karena paksaan darinya.

Baca Juga: 7 Ciri Lelaki yang Tidak Boleh Dijadikan Suami

Berikut beberapa alasan yang mendasari saya memilih sebagai working mom:

🌸 Tetap ingin berdaya

Yaa, mungkin bakalan ada yang bilang, perempuan tetap bisa berdaya dari rumah, kok. Big No. Itu gak berlaku buat saya. Kelamaan tinggal di rumah bukan pilihan terbaik buat saya (sampai saat ini). Walau saya seorang introvert, namun kelamaan tinggal di rumah akan membuat saya stres. Saya jadi ingat saat cuti melahirkan anak pertama. 3 bulan di rumah membuat saya stres. hari-hari saya lewati dengan berat sembari menghitung hari kapan bisa masuk kantor lagi. Makanya, demi kesehatan mental saya, saya putuskan untuk tetap berkarir di luar rumah. Bagi saya, rutinitas ke kantor adalah hal menyenangkan. Memakai seragam, gonta ganti outfit dengan tampilan yang rapi adalah hal yang bikin nagih, hehehe 😁

Baca Juga: Nasehat Buat Adik-adik yang Belum Bertemu Jodohnya

🌸 Punya penghasilan sendiri

Sejak usia sekolah, saya udah terbiasa punya penghasilan sendiri. Saat kuliah pun saya juga sambil bekerja (walau gak lama karena bentrok antara jadwal kuliah dan kerja). Saya udah merasakan betapa nikmatnya punya penghasilan sendiri itu. Apapun yang diinginkan bisa langsung didapatkan (kalo mau), tanpa harus nunggu uang pemberian orang tua (saat belum nikah) dan suami (setelah nikah). 

Istri yang punya penghasilan sendiri, saat mau kasih uang ke orang tua rasanya "ringan" karena gak perlu merasa gak enak pada suami (walau saya tahu, suami saya pasti gak bakalan keberatan kalo saya menyisihkan sedikit penghasilannya buat mama saya). Punya penghasilan sendiri juga bikin saya lebih percaya diri.

🌸 Gak mau jadi seperti mama

Bila banyak anak perempuan ingin menjadi seperti ibunya, maka saya dengan tegas berkata "saya gak mau jadi seperti mama". Sebenarnya agak berat bagi saya untuk menuliskan alasannya karena ini seperti membuka kamar kenangan yang udah lama tertutup rapat, namun pelan-pelan saya coba untuk menulis poin pentingnya aja.

Mama adalah perempuan yang gak beruntung dalam hal pendidikan. Kesulitan ekonomi memaksa mama harus berhenti sekolah saat kelas IV SD. Mama kemudian menikah dengan papa yang berstatus PNS dan melahirkan 6 anak (1 meninggal dunia). Sayangnya dengan jumlah anak yang lumayan banyak dan jarak lahirnya berdekatan, membuat kedua orang tua kami agak kesulitan membiayai anak-anaknya. Akibatnya, mama yang gak punya penghasilan harus terus mengalah, alih-alih menyisihkan sebagian uang buat kebutuhan pribadinya, yang terjadi adalah gaji papa habis dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya.

Bagi papa, sesusah apapun keadaan ekonomi keluarga, sekolah anak-anak adalah yang utama. Mungkin karena ini, mama terlihat ikhlas menjalani hidup dalam keterbatasan. Namun saya yang melihatnya merasa gak rela mama hidup seperti itu. Karena itulah, saya bertekad gak mau jadi seperti mama. Saya harus lebih baik dari mama. Dan untuk mencapainya, saya harus kuliah dan bekerja agar punya penghasilan sendiri dan bisa memenuhi segala kebutuhan pribadi tanpa perlu mengharap dari orang lain. Ahh jadi sedih deh menuliskan ini. Jadi kangen sama mama dan baru sadar kalo udah seminggu kami gak telponan. Doaku, semoga mama sehat selalu sehingga anak-anaknya bisa membalas kasih sayang dan pengorbanan beliau. I love you, Mama ❤️❤️

**

Itulah 3 alasan yang mendasari saya memilih menjadi seorang perempuan yang tetap bekerja walau udah nikah dan punya anak. Oh iyaa, tulisan ini adalah opini pribadi saya yaa, gak ada niatan untuk menjelek-jelekkan ataupun menjatuhkan pilihan perempuan lain yang berbeda dengan pilihan saya.

Walau gak mau seperti mama, tapi saya sangat menghargai pilihan perempuan lain yang memilih sebagai stay at home mom, seperti mama. Saya malah kagum pada ibu-ibu yang memilih jalan ini karena saya sadar saya gak akan sanggup menjalaninya. 

Di akhir tulisan ini, saya ingin bilang bahwa apapun pilihan kita, kita harus bangga dengan pilihan itu. Orang lain gak berhak menghakimi pilihan kita. Ladies, pilihan ada di tangan kita!

Share
Tweet
Pin
Share
16 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates