Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure
pic source: pixabay.com

Pernah merasakan sedihnya ketika apa yang diharapkan gak dapat diraih? Saya cukup sering mengalami ini. Sepanjang usia, entah sudah berapa puluh (atau ratus?) kali saya mengalami hal ini. Entah sudah berapa banyak penolakan yang saya rasakan.

Harus saya akui, saya bukanlah orang yang mudah mendapatkan sesuatu. Semua yang saya peroleh saat ini, harus melalui perjuangan panjang yang gak hanya sekali saya lakukan. Ketika menginginkan sesuatu, saya gak pernah mendapatkannya dalam sekali coba, saya baru akan mendapatkan apa yang saya inginkan setelah beberapa kali mencoba.

Saya ingat, setelah tamat kuliah, entah ada berapa surat lamaran kerja yang saya layangkan kepada perusahaan yang sedang membuka lowongan pada saat itu. Beberapa dari surat lamaran saya mendapat tanggapan, saya dipanggil untuk melakukan tes dan wawancara. Sedangkan beberapa lainnya gak ada kabar sama sekali.

Namun entah apa yang salah dengan diri ini hingga saya jarang banget lolos tes. Saya baru diterima bekerja setelah berbulan-bulan melakoni hal ini tanpa lelah. Dan sayangnya pekerjaan yang saya dapatkan dengan susah payah itu hanya saya jalani tiga bulan saja. Capek dan terlunta-lunta di kampung orang membuat saya mengambil keputusan untuk pulang ke kampung halaman sendiri.

Setela tiba di kampung halaman, saya baru diterima bekerja di salah satu perusahaan pembiayaan setelah hampir dua tahun menjadi pengangguran berdasi. Padahal sejak pulang, saya gak pernah lelah memasukan lamaran ke hampir semua perusahaan yang sedang membuka lowongan di kampung halaman. Saking lamanya jadi pengangguran, saya sampai malu banget pada orang tua. Udahlah dikuliahin jauh-jauh, setelah jadi sarjana masih pula jadi beban mereka.

Baca Juga: Contoh Surat Resign

Hal yang sama juga berlaku pada tes CPNS. Sepuluh tahun saya berjuang untuk mendapatkan NIP. Saya ingat, saya ikutan seleksi CPNS mulai dari tahun 2009, dan baru dinyatakan lolos pada tahun 2019. Saya mengikuti tes CPNS hingga enam kali dan baru dinyatakan lolos pada kesempatan keenam di usia ke-35 tahun. Bagi yang suka melamar CPNS pasti udah tahu apa arti usia 35 tahun itu.

Lalu bagaimana dengan kisah asmara? Ini pun gak luput dari perjuangan dan jatuh bangun. Beberapa kali saya mengalami kegagalan sebelum akhirnya dipertemukan dengan suami.

Itu hanya beberapa kisah kegagalan yang saya alami. Masih banyak kegagalan lain yang jika dituliskan akan sangat panjang deretannya. Kegagalan demi kegagalan ini melatih hati saya hingga terbiasa menerima penolakan. Saking seringnya gagal, hati saya udah gak sakit lagi ketika mendapat kegagalan. Ya, saya gak bisa bohong, sebagai manusia, saat kenyataan gak sesuai harapan pasti ada rasa kecewa namun itu gak bertahan lama. Tanpa butuh waktu lama, saya bisa bangkit kembali dan move on menjalani hari seolah gak ada apa-apa. 

Tapi berbeda dengan kegagalan diri sendiri, rupanya hati saya gak kuat bila melihat orang yang saya sayangi mendapatkan kegagalan. Hati saya sedih banget saat mengetahui suami ditolak usulan pengajuan sertifikat pendidiknya dengan alasan ia belum lama menjadi PNS dan SK magangnya juga gak berlaku. Saya patah hati melihat suami yang terdiam ketika menerima berita dari operator dapodik yang menginput dan mengajukan datanya.

Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama. Beberapa tahun lalu, suami juga gagal menjadi kandidat koordinator Kabupaten Pendamping PKH. Yang paling menyedihkan, ia bahkan gak lolos berkas, hiks. Kesedihan yang teramat dalam membuat saya gak tega memandang wajahnya.

Saya hanya berharap, semoga rasa patah hati saya kali ini akan secepatnya sembuh dan berganti dengan kebahagiaan. Seperti dulu, suami gak jadi koordinator tapi akhirnya lolos ketika tes CPNS. Semoga kali ini Tuhan berkenan mengganti rasa patah hati ini dengan hal yang lebih baik, amiiin.

Share
Tweet
Pin
Share
9 Comments
pic source: pixabay.com

Sesaat setelah bertemu teman-teman di reuni akbar sekolahnya, Pipit pulang dengan wajah masam dan kondisi hati yang sedih. Apa pasal? Beberapa teman yang baru ditemuinya setelah puluhan tahun gak bertemu melontarkan kalimat yang membuatnya patah hati. Melihat istrinya yang sedih usai menghadiri reuni sekolah, sang suami langsung melarang istrinya untuk mengikuti kegiatan seperti itu lagi di kesempatan berikutnya.

Pipit sedih dan marah (namun hanya bisa dipendamnya dalam hati) karena beberapa temannya mengomentari perubahan bentuk fisiknya. Teman-temannya membandingkan bentuk fisik Pipit saat ini dengan bentuk fisik Pipit belasan tahun lalu. Duh, gemas banget yaa, bisa-bisanya orang-orang itu membandingkan kondisi fisik saat ini dengan kondisi fisik saat masih sekolah. Yaaa jelas bakalan bedaa, Juleha!

Pernah mengalami hal yang sama dengan yang dialami Pipit? Walau gak mengalami hal yang sama persis, saya beberapa kali mengalami body shaming seperti yang dialami Pipit di atas. Hal ini yang juga kadang membuat saya malas bertemu orang-orang di masa lalu karena kebanyakan dari mereka akan mengomentari perubahan fisik saya.

Fyi, saat masih anak-anak hingga SMA gak jarang saya mengalami bullying. Makanya trauma banget bila bertemu teman lama dan yang dibahas hanyalah fisik karena jaman dulu fisik saya sering jadi "sasaran tembak" mulut jahat teman-teman. 

Lalu pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah Pipit di atas? JAGA MULUT! Oh come on gaes, saat bertemu teman lama, bisakah kalian gak melakukan basa basi busuk seperti itu? Bila gak ada bahan untuk ditanyakan, lebih baik DIAM aja! Gak usah sok-sokan perhatian dengan alasan untuk mencairkan suasana tapi dengan mengajukan pertanyaan yang bisa melukai hati teman yang kamu tanyai! Hindari membahas fisik, walau mulutmu udah meronta-ronta ingin memuntahkan kalimat sampah yang kelak bakalan menyakiti hati temanmu.

Coba posisikan dirimu di posisi teman yang kalian komentari itu. Bagaimana bila kondisinya dibalik? Dirimulah yang jadi sasaran tembak. Pasti gak mau dong yaa. Makanya, jangan lakukan hal serupa pada orang lain. Cubit kulitmu dulu sebelum mencubit kulit orang lain. Bila kamu merasa sakit, orang lain pun sama.

Dan yaa, selain fisik, ada beberapa kalimat basa basi busuk lain yang sebaiknya dihindari saat ngumpul bareng teman-teman, diantaranya:


👎🏻  Menanyakan marital status

Pikir seribu kali sebelum menanyakan hal seperti kapan nikah, kapan cerai, mengapa masih betah nge-jombo atau pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan status pernikahan teman kita. Gak semua orang senang ditanyai hal seperti ini, yang ada malah melukai hati mereka. Terlebih setelah menanyakan itu masih dihakimi pula, ckckck!

Baca Juga: Nasehat buat adik-adik perempuan yang belum bertemu jodohnya

Jangan menanyakan pada teman mengapa ia belum menikah padahal usianya udah matang (buah kali, matang 😃) karena kita gak tahu apa alasan di balik semua itu, bisa jadi karena belum ada laki-laki yang cocok di hatinya, atau masih pengen menikmati kesendirian dan kebebasan lebih lama, atau bisa juga ia masih ingin membahagiakan orang tuanya, atau bisa saja ia memang gak mau nikah. Intinya, apapun alasannya, itu adalah haknya yang gak boleh kita atur-atur.


👎🏻 Menanyakan kapan punya anak

Selain ogah ditanya kapan nikah, ditanya kapan punya (dan nambah) anak juga adalah jenis pertanyaan yang bikin gerah. Kita gak tahu alasan orang mengapa ia belum punya anak. Apa alasan mereka memutuskan belum nambah anak padahal anak pertamanya udah beranjak remaja, misalnya. Toh kita juga gak bakalan bantu membiayai kehidupan anak-anak mereka kan? So, gak usah tanya-tanya masalah ini kalo niatnya hanya basa basi.

Kita gak tahu seberapa besar usaha teman kita dalam memiliki anak. Mungkin juga mereka sengaja menunda punya anak karena merasa waktunya belum tepat, bisa juga ada alasan medis yang mendasari keadaan ini atau bisa saja mereka memang gak mau punya anak (penganut child free).


👎🏻 Menanyakan jumlah penghasilan

Kepo pada penghasilan teman kita boleh aja, namun jangan sampe keceplosan menanyakan berapa besaran penghasilannya per bulan (kecuali bila ia berbaik hati membagikan informasi ini). Menurut saya, ini adalah hal yang sangat tabu untuk ditanyakan. Bila ingin sukses seperti teman kita, tanya aja kiat-kiat mengapa ia sukses, kali aja kita bisa menirunya agar bisa mengikuti jejak kesuksesannya. Namun bila ia gak ingin berbagi, jangan maksa. Jangan lagi bilang mereka pelit gak mau bagi ilmu. Hargai apapun keputusannya.


👎🏻 Menanyakan kenapa belum berkerudung (bagi yang muslim)

Ditanya kenapa belum berkerudung itu juga bikin jengkel. Emang salah yaa bila belum berkerudung? Kebebasan seseorang dalam memilih pakaiannya adalah hak asasinya yang gak boleh kita atur-atur. Emang kita siapa yang berhak mengatur cara berpakaian orang lain? Biarlah orang lain berpakaian sesuai kenyamanannya. Apakah ia akan berdosa karena belum menutup aurat, biarlah itu menjadi urusannya dengan Sang Pencipta. Kita gak usah ikut campur masalah ini. Kalo memang peduli padanya, cukup doakan aja semoga kebaikan selalu bersamanya.

~ ~ ~

Itulah beberapa bentuk basa basi yang menurut saya gak banget yang masih sering dilakukan beberapa orang saat bertemu orang lain di acara-acara tertentu, misal acara reuni sekolah.

Basa basi seperti ini, menurut yang melakukannya mungkin biasa aja, tapi gak bagi yang dituju. Kita gak pernah tahu batas toleransi rasa sakit orang lain sampai kita merasakan hal serupa. Yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol itu mungkin belum pernah berada di posisi "korban".

Harapan saya, semoga semakin banyak yang sadar bahwa basa basi busuk itu gak perlu dilakukan. Ada banyak cara elegan untuk mencairkan suasana dan menyapa teman yang udah lama gak ketemu. Jangan karena basa basi setitik rusak persahabatan selamanya.



Share
Tweet
Pin
Share
30 Comments
pic source: pixabay

Hari ini, tanggal 4 Januari 2022, saya resmi men-TLD-kan blog ini. Blog yang nekad saya buat pada bulan Juni tahun 2021 setelah sebelumnya udah punya dua blog, yang mana satu dari dua blog itu juga sering terabaikan (blog utama juga jarang saya isi, sih 😪.

Lalu apa yang mendasari kenekadan saya membuat blog lagi? Alasannya udah saya tulis di artikel pertama yang saya tayangkan sesaat setelah membuat blog ini.

Saya hanya berharap semoga blog ini gak terbengkalai dan bisa menghasilkan artikel bermanfaat atau minimal dapat menjadi tempat untuk menampung curahan hati saya saat sedang sedih, kecewa, bahagia atau sedang ingin menuangkan uneg-uneg yang mungkin gak bisa saya tumpahkan di tempat lain.

Saya berharap dengan hadirnya blog ini dapat meningkatkan silaturahmi dengan teman-teman di dunia maya juga dapat menambah pundi-pundi penghasilan, eh (padahal ini nih yang jadi tujuan utama dibuatnya blog ini, ups, hahaha 🤣🤭)

Akhir kata doain semoga saya konsisten untuk mengisi blog ini yaa, gak perlu setiap hari deh, minimal dalam sebulan ada artikel yang terpublish udah bersyukur banget

Share
Tweet
Pin
Share
21 Comments
pic source: pixabay.com

Wahh udah lama banget gak nulis di sini dan sekalinya nulis langsung curhat, hehehe. Gak papa dong yaa, toh blog ini memang sengaja dibuat untuk menuangkan apapun yang dirasakan.

Bulan Oktober lalu saya mengalami hal yang menjadi titik balik kehidupan saya. Ada kejadian yang membuat saya yang awalnya di awang-awang, tiba-tiba terhempas jatuh dalam kubangan. Hal yang selama ini saya banggakan, dalam sekejab berubah menjadi aib yang gak akan terhapuskan hingga kapan pun. Saya jatuh teramat dalam hingga rasanya gak sanggup untuk bangkit kembali, bahkan hanya untuk mengangkat wajah.

Saya mengalami hal yang gak pernah terpikirkan bahkan dalam mimpi terburuk sekalipun, makanya saat mengalaminya saya shock banget. Pertama kali tahu kejadian itu, tubuh saya gemetar, tulang belulang seolah lepas dari tubuh. Saya lemas hingga gak sanggup berdiri. Dalam tangis saya bertanya, mengapa kejadian ini harus menimpa saya?

Dua bulan terakhir adalah waktu yang teramat berat. Setiap hari saya terseok-seok berusaha melepaskan diri dari belenggu ini, namun rasanya teramat sulit. Otak saya berusaha menenangkan bahwa semua ini akan berlalu namun hati saya menolak, gak ini akan jadi aib seumur hidup. Ya, saat ini saya sedang berada dalam fase denial, menyangkal apa yang udah terjadi. Dan saya tersiksa dengan penyangkalan ini. Saya berharap secepatnya bisa menerima dengan lapang dada kejadian buruk ini.

Dalam senyap malam saya merenung, mungkinkah ini adalah balasan atas kesombongan saya selama ini? Saya terlalu membanggakan diri hingga membuat orang-orang yang melihatnya merasa muak. Setelah mengalami kejadian ini, rasanya gak ada lagi yang perlu dibanggakan. Kejadian ini seperti pengingat agar saya gak sombong dan jangan terlalu membanggakan diri lagi

Ya Allah, mengapa Engkau menegurku dengan cara seperti ini. Engkau memberikan shock therapy yang nyaris gak bisa kupikul.

Kejadian ini adalah pelajaran berharga yang mengajarkan banyak hal sekaligus membuat saya takut berharap. Saat ini, bisa melewati hari tanpa dihantui rasa sedih adalah hal mewah. Dalam lubuk hati yang terdalam saya meminta agar saya kuat menjalani semua ini. Saya juga berharap agar secepatnya ikhlas menerimanya agar hati lebih tenang.

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
pic source: pixabay

Tulisan ini saya tujukan buat adik-adik perempuan yang belum menikah atau sedang menantikan sang pangeran yang kelak akan meminangnya. Sebagai seseorang yang udah cukup lama hidup berumah tangga (± 10 tahun), izinkanlah saya untuk memberikan nasehat kepada kalian.

Dek, menikah itu bukan hanya perkara menyatukan dua hati yang sedang dimabuk cinta. Bukan perkara menghalalkan yang haram atau demi menghindari zina (padahal menikah bukanlah satu-satunya cara untuk menghindarinya), bukan pula semata agar lebih leluasa saling mengungkapkan rasa sayang. Bukan hanya itu! Menikah adalah hal yang lebih kompleks. Saat memutuskan menikah, berarti kamu udah siap hidup dengan laki-laki asing yang selama ini belum kamu ketahui kebiasaan buruknya. Selamanya.

Karena itu, saat memutuskan untuk menikah, pilihlah laki-laki terbaik yang bisa menambah kebahagiaanmu. Jangan menerima lelaki yang datang hanya karena udah gak tahan lagi dengan mulut usil tetangga yang membicarakan usiamu yang semakin menua. Jangan pula menikah karena udah bosan dengar pertanyaan "kapan nikah" dari teman sekelasmu yang udah lebih dulu bertemu jodohnya. Jangan! Karena ketika kamu memutuskan menerima seseorang (dengan alasan karena gak tahan dengan pertanyaan toxic mereka) dan ternyata pilihanmu salah, mereka yang tadinya "sangat perhatian" itu gak bakalan nolongin kamu. Mereka gak akan peduli dengan apa yang kamu rasakan. Bila udah seperti itu, maka tinggal dirimu sendirilah yang menikmati apesnya hidup bersama lelaki yang kamu sebut sebagai suami itu.

Dek, kamu berhak memilih mana yang terbaik untuk dirimu. Jangan biarkan lingkungan menyetir hidupmu. Bukan hanya lelaki yang berhak memilih perempuan terbaik, perempuan pun memiliki hak yang sama. Hargai hidupmu dengan memilih lelaki yang gak hanya mencintaimu tapi juga memujamu. Lebih baik telat menemukan seseorang yang terbaik dibanding lebih dulu bertemu seseorang yang salah karena hidup terlalu lama untuk dihabiskan bersama orang yang salah.

Coba lihat, berapa banyak perempuan yang terpaksa menelan pil pahit kesengsaraan karena gak tahan dengan mulut usil orang di sekitarnya hingga terpaksa menerima lelaki manapun yang datang? Sad but true, ada banyak perempuan seperti ini di sekeliling kita dan yang lebih memprihatinkan, setelah terjerumus dalam kehidupan seperti itu mereka gak berani keluar dan akhirnya tenggelam semakin dalam, hiks 😭

Dek, bila saat ini kamu belum menemukan lelaki yang tepat, nikmatilah hidupmu. Sembari menunggunya, bersenang-senanglah, lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, sebelum akhirnya ia yang kamu tunggu itu datang dan kalian bersenang-senang bersama. Pikirkan seribu kali sebelum memutuskan menikah.

Sebelum membeli barang aja kita mencari tahu dan menimbang baik buruknya (untuk memutuskannya kita kadang mikir lama), masa untuk mencari pasangan hidup kita malah cuek. Kita tentu berharap, menikah cukup sekali aja.

Yang ingin saya tekankan lewat tulisan ini adalah jangan menikah bila kamu merasa belum siap. Jangan pula menikah karena tuntutan atau omongan orang sekitar. Menikahlah ketika kamu udah benar-benar siap dan udah menemukan lelaki yang tepat. Ingat, yang menjalani pernikahan dan segala dramanya adalah kita, bukan mereka.

So, buat adik-adik yang saat ini sedang menantikan sang arjuna, saya doakan semoga arjunanya cepat ketemu

Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments
pic source: pixabay.com

Hari ini saya menjadi salah satu pelaksana upacara bendera yang rutin diadakan di lingkup pemerintahan Kabupaten Buton Tengah. Tanggal 9 Agustus 2021 adalah jadwal kantor kami yang menjadi pelaksana upacara. Iyaa, setiap minggu, OPD yang bertugas menjadi pelaksana upacara beda-beda, jadwalnya udah disusun rapi hingga akhir Desember nanti.

Demi mensukseskan upacara bendera pagi tadi, satu minggu sebelumnya kepala dinas mulai memilih siapa-siapa yang akan bertugas. Dan saya dipilih sebagai pembaca teks pembukaan UUD 1945. Awalnya saya merasa gak sanggup namun karena anak saya pernah bercerita bahwa dia juga pernah ditunjuk menjadi pembaca teks pembukaan UUD 1945 di sekolahnya maka saya akhirnya menyanggupi tugas itu. Rasanya kok malu yaa bila saya menolak penunjukkan ini? Anak saya aja bisa, masa saya gak bisa. Masa saya kalah sama anak SD! 🙈

Setelah menyanggupinya, saya mulai rutin berlatih membaca teks pembukaan UUD 1945, saking seringnya membaca teks tersebut saya sampai menghafalnya padahal teks pembukaan UUD 1945 itu lumayan panjang redaksi kalimatnya dan terdiri dari beberapa paragraf.

Di rumah, saya latihan disaksikan oleh suami dan anak-anak. Saya sangat yakin bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tibalah saatnya Senin tanggal 9 Agustus 2021. Saya bangun pagi dengan semangat. Dan karena pada hari Jumat sore gladi bersih gak maksimal, seluruh pelaksana upacara sepakat untuk datang lebih awal guna melakukan gladi bersih kembali sesaat sebelum pelaksanaan upacara bendera. Saat gladi bersih terakhir, semua sudah mantap dan sesuai harapan.

saya (paling ujung) & teman yang pembaca panca prasetya KORPRI

Pukul 08.00 upacara bendera dimulai. Acara demi acara berjalan sebagaimana mestinya, hingga tibalah saatnya pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 & Pembacaan Panca Prasetya KORPRI. Saat membacakan Teks Pembukaan UUD 1945 di depan pembina upacara (bapak Sekretaris Daerah) dan seluruh peserta upacara, entah mengapa perlahan-lahan saya diserang rasa grogi. Ditambah saat membaca saya memakai masker, seketika nafas saya menjadi pendek dan terengah-engah (duh, padahal saat latihan di rumah, saya juga memakai masker dan nafas saya biasa aja tuh 🥺).

Saya gemetaran. Suara saya tercekat di tenggorokan, keringat dingin mulai membasahi tubuh. Saat itu saya berusaha menguatkan mental tapi sia-sia. Penyakit saya sejak dulu, mulai menyerang tanpa ampun. Iya, sejak kecil saya memang bermasalah dengan demam panggung. Entah mengapa, setiap kali tampil di depan banyak orang, saya akan didera ketakutan luar biasa. Suara saya bergetar saat membaca 😭

Huhuhu saya merasa gagal. Walau menurut teman-teman penampilan saya gak jelek tapi saya tetap merasa gak puas dengan performance saya pagi tadi. Saya merasa gak melaksanakan tugas dengan maksimal 😭

Buat kalian yang sedang membaca artikel ini, tolong dong beritahu saya, bagaimanakah cara mengatasi demam panggung? Apa yang kalian lakukan agar saat tampil di depan banyak orang gak merasa takut dan gemetaran? Jujur aja, saya udah gak nyaman banget dengan "penyakit" ini. Saya ingin lepas dan bebas seperti orang-orang yang bisa tampil penuh percaya diri di depan forum. Saya gak mau lagi mempermalukan diri saya sendiri seperti tadi pagi.

Dan karena status saya sekarang adalah seorang ASN, makanya saya yakin, penampilan saya di upacara bendera tadi pagi barulah langkah awal. Saya pasti akan diminta tampil di acara-acara lainnya di waktu mendatang. Gak mungkin dong saya akan terus-terusan demam panggung? Karena itulah saya berharap banget bisa mendapatkan tips dari kalian. Tolong tuliskan tipsnya di kolom komentar yaa. Terimakasih! 🙏


Share
Tweet
Pin
Share
13 Comments
pic source: pixabay.com

Beberapa saat lalu saya bertemu "lelaki di masa lalu". Bukaaan, dia bukanlah lelaki spesial yang pernah mengisi hari-hari saya di masa lalu, namun karena lelaki inilah saya mengalami luka yang sampai hari ini belum sembuh juga. Kami bertemu dalam boat saat kami hendak ke Baubau. Saat itu saya bersama anak saya sedangkan dia sendirian. Saat bertemu, ia bertanya kabar dan beberapa pertanyaan yang cukup pribadi. 

Ya, lelaki ini pernah sangat menyukai saya di masa lalu. bahkan walau sudah pacaran dengan wanita yang kini telah menjadi istrinya. Saya yakin karena inilah, si istri (yang saat itu masih menjadi pacar) marah besar hingga tega melontarkan kalimat yang membuat hati saya luka.

Namun di artikel ini saya gak akan menuliskan apa kalimat yang dilontarkan si pacar pada saya. Kejadian menyakitkan itu sudah saya tuliskan dalam artikel tersendiri, silakan klik link ini untuk membacanya, wkwkwk dasar blogger fakir views! 😛🤣 

Hidup lelaki dari masa lalu itu kini terlihat sukses (dalam artian memiliki banyak materi). Memiliki karir yang bagus, istri yang setia, rumah dan mobil bagus serta anak yang cantik dan sehat (ini yang saya lihat di facebook istrinya). Bila dilihat secara kasat mata, kehidupannya terlihat sempurna. Saya dan lelaki ini berteman di sosmed namun udah lama banget gak pernah bertemu. Pertemuan kami yang saya ceritakan di atas adalah pertemuan pertama setelah bertahun-tahun gak bertemu.

Lalu bagaimana perasaan saya ketika bertemu dengannya? Biasa aja! Gak ada gitu rasa menyesal karena dulu pernah menolaknya? (ingat loh, sekarang dia udah jadi orang kaya!). Jawabannya adalah GAK, hahaha 🤪

Walau saat ini perekonomian saya dan suami jauh di bawah si lelaki di masa lalu ini, gak ada sedikitpun penyesalan di hati saya telah menolaknya saat itu. Alasannya karena sejak dulu saya memang gak tertarik padanya. Materi bukan alasan saya menerima/menolak seseorang yang pedekate pada saya. Kalopun sekarang kehidupannya sudah lebih mapan dibanding saya dan suami yang masih "merangkak" saya gak peduli. Jangan kau nilai cintaku dengan materi, Esmeralda! Lagian sekarang dia sukses juga pasti karena usaha dan doa yang dia lakukan bersama istri tercinta. Kalo pun misalnya bersama saya, belum tentu dia sesukses sekarang.

Lalu apa yang harus dilakukan ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini? Apa yang harus dilakukan agar tetap percaya diri bertemu lelaki yang pernah ditolak cintanya di masa lalu atau mungkin mantan  yang hidupnya sudah sukses sedangkan kehidupan kita masih jauh di bawahnya? Saya melakukan 4 hal ini:

🌸 Bersikap biasa aja. Sama seperti bertemu teman lain, saat bertemu dia, bersikaplah biasa aja, jangan terlihat kikuk atau salah tingkah karena bila kita memperlihatkan sikap seperti itu maka dia akan merasa kita udah mulai menyesal karena pernah menolaknya. 

🌸 Jangan pernah tunjukkan penyesalan karena udah menolaknya di masa lalu. Sekali saja kita menunjukkan penyesalan, dia akan kegeeran dan nyukurin kita dalam hati. Rasain, seandainya dulu engkau menerimaku kini pasti hidupmu lebih bahagia. Padahal mah hidup dengannya yang udah kaya belum tentu membawa kebahagiaan juga kan? Ini mah dia aja yang kegeeran, hahaha

🌸 Saat dia mananyakan pasangan kita, jawab dengan selalu menyelipkan pujian pada pasangan. Tunjukkan padanya bahwa kita sangat mencintai pasangan kita dan saat ini hidup kita bahagia. Tunjukkan bahwa menolaknya di masa lalu adalah tindakan yang tepat.

🌸 Jangan ladeni dan segera alihkan pembicaraan ke topik lain bila dia udah mulai menyinggung masa lalu, dan mulai tebar pesona berharap kita tertarik padanya. Jangan buka celah. Kita harus konsisten, bila dulu gak mau, sekarang pun kita tetap gak mau. Ingat, seperti dulu yang gak penting, posisinya kini juga tetap bukan orang penting.

Dengan melakukan empat hal di atas saya tetap merasa percaya diri dan gak terimidasi saat bertemu dia. Dasarnya memang gak suka, jadi dia mau "sekinclong berlian"pun tetap gak membuat saya tertarik. Bagi saya, selain sebagai suami teman saya, dia hanyalah lelaki yang pernah menyukai saya di masa lalu. Hanya itu!



Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2024 (9)
    • ▼  Desember (1)
      • Holiday Shapewear Deals You Can’t Afford to Miss T...
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates