Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure



Kurang Lebih empat tahun lalu, wajah adik lelaki saya membengkak dan menghitam. Saya kaget karena saat terakhir bertemu dengannya, kondisi wajahnya tidaklah seperti itu. Saat saya tanya mengapa wajahnya bisa begitu? Dia juga tidak tahu jawabannya. Yang dia katakan adalah sejak wajahnya seperti itu, ia juga mulai sering mati rasa, bahkan saat jarinya luka dan tersengat api, ia tidak merasakan sakit.

Jawabannya membuat saya khawatir. Saya langsung menyarankan agar ia segera ke dokter tapi saat itu saya bingung menyarankan ke dokter apa. Saya cuman bilang agar ia segera ke puskesmas untuk memeriksakan kondisinya. Ia tak menolak tapi juga tidak mengiyakan. Saya asumsikan, ia mungkin sedang berpikir harus ke dokter apa.

Baca Juga: Minyak Gosok Andalan

Beberapa hari berikutnya, ia minta ditemani ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SPKK). Saya heran kok ke dokter kulit? Ia cuman menjawab bahwa sepertinya yang bisa mendiagnosa penyakitnya adalah dokter SPKK. Dan benar saja, setelah memeriksa dan mewawancarai adik saya, dokter mendiagnosa adik saya terkena kusta. Beliau langsung merujuknya melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa, dan setelah hasil labnya keluar, memang benar adik saya positif terkena kusta.

Jujur saja, saat pertama kali mendengarnya terkena kusta, hati saya menangis. Kok bisa adik saya yang pembersih, rajin perawatan (bahkan ia lebih rajin perawatan kulit dibanding saya), punya impian untuk traveling keliling Indonesia harus terkena penyakit ini? Penyakit yang memiliki stigma buruk di masyarakat? Huhuhu. Dan seperti yang saya duga, adik saya sangat terpukul. Apalagi dokter menyatakan bahwa ia harus menjalani pengobatan secara rutin selama setahun. Membayangkannya saja sudah membuat mentalnya down, sedih dan takut.

Dokter SPKK langsung memberi rujukan untuk mengambil obat kusta di salah satu puskesmas di Kota Baubau. Dalam menjalani pengobatannya, saya melihat perjuangan adik saya yang lumayan berat. Syukurlah di puskesmas tempatnya mengambil obat ia bertemu perawat dan pengelola program kusta yang friendly dan hangat. Setiap adik saya datang mengambil obat, si perawat selalu memberi semangat agar adik saya sabar menjalani pengobatannya. Si perawat juga menjelaskan hal-hal tidak mengenakkan yang akan terjadi di tubuh adik saya selama menjalani pengobatan sehingga ketika hal tidak mengenakkan itu dialami, adik saya sudah tahu dan tidak panik. Sungguh si perawat sangat berperan penting dalam perjalanan pengobatan kusta adik saya.

Si perawat juga menenangkan hati adik saya saat adik saya mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari atasan dan rekan-rekannya di kantor. Si perawat mengatakan bahwa mereka itu belum teredukasi mengenai penyakit kusta. Ia meminta adik saya untuk tetap sabar dan terus semangat menjalani perawatan. Si perawat berkata bahwa hal buruk itu tidak akan terjadi selamanya karena usai setahun menjalani pengobatan, insyaallah penyakitnya akan sembuh dan semua akan kembali baik-baik saja.

Mendengar cerita adik saya tentang perawat yang mendampinginya membuat saya terharu dan tenang. Saya semakin yakin adik saya akan tegar menjalani pengobatan dan pada akhirnya sembuh dari kusta karena didampingi oleh perawat yang andal.

Dan setelah perjuangan panjang melelahkan, adik saya berhasil menyelesaikan pengobatannya dan dinyatakan sembuh oleh dokter. Wajah yang sebelumnya menghitam dan membengkak perlahan-lahan membaik hingga akhirnya warna kulit dan kondisinya kembali seperti semula dan alhamdulillah kini ia telah menikah dan memiliki anak.

Setelah membersamai perjalanan adik saya dalam menjalani pengobatan kusta, saya berkesimpulan bahwa selain semangat, kesabaran dan kegigihan pasien, perawat dan pengelola program kusta memegang peranan penting dalam pengobatan dan penyembuhan pasien kusta. Angkat topi buat para perawat dan pengelola program kusta, kalian adalah pahlawan.

Ratna Indah Kurniawati, Melawan Dusta Kusta

pic source: youtube wartabromo tv


Dan ngomong-ngomong tentang perawat dan pengelola program kusta, saya juga mengenal satu sosok yang sangat menginspirasi, Namanya adalah Ratna Indah Kurniawati, seorang perawat di Puskesmas Grati Pasuruan yang sejak tahun 2008 mendedikasikan diri untuk merawat pasien kusta sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait fakta dan mitos tentang penyakit kusta.

Data WHO yang menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar jumlah kasus kusta di dunia membuat Ratna semakin termotivasi untuk mengedukasi masyarakat. Beliau tidak hanya mengedukasi secara teori, tapi juga melakukan hal yang menyentuh sisi emosi masyarakat. Selain memberikan bantuan pengobatan dan pengetahuan kepada penderita kusta, Ratna juga melakukan pendekatan sosial, salah satunya dengan berkunjung ke rumah-rumah warga mengajak mereka berkumpul dan memberi edukasi tentang kusta. Ratna bahkan tak segan makan bareng dengan penderita kusta, beliau menjelaskan bahwa penularan kusta itu tidak instan layaknya penularan flu.

pic source: youtube wartabromo tv


Tidak hanya itu, Ratna juga membimbing para penderita kusta agar dapat hidup mandiri. Ia memberikan pelatihan dan motivasi agar mereka memiliki usaha sendiri. Salah satu orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) yang kini sudah berhasil hidup mandiri adalah Pak Amat yang menderita kusta sejak tahun 1997. Pak Amat kehilangan jari-jarinya akibat penyakit kusta yang membuatnya hanya bisa bekerja serabutan dan menggantungkan hidup pada orang tuanya. Syukurlah, berkat bimbingan Ratna, Pak Amat kini punya usaha sendiri yakni beternak jangkrik. Dari usahanya ini, ia bisa menghasilkan 26 kg jangkrik setiap bulan yang bisa dijual dengan harga Rp. 20rb – Rp. 30rb per kg.

Menurut Ratna, banyak orang yang berlaku diskriminatif pada penderita kusta karena minimnya edukasi. Masih banyak orang yang belum paham bahwa penularan kusta tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan perlu waktu bertahun-tahun. Stigma buruk masyarakat terhadap kusta memang jadi pe er untuk kita semua. Masih banyak masyarakat bahkan yang berpendidikan tinggi (salah satunya atasan adik saya) yang menganggap kusta sebagai penyait kutukan dan penderitanya harus dikucilkan.

Dibutuhkan kerjasama dari pemerintah, berbagai elemen seperti masyarakat yang terdiri dari beragam profesi, serta komunitas agar edukasi tentang kusta dapat menyentuh semua kalangan, karena sama seperti kita, penderita kusta dan OYPMK juga berhak mendapat perlakukan yang sama. Penderita kusta bisa sembuh, hidup normal dan terus berdaya.

Sebagai blogger, kita juga bisa menulis artikel tentang edukasi kusta ini. Saya yakin, bila blogger seluruh Indonesia bersatu dimulai dari blogger Aceh, Blogger Semarang, Blogger Sulawesi, Blogger Kalimantan hingga blogger Papua menulis tentang kusta, akan semakin banyak masyarakat yang ngeh dan sadar bahwa penderita penyakit ini butuh dukungan kita semua.
Share
Tweet
Pin
Share
8 Comments

 



Setelah lumayan lama berpikir, beberapa hari lalu akhirnya saya beranikan diri checkout retinol yang udah lumayan lama nangkring di keranjang belanja salah satu ecommerce andalan. Seperti yang saya tulis di artikel ini, salah satu yang pengen banget saya coba namun masih takut saya lakukan adalah memakai retinol.

Setelah berusaha meyakinkan diri bahwa wajah ini udah sangat membutuhkan benda yang satu ini, plus meyakinkan diri wajah saya gak bakalan kena purging, akhirnya tangan ini gak ragu lagi menekan tombol checkout tepat H-3 lebaran.

Dan setelah beberapa hari menunggu kedatangannya yang telat banget, akhirnya retinol yang saya tunggu-tunggu itu datang juga. Penasaran dengan penampakannya? Ini nih benda yang sempat bikin saya overthinking karena si kurir telat nganterin ke rumah. 

retinol pertama yang saya coba, hehehe

Oh iyaa, mungkin teman-teman akan bertanya. Mengapa saya memilih merk ini? Bukan merk lain yang sedang viral? Jawabannya simpel, karena ini adalah retinol yang paling murah dan ongkirnya gratis, hahaha sungguh alasan yang sangat mengutamakan aspek ekonomi yaa 😝😆

Ehh gak ding. Alasan sebenarnya adalah karena pengen aja beli yang ini. Saat melihat-lihat koleksi retinol yang dijual di salah satu toko favorit, hati saya langsung klik sama merk ini. Setelah klik, baru deh cari tahu review-nya dan ternyata lumayan bagus, jadi mantaplah hati ini untuk memilihnya.

Semoga setelah memakainya nanti kondisi wajah saya jadi lebih baik. Saya sadar, berharap pada retinol doang tentu gak akan bisa membuat wajah lebih sehat bila tanpa disertai dengan kebiasaan merawat wajah dengan rutin.

Harapan saya semoga dengan adanya retinol ini saya jadi lebih semangat lagi skincare-an, agak masalah-masalah di wajah ini bisa terhempas manja.

Kalo kalian gimana gaes? apakah udah mencoba retinol juga?

Share
Tweet
Pin
Share
8 Comments

 


Gak terasa hari ini kita semua, umat muslim di Indonesia merayakan hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa menahan haus dan lapar serta menahan diri dari godaan agar gak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.

Sedih banget harus berpisah dengan bulan ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan. Rasanya diri ini belum maksimal beribadah, tahu-tahu ramadan udah pergi meninggalkan kita.

Tahun ini, puasa saya gak sampe 30 hari. Di hari ke dua puluh satu, tamu bulanan itu datang. Selama delapan hari saya gak berpuasa karena kedatangannya. Saya baru bisa berpuasa kembali di H-1 lebaran. Akibatnya, tahun ini saya lagi-lagi gak bisa khatam alquran, huhuhu 😢

Dan sesuai hasil sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama pada hari Kamis lalu, ditetapkan 1 Syawal yang merupakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada hari ini, Sabtu tanggal 22 April 2023.

Saya sebagai pemilik blog Banua Mayana Waira ini mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin kepada teman-teman pembaca blog ini 🤝🙏. Semoga kita semua termasuk orang-orang beruntung yang mendapatkan kemenangan di hari yang fitri ini. Semoga kita semua masih akan dipertemukan dengan bulan ramadan di tahun-tahun mendatang dan kembali merayakan kemeriahan Idul Fitri lagi, aamiiin yaa robbal alamin 🤲😇

Selamat Idul Fitri 1444 H


Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Hari ini adalah hari pertama cuti lebaran tahun 2023. Saat bangun tidur tadi pagi, rasanya mager banget, masih pengen tidur-tiduran sembari memeluk anak-anak saya dan menikmati liburan di hari pertama ini namun apalah daya saya gak bisa seperti itu karena hari ini ada tugas negara yang harus dilakukan. Loh kok bisa? Memang tugas apakah yang dimaksud hingga membuat saya gak bisa berleha-leha di hari pertama cuti lebaran ini?

Ahaaa, pekerjaan inilah yang akhirnya menginisiasi terbitnya artikel a day in my life hari ini, hehehe 😁

Jadi, hari ini, dinas kami memiliki satu kegiatan yang sangat dinantikan masyarakat menjelang lebaran ini. Adakah yang bisa menebak? Yap, anda benar, dinas kami menyelenggarakan Pasar Murah dan kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang ada di bidang saya, karena itulah saya wajib banget berpartisipasi.

Baiklah gak perlu basa-basi, segera aja kita mulai cerita tentang kegiatan saya hari ini 😊😉

Pukul 08.30 WITA saya langsung mandi usai menyiapkan sarapan untuk anak kedua. Setelah mandi dan bersiap-siap segeralah saya otw ke kantor Lurah Lakudo, lokasi penyelenggaraan kegiatan pasar murah ini. Saat tiba di sana, masyarakat udah lumayan banyak yang datang namun rekan-rekan dari kantor belum semuanya hadir. Saya pun meminta izin ke pasar untuk melakukan tugas harian saya sebagai enumerator yakni mengambil data harga bahan pangan untuk nanti diinput di website panel harga pangan, kebetulan jarak antara kantor lurah dan pasar itu hanya sepelemparan batu alias dekat banget.

Baca juga: A day in my life; Rabu 08/02/2023

Hampir satu jam saya berada di pasar dan syukurlah harga-harga menjelang lebaran ini lumayan stabil dan terkendali, gak ada kenaikan yang membuat masyarakat mengeluh. Suasana pasar sangat ramai dan karena anak pertama kami belum punya baju lebaran, saya pun singgah di pedagang pakaian pilih-pilih baju untuk si sulung, alhamdulillah ketemu kemeja kotak-kotak berwarna biru yang pas di tubuhnya.

Pulang dari pasar, saya kembali ke TKP dan rupanya rekan-rekan udah berkumpul. Setelah semuanya siap, kegiatan pasar murah pun dibuka oleh Bapak Kepala Dinas. Saya bertindak sebagai kasir yang memegang semua uang hasil penjualan tiga komoditas yang kami jual hari ini yakni beras, gula pasir dan minyak goreng. 

beras salah satu komoditas yang kami jual di pasar murah kali ini

Pelaksanaan pasar murah hari ini berjalan lancar dan tertib. Ba'da Dzuhur kegiatan ini berakhir namun kami gak langsung balik ke rumah masng-masing melainkan ke kantor dulu untuk menghitung semua uang yang kami peroleh dari hasil penjualan yang tadi saya terima dari pembeli. Kami baru balik ke rumah pada pukul 16.00 WITA.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah saya merasa was-was. Saya dihantui rasa takut dirampok karena uang hasil penjualan tadi diamanahkan kepada saya untuk memegangnya. Saya diminta untuk menyimpan uang ini sebelum akhirnya diserahkan ke pihak Perum Bulog saat masuk kantor usai lebaran nanti.

Jujur aja, memegang uang sebanyak itu membuat saya ketakutan. Baru kali ini saya merasa ada banyak mata yang seolah memperhatikan saya eh salah uang yang saya pegang, seolah-olah mereka akan mencuri uang itu dari saya padahal mah orang-orang di luar sana juga gak tahu kalo saya memegang uang ini, tapi begitulah perasaan saya. Rasanya hati dan pikiran ini gak tenang dan jujur aja saya merasa berat banget menerima amanah ini. 

Setibanya di rumah saya langsung mandi dan istirahat sejenak sembari menunggu waktu berbuka puasa. Usai berbuka dilanjutkan dengan shalat maghrib, tadarus beberapa lembar, makan malam, shalat isya lanjut tarawih kemudian main sejenak dengan anak dan gak terasa waktu terus berjalan hingga sampailah saat ini, saat di masa saya sedang menulis artikel ini.

Rencananya setelah mempublish tulisan ini saya akan bersiap untuk tidur, tentu aja setelah melaksanakan rutinitas saya setiap malam yaitu skincare-an, hehehe

Baca juga: Penyesalan

Okee, akhirnya tulisan a day in my life hari ini saya cukupkan sampai di sini. Sampai bertemu lagi di tulisan a day in my life di harii-hari berikutnya. Selamat beristirahat dan selamat menikmati liburan bersama orang-orang tercinta! 😊

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Setelah beberapa waktu lalu menulis tentang minyak kayu putih asli dari Maluku, sekarang saya jadi kepikiran pengen nulis tentang minyak-minyakan yang ada di rumah kami yang sering digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing, hahaha ada-ada aja nih ide yang muncul di kepala 🙈

Saya memang serandom itu gaes, apalagi hari ini adalah jadwalnya saya mempublish artikel di blog ini namun sampe jam segini belum ada ide cemerlang yang muncul, yang muncul malah ide absurd ini jadilah dieksekusi ajalah yaa daripada gak ada sama sekali, seperti kata pepatah tak ada rotan akar pun jadi, tak dapat ide cemerlang, ide receh pun tak masalah, hahaha 😂

Ternyata setelah saya hitung, ada beberapa jenis minyak yang ada di rumah yang sering kami gunakan. Yang akan saya tuliskan ini adalah minyak gosok yang digunakan orang dewasa yaa, bukan minyak telon atau baby oil yang digunakan bayi atau anak-anak, soalnya karena saya masih punya balita jadi kedua minyak itu juga ada di rumah ini, hehehe

Penasarankah kalian minyak-minyak apa aja itu? Check this out:

✅ Minyak Tawon

Minyak tawon adalah minyak yang harus selalu ada di rumah kami. Ia gak boleh kosong karena keberadaannya sangat dibutuhkan. Minyak tawon ini memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai obat luka, obat lebam atau benjol saat kejedot, obat batuk ringan, obat sakit perut, obat digigit serangga, obat totol jerawat dan obat untuk beberapa sakit ringan lain, pokoknya dia bisa dibilang multifungsi karena menjadi obat pertolongan pertama saat terjadi luka atau sakit ringan.


Kebiasaan menyiapkan minyak tawon ini udah sejak dulu kami lakukan bahkan sebelum saya menikah. Di rumah mama si minyak tawon ini juga udah menjadi sahabat keluarga yang selalu ada. Menurut mama, saat kami (saya dan adik-adik) masih bayi, minyak tawon inilah yang dioleskan ke perut dan tubuh kami setelah mandi agar gak masuk angin alias pengganti minyak telon.

Saya termasuk yang jarang banget menggunakan minyak tawon karena gak suka baunya. Kalo kata teman saya, baunya kayak bau nenek-nenek, hahaha. Saya menggunakan minyak tawon hanya pada saat sedang luka atau sekali-sekali saya oles ke jerawat saat jerawat muncul di wajah biar gak terlalu perih.

 ✅ Minyak Kutus Kutus

Demam minyak kutus kutus yang melanda jagat facebook beberapa tahun lalu juga menyerang rumah kami, hehehe. Minyak gosok yang digadang-gadang memiliki sejuta manfaat ini juga menjadi penghuni rumah kami.

Dulu saya tertarik beli karena testimoni teman saya yang merupakan penjual minyak kutus-kutus ini. Katanya minyak kutus kutus ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak bila sering digosokkan ke badan anak. Sayangnya anak saya malah mabok saat saya gosokkan minyak ini karena gak suka baunya, jadinya setiap kali saya ingin menggosokkan ini ke badannya doi selalu menolak, huhuhu padahal harganya lumayan mahal menurut saya. Saat sedang pegal karena kelelahan, saya kadang-kadang pakai ini walau setelah pakai selalu dikomplain suami karena doi juga gak suka baunya. Sungguh anak dan bapak yang kompak! 🤦‍♀️

Mertua suka pakai minyak ini karena lumayan ampuh meredakan pegal-pegal yang ia derita. Saya juga beli minyak kutus kutus ini untuk mama agar beliau bisa pakai saat tubuhnya sedang pegal.

✅ Mama's Choice Herbal Oil

Pertama kali pakai herbal oil ini adalah beberapa bulan setelah lahiran anak kedua. Saya yang saat itu masuk kantor setiap hari pulang pergi Baubau - Lakudo merasa sangat letih. Memakai minyak ini lumayan membantu membuat badan saya lebih rileks sehingga bisa tidur nyenyak di malam hari 👍


Saat itu saya dapat minyak ini secara gratis dari sponsor dan reviewnya udah saya tulis d blog utama. Wanginya enak banget dan bikin tenang. Suami gak komplain saat saya pakai ini, malah beliau yang semangat pijitin saya setiap malam, hehehe.

Kekurangannya cuman satu si herbal oil ini yakni harganya yang lumayan menguras kantong, lebih mahal dari harga minyak kutus kutus, tapi memang diklaim aman untuk ibu hamil dan menyusui.

✅ Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih juga menjadi minyak yang selalu ada di rumah kami. Tak hanya minyak kayu putih asli tapi juga minyak kayu putih keluaran pabrik yang dibeli di toko. Minyak kayu putih keluaran pabrik ini biasa saya oles di jidat atau pelipis saat merasa pusing sedangkan minyak kayu putih asli ini selalu jadi andalan saat saya sakit perut masuk angin karena ampuh banget.

**

Itulah beberapa jenis minyak gosok yang menjadi sahabat kami di rumah. Kami bukan tipikal orang yang dikit-dikit langsung minum obat. Saat merasa sakit, biasanya kami atasi dulu menggunakan minyak-minyakan ini, nanti bila gak bisa ditangani barulah kami ke puskesmas untuk berobat.

Apakah kalian juga punya minyak gosok andalan di rumah, gaes?

Share
Tweet
Pin
Share
31 Comments

Hari ini saya ingin menulis tentang salah satu hal yang saya sukai, lebih tepatnya buah yang paling saya sukai. Yap, sepertinya teman-teman udah bisa menebak yaa buah apa yang dimaksud karena gambarnya udah terpampang nyata di atas dan namanya juga udah tertulis secara gamblang di judul. Kalian benar, saya akan menulis tentang buah durian. Hayoo, siapa yang juga suka buah ini? Ayoo toss dulu karena itu artinya kita se-frekuensi, hehehe 😁

Menurut saya, durian adalah buah yang unik. Banyak yang suka padanya namun gak sedikit yang benci. Bila dijumlah, antara pecinta dan pembencinya seimbang. Hahaha ngomongin durian udah kayak ngomongin orang yaa, tapi beneran deh, jumlah teman-teman saya yang suka durian itu sebanding dengan jumlah teman saya yang gak suka durian.

Saya iseng bertanya, apa yang membuat mereka gak suka durian? Rata-rata alasannya adalah karena gak suka baunya. Jadi mereka ini gak suka karena udah mabok duluan cium bau durian yang harum itu (versi hidung saya dan pecinta durian yang lain). Menurut mereka bau durian itu busuk dan bikin mual. Suami saya termasuk dalam golongan orang kayak gini, langsung mual saat cium bau durian 🤦‍♀️

Saya ingat, sejak kecil saya udah sering mendengar orang bercerita (termasuk mama) bahwa durian itu baunya busuk kayak (maaf) t*i ayam. Maka melekatlah stigma durian seperti itu di otak saya selama bertahun-tahun hingga saya kuliah dan semuanya berubah.

Teman kost saya pulang kampung ke Polmas (Polewali Mamasa) dan saat balik ke Makassar dia membawa durian sebagai oleh-oleh buat kami. Teman-teman kost bahagia banget dapat oleh-oleh itu, gak perlu waktu lama mereka langsung mengeksekusinya. Saya diajak untuk menikmati si durian. Saya yang saat itu belum pernah makan durian dan udah tercuci otaknya bahwa bau durian itu busuk awalnya ogah dan menolak untuk mencoba namun karena dipaksa terus sembari dijelaskan bahwa durian itu enak, akhirnya saya tertarik juga untuk mencobanya, hahaha untung aja saat itu semua teman satu kost kompak membujuk saya, kalo gak, mungkin sampai saat ini saya gak akan pernah tahu  dan merasakan ternyata ada buah yang rasanya seenak itu 😍👍 

Lalu apa yang terjadi setelah hari itu? Sejak merasakan kenikmatan buah durian untuk pertama kalinya di hari itu, saat itu juga saya langsung menasbihkan diri sebagai pecinta durian. Durian langsung menduduki kasta tertinggi sebagai buah yang paling saya sukai setelah mangga.

Lalu setiap musim durian tiba saya galau karena harga durian itu mahal, huhuhu. Maksud hati pengen menikmatinya namun apa daya kantong mahasiswaku berteriak dan meronta-ronta karena gak bisa memenuhi keinginan hati. Namun yang namanya rezeki yaa, adaaa aja jalannya. Rupanya istri sopir yang rumahnya berada di samping kost-an kami tahu kalo saya pecinta durian. Suaminya yang merupakan sopir bus rute Makassar - Palopo sering membawa pulang durian ke rumah mereka. Oleh sang istri si durian ini dikupas lalu didinginkan di kulkas. Si istri sering memanggil saya untuk datang menikmati durian itu. Wahh bahagia banget rasanya 🤩

Setelah tamat kuliah dan pulang kampung, saya kembali kesulitan makan durian. Sebabnya yaa karena harga durian di sini tuh mahal banget, mau beli harus mikir berkali-kali dan akhirnya gak jadi beli karena harganya memang semahal itu. Alternatif yang saya pilih adalah beli es kirim yang rasa durian, kebetulan ada salah satu merek es krim yang rasa duriannya di lidah saya tuh hampir sama dengan rasa durian asli. Namun semirip apapun rasanya tetap aja hati ini pengen makan durian asli, huhuhu.

Saya ingat, saat hamil anak kedua beberapa tahun lalu, di bagian Ambon dan sekitarnya sedang banjir durian. Saking banyaknya, harga durian di sana tuh murah banget, katanya Rp. 10.000,-/buah. Istri teman suami yang kebetulan tugas di daerah sana mengirimi saya satu karung durian. Wahh senang banget rasanya mendapatkan kiriman durian sebanyak itu. Kalo gak mikir sedang hamil, saya mungkin bisa menghabiskan satu buah durian sekali makan. Suamilah yang jadi rem, jadi penasehat agar saya gak terlalu rakus dan harus mikirin anak kami karena banyak yang bilang ibu hamil gak boleh makan durian banyak-banyak, bisa bahaya kata mereka.

Sepertimya itu kali terakhir saya makan durian. Hmm kalo dihitung-hitung udah hampir lima tahun lalu. Udah lama juga ternyata saya gak makan durian, pantas aja tadi siang saat salah satu teman facebook posting jualan durian, saya langsung tergoda untuk pesan padahal harganya lumayan mahal untuk ukuran kantong saya di pertengahan bulan dan belum terima THR ini, hahaha. Gak papalah yaa, hitung-hitung ngasih reward pada diri sendiri.

Dan sore tadi, sesaat sebelum buka puasa duriannya tiba di rumah. Mencium aromanya langsung tergoda untuk segera mencicipinya tapi saya tahan dulu. Saya baru menikmatinya tadi setelah shalat isya, sebelum saya menulis arikel ini. 

segini harganya 85K 😭

Bagaimana rasanya makan durian lagi setelah sekian lama? Jawabannya adalah masih kurang puas dan masih pengen nambah, hahaha 😂

Teman-teman masuk dalam golongan mana nih? Tim penyuka durian seperti saya ataukah tim yang gak suka durian? Tulis jawabannya di kolom komentar yaa

Share
Tweet
Pin
Share
40 Comments

Untuk kesekian kalinya, saya lupa menginput daftar harga pangan yang udah saya pantau di website harga pangan. Saya akui, hari ini saya memang agak telat ke pasar karena telat bangun, penyebabnya adalah karena saya tidur kembali usai shalat subuh. Saya baru terjaga saat mendengar suara mama mengetuk pintu sembari memanggil nama saya 🤦🏻‍♀️

Saya kaget dan langsung melihat jam yang telah menunjukkan pukul 09.00 WITA, ckckck. Mama datang membawakan kue pesanan saya. Kurang lebih lima belas menit kami ngobrol, mama pamit pulang dan saya langsung bersiap-siap ke pasar untuk melakukan survey harga bahan makanan pokok.

Baca juga: A day in my life; Rabu 08/02/2023

Setelah kurang lebih satu jam berada di pasar, saya pulang ke rumah dan langsung membersihkan ikan dan sayur yang saya beli, menaruhnya di wadah dan memasukannya ke dalam kulkas dan freezer, lanjut mencuci dua lembar celana preloved yang tadi saya beli dengan harga Rp. 65.000,- aja. 

Setelah menjemur dua lembar celana itu, saya langsung masuk kamar berbaring santai sambil ikutan antre ngelist di sebuah grup support pv blog. Antreannya lumayan heboh karena banyak banget teman-teman yang daftar, saya sampe ngelist tiga kali karena teman salah copy list sehingga nama dan link artikel yang udah saya masukkan gak dicopy oleh mereka, ckckck. Syukurlah kehebohan itu gak lama karena akhirnya semua kembali tertib 👍🏻

Baca juga: Gabut berfaedah

Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 12.00 siang. Saya belum ngeuh juga bila sejak pulang dari pasar tadi belum menginput data harga. Saya lanjutkan kegiatan main dengan anak sembari menunggu shalat dzuhur yang rencananya akan saya lakukan pada pukul 13.00 WITA.

Semua kegiatan saya lakukan sesuai rencana yang udah saya susun. Dan tibalah saatnya pukul 17.00 WITA, tiba-tiba saya sadar kalo belum menginput harga pangan 😱. Saya gelagapan dan langsung buka laptop untuk memastikan apakah saya memang benar-benar gak menginput dan jawabannya adalah IYA. Saya langsung lemas dan menyesali kenapa bisa lupa melakukan kegiatan rutin yang setiap hari saya kerjakan itu. Harus saya akui, hari ini saya memang benar-benar lupa dan baru ingat setelah udah lewat jauh banget dari deadline penginputan yakni pukul 14.00 WITA 😰

Baca juga: Parno vs sembrono

Seperti yang saya katakan di awal, ini bukan pertama kalinya saya lupa menginput daftar harga ini. Sejak ditunjuk menjadi Enumerator Pemantau Harga di awal tahun 2022 lalu hingga saat ini, lupa menginput seolah udah menjadi kejadian rutin yang pasti terjadi setiap bulan. Dalam bulan berjalan, adaa aja satu atau dua kali saya lupa input, entahlah kenapa bisa begitu padahal setiap hari saya udah pasang alarm setiap jam 10.00 WITA agar gak lupa. Untuk kasus hari ini, alarmnya berbunyi saat saya masih di pasar jadi langsung saya matikan.

Bukan cuman input daftar harga, saat memasak sesuatu saya juga sering lupa akibatnya udah banyak panci yang jadi korban. Panci-panci itu hangus dan menghitam. Makanan yang saya masak? Hohoho gak usah ditanya, pancinya aja udah sehitam itu, gimana isinya? Teman-teman pasti udah bisa menebaknya.

Saat memasak, saya gak suka menunggui apa yang saya masak kecuali masak mie instan atau goreng telur. Bila waktu yang dibutuhkan untuk memasak makanan itu lumayan lama, maka setelah mendudukan pancinya di atas kompor, saya biasanya akan melakukan aktivitas lain. Namun yang terjadi kemudian adalah saya keasyikan melakukan aktivitas lain tersebut dan lupa kalo di saat bersamaan saya juga masak, saya baru sadar saat mencium bau gosong 😩

makanan gosong yang sempat saya abadikan

Sifat (bisakah ini disebut sebagai sifat?) pelupa ini rasanya mulai meresahkan. Saking seringnya saya lupa, sebagian besar orang yang kenal saya pasti udah tahu fakta ini. Mereka udah mahfum banget saat saya katakan saya lupa membawa barang yang saya pinjam padahal udah janji untuk mengembalikannya. Mereka akan sering menelepon atau kirim pesan pada saya untuk mengingatkan apa aja yang harus saya lakukan. Bila saya menjanjikan sesuatu pada mereka, saya biasanya meminta mereka untuk jangan lelah mengingatkan saya. 

Karena punya sifat pelupa ini, saya juga jadi lebih suka nyetok barang-barang karena takut saat barangnya habis saya lupa membelinya, tentu ini selain alasan yang pernah saya tulis di artikel nyetok atau habis baru beli ini.

Namun setelah saya ingat-ingat, rasanya ada yang aneh dengan sifat pelupa saya ini. Mengapa saya bilang aneh? Karena saya gak pelupa dalam hal mengingat rasa sakitnya ditinggal mantan saat sedang sayang-sayangnya 😄 eh momen yang udah berlalu atau wajah orang yang pernah berinteraksi dengan saya.

Saya bisa mengingat suatu momen secara detail lengkap dengan tanggal dan jam kejadiannya, makanya saya bisa menceritakan kisah-kisah yang pernah saya alami di masa lalu dengan runut dan lancar. Pun dengan wajah orang-orang yang pernah berinteraksi dengan saya, bila bertemu lagi di suatu tempat di waktu yang berbeda saya akan tetap mengingat wajahnya walau mungkin udah lupa namanya. Saya biasanya juga akan ingat jalan yang pernah saya lalui sebelumnya. Intinya, saya kuat mengingat hal yang udah berlalu namun sering lupa pada hal yang saya lakukan atau mau saya lakukan.

Baca juga: 2007 dalam kenangan

Kalo kayak gini, apakah saya memang benar-benar pelupa? 🤔


Share
Tweet
Pin
Share
31 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates