Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure

 


Udah akhir bulan nih, itu artinya saatnya publish artikel kolaborasi bareng Diah. Dan tema yang kami pilih bulan ini adalah "Buka HP Pasangan, Yeay or Nay?".

Mengapa memilih tema ini? Hmmm mengapa yaa? Gak ada alasan spesifik sih, cuman tema ini kayaknya menarik aja untuk dibahas, hehehe 😃. Yang penasaran dengan tulisan Diah, silakan baca artikelnya di sini yaa 👇

Buka HP Pasangan, Yeay or Nay?

Bila pertanyaan di atas diajukan pada saya, maka jawabannya adalah YEAY. Karena sejak masih pacaran dengan suami, saling membuka hape bukanlah hal yang tabu dalam hubungan kami. Saat ketemuan, tanpa sungkan kami saling membuka hape. Saya sering buka hape suami (saat itu masih pacar) dan dia pun tanpa ragu membuka hape saya. Apakah gak merasa dilanggar privasinya? Kalo saya sih, GAK. Suami juga kayaknya gak karena sampe hari ini dia gak pernah keberatan bila saya pegang dan buka hapenya.

Saya ingat, saat kami masih LDR-an dulu, setiap kali ketemuan, sebelum sayang-sayangan, yang pertama saya lakukan adalah ambil hapenya kemudian buka semua percakapannya di whatsapp dan juga buka inbox semua medsosnya. Dia pun sama, buka hape dan kemudian membaca percakapan yang ada di chat pribadi dan grup whatsapp atau bbm (dulu masih jamannya blackberry messenger). Makanya suami tahu hampir semua nama teman yang sering berinteraksi dengan saya.

Namun untuk urusan buka-buka hape ini kayaknya saya lebih antusias daripada suami. Kalo suami membuka hape saya, gak sampe setengah jam udah dilepas sedangkan kalo saya yang buka hape suami, bisa lebih sejam lamanya 🤭🙈

Memang apa sih yang saya lakukan hingga betah banget buka hape suami dengan durasi lama gitu? Untuk buka percakapan whatsapp dan inbox semua medsosnya sih cukup setengah jam, yang bikin lama adalah saya suka buka aplikasi lain di handphonenya seperti shopee dan instagram. Buat yang sering buka shopee (selain untuk belanja), pasti tahu kalo di sana banyak games menarik. Yap, yang saya lakukan adalah main games shopee 🤣. Sedangkan untuk instagram, biasa saya pakai untuk membuka akun saya yang lain yang saat itu sedang ikut collab support like (biasanya saya ikut lebih dari satu akun jadi biar praktis gak perlu gonta-ganti akun dalam satu hp, saya pinjam hape suami untuk menyelesaikan kewajiban).

Ada beberapa alasan yang mendasari kami saling membolehkan membuka hape pasangan:

❤️ Sebagai bentuk keterbukaan. Dengan mengizinkan pasangan membuka atau memegang handphone kita, berarti gak ada hal yang disembunyikan. Kita semua tahu bahwa perselingkuhan dalam rumah tangga kadang dimulai dari chat-chat di medsos atau whatsapp. Mengizinkan pasangan membuka handphone bisa dijadikan sinyal bahwa suami/istri memang satu-satunya pasangan kita (duh, mau nulis bahwa pasangan gak selingkuh aja susah banget cari diksi yang pas, hahaha) 

❤️ Untuk membangun kepercayaan. Bagi saya dan suami, kepercayaan dalam rumah tangga adalah hal penting yang harus selalu dibangun dan dirawat. Mengizinkan pasangan membuka handphone kita berarti gak ada hal mencurigakan yang disembunyikan.

❤️ Bagi kami berdua, buka hape pasangan bukanlah hal yang melanggar privasi

❤️ Karena memang gak ada yang harus ditutupi. Ya, sesimpel ini alasannya. Silakan buka handphone saya sesuka hati dan lihatlah isinya maka kamu akan tahu memang seperti itulah adanya.

Makanya awal-awal mendengar ada suami yang gak mengizinkan istrinya memegang (hanya memegang loh, bukan membuka) handphonenya, saya sempat mengernyitkan dahi dan bertanya dalam hati "kok bisa gitu yaa?". Namun keheranan itu saya tepis perlahan, saya mulai menanamkan dalam pikiran bahwa masing-masing orang punya standar privasi berbeda. Mungkin aja bagi saya dan suami membuka hape pasangan adalah hal normal dan biasa, namun untuk pasangan lain itu hal yang tabu untuk dilakukan. Saya harus belajar memahami bahwa masing-masing pasangan tentu punya aturan berbeda dalam menjalani keseharian mereka.

Kalo kalian, masuk tipe yang mana nih, yeay or nay dalam urusan buka hape pasangan ini? Share jawabanmu di kolom komentar yaa 😉

Share
Tweet
Pin
Share
24 Comments
pic source: pixabay.com

Saat sekrol-sekrol foto teman-teman di instagram, tiba-tiba mata saya tertuju pada satu foto terbaru yang dibagikan oleh salah satu teman. Dalam foto tersebut ia bersama seorang lelaki. Bukaan, lelaki tersebut gak saya kenal dan jelas bukan suami orang juga namun yang membuat alis saya berkerut adalah sosok lelaki itu berbeda dengan yang beberapa bulan lalu digandeng si cewek walau perawakan kedua lelaki itu agak mirip. Karena kepo, langsunglah kubuka profil si cewek dan saya baru tahu kalo ternyata cowok yang bersamanya di foto tersebut adalah pacar barunya.

Duh, saya memang se-selow itu gaes, hahaha. Dan setelah melihat foto terbaru yang dibagikan, rasanya gak afdol kalo gak julid. Duh, jangan ditiru yaa sifat buruk ini. Jadi, dalam kurun waktu setahun terakhir, si cewek ini udah ganti cowok tiga kali (saya tahu karena kami memang saling follow jadi foto yang dibagikannya sering muncul di feed saya).

Sebenarnya bukan masalah banyaknya cowoknya sih, cuman yang jadi masalah adalah setiap punya cowok baru selalu diposting di instagram. Udah posting foto plus caption mesra seolah mereka pasangan yang gak akan terpisahkan (posting foto perayaan ulang bulan jadian segala) ehh beberapa saat kemudian putus, foto-foto mesra yang udah banyak terposting itu pun dihapus. Siklus serupa terus berulang dengan cowok berbeda.

Sebenarnya suka-suka dia juga sih, toh akun akun dia juga dan saya punya pilihan untuk unfollow. Tapi karena saya udah terlanjur lihat fotonya, sebelum unfollow sebaiknya uneg-uneg di dalam hati ini saya tuangkan di sini dulu, lumayan kan bisa jadi satu artikel, wkwkwkwk.

Lalu saya pun teringat dengan salah satu rekan yang bulan Desember tahun lalu menikah. Sampai prosesi lamaran, banyak teman-teman yang gak tahu siapa calon suaminya. Ia menutup rapat identitas si calon suami. Ia baru mau berbagi jati diri si calon, beberapa saat sebelum mencetak undangan pernikahan. Saat kami tanya mengapa ia melakukan itu? Alasannya karena ia takut gak jadi nikah dengan si pacar dan malu. Menurutnya, kalo hubungannya gak diketahui banyak orang, saat putus orang-orang juga gak bakalan tahu, nah sangat berbeda dengan apabila hubungan tersebut sudah diketahui banyak orang dan hubungannya putus sebelum berlanjut ke pernikahan, rasa sakit dan malunya tentu lebih besar.

Kejadian pacaran yang sudah diketahui khalayak umum seperti ini sebenarnya sudah sering kita jumpai, khususnya di dunia entertainment. Kita tentu masih ingat dengan kisah percintaan fenomenal Luna Maya & Reino Barack, Desy Ratnasari & Irwan Danny Mussry, Laudya Cintya Bella & Chico Jericho, Citra Kirana & Ali Syakieb, Primus Yustisio & Nafa Urbach, Paramitha Rusadi & Onky Alexander (duh, jadi ketahuan nih usianya soalnya kisah Mitha & Onky ini kisah jadul banget, hahaha). Betapa hubungannya sudah sangat dekat dan diketahui banyak orang namun ternyata mereka gak berjodoh, masing-masing malah nikah dengan orang lain.

Dari hubungan banyak pesohor di atas kita bisa belajar bahwa bila belum halal, hubungan percintaan sebaiknya jangan diumbar. Bila untuk sekedar memberitahu, cukuplah membagikan info tersebut sekali saja. Tapi hal seperti itu mungkin tidak cocok dilakukan di era apa-apa harus di-share di medsos ini. Di masa kini, apapun yang kita alami dan rasakan, khalayak mesti tahu.

Di zaman medsos ini, tidak mengumbar masalah percintaan bukanlah opsi yang akan dipilih banyak orang. Memang, tetap ada yang melakukan ini, namun jumlahnya tentu gak banyak. Di zaman medsos ini, banyak orang berlomba-lomba membagikan ceritanya. Perkara cerita yang dibagikan itu sesuai dengan norma yang berlaku, itu urusan belakangan. Yang penting viral dulu.

Bila saja masa pacaran saya dan suami terjadi di zaman medsos ini, saya gak munafik, saya juga pasti akan membagikan momen-momen kebersamaan kami walau tentu foto dan captionnya gak semesra dan seberani teman yang saya ceritakan di awal paragraf tadi. 

Share
Tweet
Pin
Share
30 Comments

Tulisan ini harusnya dipublish akhir bulan Januari atau awal bulan Februari lalu namun karena gak sempat, jadilah tertinggal di draft dan baru sempat diutak-atik dan dipublish hari ini. Padahal udah tinggal closing-nya aja yang dikerjain, apa daya rasa malas lebih kuat pengaruhnya. Ckckck, malas memang gak ada obatnya yaa, gaes, apalagi kalo malasnya terus dibiarkan dan dipelihara, hahaha 😂

pic source: pixabay.com

Lalu ada apa sih di bulan Januari hingga merasa perlu dibuatin satu artikel khusus? Hmm seperti biasa, gak ada hal spesial yang terjadi namun karena saya orang yang kurang kerjaan, jadi apa-apa pengen dibahas dan dijadikan bahan tulisan buat menambah jumlah artikel yang tayang di blog ini 🤦‍♀️. Januari adalah bulan di mana  ada 3 orang yang saya sayangi berulangtahun yakni suami, anak ketiga dan adik bungsu saya.

Tanggal 9 Januari 2022 ini, Zafran anak ketiga saya genap berusia satu tahun. Waktu seakan berlari, cepat banget berlalunya. Rasanya baru kemarin saya masih hamil, kemana-mana dengan perut besar, ehh sekarang si bayi udah satu tahun aja usianya. Mana makin pintar dan lincah pula anaknya. Dan saat manulis ini saya baru ingat, ternyata di tanggal 9 Januari lalu, gak ada ucapan selamat ulang tahun untuk bayi menggemaskan itu, huhuhu. Baiklah, walau udah telat banget, mama ucapin di sini aja yaa, sayang. 

Selamat Ulangtahun ke-1 Zafran, sayang. Semoga sehat selalu dan semakin cerdas. Kelak, saat engkau dewasa hanti, jadilah pribadi yang ceria, yang jiwanya dipenuhi cinta dan bermanfaat untuk sesama. Doa mama akan selalu menyertai setiap langkahmu.

Disusul oleh ulang tahun adik bungsu saya yang ke- .... (rahasia, hahaha) pada tanggal 20 Januari. Si bungsu ini bukanlah orang yang suka merayakan ulang tahun gitu deh, malah baginya perayaan ulang tahun itu haram hukumnya. Namun walau gak dirayain dan ultahnya udah lewatt, boleh dong yaa saya make a wish

Selamat Ulangtahun, Or. Semoga sehat selalu, makin cantik dan glowing, murah rezeki (baik materi maupun jodoh, uhuk 🤭), kerjaan lancar dan semua yang direncanakan bisa terwujud tahun ini.

Zafran & Bibi Or. Foto diambil Lebaran tahun lalu

Dan yang terakhir, di tanggal 30 Januari adalah ulang tahun Pak Suami yang ke-38 tahun. Wahh gak terasa ternyata dua tahun lagi suami udah 40 tahun. Tapi walau usianya udah hampir kepala 4, di mata saya dia tetaplah seperti lelaki akhir dua puluhan ❤️, #eaaaaa  😂

Selamat Ulangtahun, Honey. Semoga sehat selalu, semakin dewasa dan bijaksana dalam bertindak, semakin sayang keluarga. Dan semoga apa yang kita rencanakan di tahun ini bisa terwujud, amiiin.

Terkhusus buat suami tercinta, terimakasih karena sudah menjadi ayah yang baik untuk anak-anak kita dan terimakasih juga karena telah menjadi suami yang sangat pengertian yang membebaskan dan mendukung apapun pilihan yang saya ambil ❤️.

**

Namun selain tanggal ulangtahun tiga orang yang saya cintai di atas, bulan Januari 2022 ini adalah bulan yang lumayan berat juga buat kami sekeluarga karena di awal tahun kemarin saya sakit disusul anak-anak dan suami.

Hmm apa lagi yaa yang terjadi selama bulan Januari 2022? Ohh iyaa, di bulan Januari kemarin sertifikat latsar CPNS yang digelar bulan September - Oktober 2021 lalu juga sudah diterimakan kepada kami. Alhamdulillah, saya lulus walau dengan predikat CUKUP  🤦‍♀️

Sepertinya itu aja yang terjadi di keluarga kami selama Januari 2022 kemarin. Awal tahun yang agak berat namun semua tetap harus disyukuri. Kalo kalian, adakah kejadian istimewa di bulan Januari kemarin?

Share
Tweet
Pin
Share
36 Comments

Hari ini saya ingin mereview splash cologne yang udah saya pakai sejak masa kuliah yaitu Sariayu Eksotika Tanjung Body Splash Cologne. Iyaa udah selama itu pakenya dan baru sempat direview sekarang, hehehe 😁

Ini nih penampakan produknya 

Review Sariayu Eksotika Tanjung Body Splash Cologne


Sariayu Eksotika Tanjung Body Splash Cologne
Ukuran: 150 ml
BPOM: NA18180600112
Harga: Rp. 28.000,- s/d Rp 32.000,- (online)


Seperti yang saya bilang di awal, cologne ini udah membersamai saya sejak masa kuliah, yang artinya udah lama banget saya pakai (gak perlulah saya ungkap tahun berapa saya kuliah yaa, ntar ketahuan tuanya, hahaha. Yang jelas, saya mulai kuliah itu tahun 2000-an). Saking lamanya, orang-orang yang mengenal saya mengidentikkan cologne ini sebagai bau badan saya, hehehe

Dan selalu ada alasan mengapa seseorang setia pada satu produk dalam waktu lama dong yaa. Yap, alasannya gak lain adalah karena udah suka banget dan cocok dengan produknya. Wanginya yang segar dan tahan lama membuat saya kepincut dan susah berpaling pada produk lain ❤️. Wangi ekstrak bunga tanjungnya sangat cocok di hidung dan tubuh saya. 




Kemasan splash cologne ini sangat sederhana. Dikemas dalam botol plastik berwarna putih susu dengan gambar bunga tanjung. Di kemasan tertera banyak info mengenai produknya seperti cara pemakaian, komposisi (ingredients), No BPOM, manfaat, peringatan, No Batch, netto, expired date dan logo halal MUI.

Tutupnya berbentuk ulir jadi untuk memakainya harus langsung dipercikan ke kulit atau boleh dituang ke telapak tangan kemudian diusap ke leher, belakang telinga atau bagian tubuh lain yang diinginkan. Saya juga memakainya di baju dan hijab agar wanginya lebih nampol lagi, hehehe

Selain terdaftar di BPOM, Sariayu Eksotika Tanjung Body Splash Cologne ini juga udah memiliki sertifikat halal MUI, no animal testing dan udah teruji secara dermatologis. Jadi saat memakainya, saya gak punya keraguan sedikitpun karena yakin banget produknya aman. Apalagi ini adalah produk dalam negeri, yang mana dengan memakainya itu berarti kita mendukung produksi kosmetik dalam negeri.





Ada satu kejadian lucu yang menurut saya cukup berkesan terkait cologne ini. Saat itu sepupu suami dan anaknya menginap di rumah kami. Di suatu pagi, sesaat sebelum saya ke kantor, anak sepupu suami masuk ke kamar kami dan langsung buru-buru keluar. Ia curhat pada mamanya bahwa baru aja mencium aroma melati di kamar kami. Raut wajahnya ketakutan setelah mencium aroma itu. Mendengar curhatannya pada mamanya saya langsung tertawa. Saya katakan padanya bahwa itu bukan wangi melati melainkan wangi parfum saya, hahaha. Setelah saya beritahu, barulah raut wajahnya kembali normal.

Saya belum pernah mencium aroma melati maupun aroma bunga tanjung secara langsung. Namun banyak teman yang mengatakan aroma parfum saya mirip melati, jadi saya simpulkan aroma bunga tanjung sama seperti aroma bunga melati.

Hmm apa lagi yaa yang pengen saya tulis tentang Sariayu Eksotika Tanjung Body Splash Cologne ini? Oh iyaa, saya ingin memberi saran pada Sariayu, kalo boleh cologne-nya dibuatin juga dalam bentuk spray dong agar saat memakainya cukup disemprot aja, karena menurut saya disemprot itu lebih gampang dibanding di-splash, dan tentu lebih hemat, hehehe. Itu aja sih sedikit saran dari saya sebagai pemakai setia. Tapi kalo gak dibuatkan versi spray-nya, yaa tetap gak bakalan berpaling ke lain hati juga.

Adakah yang juga memakai splash cologne dari Sariayu ini? 😊



Share
Tweet
Pin
Share
17 Comments
pic source: pixabay.com

Viralnya ucapan seseustazah dalam ceramahnya yang membenarkan KDRT dengan dalih jangan membuka aib suami, mau gak mau membangkitkan memori saya ketika pertama kali diajak menikah oleh suami (yang saat itu masih pacar).

Saat ia mengajak saya menikah, rasa bahagia di dalam dada gak bisa diungkapkan dengan kata-kata karena saya memang ingin banget jadi istrinya. Saya sayang padanya dan rasa sayang itu tentu akan lebih afdol diungkapkan bila kami sudah berada dalam ikatan pernikahan.

Namun walau sangat ingin jadi istrinya, alarm dalam diri saya tetap berbunyi. Walau sangat sayang padanya, saya gak boleh bucin "yang mau aja diapa-apain asal bisa bersamanya". Maka saat ia bertanya apakah saya mau nikah dengannya, saya langsung mengajukan beberapa syarat. Bila saja saat itu ia gak menyetujui syarat yang saya ajukan, dengan berat hati terpaksa saya harus menyudahi hubungan kami. Namun syukurlah, ternyata ia menyetujui syarat itu, hahaha 😃

Saya menganggap syarat yang saya ajukan tersebut sebagai tameng yang akan melindungi saya kelak ketika ia mulai berubah menjadi "lelaki yang gak asyik" lagi. Saya gak mau hidup menderita karena sifat dan tabiat kasar seorang lelaki. Prinsip saya, orang tua yang udah membesarkan dan sangat berjasa pada kehidupan saya aja gak pernah mengasari saya, masa saya harus terima dikasari lelaki asing yang baru saya kenal. Tak sudi akutu, Ferguso! 

Ini 5 syarat yang saya ajukan kepada pacar sebelum akhirnya mantap memutuskan untuk menikah dengannya:

1. Saya gak mau dicemburui

Karena pernah punya pengalaman buruk pacaran dengan lelaki pecemburu, maka saya putuskan untuk gak mau lagi pacaran dengan lelaki cemburuan. Makanya awal pacaran saya kaget banget saat tahu kalo ternyata suami (saat itu masih pacar) adalah lelaki pecemburu. Langsung saya tegaskan padanya bahwa saya gak mau dicemburui. Kalo ia masih tetap ingin melanjutkan hubungan kami, maka rasa cemburunya harus ia kikis sembari perlahan-lahan saya beri pengertian bahwa saya adalah tipe perempuan setia yang gak perlu dicemburui.

Mengapa saya gak mau dengan lelaki pecemburu? Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya (dan juga pengalaman beberapa sahabat), lelaki pecemburu biasanya tukang selingkuh. Nah lho! Jadi rasa cemburu yang ia perlihatkan ke pasangannya itu hanya kamuflase atau tipu daya agar pasangannya percaya bahwa si lelaki sangat mencintainya, padahal mah bohong! Itu adalah taktik untuk menyembunyikan perbuatan buruknya. Dan satu hal lagi, lelaki pecemburu, saat sedang cemburu berat, ia sangat bisa melakukan kekerasan. Duh ngeri banget deh! 😓

Lalu apakah suami berubah menjadi sosok so sweet yang gak cemburuan? Sejauh ini, selama lebih sepuluh tahun menikah hanya sesekali saja ia memperlihatkan rasa cemburunya. Itu juga menurut saya cute karena yang ia cemburui adalah aktor-aktor yang saya gemari, hahaha. Ia gak pernah cemburu pada teman-teman laki-laki saya karena semuanya ia kenal.

2. Saya gak mau diduakan

Punya pengalaman buruk pernah diselingkuhi, membuat saya bertekad untuk mencari laki-laki setia. Makanya saat suami ngajak nikah, saya pastikan sekali lagi (sebelum menerimanya sebagai pacar saya juga udah memastikan dia bukanlah seorang playboy), dia bukanlah tipe pria yang matanya jelalatan alias suka tebar pesona pada banyak wanita. Saya katakan padanya bahwa kelak, saat kami udah menikah dan amit-amit dia terbukti selingkuh, maka saya akan pergi meninggalkannya dengan membawa semua hal yang kami punya termasuk harta dan anak-anak. Alhamdulillah untuk hal yang satu ini kami satu pemikiran karena ternyata ia juga trauma karena pernah diselingkuhi mantannya, hahaha 🤭.

3. Saya gak mau diminta berhenti bekerja (kecuali atas keinginan sendiri)

Sebelum bertemu suami, saya adalah working woman. Makanya saat dia ngajak nikah, saya langsung ngomong bahwa saya gak mau dilarang bekerja. Saya katakan padanya bahwa saya bukanlah wanita yang bisa tenang tinggal di rumah hanya mengurus anak dan suami. Bila ia mencari wanita seperti itu, maka bukan saya orangnya. Silakan cari wanita lain yang sesuai keinginannya. Saya baru akan berhenti bekerja saat saya ingin, bukan karena diminta oleh orang lain, termasuk suami. Alhamdulillah, untuk syarat yang satu ini dia gak keberatan karena ibunya juga seorang wanita pekerja.

4. Saya gak mau dikasari (termasuk di antaranya dibentak)

Saya adalah orang yang gak bisa dengar suara bentakan. Ketika mendengar bentakan (walau bukan saya yang dibentak), seketika tubuh akan gemetar dan lemas karena ketakutan. Makanya lelaki kasar udah saya coret sebagai calon suami idaman. "Apakah kamu pernah dibentak/dikasari oleh pacarmu?" adalah pertanyaan pertama yang selalu diajukan orang tua setiap kali saya cerita sedang dekat dengan seseorang. Lelaki semenarik apapun wajahnya, bila ia ringan tangan dan suka melakukan kekerasan (terutama pada perempuan) akan berubah menjadi hina dina dan buruk rupa di mata saya. 

5. Saya gak mau dipaksa melakukan apapun yang gak saya sukai

Paksaan adalah hal yang paling saya benci, dari mana pun datangnya. Orang terdekat saya udah tahu sifat ini. Makanya lelaki yang gak suka maksa menjadi syarat wajib yang saya pilih sebagai calon suami. Menurut saya, lelaki yang suka maksa punya kans besar melakukan kekerasan pada kita bila keinginannya gak terpenuhi. Sedangkan menjadi seorang istri, pastilah gak selamanya berada dalam mood yang bagus. Ada saatnya istri malas melakukan sesuatu dan pengen leyeh-leyeh manja. Suami yang baik harusnya bisa membaca suasana hati istri, jangan meminta untuk selalu diutamakan dan dipenuhi permintaannya padahal ia gak pernah mengutamakan perasaan pasangannya. Hal ini juga berlaku dalam hubungan intim. Saya gak mau dipaksa bercinta bila sedang gak mood.

Bayangkan, saat kita sedang gak mood dan suami meminta kita untuk melakukan sesuatu. Pasti rasanya tersiksa banget. Please, jangan beri nasehat bahwa mengikuti dan melaksanakan perintah suami adalah jalan menuju surga. Sorry, nasehat ini gak berlaku buat saya, karena bagi saya, lelaki penghuni surga adalah lelaki yang mengerti perasaan pasangannya, bukan lelaki pemaksa! Lelaki yang baik adalah lelaki yang paham bagaimana memperlakukan istrinya.  Lelaki pemaksa? Ke laut aje lu! 👎🏻

Tanpa diingatkan, sebenarnya istri udah tahu kewajibannya karena setiap wanita yang memutuskan untuk menikah pasti udah paham kewajiban istri itu apa aja. Kalo pun ingin mengingatkan, harusnya dengan cara lembut, bukan dengan paksaan.

~~~

Itulah 5 syarat yang dulunya saya ajukan pada calon suami sebelum meng-iyakan permintaannya untuk menjadi istrinya. Alhamdulillah, selama menikah, suami gak pernah berlaku sewenang-wenang. Beberapa kali memang terjadi pertengkaran dan salah paham tapi semua bisa diselesaikan dengan baik tanpa kekerasan.

So, menurut saya, sebenarnya KDRT udah bisa kita cegah sejak dini bahkan sebelum menikah. Menetapkan standar yang tinggi untuk calon suami demi mendapatkan kenyamanan lahir batin bukanlah hal yang salah, justru memang itu adalah hal wajib yang semestinya dilakukan wanita. Makanya, keputusan menikah itu harus datang dari pemikiran yang matang, bukan karena tekanan sosial atau takut dengan usia yang semakin menua. Karena salah memilih pasangan, kita yang akan merasakan akibatnya.

Masih menurut saya, dalam pernikahan, posisi suami istri itu setara. Suami bukanlah yang dipertuanagung yang keinginannya harus selalu dituruti sedang istri adalah hamba sahaya yang wajib menyenangkan tuannya. No, gak ada sedikitpun dalam bayangan saya untuk menjadi istri yang seperti itu. Oke, suami sebagai kepala rumah tangga, namun ia gak boleh memperlakukan istrinya secara sewenang-wenang hanya karena merasa namanya ada di urutan atas kartu keluarga. Menikah semestinya adalah untuk membangun rumah tangga yang harmonis, bahagia lahir batin baik untuk suami maupun istri.

So, Ladies, tetapkan standar yang tinggi untuk calon suamimu. Ingatlah bahwa kita punya hak yang sama dengan lelaki dalam hal memilih pasangan terbaik. KDRT sebenarnya sudah bisa kita cegah sejak dini dengan cara memilih pasangan yang tepat. Gak ada salahnya mengajukan syarat (yang sekiranya bisa melindungi diri kita di masa depan) pada calon pasangan. Bila ia memang pasangan yang baik, ia gak akan keberatan dengan semua syarat yang kamu ajukan.

Dan untuk seseustazah yang memberikan ceramah itu, semoga dirinya, keluarganya atau anak-anak perempuannya gak ada yang mengalami kekerasan yaa 😉.

Share
Tweet
Pin
Share
22 Comments
layangan tidak putus, hehehe

Akhirnya tergoda buat nulis Layangan Putus juga, hahaha 🙈. Kalo cuman sendiri sih sebenarnya agak ogah-ogahan nulis tentang hal ini, namun karena ada teman nulis dengan tema serupa jadilah oke aja deh.

Jadi gini, saya ini kan semangat nulisnya suka timbul tenggelam, antara ada dan tiada gitu deh. Jadi saat nekad buat blog ini dan kemudian men-tld-kannya, akhirnya bingung dong, mau diisi pakai apa nih blog? Dengan mood yang sering berubah ditambah malas pula, membuat blog baru (lagi) adalah kesalahan fatal, lah 2 blog sebelumnya aja udah keteteran dan nyaris gak keurus, masih mau sok-sokan nambah beban baru 🤦‍♀️

Namun karena udah terlanjur, mau gak mau saya harus komit dengan diri sendiri. Sejak didomainkan pada tanggal 4 Januari lalu, dalam hati saya berjanji akan selalu mengisi blog ini (walau mungkin cuman 1 artikel sebulan) 💪🏻

Saat saya posting alamat blog baru ini di whatsapp story, Diah, teman sesama blogger Sultra langsung komen. Dia mengajak saya untuk collab. Gayung pun bersambut, ajakan Diah ini seperti menjawab kekhawatiran saya sebelumnya, kekhawatiran gak bisa ngisi blog ini. Ajakan Diah ini "memaksa" saya untuk menghasilkan minimal 1 artikel di blog ini setiap bulannya. Thank you yaa, Say, sudah berkenan mengajak saya collab 🤗.

Dan kemudian kami sepakati untuk publish artikel collabnya setiap akhir bulan. Dan setelah mendiskusikan tema apa yang akan kami bahas pada bulan pertama ini, kami sepakati untuk membahas Layangan Putus. Jadi begitulah sodara-sodara, mengapa akhirnya tulisan tentang Layangan Putus bisa terbit juga di blog ini 😃.

Silakan baca tulisan Diah tentang layangan putus ini di sini yaa 👇

Layangan Putus

Namun jangan salah, walau judulnya adalah layangan putus, saya gak akan bahas dramanya karena memang gak nonton dramanya. Lalu apa yang akan saya bahas? Agak bingung sebenarnya mau bahas apa karena seperti yang saya bilang tadi, saya gak nonton serialnya. Walau teman-teman kantor hampir setiap hari membahasnya dan berusaha meracuni saya agar mau nonton dramanya, namun hati saya bergeming, sedikitpun gak ada ketertarikan untuk nonton. Entahlah rasanya gak mood aja mau nonton, padahal link untuk nonton drama ini udah tersebar luas di seantero facebook. 

Singkat cerita. Di suatu malam yang sunyi (karena udah tengah malam), saya terbangun dari tidur karena kebelet pipis. Saat itu saya melihat suami belum tidur, ia sedang serius menatap layar laptopnya. Melihatnya seserius itu membuat saya kepo dong, lalu saya mendekatinya dan tahukah kalian apa yang sedang dilakukannya, gaes? Yap, kalian benar, my honey bunny strawberry itu sedang menonton layangan putus (LAYANGAN PUTUS), gaes 😱! Saya shock dibuatnya (lebay deh, hahaha 🤣), kok bisa ia tertarik nonton layangan putus? 

Lalu saya pun bertanya apa alasan yang mendasari keputusannya nonton layangan putus? Jawabannya adalah karena penasaran. Rasa penasaran itu menuntunnya untuk mendownload dramanya dan kemudian menontonnya. Menurut suami, dramanya bagus, akting para pemainnya juga jempolan. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut suami saat saya minta ia menceritakan kembali apa yang sudah ditontonnya. "Aris jahat banget, ia tega menghianati istri dan anaknya demi Lidya, selingkuhannya".

Mendengar jawaban suami, saya bersyukur dengan keputusan yang saya ambil untuk gak nonton serial layangan putus ini. Berikut beberapa alasan yang mendasari saya gak nonton:

  1. Takut gak bisa kontrol emosi 
  2. Takut jadi suudzon sama suami
  3. Beberapa tahun terakhir memang udah gak tertarik nonton sinetron Indonesia, siapapun pemerannya.

Ahh iyaa, saya baru ingat, rupanya ini bukan kali pertama suami saya nonton serial serupa Layangan Putus ini. Tahun lalu, ia juga keranjingan nonton My Lecture My Husband yang secara kebetulan juga diperankan oleh Reza Rahadian. Wahh ternyata suami saya pecinta sinetron, gaes!

Namun ketika saya tanya apakah ia gak tertarik nonton Ikatan Cinta? Jawaban yang keluar dari mulutnya adalah "OGAH!". Hahaha rupanya saya salah, sepertinya ia bukanlah pecinta sinetron melainkan hanya penyuka akting Reza Rahadian saja (?).

Adakah yang sama seperti suami saya, suka pada serial Layangan Putus? Atau malah ogah nonton seperti saya? Yuk bagikan ceritamu di kolom komen 😉 


Share
Tweet
Pin
Share
33 Comments
Tokyo Night Deodorant

Beberapa waktu lalu, saat belanja makeup dan skincare di toko langganan di Shopee, saya memasukan deodorant Tokyo Night ini dalam keranjang belanja. Melihat harganya yang hanya enam ribuan, langsung ambil dua picis karena kebetulan deodorant yang biasa saya pakai udah mau habis.

Dan benar aja, saat si Tokyo Night Dedorant Roll On ini tiba di rumah, deodorant yang saya pakai udah habis, jadi langsung saya pakai deh si Tokyo Night ini.

Saat paket datang, saya buru-buru membukanya dan yang pertama saya cari adalah si deodorant ini karena rencananya setelah mandi saya akan langsung memakainya. Lalu bagaimana tanggapan saya setelah memakainya? 

Tokyo Night Deodorant Roll On
Netto: 50ml
No. BPOM: NA 18130900123
Harga: Rp. 6.000,- (Beli Online)


Saya suka melihat kemasannya yang berwarna pink cerah (btw, deodorant ini memiliki 3 varian: pink, ungu dan biru, tapi yang saya beli hanya warna pink). Di kemasan tertera banyak info mengenai produknya seperti cara penggunaan, komposisi (ingredients), No BPOM, manfaat, peringatan, No Batch, netto dan expired date. Gak ada yang spesial dengan kemasan deodorant ini. Sama seperti deodorant lain, kemasannya terbuat dari plastik berwarna putih yang dibungkus plastik tipis berwarna pink.

Review Tokyo Night Deodorant Roll On

Menurut saya, produk ini sangat sederhana. Ia gak memberikan klaim berlebih, di kemasannya hanya tertulis untuk mengharumkan dan mengurangi bau badan aja. Sangat berbeda dengan deodorant lain yang mengklaim dapat mencerahkan dan menghaluskan tekstur keti yang kasar dengan ketahanan bisa sampai 48 jam. Produk ini malah gak ada keterangan dapat mengurangi bau badan sampe berapa lama, gak ada keterangan ia akan mengharumkan keti sampe berapa jam setelah dipakai. Mungkinkah ini penyebab harganya jauh di bawah harga deodorant lainnya? Tapi bagi saya gak masalah sih, toh pake deodorant lain yang lebih mahal juga gak terbukti mencerahkan keti, hahaha 😃

Saat diaplikasikan ke keti, rasanya biasa aja, sama seperti deo lain yang saya pakai sebelumnya. Cuman setelah diaplikasikan, agak lumayan lama keringnya. Jadi setelah pakai deo ini gak bisa langsung pakai baju, takutnya bisa lengket tapi gak papa, setelah pake deo saya memang biasanya gak langsung pake baju.

Yang bikin saya suka adalah ia gak bikin noda kuning di pangkal lengan baju putih saya dan gak bikin noda putih di baju hitam atau baju warna gelap/pekat lainnya. Sungguh ini yang gak saya dapatkan dari deodorant roll on yang saya pakai selama ini. Love banget deh! ❤️

Untuk wanginya juga saya suka. Lembut dan gak menusuk hidung. Wanginya cukup bersahabat dengan hidung saya yang sensitif dengan "wangi tajam".

Lalu bagaimana dengan ketahanannya? Untuk ukuran deo dengan harga semurah ini, sejak awal saya memang gak mengharap terlalu tinggi sih. Gak bau badan selama berada di kantor aja udah syukur banget. Dan memang benar, sepertinya ketahanannya hanya mampu bertahan 12 jam saja, lewat dari itu bau alami keti mulai keluar, hahaha 😃

Jadi waktu tanggal 31 Desember 2021 lalu, saya lembur hingga pukul 23.30 WITA. Pukul 22.00 saya mulai merasa gak nyaman dengan bau badan sendiri, jadi saya asumsikan ketahanannya paling lama bertahan 12 jam aja.


Review Tokyo Night Deodorant Roll On
expired date ada di bawah kemasan


Review Tokyo Night Deodorant Roll On
komposisi, cara penggunaan & peringatan terpampang jelas di kemasan

Selain waktu stay-nya yang gak terlalu lama, kekurangan lainnya adalah produk ini masih mengandung paraben.


Kelebihan

👍🏻 Harganya murah banget

👍🏻 Gak bikin noda di baju

👍🏻 Wanginya enak

👍🏻 Sudah terdaftar di BPOM


Kekurangan

👎🏻 Waktu staynya gak terlalu lama

👎🏻 Masih mengandung paraben

👎🏻 Keringnya lumayan lama


Lalu apakah saya akan me-repurchase produk ini? Rencananya iyaa. Saat ini saya sedang memakai kemasan kedua. Kalo yang kedua ini udah habis, saya berencana mau beli lagi yang varian lainnnya 😁

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2024 (9)
    • ▼  Desember (1)
      • Holiday Shapewear Deals You Can’t Afford to Miss T...
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates