Banua Mayana Waira

jejak kata dan sisi lain blogger perempuan dari buton tengah

facebook twitter instagram youtube
  • Home
  • About Me
  • Another Blog
    • First Blog
    • Second Blog
  • Disclosure
pic source: pixabay.com

Wahh udah lama banget gak nulis di sini dan sekalinya nulis langsung curhat, hehehe. Gak papa dong yaa, toh blog ini memang sengaja dibuat untuk menuangkan apapun yang dirasakan.

Bulan Oktober lalu saya mengalami hal yang menjadi titik balik kehidupan saya. Ada kejadian yang membuat saya yang awalnya di awang-awang, tiba-tiba terhempas jatuh dalam kubangan. Hal yang selama ini saya banggakan, dalam sekejab berubah menjadi aib yang gak akan terhapuskan hingga kapan pun. Saya jatuh teramat dalam hingga rasanya gak sanggup untuk bangkit kembali, bahkan hanya untuk mengangkat wajah.

Saya mengalami hal yang gak pernah terpikirkan bahkan dalam mimpi terburuk sekalipun, makanya saat mengalaminya saya shock banget. Pertama kali tahu kejadian itu, tubuh saya gemetar, tulang belulang seolah lepas dari tubuh. Saya lemas hingga gak sanggup berdiri. Dalam tangis saya bertanya, mengapa kejadian ini harus menimpa saya?

Dua bulan terakhir adalah waktu yang teramat berat. Setiap hari saya terseok-seok berusaha melepaskan diri dari belenggu ini, namun rasanya teramat sulit. Otak saya berusaha menenangkan bahwa semua ini akan berlalu namun hati saya menolak, gak ini akan jadi aib seumur hidup. Ya, saat ini saya sedang berada dalam fase denial, menyangkal apa yang udah terjadi. Dan saya tersiksa dengan penyangkalan ini. Saya berharap secepatnya bisa menerima dengan lapang dada kejadian buruk ini.

Dalam senyap malam saya merenung, mungkinkah ini adalah balasan atas kesombongan saya selama ini? Saya terlalu membanggakan diri hingga membuat orang-orang yang melihatnya merasa muak. Setelah mengalami kejadian ini, rasanya gak ada lagi yang perlu dibanggakan. Kejadian ini seperti pengingat agar saya gak sombong dan jangan terlalu membanggakan diri lagi

Ya Allah, mengapa Engkau menegurku dengan cara seperti ini. Engkau memberikan shock therapy yang nyaris gak bisa kupikul.

Kejadian ini adalah pelajaran berharga yang mengajarkan banyak hal sekaligus membuat saya takut berharap. Saat ini, bisa melewati hari tanpa dihantui rasa sedih adalah hal mewah. Dalam lubuk hati yang terdalam saya meminta agar saya kuat menjalani semua ini. Saya juga berharap agar secepatnya ikhlas menerimanya agar hati lebih tenang.

Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
pic source: pixabay

Tulisan ini saya tujukan buat adik-adik perempuan yang belum menikah atau sedang menantikan sang pangeran yang kelak akan meminangnya. Sebagai seseorang yang udah cukup lama hidup berumah tangga (± 10 tahun), izinkanlah saya untuk memberikan nasehat kepada kalian.

Dek, menikah itu bukan hanya perkara menyatukan dua hati yang sedang dimabuk cinta. Bukan perkara menghalalkan yang haram atau demi menghindari zina (padahal menikah bukanlah satu-satunya cara untuk menghindarinya), bukan pula semata agar lebih leluasa saling mengungkapkan rasa sayang. Bukan hanya itu! Menikah adalah hal yang lebih kompleks. Saat memutuskan menikah, berarti kamu udah siap hidup dengan laki-laki asing yang selama ini belum kamu ketahui kebiasaan buruknya. Selamanya.

Karena itu, saat memutuskan untuk menikah, pilihlah laki-laki terbaik yang bisa menambah kebahagiaanmu. Jangan menerima lelaki yang datang hanya karena udah gak tahan lagi dengan mulut usil tetangga yang membicarakan usiamu yang semakin menua. Jangan pula menikah karena udah bosan dengar pertanyaan "kapan nikah" dari teman sekelasmu yang udah lebih dulu bertemu jodohnya. Jangan! Karena ketika kamu memutuskan menerima seseorang (dengan alasan karena gak tahan dengan pertanyaan toxic mereka) dan ternyata pilihanmu salah, mereka yang tadinya "sangat perhatian" itu gak bakalan nolongin kamu. Mereka gak akan peduli dengan apa yang kamu rasakan. Bila udah seperti itu, maka tinggal dirimu sendirilah yang menikmati apesnya hidup bersama lelaki yang kamu sebut sebagai suami itu.

Dek, kamu berhak memilih mana yang terbaik untuk dirimu. Jangan biarkan lingkungan menyetir hidupmu. Bukan hanya lelaki yang berhak memilih perempuan terbaik, perempuan pun memiliki hak yang sama. Hargai hidupmu dengan memilih lelaki yang gak hanya mencintaimu tapi juga memujamu. Lebih baik telat menemukan seseorang yang terbaik dibanding lebih dulu bertemu seseorang yang salah karena hidup terlalu lama untuk dihabiskan bersama orang yang salah.

Coba lihat, berapa banyak perempuan yang terpaksa menelan pil pahit kesengsaraan karena gak tahan dengan mulut usil orang di sekitarnya hingga terpaksa menerima lelaki manapun yang datang? Sad but true, ada banyak perempuan seperti ini di sekeliling kita dan yang lebih memprihatinkan, setelah terjerumus dalam kehidupan seperti itu mereka gak berani keluar dan akhirnya tenggelam semakin dalam, hiks 😭

Dek, bila saat ini kamu belum menemukan lelaki yang tepat, nikmatilah hidupmu. Sembari menunggunya, bersenang-senanglah, lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, sebelum akhirnya ia yang kamu tunggu itu datang dan kalian bersenang-senang bersama. Pikirkan seribu kali sebelum memutuskan menikah.

Sebelum membeli barang aja kita mencari tahu dan menimbang baik buruknya (untuk memutuskannya kita kadang mikir lama), masa untuk mencari pasangan hidup kita malah cuek. Kita tentu berharap, menikah cukup sekali aja.

Yang ingin saya tekankan lewat tulisan ini adalah jangan menikah bila kamu merasa belum siap. Jangan pula menikah karena tuntutan atau omongan orang sekitar. Menikahlah ketika kamu udah benar-benar siap dan udah menemukan lelaki yang tepat. Ingat, yang menjalani pernikahan dan segala dramanya adalah kita, bukan mereka.

So, buat adik-adik yang saat ini sedang menantikan sang arjuna, saya doakan semoga arjunanya cepat ketemu

Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments
pic source: pixabay.com

Hari ini saya menjadi salah satu pelaksana upacara bendera yang rutin diadakan di lingkup pemerintahan Kabupaten Buton Tengah. Tanggal 9 Agustus 2021 adalah jadwal kantor kami yang menjadi pelaksana upacara. Iyaa, setiap minggu, OPD yang bertugas menjadi pelaksana upacara beda-beda, jadwalnya udah disusun rapi hingga akhir Desember nanti.

Demi mensukseskan upacara bendera pagi tadi, satu minggu sebelumnya kepala dinas mulai memilih siapa-siapa yang akan bertugas. Dan saya dipilih sebagai pembaca teks pembukaan UUD 1945. Awalnya saya merasa gak sanggup namun karena anak saya pernah bercerita bahwa dia juga pernah ditunjuk menjadi pembaca teks pembukaan UUD 1945 di sekolahnya maka saya akhirnya menyanggupi tugas itu. Rasanya kok malu yaa bila saya menolak penunjukkan ini? Anak saya aja bisa, masa saya gak bisa. Masa saya kalah sama anak SD! 🙈

Setelah menyanggupinya, saya mulai rutin berlatih membaca teks pembukaan UUD 1945, saking seringnya membaca teks tersebut saya sampai menghafalnya padahal teks pembukaan UUD 1945 itu lumayan panjang redaksi kalimatnya dan terdiri dari beberapa paragraf.

Di rumah, saya latihan disaksikan oleh suami dan anak-anak. Saya sangat yakin bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tibalah saatnya Senin tanggal 9 Agustus 2021. Saya bangun pagi dengan semangat. Dan karena pada hari Jumat sore gladi bersih gak maksimal, seluruh pelaksana upacara sepakat untuk datang lebih awal guna melakukan gladi bersih kembali sesaat sebelum pelaksanaan upacara bendera. Saat gladi bersih terakhir, semua sudah mantap dan sesuai harapan.

saya (paling ujung) & teman yang pembaca panca prasetya KORPRI

Pukul 08.00 upacara bendera dimulai. Acara demi acara berjalan sebagaimana mestinya, hingga tibalah saatnya pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 & Pembacaan Panca Prasetya KORPRI. Saat membacakan Teks Pembukaan UUD 1945 di depan pembina upacara (bapak Sekretaris Daerah) dan seluruh peserta upacara, entah mengapa perlahan-lahan saya diserang rasa grogi. Ditambah saat membaca saya memakai masker, seketika nafas saya menjadi pendek dan terengah-engah (duh, padahal saat latihan di rumah, saya juga memakai masker dan nafas saya biasa aja tuh 🥺).

Saya gemetaran. Suara saya tercekat di tenggorokan, keringat dingin mulai membasahi tubuh. Saat itu saya berusaha menguatkan mental tapi sia-sia. Penyakit saya sejak dulu, mulai menyerang tanpa ampun. Iya, sejak kecil saya memang bermasalah dengan demam panggung. Entah mengapa, setiap kali tampil di depan banyak orang, saya akan didera ketakutan luar biasa. Suara saya bergetar saat membaca 😭

Huhuhu saya merasa gagal. Walau menurut teman-teman penampilan saya gak jelek tapi saya tetap merasa gak puas dengan performance saya pagi tadi. Saya merasa gak melaksanakan tugas dengan maksimal 😭

Buat kalian yang sedang membaca artikel ini, tolong dong beritahu saya, bagaimanakah cara mengatasi demam panggung? Apa yang kalian lakukan agar saat tampil di depan banyak orang gak merasa takut dan gemetaran? Jujur aja, saya udah gak nyaman banget dengan "penyakit" ini. Saya ingin lepas dan bebas seperti orang-orang yang bisa tampil penuh percaya diri di depan forum. Saya gak mau lagi mempermalukan diri saya sendiri seperti tadi pagi.

Dan karena status saya sekarang adalah seorang ASN, makanya saya yakin, penampilan saya di upacara bendera tadi pagi barulah langkah awal. Saya pasti akan diminta tampil di acara-acara lainnya di waktu mendatang. Gak mungkin dong saya akan terus-terusan demam panggung? Karena itulah saya berharap banget bisa mendapatkan tips dari kalian. Tolong tuliskan tipsnya di kolom komentar yaa. Terimakasih! 🙏


Share
Tweet
Pin
Share
13 Comments
pic source: pixabay.com

Beberapa saat lalu saya bertemu "lelaki di masa lalu". Bukaaan, dia bukanlah lelaki spesial yang pernah mengisi hari-hari saya di masa lalu, namun karena lelaki inilah saya mengalami luka yang sampai hari ini belum sembuh juga. Kami bertemu dalam boat saat kami hendak ke Baubau. Saat itu saya bersama anak saya sedangkan dia sendirian. Saat bertemu, ia bertanya kabar dan beberapa pertanyaan yang cukup pribadi. 

Ya, lelaki ini pernah sangat menyukai saya di masa lalu. bahkan walau sudah pacaran dengan wanita yang kini telah menjadi istrinya. Saya yakin karena inilah, si istri (yang saat itu masih menjadi pacar) marah besar hingga tega melontarkan kalimat yang membuat hati saya luka.

Namun di artikel ini saya gak akan menuliskan apa kalimat yang dilontarkan si pacar pada saya. Kejadian menyakitkan itu sudah saya tuliskan dalam artikel tersendiri, silakan klik link ini untuk membacanya, wkwkwk dasar blogger fakir views! 😛🤣 

Hidup lelaki dari masa lalu itu kini terlihat sukses (dalam artian memiliki banyak materi). Memiliki karir yang bagus, istri yang setia, rumah dan mobil bagus serta anak yang cantik dan sehat (ini yang saya lihat di facebook istrinya). Bila dilihat secara kasat mata, kehidupannya terlihat sempurna. Saya dan lelaki ini berteman di sosmed namun udah lama banget gak pernah bertemu. Pertemuan kami yang saya ceritakan di atas adalah pertemuan pertama setelah bertahun-tahun gak bertemu.

Lalu bagaimana perasaan saya ketika bertemu dengannya? Biasa aja! Gak ada gitu rasa menyesal karena dulu pernah menolaknya? (ingat loh, sekarang dia udah jadi orang kaya!). Jawabannya adalah GAK, hahaha 🤪

Walau saat ini perekonomian saya dan suami jauh di bawah si lelaki di masa lalu ini, gak ada sedikitpun penyesalan di hati saya telah menolaknya saat itu. Alasannya karena sejak dulu saya memang gak tertarik padanya. Materi bukan alasan saya menerima/menolak seseorang yang pedekate pada saya. Kalopun sekarang kehidupannya sudah lebih mapan dibanding saya dan suami yang masih "merangkak" saya gak peduli. Jangan kau nilai cintaku dengan materi, Esmeralda! Lagian sekarang dia sukses juga pasti karena usaha dan doa yang dia lakukan bersama istri tercinta. Kalo pun misalnya bersama saya, belum tentu dia sesukses sekarang.

Lalu apa yang harus dilakukan ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini? Apa yang harus dilakukan agar tetap percaya diri bertemu lelaki yang pernah ditolak cintanya di masa lalu atau mungkin mantan  yang hidupnya sudah sukses sedangkan kehidupan kita masih jauh di bawahnya? Saya melakukan 4 hal ini:

🌸 Bersikap biasa aja. Sama seperti bertemu teman lain, saat bertemu dia, bersikaplah biasa aja, jangan terlihat kikuk atau salah tingkah karena bila kita memperlihatkan sikap seperti itu maka dia akan merasa kita udah mulai menyesal karena pernah menolaknya. 

🌸 Jangan pernah tunjukkan penyesalan karena udah menolaknya di masa lalu. Sekali saja kita menunjukkan penyesalan, dia akan kegeeran dan nyukurin kita dalam hati. Rasain, seandainya dulu engkau menerimaku kini pasti hidupmu lebih bahagia. Padahal mah hidup dengannya yang udah kaya belum tentu membawa kebahagiaan juga kan? Ini mah dia aja yang kegeeran, hahaha

🌸 Saat dia mananyakan pasangan kita, jawab dengan selalu menyelipkan pujian pada pasangan. Tunjukkan padanya bahwa kita sangat mencintai pasangan kita dan saat ini hidup kita bahagia. Tunjukkan bahwa menolaknya di masa lalu adalah tindakan yang tepat.

🌸 Jangan ladeni dan segera alihkan pembicaraan ke topik lain bila dia udah mulai menyinggung masa lalu, dan mulai tebar pesona berharap kita tertarik padanya. Jangan buka celah. Kita harus konsisten, bila dulu gak mau, sekarang pun kita tetap gak mau. Ingat, seperti dulu yang gak penting, posisinya kini juga tetap bukan orang penting.

Dengan melakukan empat hal di atas saya tetap merasa percaya diri dan gak terimidasi saat bertemu dia. Dasarnya memang gak suka, jadi dia mau "sekinclong berlian"pun tetap gak membuat saya tertarik. Bagi saya, selain sebagai suami teman saya, dia hanyalah lelaki yang pernah menyukai saya di masa lalu. Hanya itu!



Share
Tweet
Pin
Share
23 Comments

Beberapa waktu lalu, saat salah satu anak magang di kantor sedang menyusun berkas pendukung pendaftaran CPNS, iseng-iseng saya melihat ijazahnya dan kemudian terkejut karena ternyata kami sama-sama alumni Makassar walau gak satu kampus.

Pantas aja kami gak pernah bertemu, rupanya ia baru mulai kuliah beberapa tahun setelah saya lulus. Lalu saya pun menyebutkan nama-nama teman satu angkatan saya yang kebetulan satu kampung dengannya. Dan ia balas dengan menyebut nama seseorang yang entah mengapa membuka luka lama di hati saya yang sialnya sampai saat ini belum sembuh juga.

Saya dan si dia yang udah menggoreskan luka itu udah cukup lama gak bertemu. Setiap ada momen yang seharusnya bisa membuat kami bertemu, ada aja alasan yang membuat kami gak bisa hadir di momen itu. Ya, saya dan dia adalah teman sekelas saat SMA. Saat kuliah, kami memilih untuk kuliah di kota yang sama walau beda kampus.

Entah mengapa perkataannya (yang mungkin dianggapnya biasa aja) belasan tahun lalu itu masih membekas banget di hati saya. Dia mungkin udah lupa pernah melontarkan kalimat menyakitkan itu, tapi saya gak akan pernah lupa, saking dalamnya tohokan kalimat menyakitkan itu. Sampai saat ini saya masih bertanya-tanya apakah yang membuatnya tega melontarkan kalimat menyakitkan itu pada saya? Rasa-rasanya saya gak pernah melakukan sesuatu yang melukai hatinya.

Baca Juga: Ketika Rasa Iri Datang Menghampiri

Kini saya paham, mengapa kita selalu diminta untuk menjaga lisan karena ternyata luka akibat lisan itu memang lebih menyakitkan dan traumatis. Kita gak pernah tahu seberapa dalam dan menyakitkan luka yang kita tinggalkan pada korban perkataan kita. Luka akibat pisau pasti dapat diobati dan bekasnya bisa hilang seiring berjalannya waktu, tapi luka yang ditimbulkan akibat kata-kata bisa jadi gak akan pernah sembuh.

Ini menjadi pelajaran yang penting banget buat saya. Karena udah pernah merasakan gimana sakitnya menjadi korban keteledoran lisan seseorang, saya jadi gak pengen orang lain merasakan hal serupa. Setiap kali berkata-kata, saya usahakan untuk memilih diksi yang baik yang gak menyinggung, walau harus saya akui beberapa kali pernah "keseleo lidah" dan setelahnya hati menjadi gelisah. Hati saya seperti udah tersetting otomatis bakalan merasa gak enak dan gelisah bila menyadari ada kalimat yang kurang pantas saya ucapkan pada lawan bicara. Hati saya baru agak enakan setelah memohon maaf dan mendapatkan maaf dari si lawan bicara. 

Menjaga bibir agar selalu mengucapkan kalimat-kalimat yang menenteramkan hati memang sulit, tapi bila dibiasakan pasti bisa. Sampai saat ini saya masih terus belajar untuk menjaga lisan, sebisa mungkin mengucapkan kalimat yang baik dan berusaha mengerem mulut agar gak mengucapkan kalimat yang menimbulkan luka.

So, buat pembaca yang sekiranya pernah saya lukai hatinya baik lewat perbuatan, lisan maupun tulisan, dengan penuh kerendahan hati saya memohon untuk dibukakan pintu maaf 🙏🙏



Share
Tweet
Pin
Share
10 Comments
pic source: pixabay.com

Ada gak sih orang yang gak pernah merasa iri? Jujur aja, saya sering merasa iri. Terlebih pada orang yang kelihatannya mudah banget melakukan hal baik kepada orang lain. Ketika melihat orang seperti itu, saya iri pengen bisa seperti dia. Rasa iri seperti ini biasanya menjadi motivasi untuk saya agar bisa melakukan hal serupa.

Namun rasa iri yang saya maksud dalam tulisan ini bukanlah rasa iri yang bersifat positif seperti itu, melainkan rasa iri yang bersifat negatif yang sifatnya sangat mengganggu karena menyiksa jiwa. Misalnya merasa sakit hati ketika melihat teman bahagia. Kan ada yaa, manusia seperti itu? Merasa senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang? Huhuhu 😭

Rasa iri ini bila tidak dikelola dengan baik bisa berbahaya. Lalu apakah saya juga pernah merasa iri yang bersifat negatif ini? Jawabannya adalah iyaa dong (duh jawabnya kok kayak bangga yaa 🙈). Saya ingat, duluuuu banget, ada orang yang walau gak berbuat apa-apa bisa membuat saya iri. Entahlah mengapa bisa seperti itu, yang jelas karena hal itu saya jadi gak suka padanya. Ohh saya ingat, ternyata penyebabnya sepele (bila diingat sekarang), saya naksir seorang cowok tapi cowok tersebut malah pacaran sama si "dia" ini, ckckck sungguh sangat memalukan memang alasannya, hahaha 🤪🙈

Dan walau memalukan, harus saya akui rasa iri itu membuat saya tersiksa. Saya sampai bertanya-tanya pada diri sendiri, kok bisa saya menyimpan rasa iri itu begitu lama? Orang gak berbuat jahat pada saya, kok malah dibenci? Padahal masa pacarannya dengan cowok yang saya taksir juga udah lama berakhir dan saya pun gak merasakan debar-debar asmara pada si cowok itu lagi? Kok bisa bertahun-tahun saya seperti itu, membenci dia dengan alasan yang cemen banget?

Hingga akhirnya saya tersadar ngapain membuang energi untuk hal yang gak bermanfaat? Emang apa salahnya bila dia pacaran dengan cowok yang saya suka? Mengapa perkara cinta monyet bisa sedemikian mempengaruhi kebahagiaan saya? Ckckck, wake up, Ira!




Masalah di atas hanya satu dari beberapa kisah rasa iri yang saya rasakan. Salah satu rasa iri lain yang saya rasakan adalah ketika baru habis lahiran dan melihat para ibu lain gampang mengASIhi bayinya. Sungguh saya iri banget melihat ibu-ibu yang ASInya gampang keluar hingga anaknya gak perlu minum sufor. Berbanding terbalik dengan saya yang walaupun udah melakukan beragam cara dan usaha tapi ASI gak kunjung keluar juga 😭

Lalu masih adakah rasa iri lain yang saya rasakan? Hahaha masih ada sih tapi biarlah saya simpan dalam hati aja gak perlu saya tuliskan di sini. Kalo saya tuliskan, nanti pembaca menilai saya sebagai si tukang iri (padahal mah iyaaa, hahaha 😂🙈).

Tapi beberapa waktu terakhir, alhamdulillah hati saya gak tersiksa oleh rasa iri lagi. Perlahan-lahan saya udah mulai berhasil mengelola hati dan pikiran hingga rasa iri gak muncul dan menyiksa hati saya lagi. Ini beberapa hal yang saya lakukan untuk mengatasi rasa iri yang muncul:
  • Bila melihat kondisi teman yang "memukau" dan terlihat sempurna (yang mengundang rasa iri), maka saya akan mensugesti pikiran dan menanamkan dalam hati bahwa semua manusia pasti punya masalah. Bisa jadi, sebenarnya dia punya persoalan yang lebih pelik namun berhasil menyembunyikannya dan hanya menampilkan hal-hal bahagia di depan publik seperti yang selama ini saya lihat. Saya gak pernah tahu, seberapa kuatnya dia menyembunyikan kesedihan/kegundahan hatinya agar gak diketahui orang lain.
  • Fokus mengembangkan hobi dan kelebihan yang saya miliki. Sejak fokus menekuni hobi menulis, rasanya saya jadi cuek dengan hal yang membuat saya sakit hati dan iri. Saya mulai berpikir, daripada sibuk mikirin kebahagiaan orang lain, lebih baik saya nulis atau nonton. Pikiran jadi lebih plong dan hati pun merasa tenang.
  • Berusaha untuk gak membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Gak ada manusia yang sempurna di dunia ini, semua manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan.
  • Berhenti berhubungan dengan orang yang bikin iri atau sakit hati. Salah satu yang saya lakukan adalah dengan gak memfollow akun sosmednya. Bila kami udah terlanjur berteman di sosmed (misal facebook), maka saya akan unfollow akunnya agar semua yang dia bagikan gak muncul di beranda saya. Ini juga berlaku untuk teman yang suka menebar kebencian dan membagikan link berita provokatif dan hoax.
  • Selalu bersyukur dengan apa yang saya miliki. "Selalu memandang ke atas akan membuat lelah, maka cobalah sekali-sekali memandang ke bawah maka engkau akan tahu betapa banyak hal yang harus disyukuri". Nasehat bijak (atau peribahasa?) ini memang benar banget. Sejak mengamalkannya, hati saya terasa lebih plong. 

Hmmm apa lagi yaa? Sejauh ini itulah 5 langkah yang saya lakukan untuk menghindarkan diri dari rasa iri terhadap orang lain. Harus saya akui, mengelola hati dan pikiran agar gak merasa iri pada orang memang sulit dilakukan tapi bila berusaha, pasti bisa dilakukan.

Btw, pernahkah kamu merasa iri pada orang lain? Jika iyaa, dalam hal apa dan bagaimana caramu mengatasinya?




Share
Tweet
Pin
Share
11 Comments
pic source: pixabay.com

Hari Senin tanggal 28 Juni 2021 lalu saya dan rekan-rekan (yang lolos screening kesehatan) melakukan vaksinasi tahap pertama. Senang banget rasanya, setelah sekian lama menunggu kepastian jadwal, kantor kami akhirnya dapat jadwal juga. Yeay! 🎉

Berbeda dengan rekan yang kebanyakan masih takut melakukan vaksin, saya merasa sangat antusias. Gimana gak antusias, saya takut banget dengan virus ini, di rumah ada lansia dan bayi yang rentan terpapar dari kami yang setiap hari diharuskan keluar rumah dan bertemu banyak orang. Saya ingin banget segera divaksin agar bisa melindungi orang-orang yang saya sayangi yang gak bisa divaksin.

Saking antusianya, agar kondisi saya fit saat divaksin keesokan harinya, malam sebelum vaksin saya tidur lebih cepat dan bangunnya juga lebih pagi dari hari biasanya. Usai apel pagi, saya dan rekan segera bertolak menuju puskesmas terdekat.

Saat tiba di puskesmas, belum banyak orang yang mendaftar. Kami segera menuju ke loket untuk bertanya, oleh petugas loket kami diarahkan untuk mengisi form pendaftaran. Setelah mengisi form, kami diminta menunggu sebelum akhirnya satu per satu dipanggil untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah oleh perawat dan screening kesehatan oleh dokter di puskesmas tersebut.

Setelah dinyatakan layak vaksin oleh dokter, saya (dan rekan) diminta untuk menandatangani surat persetujuan vaksin. Dokter juga memberitahu jenis vaksin yang akan disuntikkan pada kami dan semua yang melakukan vaksinasi pada hari itu, yakni jenis Vaksin Sinovac. Setelah itu dipersilakan menuju kursi berikutnya untuk divaksin oleh bidan yang biasa memvaksin anak saya di posyandu.

Lalu gimana rasanya disuntik vaksin? Hmmm gimana yaa? Biasa aja sih. Mungkin karena saya udah lama menantikan vaksinasi ini jadi saat disuntik saya gak merasakan apa-apa. Prosesnya cepat banget. Rasanya lebih sakit suntik KB dibanding suntik vaksin covid-19 ini karena jarum yang digunakan adalah jarum yang biasa dipakai untuk imunisasi bayi.


kami sudah divaksin. kamu kapan? 😁

Setelah vaksin kami belum diperbolehkan pulang. Kami diminta untuk duduk di kursi yang disediakan selama 30 menit, tujuannya untuk melihat reaksi tubuh setelah menerima vaksin. Kesempatan ini kami gunakan untuk foto-foto dan posting fotonya di medsos 😂 

Sama seperti suami, Alhamdulillah saya gak merasakan efek vaksin seperti yang dirasakan orang-orang, misalnya jantung berdebar, nafsu makan meningkat, ngantuk yang berkepanjangan, demam dan beragam efek lain. Saya hanya merasa sedikit pegal di lengan beberapa jam setelah vaksin namun rasa pegalnya berangsur hilang setelah saya istirahat.

Berikut beberapa hal yang saya dan suami lakukan sebelum divaksin:
🌻 Tidur lebih awal dari hari-hari biasanya agar bangun pagi lebih segar
🌻 Sebelum tidur, minum suplemen
🌻 Jangan lupa sarapan
🌻 Setelah vaksin, istirahat yang cukup

Dengan melakukan 4 hal di atas, Alhamdulillah kondisi kami setelah vaksin baik-baik saja, gak merasakan efek yang mengganggu kesehatan.

Vaksin tahap kedua saya rencananya akan dilakukan pada tanggal 26 Juli 2021 ini. Namun karena di tanggal tersebut bertepatan dengan waktu prajabatan, rencananya saya baru akan melakukan vaksin tahap dua setelah pulang dari prajabatan. Hal ini sudah saya tanyakan pada dokter, apakah bisa vaksin tahap kedua diundur dari tanggal yang ditetapkan? Dokter menjawab bisa. 

Itulah sekilas cerita tentang pengalaman saya melakukan vaksinasi covid-19 tahap satu menggunakan vaksin sinovac. Apakah kamu sudah mendapat vaksinasi covid-19 juga? Bila sudah, yuk ceritakan pengalamanmu di kolom komen, tapi bila belum, segera daftarkan dirimu ke pelayanan kesehatan terdekat atau via online di laman vaksin.loket.com atau di aplikasi Peduli Lindungi 😊


Share
Tweet
Pin
Share
11 Comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Hai, Saya Ira. Pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan  sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan  hubungi saya melalui email di  wewahyu2011@gmail.com

Lets's Be Friends

  • facebook
  • Instagram
  • twitter

Followers

Blog Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Mei (2)
      • Teka Teki Silang
      • Bukan Dejavu
  • ►  2024 (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2023 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (8)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2022 (51)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2021 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)

Labels

#Trending A Day In My Life All About Women Beauty & Healthy Collaboration Cuap-cuap Hikmah Of Blablabla Honest Review In My Opinion Info Kece Relationship Tips & Trick ❤️ Produk Indonesia

Total Tayangan Halaman

Recent Comments

`

Recent Posts

Popular Posts

  • Layangan Putus
  • Saat Mimpi Tak Dapat Diraih
  • Review Tokyo Night Deodorant Roll On
  • Minyak Gosok yang Ada di Rumah Kami
  • Hempaskan Virus KDRT Sejak Belum Menikah

Member Of




Created with by BeautyTemplates