Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure
Review Aulia Lulur Sutera

Tinggal selama kurang lebih dua minggu di rumah sakit membuat tubuh saya kurang perawatan baik perawatan wajah maupun perawatan badan. Kulit ini rasanya kusam banget dan bersisik semua. Sepertinya jika masih harus tinggal beberapa hari lagi, mungkin kulit saya bakalan berubah jadi kayak kulit ikan kali saking bersisiknya kulit ini, huhuhu 😭

Baca Juga: 1 Minggu Terakhir di Bulan Oktober

Makanya saat pulang ke rumah, hal pertama yang saya lakukan adalah perawatan. Pengennya sih perawatan seluruh badan di salon, mulai dari luluran, creambath hingga manicure dan pedicure untuk melemaskan otot-otot ini, sekalian me time namun apa daya kondisi belum memungkinkan untuk melakukan itu, jadilah tak ada rotan akar pun jadi alias perawatan sendiri aja di rumah.

Jadi saat ke supermarket beberapa hari lalu, saya mengambil beberapa produk perawatan dari etalase toko. Salah satunya adalah lulur yang akan saya review ini yang fotonya ada di awal tulisan ini. Ya, nama lulurnya adalah Aulia Lulur Sutera varian bengkoang (kalo gak salah, lulur dari Aulia ini memiliki tiga varian; bengkoang, goat's milk dan rice extract).

Aulia Lulur Sutera (Bengkoang)
Ukuran: 1000 gram (1 Kg)
BPOM: NA 18210701437
Harga: Rp. 42.000,-


Kemasan

Seperti yang terlihat, kemasannya dibungkus plastik dengan zip lock. Saat hendak mengambil lulurnya, saya gak kesulitan membuka kemasannya. Pun dengan zip lock-nya yang langsung nempel saat ditutup usai mengambil lulurnya. Menurut saya kemasannya lumayan OK. Walau sebenarnya saya lebih suka bila kemasannya dalam bentuk pot aja biar lebih praktis, apalagi ini untuk ukuran 1 kg, kayaknya cocok bila ditaruh dalam wadah berbentuk pot atau jar, namun bila melihat harganya yang terjangkau banget, rasanya agak berlebihan juga bila menginginkan yang lebih, hehehe 😄. Untuk menyiasatinya, lulur yang akan saya pakai saya tuang ke wadah lain yang lebih kecil sedangkan sisa lulurnya saya biarin di dalam plastiknya. 

Review Aulia Lulur Sutera
kemasannya besar banget, euy!

Oh iyaa, setelah saya googling, ternyata lulur ini juga punya kemasan jar yang lebih kecil ukurannya. Buat yang gak suka kemasan plastik, boleh pilih kemasan jar ini.

Di kemasan juga udah tertera lumayan banyak info tentang produknya mulai dari ingredients, No BPOM, cara pakai, masa PAO (period after opening), expired date, produsen, penjelasan singkat tentang lulur ini.

Tekstur & Aroma

Untuk tekstur lulurnya, mirip dengan lulur lain pada umumnya cuman ini agak lebih encer dari lulur yang selama ini saya pakai. Butiran scrubnya juga lebih kecil dan lebih halus jadi saat diratakan dan digosok ke kulit gak terasa sakit sedikit pun walau gosoknya sekuat tenaga, hehehe 😄

Review Aulia Lulur Sutera

Review Aulia Lulur Sutera

Untuk aromanya juga saya suka dan gak ganggu di hidung saya yang lumayan sensitif ini. Usai luluran, kulit terasa halus dan wangi jadinya saya makin pede dekat dengan suami dan anak-anak 🥰.

Cara Pakai

Gosok perlahan dan pjat lembut ke seluruh tubuh, bilas dengan air. Dapat digunakan setiap hari sebagai pengganti sabun.

Review

Awal-awal membelinya, saya menggunakan lulur ini setiap hari sebagai pengganti sabun untuk menghempaskan kulit mati yang udah tebal banget dan hasilnya OK banget. Kulit mati penyebab kulit kusam langsung terhempas manja. Setelah memakainya kulit jadi terasa lebih bersih dan cerah. Saya semakin suka karena usai memakainya kulit saya juga terasa lembap walau gak dipakein body lotion dan wanginya juga tahan lama 👍🏻.

Baca Juga: Review Hanasui Milky Lotion

Saat ini, saya gak lagi memakainya sebagai pengganti sabun, melainkan tiga kali seminggu atau saat merasa kulit sedang butuh dibersihkan secara ekstra. Jujur aja, rasanya puas banget, dengan harga Rp. 42.000,-, (ukuran 1 kg) lulur ini melebihi ekspektasi saya. Kalo varian bengkoang yang saya pakai ini udah habis (entah kapan habisnya, hehehe), saya berencana membeli varian lainnya juga.

Buat teman-teman blogger dari seluruh penjuru tanah air, mulai dari blogger Aceh, Blogger Semarang, blogger Kalimantan, Blogger Papua, beauty blogger, Blogger Kesehatan, lifestyle blogger atau mungkin blogger tekno pun yang saat ini sedang mencari lulur dengan harga minim namun bisa memberikan hasil maksimal,  Aulia Lulur Sutera ini highly recommended untuk dicoba 👍🏻


Share
Tweet
Pin
Share
12 Comments

Beberapa hari ini di fyp tiktok saya berseliweran viti seorang ibu yang bernama Momzi. Memang apa sih isi video ibu ini hingga membuat saya tergerak untuk menuliskannya di blog ini? Jadi alasan saya menulis cerita tentang ibu ini adalah agar kita semua bisa mengambil pelajaran dari kasus yang dialaminya.

Jadi gini ceritanya, gaes. Momzi ini sedang berseteru dengan Dewi Perssik (DP). Loh kok bisa? Sini saya kasih tahu (duh saya kok berasa jadi host acara gosip yaa? Hahaha 🤣🙈). Jadi kasus ini masih kelanjutan dari kasus KDRT pada wanita yang dialami Lesti Kejora beberapa waktu lalu. Ditengarai si Momzi adalah fans Leslar yang gak suka dengan video-video yang dibuat oleh DP yang kecewa terhadap keputusan Lesti yang mencabut laporan polisi atas dugaan kasus KDRT yang dilakukan suaminya, Rizky Billar. Menurut DP, harusnya Lesti jangan kayak gitu, Rizky haruslah diberi pelajaran agar ia jera.

Momzi yang gerah dengan video-video DP langsung membuat video tandingan yang berisi hinaan terhadap DP. Oh iyaa, sebenarnya bukan cuman si Momzi ini yang gak suka dengan video DP sih, ada beberapa ibu (fans leslar) lain yang juga gak terima dan bikin viti serupa dengan kalimat yang gak pantes diucapkan dan sangat merendahkan DP yang jika diteliti lebih lanjut bisa masuk dalam kategori kekerasan verbal dan boleh banget diproses secara hukum. Dan good, DP udah melaporkan beberapa dari mereka ke polisi. Ada yang langsung menghilang usai dilaporkan, ada juga yang langsung nyesal dan minta maaf dengan wajah terkulai lemas.

Tapi saya gak akan membahas mereka itu, yang ingin saya bahas saat ini adalah si Momzi ini karena di antara semuanya, dialah yang paling berisik dan paling berani nantangin. Doi rajin banget bikin video, dan semakin ditanggapi oleh DP dia semakin menjadi-jadi, membuat orang yang menontonnya makin gregetan dengannya. Awalnya DP diam aja, tapi lama-lama terpancing juga. Akhirnya DP memutuskan untuk melaporkan ibu ini ke polisi. 

Dari kasus Momzi dan DP ini ada banyak banget pelajaran yang bisa diambil, namun satu yang ingin saya garis bawahi adalah saat bermedia sosial kita tuh wajib menjadi netijen yang cerdas. Be a smart netijen! Karena sedikit aja kita "kepeleset", kita bisa jadi penghuni bui. Ketikan jari dan kalimat yang kita keluarkan bisa jadi boomerang bila kita gak hati-hati.

Jujur aja, menyaksikan perseteruan DP dan Momzi ini membangkitkan kenangan saya beberapa tahun lalu yang hampir aja dipolisikan salah satu teman facebook. Doi merasa tersinggung dan gak terima dengan status no mention yang saya buat. Dia dan keluarganya langsung datang ke kantor untuk mengadukan saya pada pimpinan saya. Selain itu, doi juga ngancem akan memukul saya (lebih tepatnya mengeroyok karena dia mengajak teman-temannya), hahaha saya langsung screenshoot dong ancaman tersebut dan langsung ngancam balik akan melaporkannya juga. Doi pikir saya bakalan takut dengan ancamannya. Saya suka senyum-senyum sendiri kalo ingat kejadian itu.

Tapi dari kejadian itu saya belajar banyak hal. Bahwa ternyata apa yang kita ucapkan/tuliskan itu bisa aja disalahartikan dan menyakiti orang lain yang membaca/mendengarnya. Saya merasa bersyukur mengalami kejadian itu karena hal tersebut menjadi titik balik saya dalam bermedsos. Sejak saat itu saya jadi hati-hati banget dalam membuat status di medsos. Sebelum membuat status, saya mikirin efek jangka panjang apa yang timbul dari status yang akan saya buat. Sejak saat itu, saya jadi jarang banget pasang status di facebook kecuali menebarkan berita bahagia atau share link tulisan blog.

Saat ini, saya masih terus belajar untuk menjadi smart netijen, saya berusaha untuk bijak bersosmed dengan melakukan beberapa hal ini:

👉🏻 Menghindari posting atau share sesuatu yang bersifat SARA, kekerasan, pornografi dan hal-hal mengganggu lainnya

👉🏻 Berusaha untuk selalu menggunakan bahasan yang baik dan sopan'

👉🏻 Berusaha untuk gak share berita yang belum jelas kebenarannya atau berita hoax. Saya selalu berusaha untuk mencari tahu kebenaran suatu berita sebelum membagikannya (saring sebelum sharing)

👉🏻 Memutuskan untuk gak posting status yang bersifat sangat pribadi.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia

Lalu apakah usaha saya untuk menjadi smart netijen selalu berjalan mulus? Oh tentu tidak, Marimar! Sebagai manusia, kadang muncul rasa narsis dari dalam jiwa ini untuk pamer-pamer atau posting hal yang sifatnya pribadi banget, namun kemudian saya sadar, apa yang bakalan saya dapat dari hal tersebut? Akhirnya pamer-pamernya cukup di dalam hati aja, hahaha 😂

Lalu bagaimana kelanjutan kasus Momzi dan DP? Saya kurang tahu gimana kelanjutan kasus ini, namun saya berharap semoga kasus ini berakhir damai. Sedih rasanya menyaksikan orang harus berurusan dengan hukum karena masalah dari main sosmed.

Yuk bisa yuk kita menjadi netijen cerdas! Kita tetap bisa kok bersenang-senang tanpa perlu menyakiti orang lain 💪😊

Share
Tweet
Pin
Share
20 Comments

Tak terasa, hari ini tepat sebelas hari anak kedua kami menjadi penghuni rumah sakit. Bila sebelumnya dia dirawat di RSUD Buton Tengah, kali ini kami sudah berada di Siloam Hospital Buton, di Kota Baubau. Si kesayangan ini dirujuk ke sini karena sejak hari pertama hingga hari kedelapan dirawat di RSUD Buteng, kondisinya belum ada perubahan, demamnya belum turun juga. Makanya dokternya memutuskan untuk merujuknya agar bisa mengetahui apa penyebab si demam yang rasanya betah banget tinggal lama-lama di tubuh kesayangan kami ini.

Baca Juga: 1 Minggu Terakhir di Bulan Oktober 2022

Maka pada hari Rabu sore lalu, kami resmi menjadi pasien di sini. Ditempatkan di ruangan I-3, kami harus mulai membiasakan diri dengan keadaan dan suasana di sini karena menurut dokter, sepertinya kami akan lama tinggal di sini karena dari hasil pemeriksaan, anak kedua kami ini menderita radang paru atau pneumonia. .

Menemani anak yang sedang sakit di rumah sakit membuat saya sadar bahwa kesehatan adalah hal yang sangat mahal harganya. Sebagai orang tua, melihat anak sakit rasanya berat banget. Seandainya sakitnya bisa dipindahkan, biar saya aja yang memikul rasa sakit itu agar anak saya bisa menikmati keseharian tanpa harus merasa sakit dan gak berdaya.

Momen yang paling menyakitkan adalah ketika melihatnya kejang. Ingin rasanya saya melakukan sesuatu namun yang terjadi saya hanya diam dan gak bisa berbuat apa-apa. Saya cuman pasrah sembari berdoa menyaksikan tubuh mungil anak saya kaku dan bergetar hebat di atas ranjang UGD. Syukurlah setelah ditangani dokter dan perawat, kejangnya perlahan mereda dan akhirnya berhenti.

Sejak hari pertama dirawat hingga hari ini terasa sangat berat. Wajah saya seolah menua dalam kurun waktu singkat. Saya seperti lupa pada diri sendiri karena pikiran saya kusut dan terlalu fokus pada anak. Hah, skincare-an? Kegiatan apa itu? Bisa cuci muka aja udah alhamdulillah banget. Wajah ini udah terlihat kusam banget karena jarang dibersihkan. Berat badan juga ikutan menyusut karena makan jadi gak teratur.

Syukurlah, di hari ke sebelas ini keadaan anak saya mulai membaik. Demamnya udah turun. Suhu tubuhnya gak pernah menyentuh angka 38º celcius lagi. Antibiotik yang sebelumnya diberi via infus, kini mulai diberikan secara oral. Kata dokter, bila keadaannya terus membaik, gak lama lagi kami boleh pulang ke rumah. Doakan semoga terus membaik yaa, amiiiin 😇🤲

Di hari kesebelas ini, pikiran saya mulai terbuka dan tiba-tiba merasa tersentil. Betapa selama ini saya hanya fokus pada kesedihan dan lupa pada banyaknya nikmat yang kami dapatkan. Ya Allah, maafkan hambaMu yang kurang bersyukur ini. Setelah saya ingat-ingat, selama anak kami dirawat, banyak banget sahabat yang peduli.

Saat tahu anak kami sakit, beragam bantuan kami terima dari para sahabat berhati mulia ini. Banyaknya kebaikan yang mereka beri kepada kami membuat saya malu karena selama ini udah banyak mengeluh. Rasa-rasanya kebaikan yang kami terima datang tanpa henti dari berbagai arah. Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya haturkan terimakasih tak terhingga kepada para sahabat yang udah meluangkan waktu datang berkunjung memberi semangat, doa dan materi yang rasanya sulit untuk kami balas. Memang benar yaa, dalam setiap cobaan, pasti ada hikmah yang bisa dipetik.

Menyadari hal ini, sepertinya ada baiknya bila saya mencoba membuat jurnal syukur untuk mencatat kebaikan yang saya dapatkan, sekecil apapun itu. Dengan membuat jurnal syukur ini, saya akan belajar menghargai kebaikan-kebaikan yang saya terima, sekecil apapun nilainya. Ini akan membantu saya lebih mudah bersyukur dan gak gampang mengeluh. Ya, sebenarnya, bila kita eh saya mau sedikit aja membuka hati dan membuang ego, saya pasti sangat mudah menemukan kebaikan yang selama ini tertutupi oleh rasa suudzon dan egois.

Hari ini, hari ke-11 kami di rumah sakit, saya mulai terbiasa dengan suasana di sini. Saya yang awalnya gak nyaman dengan kunjungan rutin dokter dan perawat, mulai membuka diri kepada mereka. Untuk kegiatan ngeblog juga udah mulai mencoba untuk aktif kembali dan langkah pertama yang saya lakukan adalah menulis artikel ini.

Di hari ke-11 ini, saya berharap keadaan anak saya semakin membaik, tubuhnya semakin kuat, demamnya gak muncul-muncul lagi dan berat badannya semakin meningkat agar kami bisa secepatnya pulang ke rumah. Aamiiin! 😇🤲



*pic source: pixabay.com

Share
Tweet
Pin
Share
11 Comments
pic source: pixabay.com

Setelah minggu lalu menjadi minggu yang paling sibuk, minggu ini menjadi minggu yang sangat menguras emosi dan air mata. Entahlah, saya merasa, minggu terakhir bulan Oktober tahun 2022 ini menjadi minggu yang paling berat di tahun ini.

Baca Juga: A Day in My Life, Selasa 23 Oktober 2022

Disclaimer: tulisan ini berisi full curhat, bagi yang gak berkenan membaca, boleh skip dan pilih tulisan lain yang ada di blog ini (asal jangan langsung closed tab yaa, soalnya si empunya blog sedang butuh views nih, hehehe)

Sejak pulang dari Kendari hari Jumat minggu lalu, keadaan tubuh saya memang udah gak baik-baik aja. Saya diserang flu dan sakit kepala yang lumayan parah. Namun karena harus menyelesaikan tugas yang diamanahkan kepada saya, hari Senin saya paksakan diri masuk kantor, walau memang masuknya udah agak siangan.

Pulang kantor, saya gak bisa istirahat secara maksimal karena anak kedua lagi gak enak badan. Kesayangan kami yang kedua ini sedang demam dan udah beberapa malam gak bisa tidur nyenyak, jadi saya pun ikut-ikutan begadang menemaninya sepanjang malam.

Hari Selasa saya tetap memaksakan diri masuk kantor. Rencana kegiatan saya di hari itu adalah meyelesaikan laporan perjalanan dinas yang saya lakukan ke Kendari pada hari Rabu - Jumat di minggu sebelumnya dan berencana izin gak masuk kantor keesokan harinya agar bisa beristirahat di rumah, namun saya lupa, rupanya di hari itu ada kegiatan pembagian 2000 bibit sayuran kepada masyarakat yang terdampak kenaikan BBM beberapa waktu lalu di salah satu kelurahan di Kecamatan Lakudo. Akibatnya hingga jam pulang laporan yang rencananya akan saya selesaikan hari itu gak terselesaikan juga.

Saya merasa hari itu adalah hari yang sangat panjang namun kerjaan saya gak ada yang tuntas. Rasanya sibuk banget tapi kerjaan gak beres jadi kayak gak ngelakuin apa-apa. Hmm kayak gimana yaa? agak sulit saya bahasakan, intinya saya gak puas dengan apa yang saya lakukan hari itu karena kerjaan gak ada yang selesai.

Pukul 16.00 saya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saya langsung mandi. Ba'da maghrib saya lanjut mengerjakan laporan di kamar sembari menemani anak kedua yang demamnya belum turun juga. Karena takut memberinya obat (disebabkan maraknya berita tentang obat sirup anak yang viral itu), saya pun mengompresnya dengan air hangat. Namun belum setengah jam membuka laptop, tubuh anak saya tiba-tiba menegang dan tatapan matanya kosong. Saat saya menyentuhnya, badannya terasa kaku. Ya, anak saya kejang!. Seketika saya panik dan langsung memanggil suami. Kami langsung membawanya ke UGD RSUD Buteng untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

cepat pulih, kesayanganku 😘

Alhamdulillah, anak saya ditangani dengan baik oleh dokter dan perawat yang sedang berjaga. Kejangnya perlahan berhenti. Malam itu, dokter meminta agar anak saya diopname agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Sayangnya saat dokter memberitahukan hal itu, kami juga diberitahu bahwa untuk saat ini, perawatan anak di rumah sakit ini belum dicover oleh BPJS alasannya karena dokter anaknya masih baru jadi beliau sedang dalam tahap pengurusan dengan pihak BPJS.

Keesokan harinya, sesaat setelah menerima kunjungan dokter di kamar anak saya, ada bunyi pesan di whatsapp saya, rupanya dari Ibu Andi, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan yang merupakan atasan langsung saya di kantor. Pesannya berisi kalimat perpisahan. Rupanya pagi itu beliau menjadi salah satu Pejabat Eselon III yang dilantik. Beliau dipindahkan ke kecamatan Gu sebagai Sekretaris Camat. Membaca pesan itu, hancur rasanya hati ini. Rasanya gak ikhlas melepas kepergian Ibu, atasan yang sangat baik dan penyayang itu. Yang membuat saya lebih sedih adalah karena hari itu saya gak bisa melepas kepergiannya.

Baca Juga: Mendung

Seolah rasa sedih yang saya alami belum cukup juga, malam harinya telinga ini masih harus mendengarkan berita buruk lainnya. Suami yang ikutan mendaftar sebagai kepala sekretariat panwaslu kecamatan Lakudo dinyatakan gak lolos, yang lolos justru sahabatnya sendiri. Suami menyampaikan kabar itu dengan ekspresi "biasa aja", maksudnya gak ada raut kesedihan di matanya tapi entah mengapa hati saya kok sedih banget yaa. Saya menangis di dalam hati. Entahlah mengapa saya secengeng itu, mungkinkah hal-hal kurang baik yang saya alami beberapa hari terakhir membuat hati saya serapuh ini?

Keesokan harinya, awan kelabu masih ingin berlama-lama menggelayut di atas sana. Saat pulang menjenguk anak saya, sepeda motor yang ditumpangi mama jatuh dan tergelincir. Saat mendengar berita ini dari suami, saya shock dan gak percaya soalnya baru beberapa menit sebelumnya mama pamit pulang dalam keadaan segar bugar. Syukurlah keadaan mama baik-baik aja walau memang ada beberapa luka di sekujur tubuhnya. Saya merasa bersalah banget atas kejadian ini, hiks 😭😭 

pesan perpisahan yang dikirm Ibu Andi

Mengalami kejadian buruk selama seminggu terakhir sungguh membuat saya berpikir. Apakah ini ujian yang harus saya lewati? Rasanya kok seperti gak ada jedanya yaa? Ingin saya mengeluh tapi rasanya malu pada orang-orang yang gak pernah ngeluh padahal ujiannya lebih berat. Baru dikasih ujian segini udah mengeluh. Namun kemudian saya sadar, bukankah kelapangan hati dan penerimaan terhadap cobaan bagi setiap orang itu berbeda? Gak papa kali yaa, sekali-sekali saya mengeluh dan menuliskan kesedihan saya, toh saya juga menuliskannya di blog pribadi. Hitung-hitung ini sebagai stress realese agar saya gak kelamaan memendam kesedihan.

Selain menulis, saya juga mungkin harus membangkitkan hobby yang udah lama banget saya tinggalkan yaitu membaca buku. Setelah membaca buku, saya bisa menuliskan review atau resensinya di blog. Ada banyak manfaat yang mungkin bisa saya dapatkan bila menjadi book reviewer, selain sebagai stress realese bagi diri sendiri, saya juga bisa membantu orang lain untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari sebuah buku yang ingin mereka ketahui.

Atau mungkin saya bisa sesekali refreshing (yang benar-benar tujuannya adalah piknik) ke tempat-tempat indah misalnya di Bali, Lombok, Raja Ampat atau daerah-daerah lainnya yang memiliki keindahan alam yang memanjakan mata? Kali aja setelah melakukan itu selain stressnya hilang, saya juga bisa jadi travel blogger yang membagikan cerita perjalanannya di blog. Who knows yaa kan?

sesaat sebelum pembagian bibit

atasan rasa sahabat

Malam ini, saat saya menulis ini, saya masih di rumah sakit menunggui anak kesayangan yang kondisinya masih belum stabil. Doakan semoga kondisinya segera pulih yaa. Saya menuliskan ini sebagai salah satu cara mengurai kesedihan yang wujudnya seperti benang kusut di dalam hati dan pikiran saya.

Ayoo semangat lagi, Ira! Gak papa sesekali merasa sedih, itu adalah hal yang sangat manusiawi, tapi sedihnya jangan lama-lama yaa! 😉

Share
Tweet
Pin
Share
29 Comments
pic source: pixabay.com

Hari Rabu, tanggal 19 kemarin saya kembali mengunjungi kota Kendari. Gak seperti biasanya yang suka koar-koar dan memberi tahu kedatangan saya pada teman-teman di Kendari, kunjungan (ciyee KUNJUNGAN, udah kayak menteri aja nih, hahaha 😄😝) kali ini saya lakukan secara diam-diam, eh maksudnya gak bilang sama teman-teman.

Ini adalah kunjungan kedua saya ke Kendari pada tahun 2022 ini. Seperti kunjungan pertama pada bulan Juni lalu, kunjungan saya kali ini juga dalam rangka perjaanan dinas ke kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ngomong-ngomong tentang perjalanan ke luar kota, saya jadi iseng ngitungin kota yang udah saya kunjungi selama ini. Walau belum sebanyak teman-teman lain, untuk ukuran orang yang jarang berpergian, sepertinya udah lumayan (lumayan di sini artinya udah lebih dari 5 kota) jumlahnya. Berikut adalah kota-kota yang pernah saya kunjungi selama ini:

⭐ Makassar

Sampai saya tamat SMA, Makassar adalah kota terjauh yang saya kunjungi. Saya ke Makassar dengan tujuan untuk kuliah, jadi saya lumayan lama tinggal di kota ini, tepatnya sejak tahun 2003 - 2008. Setelah tamat kuliah di tahun 2007, saya putuskan untuk tinggal lebih lama sembari mencari pekerjaan. Sayangnya saya gak berjodoh dengan perusahaan-perusahaan bonafid di sana, hahaha. Setelah lama mencari kerja, akhirnya saya diminta pulang kampung.

Kurang lebih lima tahun tinggal di Makassar banyak kenangan yang kalo diingat bikin senyum-senyum sendiri. Yang bikin betah tinggal di sini adalah harga barang-barangnya murah banget dibanding dengan harga-harga di kampung. Sama satu lagi, ada banyak jajanan yang enak-enak. Bukan berarti di kampung gak ada makanan dan jajanan enak yaa, tapi jajanan di sini tuh lebih banyak jenisnya, apalagi kalo bulan puasa, wahh puas banget deh milih takjil untuk berbuka. Saat berbuka, saya paling suka beli es pisang ijo, es cendol, es cincau di pasar, tapi kalo udah gak sempat ke pasar saya kadang-kadang beli  es jelly cokelat yang dijual tetangga kost. Ahh jadi kangen masa-masa kuliah deh. Kapan saya bisa ke Makassar lagi yaa? Pengen lihat perubahan kotanya yang pasti udah lebih maju lagi sekarang ini dibanding belasan tahun lalu 🤩

pake baju bodo saat jadi pagar ayu di pernikahan tetangga. foto bersama ibu kost dan tetangga

Selama kuliah di Makassar, saya juga mengunjungi beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, di antaranya Gowa (sempat juga berwisata ke Hutan Pinus Malino), Takalar, Maros (ke Air Terjun Bantimurung) dan Soppeng (lupa euy, ke mana aja). Sempat nyaris ke Toraja diajakin jalan sama tetangga kost tapi gak jadi karena dilarang ortu. 

⭐ Kendari

Pertama kali saya menginjakkan kaki ke Kendari adalah akhir tahun 2008 (kalo gak salah ingat). Tujuan saya ke Kendari saat itu adalah untuk melamar kerja (biasalah yaa, pengangguran berdasi, yang sibuk masukin lamaran kerja, hahaha 😄). Pengalaman pertama ke Kendari ini adalah pengalaman yang gak akan pernah saya lupakan karena kali itu saya kesasar dan nyaris dikejar anjing, huhuhu. Rupanya saya salah mengartikan petunjuk yang diberikan adik saya sehingga salah turun terminal. Untungnya sebelum hape saya mati karena lowbat, saya sempat sms adik saya memberitahu tempat saya berada. Saya udah nangis ketakutan karena hari mulai gelap dan anjing-anjing di sekitaran terminal itu mulai berkeliaran dan mendekati saya, sedang di situ suasananya sunyi. Jujur aja, saya ketakutan setengah mati, takut bakalan dikejar anjing, takut "diapa-apain" sama orang jahat dan takut adik saya gak datang jemput. Air mata mulai mengalir, bibir gak berhenti beristighfar dan berdoa memohon keselamatan. 

Setelah kurang lebih 20 menitan dilanda ketakutan, Alhamdulillah adik saya datang. Saya berlari memeluknya dan tangis saya pecah di pelukannya. Entah apa yang terjadi bila hape saya lowbat sebelum mengiriminya pesan. Hiiih, membayangkannya aja masih membuat bulu kudukku merinding, bahkan sampai hari ini. Jangan pernah lagi deh saya mengalami kejadian seperti itu.

Bila dihitung, total udah 9 kali saya ke Kendari. Pertama kali adalah yang saya ceritakan tadi, kali kedua saat adik pertama (yang jemput saya tadi) wisuda, ketiga saat perjalanan dinas (saat masih jadi karyawan), keempat saat tes CPNS di Kemenkumham (hasilnya gak lolos, huhuhu), kelima saat adik bungsu wisuda, keenam dan ketujuh saat ikut latsar CPNS tahun lalu, kedelapan bulan Juni lalu dan kesembilan tanggal 19 kemarin. Kesepuluh?? Entah kapan lagi, hehehe


⭐ Surabaya

Pertama kali menginjakkan kaki ke Surabaya adalah tahun 2007 saat saya dan teman-teman kampus melakukan study banding ke Jawa-Bali. Gak banyak tempat yang kami kunjungi saat di Surabaya, kalo gak salah ingat kami berkunjung hanya ke dua tempat aja yakni Pasar Turi dan Tunjungan Plaza. Saat itu kami nginap di Islamic Center Surabaya. Selain Surabaya, saya dan teman-teman juga sempat berkunjung ke beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, di antaranya Sidoarjo, Lamongan dan Malang.

foto di Islamic Center Surabaya

Di Sidoarjo, kami berkunjung ke tempat pengrajin tas di Tanggulangin. Saat berkunjung ke sana, suasananya terlihat sunyi karena banyak rumah-rumah yang tutup dan ditinggal penghuninya akibat lumpur lapindo yang saat itu semakin luas jangkauannya. Namun kesunyian itu gak mematahkan semangat teman-teman saya untuk berbelanja tas (kalo saya gak belanja karena kondisi keuangan yang pas-pasan, hahaha).

Selain Sidoarjo, kami juga ke Lamongan. Ingatan saya saat ke Lamongan ini agak samar, yang sedikit saya ingat adalah kami diajak oleh guide ke sebuah tempat wisata yang gedungnya itu berwarna biru berhiaskan kepiting yang sangat besar di pintu masuknya. Sedangkan di tembok lain ada gambar/patung lumba-lumba. Saya udah googling mencari tahu nama tempat ini berdasarkan foto yang saya miliki, agaknya tempatnya lebih mirip sama Wisata Bahari Lamongan, namun untuk lebih jelasnya kayaknya saya mesti tanya Blogger Lamongan nih yang lebih tahu. Benarkah yang kami kunjungi pada tahun 2007 lalu itu adalah WBL?


foto tahun 2007, saat kami berkunjung ke salah satu tempat wisata di Lamongan

Untuk Malang, ingatan saya juga agak samar, yang saya ingat kami diajak menikmati bakso yang rasanya lezat banget namun lagi-lagi nama restorannya saya lupa.

Kota di pulau Jawa berikutnya yang pernah saya kunjungi adalah Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Tangerang dan Magelang. Beberapa kota ini, ada yang saya kunjungi sampe nginap di situ tapi ada juga yang hanya selewat doang, misalnya kayak Magelang, saya cuman lewat mengunjungi Candi Borobudur setelah itu jalan lagi mengunjungi kota lainnya.


bersama rekan-rekan admin dari kota lain saat ikutan training admin di salah satu hotel di Bogor

Setelah puas berkunjung ke Candi Borobudur, kami pun melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi dengan tujuan ke Bali. Sayangnya saat itu cuaca gak mendukung, jadilah kami kembali ke Surabaya dan menghabiskan waktu di sana sebelum akhirnya pulang ke Makassar.

Itulah beberapa kota yang udah pernah saya kunjungi. Setelah diperhatikan, ternyata saya baru mengunjungi kota-kota yang ada di Sulawesi dan Jawa aja (itu pun baru sebagian kecil). Untuk pulau-pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan, Papua, Bali, Maluku dan Nusa Tenggara belum pernah saya kunjungi. Semoga suatu saat saya bisa menginjakkan kaki ke kota-kota tersebut yaa, amiiin 🤲🏻😇

Share
Tweet
Pin
Share
39 Comments
pic source: pixabay.com

Hari ini, Selasa 18 Oktober 2022 menjadi salah satu hari yang sibuk banget dalam kehidupan saya di tahun ini. Kok bisa gitu, Ra? Memang apa yang terjadi hari ini hingga disebut sebagai salah satu hari tersibuk tahun ini? 🤔

Jadi gini ceritanya, gaes!

Hari ini kantor saya melaksanakan Lomba Cipta Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman). Sejak dulu, kegiatan ini menjadi kegiatan rutin dinas kami, namun karena dua tahun belakangan pandemi menghatam negara kita, jadilah dua tahun belakangan kegiatan ini gak dianggarkan dan barulah tahun ini dilaksanakan kembali.

Lomba Cipta Menu B2SA Kab. Buton Tengah 2022
Lomba Cipta Menu B2SA Kab. Buton Tengah 2022

Lomba Cipta Menu B2SA ini bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton Tengah, jadi pesertanya adalah ibu-ibu PKK kecamatan se-Kabupaten Buton Tengah. Sebagai pelaksana lomba, dinas kami udah sibuk sejak beberapa hari yang lalu. Saya yang ditunjuk sebagai salah satu anggota panitia pun mulai menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan terkait penjurian dan kelengkapan berkas untuk laporan pertanggungjawabannya nanti.

Baca Juga: Alasan saya memilih sebagai working mom

Hari ini saya tiba di kantor lebih awal dari hari-hari biasanya. Setibanya di kantor, saya langsung buka laptop dan memprint semua berkas yang diperlukan. Seperti yang saya bilang di atas, sebenarnya berkas-berkas ini udah saya siapkan sejak beberapa hari lalu, namun ketika bertemu salah satu dewan juri kemarin sore, ternyata masih ada yang mesti direvisi jadilah berkas tersebut pagi tadi saya print kembali.

Setelah berkutat menyelesaikan semua perlengkapan, saya dan beberapa rekan segera menuju tempat pelaksanaan kegiatan yaitu Gedung Kesenian Lakudo. Saat tiba di sana, TKP udah ramai dipenuhi undangan, peserta lomba dan rombongan ibu-ibu PKK dari tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Buton Tengah. 

Setibanya di gedung, kami langsung memasang nomor di meja peserta. Setelah itu, ditemani seorang rekan, saya berkeliling membagikan daftar hadir ke seluruh peserta lomba, meminta mereka mengisi namanya dan bertanda tangan. Gak lupa lembaran penilaian pun dibagikan ke dewan juri.

Acara Lomba Cipta Menu B2SA hari ini dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah dan Pelantikan Pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton Tengah. Usai dilakukannya kedua pelantikan tersebut, barulah acara Lomba Cipta Menu ini dimulai.

Sekitar pukul 11.00 WITA, waktu penjurian dimulai. Oh iyaa, hampir lupa, peserta lomba diminta menyiapkan dua menu yakni menu makan dalam sehari dan menu kudapan. Ada beberapa aspek yang menjadi dasar penilaian dewan juri yakni keseimbangan menu, keanekaragaman jenis pangan yang digunakan, kreativitas pengembangan menu, cita rasa dan yang terakhir adalah tampilan, penyajian dan aspek keamanan pangan.

menu yang ditampilkan salah satu peserta

Pak Bupati & Pak Sekda berkeliling melihat menu yang ditampilkan peserta lomba

Setelah melakukan penilaian, dewan juri berembuk untuk menentukan siapa pemenang lomba. Pukul 12.00 WITA, sang pemenang diumumkan. Dilanjutkan dengan penyerahan piala dan piagam kepada para pemenang.

Dengan berakhirnya penyerahan hadiah, maka berakhir pula kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA tahun anggaran 2022 ini. Kami semua yang hadir di tempat itu dipersilakan menikmati menu-menu yang ditampilkan peserta.

Pukul 14.00 WITA saya dan rekan-rekan balik ke kantor dan melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Saya ditugaskan untuk membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan tadi. Saya dibantu beberapa rekan menyusun semua berkas yang sudah ditandatangani peserta dan dewan juri guna keperluan penyusunan laporan tersebut. Alhamdulillah gak ada kesulitan dalam melakukannya, semua berjalan lancar. Namun masih ada beberapa berkas yang belum lengkap. Insyaallah hari Senin baru saya selesaikan semuanya.

gak lupa mengabadikan momen

Gak terasa waktu terus berlalu dan udah menunjukkan hampir pukul 16.00 WITA. Kami pun melakukan apel sore sebelum akhirnya kembali ke rumah masing-masih untuk beristirahat dan bertemu keluarga tercinta.

Sesampainya di rumah, saya langsung mandi, mengurus anak-anak dan makan malam. Usai melemaskan otot-otot, saya pun bergerak menyiapkan pakaian dan memasukannya ke dalam tas alias packing karena besok akan berangkat ke Kendari dalam rangka perjalanan dinas.

Sebelum tidur, saya sempatkan menulis artikel ini sebagai arsip kegiatan saya hari ini. Saya ingin mengenang hari ini dengan perasaan bahagia. Walau capek tapi saya semangat menjalaninya. Saya berharap, bila suatu hari nanti merasa lelah dan gak semangat, saya bisa membaca tulisan ini dan jadi bersemangat kembali menjalani hari.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan selamat beristirahat, semoga apa yang kita lakukan hari ini bermanfaat dan bernilai ibadah. Semoga esok hari kita bangun dalam keadaan sehat dan ceria. Sampai jumpa di tulisan a day in my life di hari lainnya 😊

Share
Tweet
Pin
Share
32 Comments
pic source: pixabay.com

Beberapa hari terakhir, selain berita KDRT Lesti, ada satu sosok yang wajahnya sering muncul di fyp tiktok saya. Mungkin ada yang bisa tebak siapa doi? Yap, dia adalah Bunda Corla yang fenomenal itu. Awalnya saya cuekin dan selalu skip karena menurut saya annoying banget. Saya juga sempat mempertanyakan, siapa sih ibu-ibu ini? kok rajin banget muncul, rasanya wajahnya ada di mana-mana deh, hahaha. Maafin saya yaa, Bunda. Tolong jangan marahi saya di live-mu. Eh gak bakalan dibaca juga sih, soalnya dia kan live-nya di Instagram 😄

Tapi lama kelamaan kok saya jadi penasaran juga yaa? Hahaha jiwa kepo saya memang tinggi gaes, jadilah saya coba tonton sampe habis salah satu video yang berisi Bunda Corla yang sedang mendengarkan lagu dangdut sambil berjoget. Sembari berjoget dia bercerita dan ngedumelin penontonnya yang mana menurut saya cara ngedumelnya itu lucu.

Jadilah sejak saat itu, semua video yang berisi Bunda Corla selalu saya tonton sampai habis. Dan setiap kali menonton videonya itu saya pasti tertawa. Auranya yang jenaka dan ceria bisa sampe ke kita eh maksudnya saya yang menontonnya. Menurut saya ini hal yang sulit, tapi Bunda bisa melakukannya dengan paripurna. Jempol buat Bunda Corla 👍🏻

Lalu saya pun sadar. Selama kurang lebih setahun saya menginstal aplikasi tiktok, udah lumayan banyak sosok-sosok random yang  muncul di fyp. Dan sosok-sosok tersebut memiliki imej yang bermacam-macam, mulai dari yang lucu hingga yang menjengkelkan, eh.

Namun di artikel ini, sesuai judulnya saya hanya akan menuliskan sosok yang unik dan lucu aja. Penasaran dengan sosok mereka? Berikut ini saya sebutkan satu per satu. Check this out:

1. Tante Lala

Saya pertama kali melihat video Tante Lala di facebook. Video yang saya tonton tersebut adalah videonya sedang mempromosikan lulur (itu loh lulur yang berwarna hitam). Kesan pertama yang saya rasakan saat melihat video tersebut adalah lucu. Visualnya yang dibuat mirip tante-tante (padahal aslinya dia kelahiran tahun 1995) yang sedang berbicara dengan logat yang gak asing di telinga saya (logat Sulawesi), cukup ampuh menarik perhatian. Ia mempromosikan produk yang di-endorse-nya dengan gaya yang unik (teriak-teriak sambil marah-marah).

pic source: akun tiktok tantelalapunyacerita

Saat awal-awal bermain tiktok, saya akhirnya tahu kalo nama si Tante dengan alis serupa arit itu adalah Tante Lala. Saya pun mulai menonton video-video Tante Lala baik yang dibagikan sendiri oleh Tante Lala maupun cuplikan video-videonya saat live yang dibagikan oleh fansnya. Dan seketika fyp saya dipenuhi video Tante Lala. Namun seiring bertambahnya jumlah videonya yang saya tonton, saya pun mulai merasa gak nyaman dengan banyaknya makian dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut Tante Lala. Dan sejak saat itu sampai hari ini saya gak tertarik lagi menonton videonya. Maaf yaa, Tante! 🙏🏻

2. Kak Jill

Saya gak ingat persis sejak kapan video-video tentang Kak Jill muncul di fyp saya. Yang jelas, videonya mulai bermunculan sejak saya gak sengaja menonton live-nya karena saat itu sedang cari-cari rekomendasi gorden. Saya lumayan betah nonton live-nya karena menurut saya cara ngomongnya unik. Berbeda dengan Tante Lala yang ngomongnya nge-gas, cara ngomong Kak Jill ini terdengar manja, centil lemah lembut dan suka cekikikan sendiri, hehehe. Kak Jill memanggil semua orang dengan sebutan "adik kak jill", jadi kita sebagai penonton merasa seperti punya kakak yang penyayang (atau saya ajaa yaa yang merasa seperti itu, hahaha 😂)

foto Kak Jill yang saya comot dari google

Kak Jill terkenal dengan tagline "sepuluh gelombang kanan, sepuluh gelombang kiri". Saking tenarnya Kak Jill, sampe dibuatin efek khusus oleh tiktok. Luar biasa! 👏🏻

Baca Juga: Berat Badan yang Mulai Meresahkan

3. Bunda Corla

Inilah sosok yang saya tuliskan di awal artikel tadi. Di tengah gempuran video berita KDRT yang dialami Lesti Kejora, video yang berisi cuplikan live Bunda Corla di instagram pun seolah gak mau kalah membanjiri lini masa tiktok saya. Dan walaupun awalnya gak suka, sekarang saya malah selalu menantikan video-video Bunda, hahaha kualat kamu, Ra!😝

foto hasil comot dari google

Dan demi apa coba, semalam saya ikutan nonton live Bunda Corla di instagram dong. Dan tahu gak berapa penontonnya? Saat saya nonton itu, penontonnya lebih 100K. Ckckck, hebat banget yaa, Bunda Corla bisa mengumpulkan penonton sebanyak itu. Dan saya adalah salah satu orang dari 100K itu. Ihhh benar-benar deh, selama ini saya gak pernah loh nonton-nonton orang live di IG (kecuali itu adalah job), tapi tadi malam saya bela-belain nonton karena ingin menyaksikan kelucuan Bunda Corla secara langsung, huhuhu aku sudah terjangkiti virus Bunda Corla, gaes! 😭😭

Setelah menonton banyak video tentang Bunda, akhirnya saya tahu kalo Bunda adalah orang Medan. Wahh Travel Blogger Medan boleh nih ajak jalan-jalan Bunda Corla saat doi balik ke Medan nanti. Saya bayangkan, jalan-jalan seharian keliling Medan kayaknya seru banget tuh, dan pasti gak bakalan boring karena perjalanannya dihiasi kekonyolan dan kelucuan Bunda, hehehe.

Sayangnya Bunda Corla gak eksis di tiktok, padahal kalo doi punya akun tiktok, saya yakin followersnya bakalan membludak dan jumlah penonton live-nya pun gak kalah banyak dari penonton live-nya di instagram.  

🌸🌸


Itulah tiga sosok random yang unik dan lucu yang videonya terus-terusan muncul di fyp tiktok saya. Apakah ketiga sosok ini juga muncul di fyp kalian, gaes? Ataukah ada sosok random nan lucu lainnya yang muncul di fyp tiktok kalian? Kalo ada, tolong tulis namanya di kolom komentar yaa supaya saya bisa kepoin akunnya dan ikutan nonton videonya dan menikmati kelucuannya juga.

Di tengah suasana perekonomian negara kita yang katanya gak baik-baik aja, kita butuh hal-hal yang dapat memberikan efek positif salah satunya dengan menonton video-video yang menghibur agat kita tetap bisa "waras" menghadapi tahun depan yang katanya (lagi) lebih berat karena diramalkan akan terjadi resesi (mudah-mudahan ramalannya meleset yaa 🤲🏻)

Share
Tweet
Pin
Share
22 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates