Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

Udah lama banget gak posting tulisan rangkuman keseharian saya dalam a day in my life. Dan mumpung sedang ada di Makassar, nulisin kegiatan saya hari ini untuk mengabadikan kenangan kayaknya boleh juga nih, hehehe. Baiklah gais, inilah a day in my life; Selasa 07 Mei 2024 😁

Fyi, sejak Senin kemarin saya beserta rombongan dari Pemerintah Kabupaten Buton Tengah telah tiba di Makassar dalam rangka melakukan studi tiru SAKIP di Pemerintah Kota Makassar. Rencananya, kegiatan kami akan berlangsung dua hari.

Hari ini diawali dengan bangun pagi. Walau masih ngantuk dan lemas karena semalam tidurnya telat akibat keasyikan ngegosip, saya harus segera cuci muka dan buru-buru turun sarapan ke restoran. Setelah sarapan langsung  balik ke kamar untuk mandi dan siap-siap karena hari ini adalah hari pertama kegiatan Studi Tiru Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang saya ikuti bersama rekan-rekan ASN lain dari Pemda Buton Tengah.

Baca juga: A Day In My Life; Rabu 19/04/2023

Setelah siap, saya dan rekan-rekan langsung turun ke lobby hotel untuk menunggu taksi online yang udah dipesan yang akan mengantar kami ke tempat kegiatan di Baruga Anging Mammiri di rumah jabatan Walikota Makassar. Setelah tiba, kami kaget ternyata jarak antara hotel dan tempat tujuan itu hanya sepelemparan batu alias bisa dijangkau dengan berjalan kaki, hahaha. Memang udah tertera di aplikasi jaraknya dekat sih, tapi kami gak nyangka sedekat itu, rasanya baru naik mobil ehhh udah harus turun lagi 😂

Pukul 10.00 Wita, kegiatan dimulai. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC yang dilanjutkan dengan sambutan Asisten III Pemerintah Kab. Buton Tengah. Setelah sambutan dari Pemda Buteng dilanjutkan dengan sambutan dari Asisten III Pemerintah Kota Makassar. Beliau menjelaskan banyak hal tentang kota Makassar yang selama ini belum kami ketahui. Dari beliau kami jadi tahu arti kata anging mammiri yakni angin sepoi-sepoi.

Kegiatan berlangsung kurang lebih dua jam lamanya. Waktu serasa cepat berlalu karena setelah dua sambutan dari masing-masing perwakilan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Sebagai peserta, banyak informasi dan ilmu baru yang kami ketahui selama kegiatan berlangsung yang nantinya bisa diterapkan saat kembali ke Buton Tengah. 

tim Dinas Pangan Buteng bersama Asisten III Pemkot Makassar

Sayangnya diskusi yang seru itu harus berakhir dan kami pun pulang menuju hotel. Karena jarak ke hotel lumayan dekat, kami putuskan untuk berjalan kaki aja, sayangnya di tengah perjalanan saya menyadari sesuatu, saya merasa seperti ada yang kurang, badan saya rasanya ringan banget seolah tanpa beban apapun, ternyata eh ternyata laptop saya tertinggal di tempat kegiatan. Sebagai orang panikan, saya langsung heboh dong, saya buru-buru ingin kembali untuk mengambilnya namun rekan yang sedang bersama saya bilang kami gak usah balik, cukup telepon teman-teman yang masih ada di lokasi aja dan syukurlah ternyata di sana masih banyak teman yang bertahan. Alhamdulillah laptop saya aman dan sekarang udah ada di tangan saya dan sedang saya pakai untuk menulis artikel ini, hehehe 😄

Baca juga: A Day In My Life; Rabu 29/03/2023

Setelah tiba di hotel, kami pun makan siang dan lanjut ngegosip. Gak terasa waktu udah menunjukkan pukul 15.30. Cangkem yang udah capek bergosip ini sepertinya harus diajak jalan-jalan ke mall nih biar segar dan lebih semangat lagi ngegosipnya 🤣

Awalnya sempat bingung mau berkunjung ke mana dulu (kebetulan hotel yang kami tempati jaraknya lumayan dekat dengan 2 mall besar di Makassar yakni Trans Studio Mall (TSM) dan Mall Ratu Indah (MARI). Setelah berpikir cukup lama dan mempertimbangkan banyak hal akhirnnya TSM lah yang terpilih.

Sepanjang perjalanan ke TSM saya berdecak kagum karena Makassar benar-benar berubah. Makassar 14 tahun lalu nyaris gak terlihat lagi dan berganti dengan Makassar yang modern dan lebih padat. Dan setelah masuk TSM kami semakin kagum karena harga barang yang dijual di sana agak sulit dijangkau oleh dompet kami 🤣

Setelah muter-muter sambil foto-foto, kami putuskan untuk keluar aja. Rasanya gak tahan berlama-lama di dalam euy, pengen banget belanja barang-barang yang terpajang di sana tapi apa daya kondisi keuangan gak memungkinkan. Terpaksa memendam hasrat karena terhalang kondisi dompet itu perih jenderal  😭. 

numpang foto di sini aja 😄

Dan karena masih pengen jalan-jalan, akhirnya kami pesan taksi online lagi menuju Mall Panakukkang (MP). Sayalah yang memilih mall ini karena ingin bernostalgia mengingat masa-masa kuliah dulu. Saat itu MP menjadi tempat ngadem saat kepanasan pulang kampus, MP juga menjadi tempat saya mencari hiburan sembari membaca buku di Gramedia. Saya penasaran bagaimana kondisi MP saat ini setelah 14 tahun saya tinggalkan Makassar. Ternyata MP masih sama seperti dulu cuman sedikit lebih ramai.

Kami gak lama di sana, menjelang shalat isya kami pesan taksi online lagi menuju ke hotel. Sesampainya di hotel kami juga pesan makan malam via aplikasi. Tadi saya makan ayam goreng lalapan. Rasanya enak dan porsinya pas. Setelah makan malam kami ngegosip lagi sebelum akhirnya saya menyerah karena mata udah mulai  ngantuk.

Baca juga: Ketika si Penakut Jalan Sendiri

Segera saya cuci muka dan bersiap-siap tidur namun entah mengapa rasanya ada yang kurang bila belum mengabadikan cerita hari ini di blog. Maka segera saya buka laptop dan menuliskan artikel ini. Saya yakin, suatu saat nanti, saat membaca cerita yang tertulis ini, kenangan hari ini akan hadir kembali di memory.

Harapan saya, semoga bukan cuman Kota Makassar yang bisa kembali saya kunjungi setelah sekian lama, saya juga kepengen bisa mengunjungi kota-kota lainnya yang dulu pernah saya kunjungi, salah satunya Kota Malang, kali aja saat berkunjung ke sana saya bisa meet up dengan Blogger Malang biar gak cuman berkomunikasi via medsos aja. Tolong kabulkan permintaan hamba-Mu ini yaa Allah, amiiin 🤲😇


Share
Tweet
Pin
Share
14 Comments


Pandemi Covid yang melanda dunia beberapa waktu lalu telah mengubah banyak hal dalam kehidupan kita. Yang paling saya rasakan adalah berubahnya kehidupan perekonomian banyak orang di sekeliling saya dari kehidupan sebelumnya.

Saat pandemi, saya menyaksikan banyak teman-teman mengambil langkah yang sebelumnya gak disangka-sangka. Gak satu dua orang teman saya memutuskan menekuni bisnis rumahan alias menjadi pelaku UMKM. Iya, teman-teman "banting setir" menjadi pengusaha kecil. Selama masa covid, mereka memanfaatkan media sosialnya (facebook) untuk menjajakan "hasil karya" mereka.

Saya sempat kepo dan bertanya pada beberapa teman yang "banting setir" tersebut. Mencari tambahan penghasilan karena hilangnya pekerjaan suami dan melihat peluang bisnis yang menjanjikan menjadi alasan mereka mengambil jalan itu.

Jujur aja, saya salut banget pada teman-teman yang berani mengambil langkah ini karena sampai saat ini saya belum berani mengambil langkah seperti mereka. Saya masih takut memulai untuk berbisnis karena takut gagal. Padahal harusnya gak boleh gitu yaa. Harusnya, kalo ada niat, segera lakukan dan insyaallah pasti akan ada jalan asal kita sungguh-sungguh berusaha. Mungkin saat ini kesempatan saya baru sebatas menjadi konsumen mereka tapi siapa tahu suatu saat saya juga akan menjadi seperti mereka? Jalan hidup seseorang kadang gak bisa ditebak, kan? hehehe 😁

Berikut beberapa bisnis yang ditekuni teman-teman saya di medsos selama pandemi dan masih bertahan hingga kini:

- Kuliner

Gak bisa dipungkiri, di daerah tempat tinggal saya, bisnis makanan alias kuliner menjadi bisnis yang paling menjanjikan selama pandemi lalu. Beragam jenis makanan dijajakan mulai dari jajanan dan gorengan seperi kue lapis, pisang dan ubi goreng, jalankote (pastel) hingga nasi goreng dan ayam lalapan. Minuman pun beragam mulai dari es kelapa muda, es cendol, es dawet, bubur kacang ijo, es teler hingga pisang ijo. Menyaksikan jajanan pasar dan minuman yang dijual membuat saya teringat pada bulan ramadan karena biasanya saya baru bisa melihat jajanan dan minuman tersebut dijual secara bersamaan di bulan ramadan. Saat pandemi lalu, gak perlu menunggu ramadan untuk menikmati semua itu karena semuanya dijajakan setiap hari di medsos oleh teman-teman saya.

Bahkan ada sahabat saya yang awalnya cuman hobby aja membuat kue dan bolu, sejak pandemi lalu dia memutuskan untuk mengembangkan sayap membuka pesanan kue tart dan buket bunga sebagai kartu ucapan selamat pada perayaan hari-hari besar nasional. Kini pelanggannya semakin banyak dan usahanya semakin maju.

buket bunga yang saya pesan dari teman yang saya maksud


- Pernak-pernik

Gak cuma di bidang kuliner, beberapa teman juga memutuskan untuk membuka usaha pernak-pernik. Salah satu rekan, memutuskan untuk membuka usaha dengan memanfaatkan hobbynya yang suka membuat pernak pernik. Dia gak nyangka, ternyata hobby-nya itu bisa dimonetisasi alias mendatangkan pundi-pundi rupiah yang bisa menggendutkan rekening banknya, hehehe. Saat membawa hasil karyanya ke kantor, banyak teman-teman yang tertarik dan membeli. Adapun hasil karyanya adalah gantungan handphone, cincin, kalung gelang dan beberapa pernak-pernik lain. 

Hasil karya rekan saya ini gak kalah bagus dari oleh-oleh yang biasanya saya dapatkan dari teman yang baru pulang traveling dari kota-kota wisata yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Saya yakin, bila diseriusi, misalnya dengan menambah modal untuk usahanya ini, teman saya bisa mendapatkan omset yang lebih besar dari yang saat ini dia dapatkan.

Dan setelah melihatnya, saya yang juga nyambi sebagai blogger, jadi tertarik ingin menggali potensi lain yang saya miliki dan kemudian mengembangkannya menjadi usaha yang menghasilkan. Mba Travel Blogger Medan, apakah gak tertarik mengembangkan potensi yang dimiliki kemudian mencoba usaha yang bisa menghasilkan kayak gini? Yuk sama-sama kita mencoba 😉

Baca Juga: Nabung Setiap Hari? Insyaallah Bisa!

- Fashion

Salah satu teman SMA saya juga membuka usaha fashion yaitu menjual busana muslim mulai dari kaos kaki, legging, gamis dan tunik kaki hingga hijab. Dia  mendesain sendiri hijab yang dijualnya dan hasilnya memang terlihat lebih eksklusif. Usahanya ini sudah memiliki pelanggan tetap yang bukan cuman dari Kota Baubau saja melainkan dari beberapa kabupaten di sekitarnya.

**

Itulah beberapa jenis usaha yang dijalankan oleh teman-teman saya selama masa pandemi lalu dan usaha tersebut masih bertahan hingga kini. Saya ikut bahagia melihat progress usaha mereka yang semakin maju.

Seminggu yang lalu saya bertemu teman SMA yang punya usaha fashion yang saya tulis di atas. Dia berbagi cerita tentang perjalanan usahanya, bahwa usaha yang dirintisnya tersebut tidak akan semaju sekarang bila tidak mendapatkan dukungan dana dari Bank BRI melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurutnya, tambahan modal dari Bank BRI adalah salah satu yang membuat usahanya bisa sebesar dan sesukses sekarang. Dia juga bercerita bahwa sekarang BRI sudah lebih maju dibanding saat kami masih sekolah dulu karena sudah ada Digitalisasi BRI.

Mendengar ceritanya, saya pun teringat dengan rekan saat masih bekerja di perusahaan pembiayaan dulu. Rekan tersebut juga mendapatkan bantuan dana melalui KUR dari Bank BRI dan kini ia telah berhasil membuka showroom mobil bekas yang cukup besar di Kota Baubau.

Baca Juga: Contoh Surat Resign

Melihat perkembangan pesat usaha dua orang yang saya kenal setelah mendapatkan dukungan modal dari BRI, saya simpulkan bahwa kalimat "BRI Untuk Indonesia" itu memang nyata adanya. Bank BRI adalah Pahlawan UMKM karena BRI memberdayakan Ultra Mikro dan UMKM Indonesia. 

Keren nih BRI! Teruslah membantu pengusaha UMKM Indonesia! 💪

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments



Kurang Lebih empat tahun lalu, wajah adik lelaki saya membengkak dan menghitam. Saya kaget karena saat terakhir bertemu dengannya, kondisi wajahnya tidaklah seperti itu. Saat saya tanya mengapa wajahnya bisa begitu? Dia juga tidak tahu jawabannya. Yang dia katakan adalah sejak wajahnya seperti itu, ia juga mulai sering mati rasa, bahkan saat jarinya luka dan tersengat api, ia tidak merasakan sakit.

Jawabannya membuat saya khawatir. Saya langsung menyarankan agar ia segera ke dokter tapi saat itu saya bingung menyarankan ke dokter apa. Saya cuman bilang agar ia segera ke puskesmas untuk memeriksakan kondisinya. Ia tak menolak tapi juga tidak mengiyakan. Saya asumsikan, ia mungkin sedang berpikir harus ke dokter apa.

Baca Juga: Minyak Gosok Andalan

Beberapa hari berikutnya, ia minta ditemani ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SPKK). Saya heran kok ke dokter kulit? Ia cuman menjawab bahwa sepertinya yang bisa mendiagnosa penyakitnya adalah dokter SPKK. Dan benar saja, setelah memeriksa dan mewawancarai adik saya, dokter mendiagnosa adik saya terkena kusta. Beliau langsung merujuknya melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa, dan setelah hasil labnya keluar, memang benar adik saya positif terkena kusta.

Jujur saja, saat pertama kali mendengarnya terkena kusta, hati saya menangis. Kok bisa adik saya yang pembersih, rajin perawatan (bahkan ia lebih rajin perawatan kulit dibanding saya), punya impian untuk traveling keliling Indonesia harus terkena penyakit ini? Penyakit yang memiliki stigma buruk di masyarakat? Huhuhu. Dan seperti yang saya duga, adik saya sangat terpukul. Apalagi dokter menyatakan bahwa ia harus menjalani pengobatan secara rutin selama setahun. Membayangkannya saja sudah membuat mentalnya down, sedih dan takut.

Dokter SPKK langsung memberi rujukan untuk mengambil obat kusta di salah satu puskesmas di Kota Baubau. Dalam menjalani pengobatannya, saya melihat perjuangan adik saya yang lumayan berat. Syukurlah di puskesmas tempatnya mengambil obat ia bertemu perawat dan pengelola program kusta yang friendly dan hangat. Setiap adik saya datang mengambil obat, si perawat selalu memberi semangat agar adik saya sabar menjalani pengobatannya. Si perawat juga menjelaskan hal-hal tidak mengenakkan yang akan terjadi di tubuh adik saya selama menjalani pengobatan sehingga ketika hal tidak mengenakkan itu dialami, adik saya sudah tahu dan tidak panik. Sungguh si perawat sangat berperan penting dalam perjalanan pengobatan kusta adik saya.

Si perawat juga menenangkan hati adik saya saat adik saya mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari atasan dan rekan-rekannya di kantor. Si perawat mengatakan bahwa mereka itu belum teredukasi mengenai penyakit kusta. Ia meminta adik saya untuk tetap sabar dan terus semangat menjalani perawatan. Si perawat berkata bahwa hal buruk itu tidak akan terjadi selamanya karena usai setahun menjalani pengobatan, insyaallah penyakitnya akan sembuh dan semua akan kembali baik-baik saja.

Mendengar cerita adik saya tentang perawat yang mendampinginya membuat saya terharu dan tenang. Saya semakin yakin adik saya akan tegar menjalani pengobatan dan pada akhirnya sembuh dari kusta karena didampingi oleh perawat yang andal.

Dan setelah perjuangan panjang melelahkan, adik saya berhasil menyelesaikan pengobatannya dan dinyatakan sembuh oleh dokter. Wajah yang sebelumnya menghitam dan membengkak perlahan-lahan membaik hingga akhirnya warna kulit dan kondisinya kembali seperti semula dan alhamdulillah kini ia telah menikah dan memiliki anak.

Setelah membersamai perjalanan adik saya dalam menjalani pengobatan kusta, saya berkesimpulan bahwa selain semangat, kesabaran dan kegigihan pasien, perawat dan pengelola program kusta memegang peranan penting dalam pengobatan dan penyembuhan pasien kusta. Angkat topi buat para perawat dan pengelola program kusta, kalian adalah pahlawan.

Ratna Indah Kurniawati, Melawan Dusta Kusta

pic source: youtube wartabromo tv


Dan ngomong-ngomong tentang perawat dan pengelola program kusta, saya juga mengenal satu sosok yang sangat menginspirasi, Namanya adalah Ratna Indah Kurniawati, seorang perawat di Puskesmas Grati Pasuruan yang sejak tahun 2008 mendedikasikan diri untuk merawat pasien kusta sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait fakta dan mitos tentang penyakit kusta.

Data WHO yang menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar jumlah kasus kusta di dunia membuat Ratna semakin termotivasi untuk mengedukasi masyarakat. Beliau tidak hanya mengedukasi secara teori, tapi juga melakukan hal yang menyentuh sisi emosi masyarakat. Selain memberikan bantuan pengobatan dan pengetahuan kepada penderita kusta, Ratna juga melakukan pendekatan sosial, salah satunya dengan berkunjung ke rumah-rumah warga mengajak mereka berkumpul dan memberi edukasi tentang kusta. Ratna bahkan tak segan makan bareng dengan penderita kusta, beliau menjelaskan bahwa penularan kusta itu tidak instan layaknya penularan flu.

pic source: youtube wartabromo tv


Tidak hanya itu, Ratna juga membimbing para penderita kusta agar dapat hidup mandiri. Ia memberikan pelatihan dan motivasi agar mereka memiliki usaha sendiri. Salah satu orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) yang kini sudah berhasil hidup mandiri adalah Pak Amat yang menderita kusta sejak tahun 1997. Pak Amat kehilangan jari-jarinya akibat penyakit kusta yang membuatnya hanya bisa bekerja serabutan dan menggantungkan hidup pada orang tuanya. Syukurlah, berkat bimbingan Ratna, Pak Amat kini punya usaha sendiri yakni beternak jangkrik. Dari usahanya ini, ia bisa menghasilkan 26 kg jangkrik setiap bulan yang bisa dijual dengan harga Rp. 20rb – Rp. 30rb per kg.

Menurut Ratna, banyak orang yang berlaku diskriminatif pada penderita kusta karena minimnya edukasi. Masih banyak orang yang belum paham bahwa penularan kusta tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan perlu waktu bertahun-tahun. Stigma buruk masyarakat terhadap kusta memang jadi pe er untuk kita semua. Masih banyak masyarakat bahkan yang berpendidikan tinggi (salah satunya atasan adik saya) yang menganggap kusta sebagai penyait kutukan dan penderitanya harus dikucilkan.

Dibutuhkan kerjasama dari pemerintah, berbagai elemen seperti masyarakat yang terdiri dari beragam profesi, serta komunitas agar edukasi tentang kusta dapat menyentuh semua kalangan, karena sama seperti kita, penderita kusta dan OYPMK juga berhak mendapat perlakukan yang sama. Penderita kusta bisa sembuh, hidup normal dan terus berdaya.

Sebagai blogger, kita juga bisa menulis artikel tentang edukasi kusta ini. Saya yakin, bila blogger seluruh Indonesia bersatu dimulai dari blogger Aceh, Blogger Semarang, Blogger Sulawesi, Blogger Kalimantan hingga blogger Papua menulis tentang kusta, akan semakin banyak masyarakat yang ngeh dan sadar bahwa penderita penyakit ini butuh dukungan kita semua.
Share
Tweet
Pin
Share
8 Comments

 



Setelah lumayan lama berpikir, beberapa hari lalu akhirnya saya beranikan diri checkout retinol yang udah lumayan lama nangkring di keranjang belanja salah satu ecommerce andalan. Seperti yang saya tulis di artikel ini, salah satu yang pengen banget saya coba namun masih takut saya lakukan adalah memakai retinol.

Setelah berusaha meyakinkan diri bahwa wajah ini udah sangat membutuhkan benda yang satu ini, plus meyakinkan diri wajah saya gak bakalan kena purging, akhirnya tangan ini gak ragu lagi menekan tombol checkout tepat H-3 lebaran.

Dan setelah beberapa hari menunggu kedatangannya yang telat banget, akhirnya retinol yang saya tunggu-tunggu itu datang juga. Penasaran dengan penampakannya? Ini nih benda yang sempat bikin saya overthinking karena si kurir telat nganterin ke rumah. 

retinol pertama yang saya coba, hehehe

Oh iyaa, mungkin teman-teman akan bertanya. Mengapa saya memilih merk ini? Bukan merk lain yang sedang viral? Jawabannya simpel, karena ini adalah retinol yang paling murah dan ongkirnya gratis, hahaha sungguh alasan yang sangat mengutamakan aspek ekonomi yaa 😝😆

Ehh gak ding. Alasan sebenarnya adalah karena pengen aja beli yang ini. Saat melihat-lihat koleksi retinol yang dijual di salah satu toko favorit, hati saya langsung klik sama merk ini. Setelah klik, baru deh cari tahu review-nya dan ternyata lumayan bagus, jadi mantaplah hati ini untuk memilihnya.

Semoga setelah memakainya nanti kondisi wajah saya jadi lebih baik. Saya sadar, berharap pada retinol doang tentu gak akan bisa membuat wajah lebih sehat bila tanpa disertai dengan kebiasaan merawat wajah dengan rutin.

Harapan saya semoga dengan adanya retinol ini saya jadi lebih semangat lagi skincare-an, agak masalah-masalah di wajah ini bisa terhempas manja.

Kalo kalian gimana gaes? apakah udah mencoba retinol juga?

Share
Tweet
Pin
Share
8 Comments

 


Gak terasa hari ini kita semua, umat muslim di Indonesia merayakan hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa menahan haus dan lapar serta menahan diri dari godaan agar gak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.

Sedih banget harus berpisah dengan bulan ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan. Rasanya diri ini belum maksimal beribadah, tahu-tahu ramadan udah pergi meninggalkan kita.

Tahun ini, puasa saya gak sampe 30 hari. Di hari ke dua puluh satu, tamu bulanan itu datang. Selama delapan hari saya gak berpuasa karena kedatangannya. Saya baru bisa berpuasa kembali di H-1 lebaran. Akibatnya, tahun ini saya lagi-lagi gak bisa khatam alquran, huhuhu 😢

Dan sesuai hasil sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama pada hari Kamis lalu, ditetapkan 1 Syawal yang merupakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada hari ini, Sabtu tanggal 22 April 2023.

Saya sebagai pemilik blog Banua Mayana Waira ini mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin kepada teman-teman pembaca blog ini 🤝🙏. Semoga kita semua termasuk orang-orang beruntung yang mendapatkan kemenangan di hari yang fitri ini. Semoga kita semua masih akan dipertemukan dengan bulan ramadan di tahun-tahun mendatang dan kembali merayakan kemeriahan Idul Fitri lagi, aamiiin yaa robbal alamin 🤲😇

Selamat Idul Fitri 1444 H


Share
Tweet
Pin
Share
2 Comments

Hari ini adalah hari pertama cuti lebaran tahun 2023. Saat bangun tidur tadi pagi, rasanya mager banget, masih pengen tidur-tiduran sembari memeluk anak-anak saya dan menikmati liburan di hari pertama ini namun apalah daya saya gak bisa seperti itu karena hari ini ada tugas negara yang harus dilakukan. Loh kok bisa? Memang tugas apakah yang dimaksud hingga membuat saya gak bisa berleha-leha di hari pertama cuti lebaran ini?

Ahaaa, pekerjaan inilah yang akhirnya menginisiasi terbitnya artikel a day in my life hari ini, hehehe 😁

Jadi, hari ini, dinas kami memiliki satu kegiatan yang sangat dinantikan masyarakat menjelang lebaran ini. Adakah yang bisa menebak? Yap, anda benar, dinas kami menyelenggarakan Pasar Murah dan kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang ada di bidang saya, karena itulah saya wajib banget berpartisipasi.

Baiklah gak perlu basa-basi, segera aja kita mulai cerita tentang kegiatan saya hari ini 😊😉

Pukul 08.30 WITA saya langsung mandi usai menyiapkan sarapan untuk anak kedua. Setelah mandi dan bersiap-siap segeralah saya otw ke kantor Lurah Lakudo, lokasi penyelenggaraan kegiatan pasar murah ini. Saat tiba di sana, masyarakat udah lumayan banyak yang datang namun rekan-rekan dari kantor belum semuanya hadir. Saya pun meminta izin ke pasar untuk melakukan tugas harian saya sebagai enumerator yakni mengambil data harga bahan pangan untuk nanti diinput di website panel harga pangan, kebetulan jarak antara kantor lurah dan pasar itu hanya sepelemparan batu alias dekat banget.

Baca juga: A day in my life; Rabu 08/02/2023

Hampir satu jam saya berada di pasar dan syukurlah harga-harga menjelang lebaran ini lumayan stabil dan terkendali, gak ada kenaikan yang membuat masyarakat mengeluh. Suasana pasar sangat ramai dan karena anak pertama kami belum punya baju lebaran, saya pun singgah di pedagang pakaian pilih-pilih baju untuk si sulung, alhamdulillah ketemu kemeja kotak-kotak berwarna biru yang pas di tubuhnya.

Pulang dari pasar, saya kembali ke TKP dan rupanya rekan-rekan udah berkumpul. Setelah semuanya siap, kegiatan pasar murah pun dibuka oleh Bapak Kepala Dinas. Saya bertindak sebagai kasir yang memegang semua uang hasil penjualan tiga komoditas yang kami jual hari ini yakni beras, gula pasir dan minyak goreng. 

beras salah satu komoditas yang kami jual di pasar murah kali ini

Pelaksanaan pasar murah hari ini berjalan lancar dan tertib. Ba'da Dzuhur kegiatan ini berakhir namun kami gak langsung balik ke rumah masng-masing melainkan ke kantor dulu untuk menghitung semua uang yang kami peroleh dari hasil penjualan yang tadi saya terima dari pembeli. Kami baru balik ke rumah pada pukul 16.00 WITA.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah saya merasa was-was. Saya dihantui rasa takut dirampok karena uang hasil penjualan tadi diamanahkan kepada saya untuk memegangnya. Saya diminta untuk menyimpan uang ini sebelum akhirnya diserahkan ke pihak Perum Bulog saat masuk kantor usai lebaran nanti.

Jujur aja, memegang uang sebanyak itu membuat saya ketakutan. Baru kali ini saya merasa ada banyak mata yang seolah memperhatikan saya eh salah uang yang saya pegang, seolah-olah mereka akan mencuri uang itu dari saya padahal mah orang-orang di luar sana juga gak tahu kalo saya memegang uang ini, tapi begitulah perasaan saya. Rasanya hati dan pikiran ini gak tenang dan jujur aja saya merasa berat banget menerima amanah ini. 

Setibanya di rumah saya langsung mandi dan istirahat sejenak sembari menunggu waktu berbuka puasa. Usai berbuka dilanjutkan dengan shalat maghrib, tadarus beberapa lembar, makan malam, shalat isya lanjut tarawih kemudian main sejenak dengan anak dan gak terasa waktu terus berjalan hingga sampailah saat ini, saat di masa saya sedang menulis artikel ini.

Rencananya setelah mempublish tulisan ini saya akan bersiap untuk tidur, tentu aja setelah melaksanakan rutinitas saya setiap malam yaitu skincare-an, hehehe

Baca juga: Penyesalan

Okee, akhirnya tulisan a day in my life hari ini saya cukupkan sampai di sini. Sampai bertemu lagi di tulisan a day in my life di harii-hari berikutnya. Selamat beristirahat dan selamat menikmati liburan bersama orang-orang tercinta! 😊

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments

Setelah beberapa waktu lalu menulis tentang minyak kayu putih asli dari Maluku, sekarang saya jadi kepikiran pengen nulis tentang minyak-minyakan yang ada di rumah kami yang sering digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing, hahaha ada-ada aja nih ide yang muncul di kepala 🙈

Saya memang serandom itu gaes, apalagi hari ini adalah jadwalnya saya mempublish artikel di blog ini namun sampe jam segini belum ada ide cemerlang yang muncul, yang muncul malah ide absurd ini jadilah dieksekusi ajalah yaa daripada gak ada sama sekali, seperti kata pepatah tak ada rotan akar pun jadi, tak dapat ide cemerlang, ide receh pun tak masalah, hahaha 😂

Ternyata setelah saya hitung, ada beberapa jenis minyak yang ada di rumah yang sering kami gunakan. Yang akan saya tuliskan ini adalah minyak gosok yang digunakan orang dewasa yaa, bukan minyak telon atau baby oil yang digunakan bayi atau anak-anak, soalnya karena saya masih punya balita jadi kedua minyak itu juga ada di rumah ini, hehehe

Penasarankah kalian minyak-minyak apa aja itu? Check this out:

✅ Minyak Tawon

Minyak tawon adalah minyak yang harus selalu ada di rumah kami. Ia gak boleh kosong karena keberadaannya sangat dibutuhkan. Minyak tawon ini memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai obat luka, obat lebam atau benjol saat kejedot, obat batuk ringan, obat sakit perut, obat digigit serangga, obat totol jerawat dan obat untuk beberapa sakit ringan lain, pokoknya dia bisa dibilang multifungsi karena menjadi obat pertolongan pertama saat terjadi luka atau sakit ringan.


Kebiasaan menyiapkan minyak tawon ini udah sejak dulu kami lakukan bahkan sebelum saya menikah. Di rumah mama si minyak tawon ini juga udah menjadi sahabat keluarga yang selalu ada. Menurut mama, saat kami (saya dan adik-adik) masih bayi, minyak tawon inilah yang dioleskan ke perut dan tubuh kami setelah mandi agar gak masuk angin alias pengganti minyak telon.

Saya termasuk yang jarang banget menggunakan minyak tawon karena gak suka baunya. Kalo kata teman saya, baunya kayak bau nenek-nenek, hahaha. Saya menggunakan minyak tawon hanya pada saat sedang luka atau sekali-sekali saya oles ke jerawat saat jerawat muncul di wajah biar gak terlalu perih.

 ✅ Minyak Kutus Kutus

Demam minyak kutus kutus yang melanda jagat facebook beberapa tahun lalu juga menyerang rumah kami, hehehe. Minyak gosok yang digadang-gadang memiliki sejuta manfaat ini juga menjadi penghuni rumah kami.

Dulu saya tertarik beli karena testimoni teman saya yang merupakan penjual minyak kutus-kutus ini. Katanya minyak kutus kutus ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak bila sering digosokkan ke badan anak. Sayangnya anak saya malah mabok saat saya gosokkan minyak ini karena gak suka baunya, jadinya setiap kali saya ingin menggosokkan ini ke badannya doi selalu menolak, huhuhu padahal harganya lumayan mahal menurut saya. Saat sedang pegal karena kelelahan, saya kadang-kadang pakai ini walau setelah pakai selalu dikomplain suami karena doi juga gak suka baunya. Sungguh anak dan bapak yang kompak! 🤦‍♀️

Mertua suka pakai minyak ini karena lumayan ampuh meredakan pegal-pegal yang ia derita. Saya juga beli minyak kutus kutus ini untuk mama agar beliau bisa pakai saat tubuhnya sedang pegal.

✅ Mama's Choice Herbal Oil

Pertama kali pakai herbal oil ini adalah beberapa bulan setelah lahiran anak kedua. Saya yang saat itu masuk kantor setiap hari pulang pergi Baubau - Lakudo merasa sangat letih. Memakai minyak ini lumayan membantu membuat badan saya lebih rileks sehingga bisa tidur nyenyak di malam hari 👍


Saat itu saya dapat minyak ini secara gratis dari sponsor dan reviewnya udah saya tulis d blog utama. Wanginya enak banget dan bikin tenang. Suami gak komplain saat saya pakai ini, malah beliau yang semangat pijitin saya setiap malam, hehehe.

Kekurangannya cuman satu si herbal oil ini yakni harganya yang lumayan menguras kantong, lebih mahal dari harga minyak kutus kutus, tapi memang diklaim aman untuk ibu hamil dan menyusui.

✅ Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih juga menjadi minyak yang selalu ada di rumah kami. Tak hanya minyak kayu putih asli tapi juga minyak kayu putih keluaran pabrik yang dibeli di toko. Minyak kayu putih keluaran pabrik ini biasa saya oles di jidat atau pelipis saat merasa pusing sedangkan minyak kayu putih asli ini selalu jadi andalan saat saya sakit perut masuk angin karena ampuh banget.

**

Itulah beberapa jenis minyak gosok yang menjadi sahabat kami di rumah. Kami bukan tipikal orang yang dikit-dikit langsung minum obat. Saat merasa sakit, biasanya kami atasi dulu menggunakan minyak-minyakan ini, nanti bila gak bisa ditangani barulah kami ke puskesmas untuk berobat.

Apakah kalian juga punya minyak gosok andalan di rumah, gaes?

Share
Tweet
Pin
Share
31 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2024 (9)
    • ▼  Desember (1)
      • Holiday Shapewear Deals You Can’t Afford to Miss T...
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates