Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure
pic source: pixabay.com

Hari ini saya mendadak melow karena ditelepon oleh adik yang tinggal nun jauh di seberang lautan sana. Kami ngobrol cukup lama tentang banyak hal. Saking asyiknya kami ngobrol, entah kenapa tiba-tiba kami jadi nostalgia dan mengenang hal-hal yang udah terjadi dalam keluarga kami selama 10 tahun terakhir ini.

Adik saya ngomong, 10 tahun lalu, pada bulan April juga, dia diwisuda. Saat itu papa masih hidup namun beliau dan mama gak bisa mendampinginya di acara yang paling berkesan itu karena papa udah sakit parah dan mama harus menjaganya. Bukan hanya papa yang masih hidup, Iyma (kakak mama yang sangat kami sayangi) juga masih hidup walau kanker payudara yang dideritanya udah menggerogoti tubuhnya, hiks.

Lalu sepanjang percakapan kami, saya mulai gak fokus. Ingatan saya kembali pada masa 10 tahun lalu, yang mana kehidupan saya saat itu sangat berbeda dengan saat ini. Saat itu saya belum lama menjadi seorang ibu, usia pun masih cukup muda. Masih bekerja di sebuah perusahaan pembiayaan dengan status baru diangkat sebagai karyawan tetap. Kehidupan juga masih belum mapan (sekarang pun masih belum mapan sih, namun alhamdulillah kebutuhan sehari-hari gak pernah kekukarangan lagi), masih dihantui dengan pembayaran kredit yang sering nunggak, masih bolak balik tiap hari ke Lakudo-Baubau karena ada bayi mungil yang gak boleh ditinggal lama-lama. Saat itu saya juga belum jadi blogger, hehehe

10 tahun berlalu dan sampailah pada saat ini. Saat di mana hal yang dulu hanya berani diimpikan kini mulai ada yang jadi kenyataan. Juga terjadi banyak hal yang sebelumnya gak terbayangkan sama sekali (bahkan dalam pikiran paling liar sekalipun), entah itu hal menyenangkan atau hal mengerikan yang rasanya gak bakalan sanggup kami jalani (namun ternyata sanggup juga). Intinya, dalam waktu 10 tahun banyak hal terjadi, hal yang 10 tahun lalu ada, kini gak ada lagi, begitupun sebaliknya.

Setelah menutup percakapan dengan adik, hati saya nelongso karena mikirin percakapan kami tadi. Kata-kata adik ini 👇🏻

siapa yang bisa menjamin 10 tahun ke depan, keluarga kita masih lengkap? Bisa aja, saya, kamu, mama atau saudara-saudara kita yang lain lebih dulu pergi menghadapNYA.

Kalimat adik itu masih terngiang-ngiang di telinga saya. Ya, benar! Siapa yang bisa menjamin berapa usia kita? Huhuhu 😭. Saya hanya bisa berusaha menjaga kesehatan dan meminta padaNya agar mengizinkan saya lebih lama membersamai orang-orang yang saya cintai.

Jika masih sehat, 10 tahun yang akan datang, usia saya udah mencapai 46 tahun sedangkan suami berusia 49 tahun. Anak pertama kami akan berusia 20 tahun, anak kedua 13 tahun dan anak ketiga 11 tahun. Saya gak berani memprediksi apa yang akan terjadi saat itu namun saat ini saya berusaha melakukan yang terbaik agar ketika saat itu tiba, saya siap menerima semuanya.

Duh jadi bingung mau ngelanjutin tulisan ini. Sebenarnya saya masih pengen berandai-andai namun tangan ini rasanya berat untuk menuliskannya. Dan kemudian berpikir, haruskah tulisan ini saya publish? Atau saya biarkan aja mengendap di-draft sembari menunggu mood saya membaik untuk melanjutkannya? Hmm, biarlah saya publish aja deh yaa, nanti kalo udah mood buat ngelanjutin tulisan ini, biar saya buat satu tulisan baru aja, kali aja saat itu suasana hati saya lebih baik jadi bisa menghasilkan tulisan yang lebih ceria dan gak sendu seperti tulisan ini.

Share
Tweet
Pin
Share
25 Comments
pic source: pixabay.com

Judulnya sungguh bikin geleng-geleng kepala yaa, hahaha 😂. Tapi emang benaran deh, pungli yang dialami adik saya ini benar-benar gak terduga. Jadi jika ada yang bilang "hari gini masih ada pungli?" Hmm, di banyak daerah, pungli memang masih susah dihilangkan. Salah satunya di daerah kami, hahaha *tertawa kecut* 😫

Kejadian kurang mengenakkan ini dialami oleh adik bungsu saya, pagi tadi. Adik bungsu saya ini insyaallah akan menikah selepas Idul Fitri (3 minggu pasca lebaran). Maka beberapa hari terakhir ia mulai mengurus berkas-berkas untuk keperluan nikahnya. Berkas pertama yang ia siapkan adalah surat pengantar nikah dari kelurahan.

Agar gak menyusahkan staf kelurahan, adik saya berinisiatif membuat sendiri surat pengantarnya dan ke kelurahan hanya untuk minta tanda tangan Lurah. Namun sepertinya ia gak berjodoh dengan Ibu Lurah karena saat adik saya datang, si ibu sedang keluar. Adik saya pun menitip surat tersebut pada staf magang yang ada di situ.

Keesokan harinya, si anak magang menghubungi adik saya, mengabarkan bahawa suratnya belum bisa ditandatangani Ibu Lurah karena ada hal yang harus dijawab adik saya sebelum Ibu bertandatangan. Anak magang itu mengatakan bahwa adik saya harus datang dan bertemu secara langsung dengan Ibu Lurah. Namun saat itu adik saya sedang gak di rumah (fyi, adik saya seorang guru, jadi saat itu ia sedang berada di sekolah dan jarak antara kantor lurah dan sekolah tempatnya mengajar adalah 18 km). Adik saya kemudian meminta tolong pada mama untuk ke kantor kelurahan dan bertemu Ibu Lurah.

Saat bertemu mama, Ibu Lurah bertanya apakah adik saya sudah menerima uang adat (uang adat adalah uang yang diserahkan pihak calon mempelai pria kepada mempelai wanita berdasarkan perhitungan adat). Mama menjawab, IYA. Seketika itu, tanpa malu, Ibu Lurah langsung meminta bagian. Gak tanggung-tanggung ia meminta sebesar Rp. 350.000,-. Karena gak mau ribet, mama pun membayarnya. Namun karena gak membawa uang sebesar itu, mama harus pulang ke rumah mengambil uangnya dan kembali lagi ke kelurahan untuk memberi uang yang diminta oleh Ibu Lurah ba**sat itu. 

Seolah gak puas, si ibu masih juga meminta tambahan. Ia memberitahu mama bahwa mama harus membayar uang untuk surat pengantar nikah yang diambil oleh adik laki-laki saya 2 minggu sebelumnya (kebetulan adik laki-laki saya juga akan menikah seminggu pasca lebaran namun nikahnya di kabupaten yang berbeda dengan tempat tinggal kami saat ini).

Huhuhu, saya geram banget deh mendengarnya saat diceritakan adik saya. Saking geramnya, dalam hati saya berdoa, semoga ibu itu akan menjadi pengemis untuk selamanya, ckckck.

Ibu Lurah ini adalah contoh pemimpin yang gak amanah. Ia memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Bayangin aja, saat zaman udah berubah, revolusi mental udah digaungkan kemana-mana, tanpa malu ia masih melakukan pungli yang ia samarkan sebagai uang adat yang harus diserahkan ke kelurahan. What? Sejak kapan orang kelurahan berhak meminta uang adat dari calon mempelai yang akan menikah? Mintanya pake acara maksa pula. Ckckck, pejabat tapi mental pengemis 😠. Maaf gaes, saya terlalu marah pada hal ini.

Adik saya benar-benar gak ikhlas mengeluarkan uang Rp. 350.000,- untuk selembar surat pengantar, namun mama menasehatinya untuk mengikhlaskan semuanya. Duh, mama, tahu gak sih, berat banget harus mengikhlaskan semua itu. Seharusnya, mereka adalah pelayan masyarakat yang gak boleh melakukan pungutan liar kepada masyarakat karena melayani masyarakat adalah tugas mereka. Negara sudah membayar mereka untuk itu!

Saya berharap, semoga adik saya adalah orang terakhir yang mengalami kejadian buruk ini. Semoga gak ada lagi calon penganten yang digituin sama oknum lurah saat mereka meminta surat pengantar nikah dari kelurahan. 

Share
Tweet
Pin
Share
9 Comments
pic source: pixabay.com


Sebelum memutuskan berhijab pada tahun 2011 lalu, saya sering mendengar curhatan teman yang udah lebih dulu berhijab tentang masalah rambutnya. Menurut teman saya, setelah berhijab kondisi rambutnya gak lagi sama seperti saat sebelum mengenakan hijab. Ada beberapa masalah yang timbul yang sebelumnya gak pernah ia alami.

Lalu ketika mengenakan hijab, ternyata saya pun mengalami masalah serupa. Berikut beberapa masalah rambut yang dialami teman saya yang juga saya alami saat berhijab:

💔 Rambut Lepek
Sepertinya rambut lepek menjadi masalah yang banyak dialami wanita berhijab yaa. Bukan cuman saya dan teman yang saya ceritakan di awal, tapi rekan saya yang berhijab di kantor juga mengalami hal ini. Rambut lepek terasa mengganggu banget dan sukses membuat saya gak nyaman.

💔 Rambut Berketombe
Selain rambut lepek, munculnya ketombe juga menjadi masalah yang sering dialami wanita berhijab. Penyebab munculnya ketombe salah satunya adalah penggunaan hijab di saat rambut masih lembap atau basah. Kulit kepala lembap adalah lahan subur tempat tumbuhnya Malassezia atau jamur penyebab gatal dan ketombe.

💔 Rambut Berminyak
Rambut lepek dan berminyak adalah perpaduan yang seringkali muncul pada wanita berhijab. Berdasarkan survey yang dilakukan Ipsos pada tahun 2018 lalu, suhu kulit kepala wanita berhijab di Indonesia lebih panas 0,5°C dibanding wanita yang gak berhijab. Kadar pH kulit kepala hijabers Indonesia juga lebih rendah 20RH, sehingga kulit kepala menjadi lebih gampang berkeringat. Belum lagi jika wanita menggunakan bahan hijab yang kurang bisa menyerap keringat plus panas-panasan. Gak mengherankan bila rambut wanita berhijab menjadi berkeringat dan lepek.

💔 Rambut Rapuh dan Rontok
Seperti rambut lepek, masalah rambut rontok juga seolah gak bisa dipisahkan dari wanita berhijab. Hampir semua wanita berhijab mengalaminya. Penyebabnya beragam, salah satunya adalah ketombe.

💔 Rambut Bau Apek
Hal lainnya ini juga jadi masalah rambut wanita berhijab yang sering terjadi adalah bau apek. Bau apek ini bisa terjadi karena dua hal yaitu kondisi rambut atau kondisi lingkungan. Rambut lembap aja sebenarya gak akan menimbulkan bau apek namun mengenakan hijab saat rambut masih basah ditambah lagi beberapa hari gak keramas, hal inilah yang menjadi penyebab rambut berbau apek.

Lalu faktor lingkungan juga berpengaruh banget dan dapat menjadi penyebab munculnya bau apek pada rambut. Kita yang kemana-mana menggunakan angkutan umum, banyak beraktivitas di luar ruangan dan terkena matahari secara langsung, asap dan debu jalanan berpotensi bikin rambut bau.

Suhu panas bisa mendorong produksi minyak di kulit kepala. Setelah itu, keringat muncul. Bakteri di kulit kepala akan mengurai keringat menjadi asam. Ketika minyak alami, keringat, hijab yang lembap, dan polutan bergabung, hasilnya adalah bau apek.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi 5 masalah rambut tersebut? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

🧕 Segera melepas hijab ketika tiba di rumah. Setelah seharian rambut tertutup hijab, biarkanlah ia beristirahat dan terkena udara segar

🧕 Jangan menggunakan hijab saat rambut masih basah atau lembab. Saat memakai hijab, pastikan rambut benar-benar kering saat kita mengenakan hijab

🧕 Makan makanan bergizi. Sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung kolagen karena selain baik untuk kulit, kolagen juga bagus untuk kesehatan rambut.

🧕Saat mengenakan hijab, jangan mengikat rambut dengan karet karena dapat menyiksa batang rambut. Bila mengikat rambut, gunakanlah scrunchie. Dan bila sedang di rumah, biarkanlah rambut terurai agar akar rambut bisa bernafas lega.

🧕 Rajin keramas. Kulit kepala yang bersih akan membuat kita lebih nyaman. Saat keramas, pilihlah shampoo dan conditioner sesuai dengan kondisi rambut kita.

**

Itulah 5 masalah rambut yang sering dialami wanita berhijab sekaligus solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Apakah kalian juga pernah mengalami 5 masalah rambut di atas?

Share
Tweet
Pin
Share
7 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ▼  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ▼  April (3)
      • 10 Tahun Lalu, Sekarang & 10 Tahun Kemudian
      • Pungli yang Tak Terduga & Bikin Gemas
      • 5 Masalah Rambut yang Sering Dialami Wanita Berhijab
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates