pic source: pixabay.com |
Hari ini saya menjadi salah satu pelaksana upacara bendera yang rutin diadakan di lingkup pemerintahan Kabupaten Buton Tengah. Tanggal 9 Agustus 2021 adalah jadwal kantor kami yang menjadi pelaksana upacara. Iyaa, setiap minggu, OPD yang bertugas menjadi pelaksana upacara beda-beda, jadwalnya udah disusun rapi hingga akhir Desember nanti.
Demi mensukseskan upacara bendera pagi tadi, satu minggu sebelumnya kepala dinas mulai memilih siapa-siapa yang akan bertugas. Dan saya dipilih sebagai pembaca teks pembukaan UUD 1945. Awalnya saya merasa gak sanggup namun karena anak saya pernah bercerita bahwa dia juga pernah ditunjuk menjadi pembaca teks pembukaan UUD 1945 di sekolahnya maka saya akhirnya menyanggupi tugas itu. Rasanya kok malu yaa bila saya menolak penunjukkan ini? Anak saya aja bisa, masa saya gak bisa. Masa saya kalah sama anak SD! 🙈
Setelah menyanggupinya, saya mulai rutin berlatih membaca teks pembukaan UUD 1945, saking seringnya membaca teks tersebut saya sampai menghafalnya padahal teks pembukaan UUD 1945 itu lumayan panjang redaksi kalimatnya dan terdiri dari beberapa paragraf.
Di rumah, saya latihan disaksikan oleh suami dan anak-anak. Saya sangat yakin bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tibalah saatnya Senin tanggal 9 Agustus 2021. Saya bangun pagi dengan semangat. Dan karena pada hari Jumat sore gladi bersih gak maksimal, seluruh pelaksana upacara sepakat untuk datang lebih awal guna melakukan gladi bersih kembali sesaat sebelum pelaksanaan upacara bendera. Saat gladi bersih terakhir, semua sudah mantap dan sesuai harapan.
saya (paling ujung) & teman yang pembaca panca prasetya KORPRI |
Pukul 08.00 upacara bendera dimulai. Acara demi acara berjalan sebagaimana mestinya, hingga tibalah saatnya pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 & Pembacaan Panca Prasetya KORPRI. Saat membacakan Teks Pembukaan UUD 1945 di depan pembina upacara (bapak Sekretaris Daerah) dan seluruh peserta upacara, entah mengapa perlahan-lahan saya diserang rasa grogi. Ditambah saat membaca saya memakai masker, seketika nafas saya menjadi pendek dan terengah-engah (duh, padahal saat latihan di rumah, saya juga memakai masker dan nafas saya biasa aja tuh 🥺).
Saya gemetaran. Suara saya tercekat di tenggorokan, keringat dingin mulai membasahi tubuh. Saat itu saya berusaha menguatkan mental tapi sia-sia. Penyakit saya sejak dulu, mulai menyerang tanpa ampun. Iya, sejak kecil saya memang bermasalah dengan demam panggung. Entah mengapa, setiap kali tampil di depan banyak orang, saya akan didera ketakutan luar biasa. Suara saya bergetar saat membaca 😭
Huhuhu saya merasa gagal. Walau menurut teman-teman penampilan saya gak jelek tapi saya tetap merasa gak puas dengan performance saya pagi tadi. Saya merasa gak melaksanakan tugas dengan maksimal 😭
Buat kalian yang sedang membaca artikel ini, tolong dong beritahu saya, bagaimanakah cara mengatasi demam panggung? Apa yang kalian lakukan agar saat tampil di depan banyak orang gak merasa takut dan gemetaran? Jujur aja, saya udah gak nyaman banget dengan "penyakit" ini. Saya ingin lepas dan bebas seperti orang-orang yang bisa tampil penuh percaya diri di depan forum. Saya gak mau lagi mempermalukan diri saya sendiri seperti tadi pagi.
Dan karena status saya sekarang adalah seorang ASN, makanya saya yakin, penampilan saya di upacara bendera tadi pagi barulah langkah awal. Saya pasti akan diminta tampil di acara-acara lainnya di waktu mendatang. Gak mungkin dong saya akan terus-terusan demam panggung? Karena itulah saya berharap banget bisa mendapatkan tips dari kalian. Tolong tuliskan tipsnya di kolom komentar yaa. Terimakasih! 🙏