Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure


Pada dasarnya saya adalah orang yang susah melupakan sesuatu, khususnya dalam perkara asmara, ahahay 😛. Saat memutuskan untuk jatuh cinta, saya akan bucin dan susah melepaskan orang yang saya cintai itu. Dan mungkin karena itulah, sebelum menikah saya gak punya banyak mantan. Mantan pacar saya hanya 2 orang dan 1 orang lagi adalah cidaha alias cinta dalam hati alias cinta yang gak pernah terungkap sampai saat ini dan kemungkinan orang yang saya taksir itu gak pernah tahu kalo saya menaruh hati padanya, hahaha 🙈

Saya ingat, saat pertama kali pacaran saya menyerahkan hati saya seutuhnya. Ckckck, padahal saat itu masih kelas 2 SMA, hahaha 🤦‍♀️. Kami pacaran hanya 6 bulan namun butuh waktu bertahun-tahun untuk melupakannya. Cinta monyet masa remaja yang sangat berkesan, yang rasanya lucu juga jika diingat saat ini.

Setelah putus dengan my first love tersebut, ada beberapa yang berusaha "mendekat" namun hati saya seperti mati. Saya tolak secara halus dan berterus terang kepada mereka bahwa saya masih mencintai mantan dan mengharapkannya kembali. Iyaa, saya memang sebucin itu, hahaha 🙈. Seandainya ada penulis lepas yang ingin menulis buku tentang perempuan setia dan susah move on dari masa lalu, sepertinya saya bersedia jadi nara sumber yang diambil kisahnya 🤣

Hati saya baru terbuka dan mau menerima orang baru saat ada seseorang yang entah mengapa saat tanpa sengaja memandangnya hati saya merasa tenang dan.... berdebar. Iyaa, kalian gak salah baca, jantung saya berdebar padahal saat itu kami baru pertama kali berjumpa dan sialnya, ternyata kami tinggal di rumah kost yang sama. Doi inilah yang menjadi cinta dalam hati saya 🙈

Doi yang saya taksir adalah sosok pendiam. Yang bikin saya suka selain rasa tenang dan berdebar di saat pertama kali berjumpa, adalah sifat pendiam dan kecerdasannya. Diam-diam, tanpa diketahui olehnya saya menaruh hati. Rasa suka pada si lelaki pendiam ini lambat laun membuat perasaan saya kepada si cinta pertama memudar.

Lega rasanya bisa melupakan si mantan, namun hati saya kembali berjuang karena si pendiam ini bukanlah sosok yang mau berpacaran (saya tahu tentang ini dari sahabatnya). Baginya, pacaran adalah perbuatan sia-sia dan dia gak mau membuang-buang energi untuk melakukannya. Jadilah perasaan saya bertepuk sebelah tangan dan terpendam dalam hati aja. Saya takut mengungkapkan rasa, selain karena tabu juga karena udah tahu pasti ditolak, huhuhu 😢

Bertahun-tahun berlalu dan tibalah saat ini, di mana usia saya udah gak muda lagi dan saya pun udah menikah dan punya anak. Bagaimana perasaan saya ketika bertemu mantan dan si lelaki pendiam yang dulunya sangat saya cintai itu? Hmmmm, rasanya biasa aja. Yang ada, saya malah merasa malu ketika mengingat masa-masa bucin dulu 😛

Baca Juga: Saya Pelupa

Setelah melewati jatuh bangun mencintai dan susah melupakan, kini saya sadar bahwa semua rasa yang dulunya WOW itu, pada akhirnya akan terasa biasa aja. Kini saya bisa ngobrol santai dengan mantan layaknya ngobrol dengan teman-teman yang lain. Padahal bila mengingat masa-masa bucin dulu, sepertinya saya gak akan pernah bisa seperti ini.

Mungkinkah karena saat ini saya udah menemukan sosok yang tepat untuk saya cintai selamanya? Cinta pada suami dan anak-anak yang begitu besar sehingga gak ada lagi celah di hati saya untuk orang lain 😍. Belum lagi saat ini kesibukan makin padat jadi udah gak ada tenaga mikirin hal remeh.

Kini saya sadar, ternyata bukan cuman bucin aja yang memudar tapi rasa benci pun sama. Sebenci apapun kita pada seseorang di masa lalu, waktu bisa mengikis rasa benci itu. Dulu, ada seseorang yang saya benci karena suka membully saya. Bertahun-tahun saya selalu menghindar bertemu dengannya karena saat bertemu bukan hanya rasa sakit melainkan rasa benci juga.

Namun siapa sangka, setelah sekian lama gak pernah bertemu, beberapa waktu lalu Tuhan mempertemukan kami. Surprisingly, saya gak lagi merasakan kebencian itu. Hal yang saya takutkan gak terjadi, malahan saya bisa mengajaknya ngobrol santai layaknya teman lama yang baru ketemu. Saya akui, saya memang belum bisa melupakan perlakuan buruknya di masa lalu tapi rasa benci saya kepadanya udah menghilang. Alhamdulillah.

Rupanya memang benar, gak ada yang abadi di dunia ini termasuk rasa yang awalnya kita pikir sangat luar biasa. Saya yang dasarnya susah melupakan sesuatu, seiring berjalannya waktu ternyata bisa move on juga. Kini, nalar saya udah jalan sehingga selalu berpikir logis dan gak mudah lagi diperdaya perasaan sendirii 😂

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments



Siapakah di sini yang punya kebiasaan menghayal? Bila pertanyaan itu diajukan maka saya akan langsung unjuk tangan dan menjawab bahwa saya adalah orang yang suka menghayal. Sejak kecil, menghayal menjadi kebiasaan menyenangkan yang rutin saya lakukan sebelum tidur. Entah mengapa, dulu saya gak bakalan bisa tidur bila belum menghayal. Saya bingung, apakah ini kebiasaan baik atau malah sebaliknya? Hmmm.. 🤔

Lalu apa aja yang jadi bahan hayalan saya? Jawabannya adalah banyak hal. Dan karena saya sadar itu adalah hayalan, jadi tentu aja hal yang manis dan indah dong yaa, hahaha 😄. Saking banyaknya hal yang saya hayalkan, saya bahkan udah lupa apa aja yang dulu pernah saya hayalkan namun yang sulit terlupa karena sangat berkesan adalah saya suka menghayal punya pacar tampan idola banyak wanita. Hahaha, dulu saya memang selebay itu 🙈😄. Maklumlah gaes, sebelum negara api menyerang, saya juga penyuka sinetron dan drama. Dulu, saya bahkan bisa memberi tahu rekomendasi drama seri favorit yang sedang in dan digemari. 

Kebiasaan menghayal masih berlanjut hingga saya selesai kuliah (masa-masa nganggur). Menghayal menjadi teman yang menghibur ketika saya gak kunjung mendapatkan pekerjaan. Menghayal juga membuat saya lupa pada rasa sedih karena putus cinta. Menghayal menjadi semacam terapi yang membuat saya tetap "waras" saat keadaan sedang gak baik-baik aja.

Kebiasaan menghayal baru sedikit berkurang setelah saya mulai bekerja. Rupaya kesibukan di kantor lumayan menyita waktu hingga membuat saya lelah dan langsung tidur begitu merebahkan kepala di bantal pada malam hari. Tapi ini hanya sementara karena gak lama kemudian, kebiasaan menghayal itu kembali rutin saya lakukan.

Lalu apakah semua hayalan saya terwujud? Jawabannya jelas gak lah yaa. Ada beberapa hayalan absurd yang memang cukup jadi hayalan aja, gak perlu-perlu banget jadi kenyataan, namun ada juga hayalan yang terwujud. Tapi ada satu hayalan absurd yang terwujud loh yaitu hayalan punya pacar idola banyak cewek, walau waktu pacarannya gak lama, hahaha. Dan si doi itulah my first love, ahahahay 😝

Bagi saya, selain menyenangkan, menghayal menjadi obat penawar saat saya jatuh dan terpuruk karena putus cinta. Mau curhat sama teman rasanya malu karena harus mengungkapkan kebucinan saya, belum lagi sahabat yang mau saya curhati ini ternyata juga punya masalah yang lumayan pelik, rasanya gak tega bila dalam keadaan seperti itu masih harus saya bebani dengan curhat tentang masalah saya yang mungkin gak ada seujung kuku dari masalahnya.

Lagi pula, menghayal itu gratis dan bisa dilakukan di mana aja (walau tentu saya paling sering melakukannya di kamar saat hendak tidur) tanpa perlu mengeluarkan effort yang besar, tiba-tiba jiwa jadi lebih semangat, hehehe. Murah, praktis dan gak perlu menahan malu karena gak akan ada yang tahu. Sungguh solusi brilian untuk orang introvert seperti saya.

Lalu apakah kebiasaan menghayal ini masih saya tekuni sampai saat ini? Jawabannya adalah iya, tapi frekuensinya udah sangat jauh berkurang. Hayalan yang saya tahu gak mungkin jadi nyata yang sampe sekarang masih sering terlintas di benak saya adalah saya melihat senyum bahagia papa ketika melihat anak-anaknya telah berhasil mewujudkan mimpinya. Saya berhayal papa sering datang berkunjung dan nginap di rumah saya dan melakukan hobby-nya menanam sayur dan buah-buahan di halaman belakang rumah saya. Ahh walau saya tahu itu gak mungkin jadi nyata tapi setiap kali menghayalkan itu saya pasti bahagia. Alfatihah buat Papa 🤲

Hayalan saya yang lain adalah membayangkan semua cita-cita kami menjadi nyata, misalnya bisa jalan-jalan ke luar negeri sekeluarga, liburan bersama suami ke Bali, Lombok, Raja Ampat dan tempat-tempat indah lain di Indonesia, umroh atau haji sekeluarga dan beberapa hal yang indah-indah lainnya. Semoga hayalan atau lebih tepat bila disebut cita-cita ini bisa terwujud di saat yang tepat, amiiin yaa Allah 🤲

Baca Juga: Saat Mimpi Tak Dapat Diraih

Saya gak tahu kapan kebiasaan menghayal ini akan hilang karena saya memang gak punya rencana untuk menghilangkannya. Saya suka dan gak pernah merasa bosan melakukannya, hehehe 🙈. Bagaimana mungkin saya berhenti melakukan hal yang saya sukai?

Tapi ngomong-ngomong, kayaknya seru yaa kalo dibuat film dengan tema hobby menghayal ini. Kalo ada, saya pasti bakalan nonton filmnya, hehehe. Atau udah pernah ada film maker indonesia yang bikin film dengan tema ini? Tolong kasih tahu judul fimnya dong kalo ada, gak cuman film Indonesia aja, film dari negara lain juga gak papa asal temanya sama 😁

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments






Alhamdulillah, di usianya yang ke-3 tahun kurang enam hari akhirnya blog ini bisa menghasilkan 100 artikel juga, yeay! 🎉. Jujur aja, saya bangga dengan diri sendiri karena di tengah kemalasan akut yang udah melanda selama bertahun-tahun saya ternyata masih mampu menghasilkan 100 artikel receh nir faedah di blog yang udah banyak sarang laba-labanya ini 😂

Baca Juga: Blog Baru Lagi

Sebenarnya agak malu menuliskan hal ini karena bila dibandingkan dengan blog lain yang seumuran, pencapaian jumlah artikel blog ini udah pasti tertinggal jauh, namun saya menuliskan ini bukan untuk membuat perbandingan. Saya menulis ini sebagai bentuk rasa syukur dan apresiasi terhadap diri sendiri. Di tengah kemalasan akut yang menyerang saya, ternyata saya masih mampu menulis, huhuhu sungguh ku terharu 😳 

Jujur aja, bisa mencapai artikel sebanyak ini gak pernah terbayangkan sebelumnya. Makanya ketika berada di posisi ini saya nyaris gak percaya. Saat membuka dashboard blog dan melihat jumlah artikel yang terpublish udah 99, saya langsung terkejut dan gak percaya namun kemudian buru-buru menulis artikel ini agar jumlahnya genap 100.

Lalu ingatan saya mulai mundur ke belakang. Saya ingat, tujuan awal membuat blog ini adalah untuk menjalin silaturahmi dengan teman blogger yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari blogger Sulawesi seperti saya, Blogger Surabaya, Blogger Kalimantan, blogger dari Sumatera hingga blogger Papua dan tentu saja teman blogger yang tersebar di seluruh pulau jawa.

Baca juga: Lama Hiatus Kemana Aja?

Saya juga ingat, tahun lalu saya udah bertekad untuk semangat dan pengen konsisten mengisi blog ini dan dua blog yang lain, saking semangatnya saya sampe buatin kalender ngeblog agar semua blog bisa terisi dengan baik namun faktanya, di bulan Maret keluarga kami dilanda ujian yang nyaris gak bisa kami lalui yang akhirnya membuat saya kembali ke titik nol. Ujian yang rasanya sampe hari ini masih membuat saya sedih dan gak ikhlas menjalaninya. Sampe saat ini saya belum sanggup menuliskannya di blog karena rasanya terlalu berat dan sakit. Insyaallah kalo udah siap, mungkin akan saya tuliskan di blog, tapi belum tahu kapan waktunya.

Yaa, setelah melalui ujian itu, akhirnya saya sadar bahwa manusia hanya bisa berencana dan Tuhan jualah yang akan menentukan mana yang terbaik untuk hamba-Nya. Kini saya hanya bisa berharap semoga semangat saya bisa kembali lagi seperti dulu, semangat ngeblog dan rajin blogwalking lagi agar saya gak malu menyebut diri blogger. Jujur aja, dua tahun terakhir saya sebenarnya malu menyebut diri blogger karena merasa gak maksimal mengisi blog.

Tapi, saya gak ingin terlalu larut dalam kesedihan. Saya harus bangkit dan mulai menulis lagi walau tulisan yang saya hasilkan itu banyakan tulisan receh yang unfaedah. Semoga dengan mulai menulis lagi, rasa sedih yang saya rasakan sejak Maret tahun lalu bisa perlahan-lahan terobati dan berganti dengan kebahagiaan. Mungkin saya harus lebih banyak membaca dan blogwalking agar mendapat ide tulisan di blog ini.

Di pertengahan tahun ini, saya ingin mulai konsisten menulis lagi agar nanti bisa menghasilkan banyak artikel sehingga saya bisa menelurkan artikel ke-200, ke-300 dan seterusnya di blog ini. Ayoo Ira, kamu pasti bisa! 💪

Sebelum mengakhiri artikel ini, saya pengen bilang pada diri sendiri. 

Terimakasih, karena udah bertahan di tengah kesedihan, Ira. Kamu adalah wanita kuat. Jika ingin bersedih, bersedihlah namun tetap ingat untuk bangkit dan melakukan yang terbaik. Ketahuilah, rasa sedih, frustasi dan terpuruk adalah hal biasa yang juga dirasakan manusia lain tapi jangan larut terlalu dalam. Sekarang mungkin udah saatnya bangkit, melangkah dan mulai memperbaiki semuanya. Dan untuk rasa malas yang juga udah terlalu lama bergelayut, mungkin udah saatnya dihempas manja. Ayoo mulai semuanya dengan semangat baru 💪🏻


Akhir kata, selamat yaa, Ira. Blogmu ini akhirnya bisa menghasilkan 100 artikel. Semoga setelah ini blog ini akan menghasilkan banyak artikel lain yang tidak hanya berisi curahan hatimu namun juga artikel yang bermanfaat  untuk orang lain. Fighting, Ira! 💪🏻


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Yuhuiii kembali lagi dengan tulisan tentang thrifting, hahaha. Artikel ini adalah lanjutan dari artikel tempo hari. Di artikel itu saya bilang akan menuliskan kekurangan beli barang thrift, namun kali ini saya gak hanya akan menulis kekurangannya aja tapi masih ditambah lagi dengan tips-tips yang saya terapkan saat membeli barang thrift agar mendapatkan barang yang bagus, berkualitas namun dengan harga murah.

Baiklah, untuk mempersingkat waktu (tsah 😅) kita masuk saja pada topik pertama yakni kekurangan membeli barang thrift. Apa sajakah itu? Beberapa kekurangan beli barang thrift yang saya rasakan adalah:

👉 Tampilan barangnya tidak 100% seperti yang kita mau (seperti barang baru)

Namanya juga barang bekas, pasti ada bekas pakai dari pemilik terdahulu jadi kita gak boleh berharap barangnya memiliki kualitas 100% seperti yang kita mau. Sebagus-bagusnya barang thrift, pasti ada minusnya, bahkan yang masih ada tag-nya sekalipun, bila diperhatikan dengan seksama, pasti ada aja kekurangannya, entah warnanya mulai pudar atau ada reject misal bolong atau noda setitik.

👉 Butuh effort yang lebih besar sebelum memakainya

Setelah membeli baju thrift, ada banyak langkah yang harus dilakukan sebelum memakaianya dibanding saat membeli baju baru.  Bila membeli baju/pakaian baru, sebelum dipakai, kita cukup mencuci dengan cara merendam dan dikucek-kucek manja atau langsung dimasukkan ke mesin cuci lalu disetrika dan langsung dipakai. Sangat berbeda saat kita membeli pakaian thrift, sebelum dipakai, kita wajib merendamnya dengan air panas terlebih dahulu supaya kuman-kumannya mati, dipakaikan penghilang noda lalu diteruskan dengan mencucinya seperti mencuci pakaian biasa, setelah itu masih harus disetrika lagi agar lebih afdol. Tahapan pencuciannya lebih panjang dibanding membeli baju baru.  Jadi bisa disimpulkan, membeli barang thrift harus siap dengan kerempongannya yaa cyiiint, hahaha 😂

👉 Butuh ketelitian ekstra

Saat memilih barang thrift, kita diwajibkan untuk teliti. Emang sih, saat belanja barang baru pun kita harus teliti, namun membeli barang thrift, ketelitiannya harus lebih ditingkatin lagi, hehehe. Teliti melihat warna baju, apakah warnaya masih pekat ataukah udah sedikit pudar, teliti memperhatikan apakah ada noda (kalo ada noda, apakah noda tersebut bisa hilang atau permanen?), teliti melihat jangan sampe ada yang robek atau lepas jahitan. Sangat berbeda ketika membeli baju baru yang udah pasti good condition.

Baca juga: Lapar mata

👉 Barang yang dibeli belum tentu asli

Bila kita pandai memilih, kita akan mendapatkan barang-barang bermerk dengan harga sangat miring di thrifting. Namun semua itu gak menjamin apakah barang bermerk tersebut adalah asli. Ini berlaku untuk barang-barang fashion seperti sepatu dan tas. Walau di produknya udah tertulis jelas merk dan nomor serinya, namun pedagang thrift biasanya gak bisa menjamin barang yang dijual tersebut authentic, biasanya mereka cuman bilang asli dari bal. Namun meski begitu, menurut saya, barang kawe di thrifting (apalagi dari luar), kualitasnya jauh lebihh bagus dan bakalan tetap awet dipakai dalam jangka waktu lama dibanding barang imitasi yang diproduksi lokal yang dijual dengan harga murah. 

sepatu hitam hak tahu merk dusto yang saya beli secara online seharga 50K

Itulah beberapa kekurangan membeli barang thrifting menurut saya.  Namun jika dicompare dengan harganya yang jauh lebih murah, rasanya kekurangan ini masih bisa ditolerir lah yaa, hehehe 😁✌

Lalu hal-hal apa sajakah yang saya lakukan untuk mendapatkan barang thrift kualitas bagus dengan harga murah? Berikut ini beberapa hal yang saya lakukan:

💧 Beli pada penjual yang sedang bongkar bal baru

Bila ingin mendapatkan barang thrift yang masih bagus dan berkualitas, biasanya saya beli saat penjualnya bongkar bal (karung tempat menyimpan barang thrift) baru. Saat bal baru dibuka biasanya barang-barangnya itu masih banyak yang bagus dan bila beruntung kita bia mendapatkan barang like new. Kita masih punya banyak pilihan barang yang bisa dibeli. Kekurangan membeli saat bongkar bal baru adalah harganya  masih lumayan mahal alasannya karena penjual belum balik modal.

 💧 Beli pada penjual terpercaya

Saya selalu membeli thrifting pada toko yang kredibilitasnya oke. Ini yang saya lakukan saat membeli barang thrift secara online. Saat berbelanja di toko orens atau toko hitam, saya pilih penjual yang reputasinya oke, hal ini bisa dikenali dari jumlah penontonnya saat live dan juga interaksi obrolan saat live sedang berlangsung. Apabila penontonnya terlihat akrab dengan penjual akan meningkatkan rasa percaya saya kepada tokonya. Membaca obrolan antar penonton atau penonton dengan host itu bisa menjadi pengobat stress, apalagi bila obrolannya kocak, jadi makin betah deh nontonnya 😃. Ada beberapa penjual thrift di ecommerce yang recommended, yang barang-barangnya bagus dan harganya murah 👍

💧 Beli pada penjual yang sedang sale

Ini yang paling sering saya lakukan karena harga barangnya udah terjun bebas. Barang yang dijual ini biasanya udah sisa (namun masih banyak yang bagus). Dijual murah karena penjual udah balik modal dan udah bongkaran bal baru lagi. Ibarat kata, barang-barang ini dijual untuk ngosongin stok. Biasanya, barangnya dijual dengan cara digelar di atas tikar/terpal (kalo di pasar tradisional) jadi pembeli bisa duduk santai memilih barang yang disukai. Jujur aja, saya lebih suka memilih dengan cara duduk santai seperti ini dibanding harus berdiri melihat-lihat barang yang digantung atau dipajang di etalase.

murah meriah tapi tetap keren dipakai 😀

Itulah beberapa kekurangan barang thrifting sekaligus tips and trick yang biasa saya lakukan untuk mendapatkan barang thrifting kualitas bagus oke dengan harga miring. 

Dan ngomong-ngomong tentang thrifting, ada funfact yang ingin saya ungkapkan di kesempatan ini yakni sebenarnya saya merasa malu dan tidak percaya diri untuk menulis tentang kebiasaan nge-thrift ini, namun karena banyak content creator di tiktok yang suka membuat konten tentang kebiasaan mereka nge-thrift, akhirnya saya terinspirasi untuk membuat konten serupa, bedanya mereka buat dalam bentuk video, sedangkan saya sebagai seorang lifestyle blogger membuat konten dalam bentuk artikel, hehehe😃 

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Di bulan Mei ini, tepat enam bulan blog ini gak tersentuh. Iyaa, selama itu saya didera rasa malas hingga ketiga blog saya gak mendapatkan perhatian sedikitpun. Saking malas dan masa bodohnya saya, blog kedua harus saya ikhlaskan domainnya gak diperpanjang lagi. Huhuhu sedih banget rasanya harus mengikhlaskan blog yang udah berumur tujuh tahun itu, tapi mau diapa saya gak bisa lagi mengisinya jadi terpaksa harus diikhlaskan.

Baca juga: Blog baru lagi

Saya belum tahu apakah isi dari blog itu akan saya pindahkan ke blog utama atau ke blog ini atau mungkin juga akan saya buatkan domain baru. Saat ini, blog tersebut masih saya biarkan apa adanya sambil menunggu mood saya membaik untuk kembali ternak blog lagi. Saat ini, biarlah saya fokus di dua blog aja yakni blog ini dan blog utama.

Lalu, selama enam bulan gak ngeblog saya ngapain aja? Gak ngapa-ngapain sih, kegiatan saya masih seperti biasanya, berkutat dengan pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah tangga. Tapi memang harus saya akui, pekerjaan kantor sedang padat-padatnya. Sejak akhir tahun lalu hingga masuk tahun ini, rasanya pekerjaan gak pernah ada habisnya, adaa aja yang mesti dikerja yang menguras tenaga dan pikiran hingga ketika pulang ke rumah saya udah gak semangat lagi buka laptop untuk menulis. 

Selain pekerjaan kantor yang padat, pekerjaan rumah tangga juga serasa gak ada habisnya. Awal tahun ini saya super duper sibuk karena saat itu kami pindah rumah. Alhamdulillah, bulan Jauari 2024 ini kami resmi tinggal di rumah sendiri setelah hampir 13 tahun menjadi penghuni pondok mertua indah, hahaha. Saya baru tahu, mengurus rumah itu ternyata asyik tapi juga menghabiskan banyak waktu dan energi. Menata barang-barang yang baru dibeli, mengatur pakaian di lemari, bersih-bersih rumah dan melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga lain ternyata secapek itu 😫

Saking capeknya, bukan cuman ngeblog yang saya tinggalkan, nonton drama korea dan film india juga gak pernah saya lakukan lagi. Untuk mendapatkan hiburan, saya scrolling tiktok atau kadang-kadang saya coba bikin kue yang resepnya saya contek dari youtube atau tiktok tapi hasilnya kebanyakan zonk hingga membuat saya lebih capek 😂

Beda banget rasanya saat tinggal di rumah mertua. Di sana saya jarang melakukan pekerjaan rumah tangga karena itu udah diambil alih oleh mertua, adik ipar dan sepupu suami yang tinggal di rumah mertua. Saya cuman ngurus keperluan anak aja jadi energinya masih cukup untuk melakukan kegiatan lain.

Baca juga: Support system yang baiik adalah kunci kebahagiaan seorang istri

Bagaimana rasanya tinggal di rumah sendiri? Hmmm, gimana yaa? Yang jelas bahagia tapi juga lebih capek karena semua kerjaan rumah tangga hanya dikerjakan oleh saya dan suami, gak dibantu mertua dan adik ipar lagi.

Namun walau sekarang kegiatan masih padat dan sibuk, sepertinya saya udah mulai bisa mengatur waktu. Setelah kurang lebih empat bulan pindah rumah, saya udah mulai bisa mengikuti ritme pekerjaan yang rutin saya lakukan setiap hari. Rasa-rasanya saya mulai bisa ngeblog lagi walau tentu saja dengan intensitas yang gak seperti dulu lagi. Ayoo semangat, Ira! Kamu pasti bisa! 💪

Langkah awal yang saya lakukan untuk mulai ngeblog lagi adalah menulis hal-hal receh seperti yang saat ini sedang saya tuliskan. Saya berusaha mencuri-curi waktu untuk menulis di sela-sela pekerjaan karena kalo gak gitu, saya bakalan masih akan terlena dan blog ini akan semakin lama terbengkalai. Saya harus bisa menghempas manjyah rasa malas itu 💪

Sejujurnya, saya pengen banget bisa menjadi seperti teman-teman blogger yang rutin mengisi blognya. Melihat mereka yang walaupun sibuk tapi tetap meluangkan waktu menulis di blog membuat saya iri. Melihat mereka yang rajin, membangkitkan ingatan tentang diri saya beberapa waktu lalu yang juga bisa seperti itu. Semoga semangat saya untuk kembali menulis ini akan terus bergelora dan gak surut lagi.

Selama lima bulan ini, sesekali saya intip grup blogwalking dan melihat beberapa nama yang masih rutin ikutan bewe. Saya kagum banget mereka tetap konsisten menjalankan aktivitas ini. Saya bertanya dalam hati "tidak bosankah mereka melakukan hal yang sama selama berbulan-bulan?" Salah satu blogger yang membuat saya kagum adalah Teh Okti, Blogger Cianjur yang semangat nulis dan semangat bewenya masih tetap prima. Keren banget deh 👍

Doakan semoga niat saya untuk kembali ngeblog berjalan lancar yaa 😊

Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Setahun belakangan saya punya kebiasaan baru. Ada yang bisa tebak? Kebiasaan baru saya adalah seperti yang tertera di judul yakni trifting alias suka banget beli baju RB (rombengan) alias baju mantan atau baju bekas, hahaha 🙈

Sebenarnya, ini bukanlah kebiasaan baru sih melainkan melanjutkan kebiasaan yang sempat mati suri. Ya, sejak dulu, saya memang suka beli baju rombengan. Saat kuliah, baju kemeja putih yang saya pakai ke kampus itu adalah baju thrift atau orang Makassar menyebutnya cakar. Tak hanya kemeja putih, beberapa baju kemeja yang saya pakai ke kampus juga saya beli di cakar bongkar di pasar dekat kost-an kami. Baju rumahan? Hohoho jangan ditanya karena hampir semuanya cakar 😄

Baca Juga: Beda Standar

Setelah tamat kuliah, pulang kampung, kerja, menikah dan punya anak sambil belajar parenting, kebiasaan thrifting ini berhenti. Kebiasaan ini baru muncul kembali saat usia anak saya dua tahunan. Penyebabnya adalah karena suami minta dibelikan celana pendek. Lalu saya terkaget-kaget melihat harga celana pendek cowok di pasaran, hahaha. Saya gak nyangka ternyata harga celana pendek cowok di pasar cukup membuat dompet meringis, hingga saya memutuskan untuk membangkitkan kebiasaan lama yakni berburu RB. Bayangkan aja, harga satu lembar celana baru, kita bisa mendapatkan tiga atau empat lembar celana thrift dengan kualitas yang sama. Apalagi suami juga gak keberatan dibelikan thrift, maka bulatlah tekad ini untuk melanjutkan kebiasaan lama saya yang sempat terhenti.

Lalu sejak saat itu, saya mulai thrifting lagi. Saat masih bekerja di kantor lama di Kota Baubau, hampir setiap minggu saya luangkan waktu untuk thrifting. Saking seringnya, mama sampe komen, akan dikemanakan baju-baju atau apapun yang saya beli itu, hehehe. Kebiasaan saya semakin intens karena di Kota Baubau, ada satu pasar yang memfasilitasi penjual RB ini, namanya Pasar Wameo. Bagi orang Baubau dan sekitarnya, pasar ini identik dengan penjual RB. Ada banyak jenis penjual RB di sini, mulai dari penjual kaos kaki, sepatu, pakaian, aksesoris (tali pinggang, dan kawan-kawannya), tas, seprei, gorden, karpet, kursi hingga kasur spring bed dan busa. Lengkap bangetlah pilihan yang disediakan di sana. 

Setelah pindah ke Buton Tengah, kebiasaan thrifting ini berhenti lagi. Dan dua tahun berikutnya saya kembali membuka hati lagi, hahaha apaan sih udah kayak orang pacaran yang putus nyambung 😆.

Lalu apakah yang membuat saya suka banget membeli barang (khususnya pakaian, tas dan sepatu) thrift? Ini beberapa alasan yang mendasari saya:

👍Harganya murah

Sebagai anak ekonomi, saya mempraktikkan hukum ekonomi dalam dunia thrifting ini, yakni mengeluarkan uang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan barang dengan kualitas yang oke (ini bisa menghemat pengeluaran). Semua pasti sepakat, barang thrift itu memiliki harga lebih murah dibanding harga barang baru. Dan yang membuat saya lebih suka, walau harganya murah, kualitas barang yang kita dapatkan itu bukan kaleng-kaleng. Mungkin ada teman-teman yang berprinsip, mending beli baru walau harganya mahal daripada murah tapi bekas. Ohoo, prinsip itu jelas bertolak belakang dengan prinsip saya, hahaha. Prinsip saya, kalo ada kualitas bagus dan harga murah, ngapain cari yang mahal shayyy 😝😂

👍 Kualitas jempol

Asal kita pandai memilih, kita bisa banget dapat barang thrift dengan kualitas yang sangat bagus. Sebagai contoh, saya lebih memilih beli sepatu thrift dengan harga 50rb daripada beli sepatu baru dengan harga yang sama. Sepatu baru harga 50rb paling lama dipake enam bulanan aja sedangkan sepatu thrift dengan harga segitu bisa dipakai dua tahunan (ini berdasar pengalaman pribadi). Sepatu kantor thrift yang saya beli seharga 35rb masih saya pakai ke kantor setiap hari hingga saat ini sejak hampir dua tahun lalu.

👍 Model barangnya unik dan gak akan ada (jarang banget) samanya

Alasan lain yang membuat saya suka barang thrift adalah modelnya unik dan hampir gak akan ada samanya. Inilah yang membuat saya percaya diri saat memakai barang thrift. Model bajunya cakep-cakep dan potongannya selalu pas di badan saya ❤️

Baca juga: Lapar Mata

Walau suka barang thrift, saya gak tutup mata, bahwa barang thrift juga memiliki beberapa kekurangan bila dibandingkan dengan barang baru. Tapi di artikel ini saya gak akan menuliskannya, insyaallah akan saya tuliskan di artikel lain soalnya saat ini lagi gak mood bahas yang jelek-jelek, hahaha gak ding alasan sebenarnya adalah karena saat ini saya sedang mulai belajar konsisten lagi untuk nulis di blog setelah sekian lama hiatus. Saya anggap artikel lanjutan nanti sebagai hutang yang harus saya lunasi jadi biar semangat lagi nulisnya, hehehe

hanya kacamata, jilbab dan tas yang bukan thrift yang saya kenakan di gambar ini 😄

Ada satu kebahagiaan yang saya rasakan ketika memakai barang thrift yakni saat orang-orang memujinya dan gak percaya kalo barang yang saya kenakan itu adalah barang thrift. Apalagi bila mereka tercengang saat mengetahui bahwa saya membelinya dengan harga yang sangat murah. Saking penasarannya, mereka sampe tanya tips and trick-nya biar bisa dapat barang bagus dengan harga murah, hahaha 😂

Ohh iyaa, walau saya hobby banget belanja pakaian thrift, ada prinsip yang saya tetapkan dan gak akan pernah saya langgar yaitu gak akan pernah membeli pakaian dalam thrift. Segila-gilanya saya pada thrift, untuk underwear saya gak akan pernah membeli yang bekas. Rasanya badan ini gak sanggup memakai pakaian dalam yang udah pernah dipakai orang lain. Membayangkannya saja ku tak sanggup 🙈

Selain pakaian dalam, peralatan elektronik (kecuali TV yang saya beli dari sahabat  tahun 2012 lalu - alhamdulillah TVnya masih bagus sampe saat ini) juga saya putuskan untuk tidak membeli yang bekas, saya prefer membeli yang baru, selain dapat garansi, rasanya lebih tenang pake elektronik baru, hehehe

Tapi kan barang thrift itu ilegal? Buktinya dulu sempat dilarang pemerintah. Hmmm untuk yang satu itu saya no comment yaa soalnya di daerah kami, penjual barang thrift ini menggelar lapaknya secara terbuka di pasar-pasar yang mudah diakses semua orang termasuk aparat kepolisian namun hingga saya menulis artikel ini, belum ada larangan atas kegiatan ini jadi saya asumsikan kegiatan jual beli barang thrift itu legal ✌️

Kalo Mama Rani dan teman-teman lain, gimana pendapatnya tentang thrifting ini? Apakah masuk dalam kelompok orang yang suka seperti saya? Atau masuk kelompok yang lebih suka beli barang baru? Share pendapatmu di kolom komen yaa 😉

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Udah lama banget gak posting tulisan rangkuman keseharian saya dalam a day in my life. Dan mumpung sedang ada di Makassar, nulisin kegiatan saya hari ini untuk mengabadikan kenangan kayaknya boleh juga nih, hehehe. Baiklah gais, inilah a day in my life; Selasa 07 Mei 2024 😁

Fyi, sejak Senin kemarin saya beserta rombongan dari Pemerintah Kabupaten Buton Tengah telah tiba di Makassar dalam rangka melakukan studi tiru SAKIP di Pemerintah Kota Makassar. Rencananya, kegiatan kami akan berlangsung dua hari.

Hari ini diawali dengan bangun pagi. Walau masih ngantuk dan lemas karena semalam tidurnya telat akibat keasyikan ngegosip, saya harus segera cuci muka dan buru-buru turun sarapan ke restoran. Setelah sarapan langsung  balik ke kamar untuk mandi dan siap-siap karena hari ini adalah hari pertama kegiatan Studi Tiru Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang saya ikuti bersama rekan-rekan ASN lain dari Pemda Buton Tengah.

Baca juga: A Day In My Life; Rabu 19/04/2023

Setelah siap, saya dan rekan-rekan langsung turun ke lobby hotel untuk menunggu taksi online yang udah dipesan yang akan mengantar kami ke tempat kegiatan di Baruga Anging Mammiri di rumah jabatan Walikota Makassar. Setelah tiba, kami kaget ternyata jarak antara hotel dan tempat tujuan itu hanya sepelemparan batu alias bisa dijangkau dengan berjalan kaki, hahaha. Memang udah tertera di aplikasi jaraknya dekat sih, tapi kami gak nyangka sedekat itu, rasanya baru naik mobil ehhh udah harus turun lagi 😂

Pukul 10.00 Wita, kegiatan dimulai. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC yang dilanjutkan dengan sambutan Asisten III Pemerintah Kab. Buton Tengah. Setelah sambutan dari Pemda Buteng dilanjutkan dengan sambutan dari Asisten III Pemerintah Kota Makassar. Beliau menjelaskan banyak hal tentang kota Makassar yang selama ini belum kami ketahui. Dari beliau kami jadi tahu arti kata anging mammiri yakni angin sepoi-sepoi.

Kegiatan berlangsung kurang lebih dua jam lamanya. Waktu serasa cepat berlalu karena setelah dua sambutan dari masing-masing perwakilan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Sebagai peserta, banyak informasi dan ilmu baru yang kami ketahui selama kegiatan berlangsung yang nantinya bisa diterapkan saat kembali ke Buton Tengah. 

tim Dinas Pangan Buteng bersama Asisten III Pemkot Makassar

Sayangnya diskusi yang seru itu harus berakhir dan kami pun pulang menuju hotel. Karena jarak ke hotel lumayan dekat, kami putuskan untuk berjalan kaki aja, sayangnya di tengah perjalanan saya menyadari sesuatu, saya merasa seperti ada yang kurang, badan saya rasanya ringan banget seolah tanpa beban apapun, ternyata eh ternyata laptop saya tertinggal di tempat kegiatan. Sebagai orang panikan, saya langsung heboh dong, saya buru-buru ingin kembali untuk mengambilnya namun rekan yang sedang bersama saya bilang kami gak usah balik, cukup telepon teman-teman yang masih ada di lokasi aja dan syukurlah ternyata di sana masih banyak teman yang bertahan. Alhamdulillah laptop saya aman dan sekarang udah ada di tangan saya dan sedang saya pakai untuk menulis artikel ini, hehehe 😄

Baca juga: A Day In My Life; Rabu 29/03/2023

Setelah tiba di hotel, kami pun makan siang dan lanjut ngegosip. Gak terasa waktu udah menunjukkan pukul 15.30. Cangkem yang udah capek bergosip ini sepertinya harus diajak jalan-jalan ke mall nih biar segar dan lebih semangat lagi ngegosipnya 🤣

Awalnya sempat bingung mau berkunjung ke mana dulu (kebetulan hotel yang kami tempati jaraknya lumayan dekat dengan 2 mall besar di Makassar yakni Trans Studio Mall (TSM) dan Mall Ratu Indah (MARI). Setelah berpikir cukup lama dan mempertimbangkan banyak hal akhirnnya TSM lah yang terpilih.

Sepanjang perjalanan ke TSM saya berdecak kagum karena Makassar benar-benar berubah. Makassar 14 tahun lalu nyaris gak terlihat lagi dan berganti dengan Makassar yang modern dan lebih padat. Dan setelah masuk TSM kami semakin kagum karena harga barang yang dijual di sana agak sulit dijangkau oleh dompet kami 🤣

Setelah muter-muter sambil foto-foto, kami putuskan untuk keluar aja. Rasanya gak tahan berlama-lama di dalam euy, pengen banget belanja barang-barang yang terpajang di sana tapi apa daya kondisi keuangan gak memungkinkan. Terpaksa memendam hasrat karena terhalang kondisi dompet itu perih jenderal  😭. 

numpang foto di sini aja 😄

Dan karena masih pengen jalan-jalan, akhirnya kami pesan taksi online lagi menuju Mall Panakukkang (MP). Sayalah yang memilih mall ini karena ingin bernostalgia mengingat masa-masa kuliah dulu. Saat itu MP menjadi tempat ngadem saat kepanasan pulang kampus, MP juga menjadi tempat saya mencari hiburan sembari membaca buku di Gramedia. Saya penasaran bagaimana kondisi MP saat ini setelah 14 tahun saya tinggalkan Makassar. Ternyata MP masih sama seperti dulu cuman sedikit lebih ramai.

Kami gak lama di sana, menjelang shalat isya kami pesan taksi online lagi menuju ke hotel. Sesampainya di hotel kami juga pesan makan malam via aplikasi. Tadi saya makan ayam goreng lalapan. Rasanya enak dan porsinya pas. Setelah makan malam kami ngegosip lagi sebelum akhirnya saya menyerah karena mata udah mulai  ngantuk.

Baca juga: Ketika si Penakut Jalan Sendiri

Segera saya cuci muka dan bersiap-siap tidur namun entah mengapa rasanya ada yang kurang bila belum mengabadikan cerita hari ini di blog. Maka segera saya buka laptop dan menuliskan artikel ini. Saya yakin, suatu saat nanti, saat membaca cerita yang tertulis ini, kenangan hari ini akan hadir kembali di memory.

Harapan saya, semoga bukan cuman Kota Makassar yang bisa kembali saya kunjungi setelah sekian lama, saya juga kepengen bisa mengunjungi kota-kota lainnya yang dulu pernah saya kunjungi, salah satunya Kota Malang, kali aja saat berkunjung ke sana saya bisa meet up dengan Blogger Malang biar gak cuman berkomunikasi via medsos aja. Tolong kabulkan permintaan hamba-Mu ini yaa Allah, amiiin 🤲😇


Share
Tweet
Pin
Share
14 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates